Bab 171. MENAWAR VILLA Tiba-tiba terdengar suara alarm dari mobil sport di depannya disusul menyalanya lampu sein kanan dan kirinya. “Ayo masuk.”Darko berjalan ke arah pintu pengemudi, tidak lupa dia menyuruh Sigit untuk masuk kedalam mobil sportnya. Sigit tidak langsung masuk kedalam mobil sport di depannya, dia malah terdiam dengan ekspresi aneh. Tentu saja Sigit tidak percaya kalau Darko yang terlihat seperti pria biasa dengan pakaiannya yang sederhana ternyata menaiki mobil sport yang hanya dimiliki para miliarder atau konglomerat saja. Dzin… dzinn…!Terdengar suara klakson dari mobil sport di depannya yang seketika membuat jantung Sigit berdetak lebih cepat dan kesadarannya langsung pulih. Dengan jantung berdebar-debar Sigit masuk kedalam mobil sport milik Darko. Setelah Sigit masuk kedalam mobil, segera saja Darko mengemudikan mobilnya keluar dari tempat parkir Rumah Sakit. Darko mengikuti petunjuk Sigit, kearah mana saja dia harus mengem
Bab 172. MEMBELI VILLA UNTUK ANGELINA Darko sengaja mengatakan alasan membeli villa ini, karena mempunyai bisnis di wilayah pinggiran, sehingga dia membutuhkan tempat tinggal. Tentu saja Darko tidak mengatakan kalau alasan dia membeli villa ini akan digunakan untuk merawat Angelina. Sastro memandang kearah Darko setelah mendengar perkataannya, sebelumnya dia memang pernah berbicara dengan Sigit kalau dia akan menjual Villanya dengan harga lima belas miliar. Akan tetapi ketika saat ini dia bertemu langsung dengan orang yang tertarik dengan villanya dan berniat untuk membelinya tentu saja pikirannya langsung berpikir keras. Sastro yang pada dasarnya ingin segera pergi keluar kota karena bisnisnya sudah pindah di luar kota bukan di kota Mandiraja lagi. Darko juga menatap dengan tatapan serius ke arah Sastro dan menunggu keputusan yang akan disampaikannya. Sementara itu Sigit hanya duduk diam menyaksikan dua orang kaya sedang berdiskusi, sebagai pegaw
Bab 173. BAMBANG DATANG Sambil menunggu kedatangan Bambang dan tim hukumnya, tuan rumah menyuguhkan secangkir kopi hitam dan berapa toples makanan ringan. Dari obrolan ini Darko jadi tahu kalau Sastro mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang properti, dikarenakan bisnis di wilayah kota Mandiraja kalah saing dengan perusahaan-perusahaan besar sehingga dia memindahkan lokasi bisnisnya di kota lain yang tidak sebesar kota Mandiraja. Akhirnya setelah tiga puluh menit menunggu, terdengar suara mobil berhenti di depan pintu gerbang Villa milik Sastro dimana Darko berada. Sastro langsung bangun dari duduknya dan pergi ke monitor pengawas yang merekam setiap kejadian di sekitar villanya. Dari layar monitor terlihat ada dua mobil sedan hitam berhenti di depan pintu gerbangnya. Kemudian terlihat dari dua mobil itu keluar empat orang berpakaian rapi dan berjalan ke arah pintu gerbang untuk membunyikan bell rumah yang ada di dinding pintu gerbang. “Sep
Bab 174. MENJENGUK ANGELINA DI RUMAH SAKIT JIWA Sementara itu Darko yang sudah berada di kamar villanya lebih tepatnya di Villa Bumi Hijau Persada tampak sedang duduk bersemedi mengolah pernafasannya untuk meningkatkan kekuatan energi sejatinya. Asap putih keluar dari atas kepalanya sebagai pertanda kalau Darko sedang sangat fokus bersemedi meningkatkan kemampuan dan kekuatan energi sejatinya setelah sebelumnya memakan buah Dewa Mistis. Akhirnya sepasang mata Darko yang berkilau seperti cahaya terbuka sesaat setelah semedinya berakhir. “Tubuhku terasa sangat penuh energi, entah sudah sampai tingkat berapa alam yang saya miliki. Selama ini saya belum pernah bertemu dengan lawan yang tangguh di alam manusia ini. Lawan yang tangguh hanya bisa di dapatkan saat berada di dimensi Katamaran tempat hidupnya para monster binatang dari berbagai jenis yang mempunyai kekuatan sangat hebat.” Sebenarnya apa yang menjadi kegundahan Darko sangatlah wajar, karena sebelum di
Bab 175. SALAH PAHAM Abimanyu tampak berwajah jelek saat mengusir Darko, sepertinya dia sudah sangat benci dengan mantan menantunya ini. “Ayah, apakah ayah benci dengan saya?” “Tentu saja, saya sangat membenci kamu. Apakah kamu tidak melihat keadaan Angelina? Sejak kamu pergi dan diikuti dengan Faizi, hidup Angelina langsung berubah menjadi buruk. Keluarga Wibisono bukanlah keluarga yang bisa dengan mudah kamu injak-injak. Sekarang kamu pergilah menjauh dari hadapan saya dan anak istri saya atau saya akan memanggil orang untuk mengusirmu.”Mata Abimanyu tampak melotot, ekspresi wajahnya memerah dengan nafas memburu seakan sedang menahan emosi yang melandanya. “Baiklah, saya akan pergi.”Dengan kedua tangan bertemu di depan dada, Darko segera pergi meninggalkan ruang IGD. Meskipun Darko sudah meninggalkan Abimanyu dan Ruang IGD, bukan berarti dia benar-benar meninggalkan Rumah Sakit Jiwa ini. Darko malahan duduk di ruang tunggu yang ada di lobi Rumah Sakit
Bab 176.TIDAK PERCAYA “Eh iya, tentu saja kami akan turun dari ambulans.”Dengan sedikit gugup Rossa membalas perkataan sopir ambulans. Sementara itu Angelina yang sudah masuk kedalam villa tampak terheran-heran dengan isi di dalamnya. “Bu dokter, ini villa siapa? Kenapa saya di bawa kemari?” “Ini villa ibu dan akan menjadi tempat tinggal ibu sejak saat ini hingga ibu menjadi benar-benar sehat.” “Apa maksud bu dokter kalau villa ini milik saya? Setahu saya, saya tidak pernah mempunyai villa di daerah ini?”Angelina langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan dokter Irawati. Pada saat Angelina sedang tidak percaya dengan perkataan dokter Irawati, Rossa dan Abimanyu terlihat sedang memasuki pintu utama villa dengan ekspresi wajah bersemangat. “Ada apa ini? Kenapa kalian tampak sedang sangat serius sekali?” “Maaf bu, saya sedang menerangkan tentang villa ini kepada bu Angelina.” “Oh begitu? kalau boleh saya tahu, apa yang sed
Bab 177. MOBIL BMW UNTUK ANGELINA Dokter Irawati hanya bisa diam dengan wajah aneh, melihat kedua orang tua Angelina tampak tidak percaya kalau mantan menantu mereka sudah deposit sebanyak satu miliar rupiah untuk perawatan Angelina. Dokter Irawati semakin kagum dengan temperamen Darko yang masih begitu sayang dan bertanggung jawab kepada Angelina yang statusnya adalah mantan istri. Situasi seperti ini sangatlah jarang, bahkan bisa seribu banding satu ada pria yang begitu perhatian kepada mantan istrinya. Bahkan saking perhatiannya sampai deposit untuk biaya perawatannya sebanyak satu miliar rupiah. Dan yang paling membuat dokter Irawati tidak percaya adalah begitu baiknya Darko sampai membelikan villa yang sangat besar dan mahal seharga lima belas miliar hanya digunakan untuk merawat mantan istrinya ini. “Iya betul sekali, bahkan villa ini juga disiapkan untuk bu Angelina, agar bisa dirawat dengan baik dan terpisah dari pasien-pasien yang lainnya.”
Bab 178. RASA PENASARAN ROSSA Mau percaya maupun tidak percaya akan tetapi apa yang ada di hadapannya adalah nyata, hingga akhirnya entah sejak kapan perasaan bersalah tiba-tiba menghampiri hati dan perasaan Rossa terhadap Darko. Setelah Angelina menandatangani tanda serah terima kendaraan, petugas yang mengantar mobil BMW pergi meninggalkan villa untuk kembali ke toko mereka. Orang yang pertama kali membuka pintu mobil BMW bukanlah Angelina sebagai pemiliknya akan tetapi malahan Rossa yang mengambil kunci kontak yang ada di tangan Angelina. “Sini kunci mobilnya, biar ibu coba seperti apa rasanya mobil baru.”Tanpa menunggu persetujuan Angelina, Rossa langsung masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesinnya. Wajah Rossa seketika menjadi cerah, dengan perlahan mobil BMW yang semua kursinya masih diselimuti plastik mulai berjalan meninggalkan halaman Villa. Angelina, Abimanyu, dokter Irawati, Sigit dan perawat yang berdiri di dekat Angelina hanya bisa men
Bab 194. NAPAK TILAS KE UNIVERSITAS “Bu Siti, sepertinya ibu perlu membawa bapak Bambang ini ke tempat-tempat yang dulunya pernah disinggahi sebelum beliau lupa ingatan. Terapi kenangan masa lalunya sangat penting untuk memancing daya ingat otaknya.”Dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang memberi saran kepada Siti setelah satu bulan lamanya dilakukan pemeriksaan otaknya dengan peralatan modern dan canggih tetap saja belum bisa menyembuhkan lupa ingatannya Bambang. Siti mendengarkan dengan serius saran dari dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang. Setelah pemeriksaan otak Bambang selesai, Siti segera mengajak Bambang untuk jalan-jalan. Bambang hanya diam dan mengikuti kemanapun Siti membawanya pergi, bahkan ketika dia di ajak naik pesawat terbang Bambang tidak banyak bertanya. Akhirnya pesawat yang dinaiki Siti mendarat di bandar udara kota Mandiraja. Ekspresi wajah Bambang terlihat aneh begitu menginjakkan kaki di kota Mandiraja lagi? Bu
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me
Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu
Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis