Share

V Security Group

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-04 22:11:11

V Security Group, merupakan anak perusahaan dari Vigo Industry. Dimana, V Security Group bergerak dalam penyediaan jasa bodyguard dan juga tim keamanan bagi beberapa perusahaan serta konglomerat yang ada.

V Security Group juga memiliki 1000 bodyguard yang bisa mereka sediakan, ada juga beberapa kelas tergantung dari level kekuatan mereka.

“Melawan mereka? Hahaha! Jangan bodoh, kamu!” ucap Vanessa yang tertawa meremehkan Baron, “Mereka itu, adalah Bodyguard level S! Bodyguard yang bertugas melindungi para pejabat dan juga konglomerat terkenal! Kamu, tidak akan pernah bisa menang melawan mereka!” sambung Vanessa.

Bodyguard Level S? Lelucon b*d*h yang pernah Baron dengar, menyombongkan hal seperti itu di depan orang yang menjadi kunci kemenangan dalam Pertempuran Agung?

Miya tidak tahu apa yang terjadi, secara tiba-tiba, Baron ingin melawan pasukan bodyguard dari V Security Group, yang terkenal dengan kehebatan mereka dalam melindungi klien mereka. Bahkan, mereka semua dibekali denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Dewa Perang   Ajakan Bergabung?

    Dua orang wanita yang sedang disandera, dan masing-masing yang menyandera pun saling melihat, “Turunkan senjatamu, b*jing*n!” katanya. Baron pun hanya menatap dan semakin mendekatkan pistol itu ke kepala Vanessa, “Kamu, yang memulai, kan?” tanya Baron.“Si*l! Dia, benar-benar nekat!” batinnya, “Apa, kamu tahu siapa itu Nyonya Vanessa? Jika, dia dalam bahaya maka keluargamu juga akan dalam bahaya!” Baron, hanya menatap dingin pria tersebut dan Baron melirik ke arah Miya yang mulai menangis. Miya, sangat panik karena nyawanya ada di ujung tanduk.“Jangan menangis, Miya! Dia, tidak akan berani melakukan hal itu! Vanessa, sedang aku sandera jadi kedudukannya aku jauh lebih tinggi!” kata Baron. Miya hanya mengangguk sambil menangis, lalu Baron pun berbisik pada Vanessa, “Suruh dia lepaskan Miya, lalu Kamu akan Aku lepaskan!” bisik Baron. Vanessa hanya tersenyum saja, seakan-akan ia bisa lepas dari jeratan Baron. Baron, melihat Vanessa yang tersenyum membuat pikirannya berpikir. Bahw

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Menantu sang Dewa Perang   Obsesi Vanessa?

    Vanessa mendekatkan wajahnya ke Baron, bahkan nafas Baron bisa terasa di muka Vanessa.“Bagaimana, Baron? Menggiurkan, bukan? Bergabung dengan Hasya Company tidak akan pernah bisa menaikkan derajatmu. Tapi, di V Security Group, Aku yakin hanya dengan beberapa bulan, kamu dapat merasakan pundi-pundi uang!” Baron menatap Vanessa dengan pandangan yang teduh, bahkan Vanessa pun sempat terlintas untuk memiliki Baron sebagai miliknya.“Apa, dia ini sedang mengajakku bergabung ke perusahaan dari keluarga yang aku benci?” batin Baron, Vanessa yang juga menatap Baron pun berbicara dalam hatinya, “Tidak ada yang tidak bisa kumiliki. Terutama Kamu, Baron, akan Aku jadikan kamu milikku!” Baron menarik dirinya dan melepaskan tangan Vanessa dari kerah bajunya.“Maaf, Bu Vanessa. Tapi, saya tidak bisa mengabulkan keinginan, Bu Vanessa!” tolak Baron. Vanessa terkejut, karena baru kali ini ada pria yang menolak permintaannya, “Apa, kamu baru saja menolak tawaranku?” tanya Vanessa dengan wajah yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Menantu sang Dewa Perang   Night Angel!

    Dokter Bosconovitch tertegun melihat Baron, dan Dokter Bosconovitch mempertanyakan identitas Baron.“Aku, hanya pasien Anda,” kata Baron. Dokter Bosconovitch menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan, “Anda, bisa tiduran!” lalu Dokter Bosconovitch pun mengecek detak jantung Baron.“Selama hidupku, aku tidak pernah melihat luka separah ini. Tapi, orang yang memiliki luka ini masih hidup dengan baik di depanku, bagaimana mungkin. Aku, tidak mempertanyakan dirimu?” celetuk Dokter Bosconovitch. Baron hanya tertawa karena bahasa Indonesia dari Dokter Bosconovitch masih memiliki aksen Rusia.“Dokter, saya bisa berbahasa Rusia. Jadi, gunakanlah bahasa itu, rasanya sedikit aneh jika Dokter berbicara dengan aksen Rusia,” ucap Baron. Dokter Bosconovitch juga tertawa karena ucapan Baron, sampai ia terhenti di area luka yang dirasakan oleh Baron.“Di sini?” tanya Dokter Bosconovitch, “Benar, di sana,” jawab Baron sambil mengangguk. Lalu, saat dokter Bosconovitch memeriksa area Baron yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Menantu sang Dewa Perang   Hati Yang Melembut?

    Dokter Bosconovitch, tertegun mendengar pengakuan Baron. Awalna, Dokter Bosconovitch tidak percaya dengan ucapan Baron dan menganggapnya sebagai bualan.“Tidak mungkin, tidak mungkin kamu seorang pemimpin pasukan dari Nebesa!” bantah Dokter Bosconovitch. Baron mengangguk dan memahami apa yang dibicarakan oleh Dokter Bosconovitch, dan juga alasannya membantah pengakuan Baron, “Itu, bisa Aku pahami. Jadi, wajah saja jika Dokter Bosconovitch tidak percaya denganku.” Tapi, Dokter Bosconovitch juga merasakan sesuatu yang berbeda dari Baron. Karena, ia belum pernah merasakan hawa seperti itu dari orang lain. Bahkan, teror di medan perang pun masih belum mengalahkan aura yang dibawa oleh Baron.“Bagaimana ini, dia mengakui dirinya sebagai pemimpin pasukan. Tapi, apa ucapannya bisa dipercaya?” batin Dokter Bosconovitch yang semakin bingung. Baron juga merasakan ada sedikit kebingungan dari Dokter Bosconovitch, hingga Baron mengatakan untuk lain kali menghubungi beberapa rekannya yang masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Menantu sang Dewa Perang   Impian Baron

    Baron kebingungan, bagaimana ia bisa memiliki kontak dari Vanessa. Karena, seingat Baron, ia tidak pernah menyimpan kontak Vanessa.“B-bagaimana, aku bisa memiliki kontak dia? Seingatku, aku tidak pernah bertukar kontak,” gumam Baron. Wajah Aghnia pun menjadi penasaran dengan siapa yang menelfon Baron, hingga Baron tidak segera menjawab telfon itu, “Siapa yang menelfon, Baron?” tanya Aghnia. Baron sempat berpikir bahwa akan menjadi masalah, jika Baron memberitahu siapa yang menelfonnya. Tapi, Baron juga tahu akan terjadi pertikaian antara dirinya dengan Aghnia jika Baron membohongi Aghnia.“Si*l! Maju kena mundur kena, apa yang harus aku lakukan?” batin Baron. Baron pun dengan yakin menunjukkan ponselnya ke Aghnia, Aghnia jelas terkejut karena yang menelfon itu adalah Vanessa. Wajah Aghnia menunjukkan kekesalannya ke Baron, dan menaruh makanan yang ia pegang dan langsung mengintrogasi Baron, “Kenapa, kamu bisa punya nomor Vanessa? Jawab!” Baron pun cukup kikuk untuk menjawabnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Menantu sang Dewa Perang   Ingin Berkelahi?

    Baron dan Aghnia pun terjatuh di kasur, posisi Baron kini tepat berada diatas Aghnia Dan wajah mereka saling memandang. Suasana keheningan malam, membuat mereka semakin canggung dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dan, mereka berdua lupa atau bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap saat ini.“B-bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Baron yang matanya terpaku menatap Aghnia. Mereka benar-benar terdiam tapi mereka tidak melepas pandangan mereka.“B-baron?” kata Aghnia dengan pelan.“Iya,” sahut Baron. Aghnia pun menampar Baron dengan pelan, lalu Baron pun langsung berdiri.“M-maaf, a-aku tidak sengaja,” kata Baron dengan terbata-bata, wajah Aghnia begitu merah bahkan Aghnia langsung tidak menatap Baron.“Cepat, kemarikan yang aku minta!” kata Aghnia. Baron pun memberikan kunciran rambut Aghnia, Aghnia pun langsung memakainya dan menarik selimut hingga seluruh tubuhnya ditutup oleh selimut, “Nanti, kamu matiin lampunya!” kata Aghnia. Setelah kejadian itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Menantu sang Dewa Perang   Konsekuensi

    Baron menghina Ivan secara blak-blakan, bahkan Baron dengan lantang menyatakan di depan semua keluarga. Aghnia melihat Baron dengan terkejut, “Apa? Baron, dia menyuruh kak Ivan untuk meminta maaf bahkan bersujud kepadanya?” batin Aghnia yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Baron. Ivan langsung melirik Baron dengan mata yang melotot tajam ke Baron, “Apa yang keluar dari mulut kotor itu, Baron? Kau, meminta seorang Ivan Hasya yang terhormat dan juga terpandang ini bersujud kepada orang sepertimu?! Jangan harap, Baron! Jangan harap!” caci Ivan dengan menunjuk Baron dengan jarinya dan wajah Ivan yang menunjukkan emosi tak terbendung dari Ivan kepada Baron. Baron tersenyum dengan begitu bengis, menunjukkan ekspresi wajah yang tidak pernah dilihat oleh siapapun di keluarga Hasya. Mata Baron tertutup, senyuman di wajahnya tertarik dengan begitu lebar. Lalu, Baron berucap, “Kenapa? Apa, kamu menganggap dirimu begitu tinggi hingga lupa kamu tercipta dari tanah? Kamu hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Menantu sang Dewa Perang   Kekhawatiran Aghnia

    Baron diam mematung, dikarenakan begitu terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Aghnia kepada dirinya, kejadian itu sangat mendadak hingga Baron tidak sempat untuk bereaksi. Aghnia melepaskan ciumannya, lalu Aghnia menatap Baron dengan dalam, “I-itu, jangan kamu anggap itu sangat serius!” kata Aghnia dengan wajah yang memerah. Baron, masih diam dan tidak memberikan respon yang begitu kentara. Tapi, ia sudah pasti tidak bisa melupakan kejadian tersebut dengan mudah.“Sudah, kamu mengizinkan aku untuk bekerja, kan? Aku janji, jika aku sakit aku akan langsung pulang!” pinta Aghnia. Baron sebenarnya tidak ingin Aghnia untuk melanjutkan pekerjaannya sekarang. Akan tetapi, pada akhirnya Baron menyetujui hal tersebut, dikarenakan Aghnia sudah berjanji untuk pulang jika merasa sakit, “Baiklah, benar ya jika kamu sakit. Kamu, langsung pulang!” Aghnia mengangguk sambil tersenyum, lalu ia masuk ke mobil di kursi penumpang. Baron pun mengemudikan mobilnya ke perusahaan, di jalan. Agh

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16

Bab terbaru

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

  • Menantu sang Dewa Perang   Para Penjilat!

    Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s

  • Menantu sang Dewa Perang   Rasa Kecewa

    Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih

  • Menantu sang Dewa Perang   Jangan Munafik

    Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,

DMCA.com Protection Status