Bab 144. GUA ANEH Dengan sikap waspada mata Darko memandang ke sekeliling tebing gunung, dimana lobang menuju gua yang menyimpan pintu portal dimensi berada. Dengan rasa penasaran yang menyelimuti otaknya, tubuh Darko segera terbang melesat ke atas untuk mendatangi puncak gunung. Tubuh Darko terbang dengan cepat menembus awan yang menutupi bagian atas gunung. Awan yang menutupi [puncak gunung sangatlah padat dan tebal sehingga cukup lama juga Darko terbang menuju puncak gunung. Tanpa terasa Darko sudah terbang selama sepuluh menit menembus awan tebal, akan tetapi awan ini sama sekali tak kunjung usai. “Aneh sekali, kenapa awan di tempat ini sangat tebal? Apakah ada yang salah dengan awan di tempat ini?”Darko tampak bergumam sendiri sambil terus berusaha keluar dari awan tebal yang sangat sulit untuk ditembus. Akhirnya Darko merasa terjebak di awan putih yang sangat tebal di sekelilingnya, dia sama sekali tidak bisa melihat kebawah, keatas maupun ke
Bab 145. MONSTER BURUNG GARUDA EMAS RAKSASA Sesaat setelah Darko memasuki lobang kecil yang ada di dalam gua, pemilik suara pekikan yang sangat mengerikan itu terdengar mulai memasuki gua raksasa. Sepasang mata Darko menatap dengan tidak percaya melihat makhluk yang sedang memasuki gua tempat dia bersembunyi. “Apa? Makhluk apa itu? Apakah itu burung? Tapi… burung apakah yang mempunyai tubuh begitu besar dengan kepala menyerupai elang namun mempunyai jambul di belakang kepalanya dan bulunya berwarna keemasan?” Darko tampak menahan nafasnya begitu monster raksasa berbentuk burung itu mendekat kearah telur raksasa yang ada di tengah gua. Setelah monster burung raksasa itu semakin dekat dengan dengan tempat persembunyiannya, barulah Darko bisa mengidentifikasi monster burung apa yang ada di depannya. “Ternyata monster burung raksasa ini adalah monster burung Garuda seperti lambang negara Indonesia.”Akhirnya Darko mengetahui jenis monster burung apa yang
Bab 146. BUAH DEWA MISTIS Akan tetapi saat monster burung Garuda emas raksasa itu memposisikan matanya untuk melihat Darko yang sedang bersembunyi di dalam lobang persembunyian, tiba-tiba matanya terlihat berkerut. Kwak… Kwak… Kwak… “Dimana penyusup yang masuk ke dalam sarang kita?”Monster burung Garuda emas berteriak kepada pasangannya yang sudah masuk kedalam gua untuk menghabisi penyusup itu. “Apa yang kamu katakan? Bagaimana bisa penyusup itu bisa menghilang dari hadapan kita?”Monster burung Garuda emas betina membalas kekesalan pejantan nya dengan ekspresi wajah yang tidak percaya. “Kalau kamu tidak percaya, silahkan kamu lihat sendiri.” Dengan wajah kesal Monster Garuda emas betina segera berjalan kearah lubang persembunyian Darko. Seperti halnya monster burung Garuda emas jantan, Garuda emas betina juga menampilkan ekspresi wajah tidak percaya melihat lubang persembunyian Darko sudah kosong. Bahkan aura mengancam yang sebelumnya mere
Bab 147. HALUSINASI Kecuali untuk meningkatkan kultivasi hingga berpuluh-puluh kali lipat, manfaat lain buah Dewa Mistis juga bisa memperpanjang umur siapapun yang makan buah Dewa Mistis hingga ribuan tahun, selain itu akan memperkuat kekuatan batin maupun spiritual setiap makhluk yang memakannya dan manfaat lainnya yang sangat banyak. Meskipun dia tidak tahu nama serta apa fungsi dari buah emas ini, akan tetapi institusinya mengatakan kalau buah emas di depannya adalah buah langka yang bermanfaat untuk meningkatkan kultivasinya. Setelah menenangkan dirinya sebentar, sekali lagi Darko mulai menjulurkan tangannya untuk memetik buah Dewa Mistis. Drrt… drrt… drrt...Aliran listrik yang sangat kuat kembali menyerang tangan Darko yang terjulur untuk memetik buah Dewa Mistis. Akan tetapi karena dia sudah bersiap maka, Darko tidak terkejut seperti sebelumnya. Aliran listrik ini malahan disalurkan ke seluruh tubuhnya dan dijadikan energi murni yang di simpan di d
Bab 148. PENYUSUPAN KE WILAYAH MUSUH “Negara kita sedang di serang musuh, jadi saya harus memimpin pasukan untuk mengusir para penyerang itu.”Darko membalas pertanyaan ibunya sambil tersenyum untuk menenangkan hati Widyawati. Sementara itu Siti Hardiyanti Rukmana sebagai ibu kandung yang belum terlalu mengerti pekerjaan dan tanggung jawab Darko sebagai seorang panglima perang, hanya bisa diam untuk mendengarkan setiap perkataan antara Darko dan Widyawati. “Bunda, negara lebih membutuhkan anak kita. Jadi kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan agar anak kita selamat di medan perang serta negara kita selalu dalam keadaan damai dan anak kita memenangkan peperangan di perbatasan timur.”George Mangkusadewo yang merupakan veteran militer yang mempunyai jabatan tinggi sebagai penasehat militer bagi Kaisar Rohmadi, tentu saja sudah tahu masalah yang terjadi di perbatasan timur. Setelah mendapat pemahaman dari suaminya, Widyawati hanya bisa merelakan Darko untuk per
Bab 149. PEMBANTAIAN PASUKAN MUSUH Dari tempat persembunyiannya Darko bisa melihat dengan jelas kalau di depannya ada lima ratusan pasukan militer negara persekutuan Godriel yang sedang berbaris rapi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima puluh pasukan “Ternyata mereka sudah bersiap untuk menyusup ke wilayah Nusantara.”Darko bergumam sendiri dalam hatinya begitu melihat persiapan perang dari militer negara musuh. Darko tidak langsung menyerang pasukan musuh yang sedang bersiap untuk melakukan penyusupan ke wilayah Nusantara, dia sudah punya rencana sendiri untuk melakukan pembantaian yang sangat bagus. Darko tetap berdiri dalam diam di kegelapan hingga seluruh pasukan negara persekutuan Godriel pergi berpencar ke berbagai arah untuk melakukan misi. Darko tidak langsung pergi mengikuti para pasukan musuh yang terpencar menjadi sepuluh arah untuk melakukan penyusupan ke wilayah Nusantara. Dia masih tetap berdiri hingga situ
Bab 150. KEKESALAN MONSTER GARUDA EMAS RAKSASA Mata spiritual Darko lebih baik daripada alat termal untuk membantu penglihatan malam hari. Setelah memastikan jumlah prajurit musuh yang ada di dalam tenda selain prajurit yang sedang berjaga di posnya, Darko segera memetik setumpuk daun hijau yang ada di dekatnya. Mata Darko tampak menyipit sambil tersenyum datar, bagi Darko membunuh musuh bukanlah hal menakutkan maupun mengerikan. Setelah memastikan siapa yang terlebih dahulu di habisi, daun hijau yang ada di tangan Darko langsung dikibaskan ke arah tenda militer. Bagaikan air hujan yang turun dari langit daun hijau yang dilempar Darko terbang dan menembus tenda militer yang tebal bagai pisau komando yang merobek kain katun. Srek… srek… srek…Suara gesekan daun hijau yang dilempar Darko yang merobek tenda militer terdengar sangat halus saking cepatnya daun hijau yang dilempar Darko. Crep… crep… crep…Puluhan daun hijau yang dilempar Darko langsung
Bab 151. MONSTER GARUDA EMAS DALAM BAHAYA Namun kekuatan spiritual yang mereka nanti selama ratusan bahkan ribuan tahun tidak juga kunjung memancar dari tempat tumbuhnya pohon Dewa Mistis. Hal ini membuat kedua monster Garuda emas raksasa kebingungan dan saling pandang satu dengan yang lainnya, karena aliran kekuatan spiritual yang mereka harapkan tidak kunjung memasuki pusat spiritual mereka. “Apa sebenarnya yang terjadi? Bukankah tadi kita sudah merasakan kalau buah Dewa Mistis sudah matang?”Monster Garuda emas raksasa betina ikut menjawab dengan perasaan bingung sambil menatap pasangan nya. Sementara itu Darko yang masih pingsan setelah makan buah Dewa Mistis tubuhnya tampak bergerak-gerak sendiri tanpa dia menyadarinya. Alasan tubuh Darko bergerak-gerak sendiri dikarenakan seluruh anggota tubuhnya sedang dikuasai energi spiritual dari buah Dewa Mistis yang dimakannya. Alam spiritual serta ingatan Darko juga ikut terpengaruh oleh energi spiritual m
Bab 194. NAPAK TILAS KE UNIVERSITAS “Bu Siti, sepertinya ibu perlu membawa bapak Bambang ini ke tempat-tempat yang dulunya pernah disinggahi sebelum beliau lupa ingatan. Terapi kenangan masa lalunya sangat penting untuk memancing daya ingat otaknya.”Dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang memberi saran kepada Siti setelah satu bulan lamanya dilakukan pemeriksaan otaknya dengan peralatan modern dan canggih tetap saja belum bisa menyembuhkan lupa ingatannya Bambang. Siti mendengarkan dengan serius saran dari dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang. Setelah pemeriksaan otak Bambang selesai, Siti segera mengajak Bambang untuk jalan-jalan. Bambang hanya diam dan mengikuti kemanapun Siti membawanya pergi, bahkan ketika dia di ajak naik pesawat terbang Bambang tidak banyak bertanya. Akhirnya pesawat yang dinaiki Siti mendarat di bandar udara kota Mandiraja. Ekspresi wajah Bambang terlihat aneh begitu menginjakkan kaki di kota Mandiraja lagi? Bu
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me
Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu
Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis