Share

Impian Baron

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-12 22:52:20

Baron kebingungan, bagaimana ia bisa memiliki kontak dari Vanessa. Karena, seingat Baron, ia tidak pernah menyimpan kontak Vanessa.

“B-bagaimana, aku bisa memiliki kontak dia? Seingatku, aku tidak pernah bertukar kontak,” gumam Baron.

Wajah Aghnia pun menjadi penasaran dengan siapa yang menelfon Baron, hingga Baron tidak segera menjawab telfon itu, “Siapa yang menelfon, Baron?” tanya Aghnia.

Baron sempat berpikir bahwa akan menjadi masalah, jika Baron memberitahu siapa yang menelfonnya. Tapi, Baron juga tahu akan terjadi pertikaian antara dirinya dengan Aghnia jika Baron membohongi Aghnia.

“Si*l! Maju kena mundur kena, apa yang harus aku lakukan?” batin Baron.

Baron pun dengan yakin menunjukkan ponselnya ke Aghnia, Aghnia jelas terkejut karena yang menelfon itu adalah Vanessa.

Wajah Aghnia menunjukkan kekesalannya ke Baron, dan menaruh makanan yang ia pegang dan langsung mengintrogasi Baron, “Kenapa, kamu bisa punya nomor Vanessa? Jawab!”

Baron pun cukup kikuk untuk menjawabnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Dewa Perang   Ingin Berkelahi?

    Baron dan Aghnia pun terjatuh di kasur, posisi Baron kini tepat berada diatas Aghnia Dan wajah mereka saling memandang. Suasana keheningan malam, membuat mereka semakin canggung dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dan, mereka berdua lupa atau bahkan tidak tahu bagaimana harus bersikap saat ini.“B-bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?” batin Baron yang matanya terpaku menatap Aghnia. Mereka benar-benar terdiam tapi mereka tidak melepas pandangan mereka.“B-baron?” kata Aghnia dengan pelan.“Iya,” sahut Baron. Aghnia pun menampar Baron dengan pelan, lalu Baron pun langsung berdiri.“M-maaf, a-aku tidak sengaja,” kata Baron dengan terbata-bata, wajah Aghnia begitu merah bahkan Aghnia langsung tidak menatap Baron.“Cepat, kemarikan yang aku minta!” kata Aghnia. Baron pun memberikan kunciran rambut Aghnia, Aghnia pun langsung memakainya dan menarik selimut hingga seluruh tubuhnya ditutup oleh selimut, “Nanti, kamu matiin lampunya!” kata Aghnia. Setelah kejadian itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Menantu sang Dewa Perang   Konsekuensi

    Baron menghina Ivan secara blak-blakan, bahkan Baron dengan lantang menyatakan di depan semua keluarga. Aghnia melihat Baron dengan terkejut, “Apa? Baron, dia menyuruh kak Ivan untuk meminta maaf bahkan bersujud kepadanya?” batin Aghnia yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Baron. Ivan langsung melirik Baron dengan mata yang melotot tajam ke Baron, “Apa yang keluar dari mulut kotor itu, Baron? Kau, meminta seorang Ivan Hasya yang terhormat dan juga terpandang ini bersujud kepada orang sepertimu?! Jangan harap, Baron! Jangan harap!” caci Ivan dengan menunjuk Baron dengan jarinya dan wajah Ivan yang menunjukkan emosi tak terbendung dari Ivan kepada Baron. Baron tersenyum dengan begitu bengis, menunjukkan ekspresi wajah yang tidak pernah dilihat oleh siapapun di keluarga Hasya. Mata Baron tertutup, senyuman di wajahnya tertarik dengan begitu lebar. Lalu, Baron berucap, “Kenapa? Apa, kamu menganggap dirimu begitu tinggi hingga lupa kamu tercipta dari tanah? Kamu hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Menantu sang Dewa Perang   Kekhawatiran Aghnia

    Baron diam mematung, dikarenakan begitu terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Aghnia kepada dirinya, kejadian itu sangat mendadak hingga Baron tidak sempat untuk bereaksi. Aghnia melepaskan ciumannya, lalu Aghnia menatap Baron dengan dalam, “I-itu, jangan kamu anggap itu sangat serius!” kata Aghnia dengan wajah yang memerah. Baron, masih diam dan tidak memberikan respon yang begitu kentara. Tapi, ia sudah pasti tidak bisa melupakan kejadian tersebut dengan mudah.“Sudah, kamu mengizinkan aku untuk bekerja, kan? Aku janji, jika aku sakit aku akan langsung pulang!” pinta Aghnia. Baron sebenarnya tidak ingin Aghnia untuk melanjutkan pekerjaannya sekarang. Akan tetapi, pada akhirnya Baron menyetujui hal tersebut, dikarenakan Aghnia sudah berjanji untuk pulang jika merasa sakit, “Baiklah, benar ya jika kamu sakit. Kamu, langsung pulang!” Aghnia mengangguk sambil tersenyum, lalu ia masuk ke mobil di kursi penumpang. Baron pun mengemudikan mobilnya ke perusahaan, di jalan. Agh

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Menantu sang Dewa Perang   Kalian Dibayar Berapa?

    Mereka semua terkejut karena mendengar Baron yang akan ditangkap oleh polisi, terutama Nolan. Dia, sangat tidak terima dengan penangkapan Baron.“Apa? Kalian ingin menangkapnya?” tanya Nolan. Aghnia langsung maju ke arah Polisi itu dan bertanya siapa yang melaporkan Baron, “Siapa, yang sudah melaporkan Baron?” tanya Aghnia.“Itu, bisa dijawab nanti. Sekarang, saudara Baron akan kami tahan dulu di kantor!” ucap salah satu Polisi dengan mengeluarkan borgol.“Kalian tidak bisa membawanya begitu saja!” kata Nolan. Tapi, karena Nolan masih terkendala dengan bahasa. Ucapan Nolan pun, tidak direspon dengan begitu baik.“Anda diam saja! Mari, saudara Baron!” “Kalian, tidak bisa membawa Baron!” tolak Aghnia, Aghnia sudah tahu apa yang menyebabkan Baron ditahan. Akan tetapi, Aghnia akan mencoba meluruskannya sekarang, “Maaf, tapi hasil visum sudah keluar. Jadi, sekarang kami akan membawa saudara Baron!”“Pak, ini pasti salah paham! Gak mungkin, Baron melakukan kejahatan!”“Tolong bawa penga

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Menantu sang Dewa Perang   Membusuk Di Penjara?

    Telpon Baron yang ditutup begitu saja sedikit membuat Baron heran, “Hah? Ditutup?” gumam Baron. Polisi yang sedang mencatat pun bertanya pada Baron, “Bagaimana? Apa pengacara saudara bisa dipanggil?” tanyanya. Baron menggeleng lalu ia menjawab, “Tunggu sebentar lagi, pasti pengacaraku akan menelpo!”“Tapi saudara harus segera memberikan keterangan mengenai kasus yang menjerat saudara!”“Astaga, malas sekali!” batin Baron. Mr. Abraham begitu terkejut karena yang menelponnya adalah Baron, lalu asistennya pun bertanya siapa Baron itu.“Siapa Baron itu? Kenapa Mr. Abraham begitu terkejut?” tanyanya.“Dia seorang legenda! Aku tidak mungkin lupa dengan orang yang menolongku!” ujar Mr. Abraham, “Telpon dia lagi!” perintahnya. “Tapi Mr. Abraham, kita sebentar lagi akan menemui klien kita!” protes asistennya, “Alah, persetan dengan itu! Aku masih mau hidup, cepat telpon dia lagi!” “Baik,” asistennya pun menelpon nomor tadi.” Baron yang sedang berhadapan dengan Polisi pun melihat nomor

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Menantu sang Dewa Perang   Seekor Lalat!

    Pria tersebut menyambangi Baron dan langsung menanyakan tentang Baron yang berada di penjara. Baron, sempat bingung dengan keberadaanya. Namun, akhirnya dia tahu bahwa dia adalah orang yang mungkin bekerja sama dengan keluarga Hasya, "Jadi, itu Kamu yang membantu keluarga Hasya Lucas?" tanya Baron dengan tersenyum sinis padanya. Dan, Lucas datang untuk mengolok-olok Baron yang sedang dalam penjara. Mungkin, karena saat pesta yang diadakan oleh Walikota Andre, Baron sempat bersitegang dengan Lucas. "Baron-baron, sebenarnya ini baru saja balasan kecil dariku. Siapa suruh, Kamu malah menentangku? Sekarang, Kamu berada di sini. Jadi, Aku bisa dengan mudah untuk mendekati Aghnia!" ujar Lucas dengan begitu angkuh, Baron yanng mendengar itu hanya tertawa dengan keras, "Lucas, Aku tidak tahu darimana Kamu bisa memiliki tingkat percaya diri setinggi itu. Tapi, yang harus kamu tahu bahwa aku bisa dengan mudah menghancurkan dirimu!" kata Baron dengan dirinya yang perlahan berdiri. Lucas yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Menantu sang Dewa Perang   Kunci Kebusukan!

    Ada seseorang yang terkejut dengan kehadiran dari Mr. Abraham, jelas saja itu membuat Baron dan yang lainnya melihat ke pria tersebut. Pria tersebut memiliki perawakan yang cukup tinggi sekitar 170 cm berusia diantara 27-29 tahun, dan memiliki jambang di wajahnya. Lalu, mengenakan jas berwarna abu-abu, ia membawa koper yang terjatuh.“Anda, Mr. Abraham?” tanyanya, jelas mereka semua bingung dengan keberadaan pria tersebut, “Siapa kamu?” tanya Baron.“Saya, Rudy Artisena. Saya, dipanggil oleh Bu Aghnia untuk menjadi pengacara Pak Baron,” jawab Rudy, Baron melihat ke Mr. Abraham, “Dia mengenal Anda, Anda pasti sangat amat terkenal, bukan?”“Tuan Baron, Anda terlalu menyanjung.” Baron melihat ke Rudy lalu meminta Rudy untuk duduk, “Silahkan duduk, Pak Rudy!” kata Baron, lalu Rudy pun duduk bersebelahan dengan Mr. Abraham, Nolan pun berdiri di belakang Baron.“Senang, bisa bertemu dengan Anda, Mr. Abraham, saya sangat mengidolakan Anda,” ucap Rudy dengan menjulurkan tangannya kepada Mr

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Menantu sang Dewa Perang   Melanggar Kode Etik!

    Ternyata, mereka merupakan orang yang kemungkinan dibayar untuk menghajar Baron, Baron hanya tertawa karena mereka hanya mengirimkan 2 ekor semut untuk mengalahkan sang harimau.“Dasar, orang-orang bodoh!” kata Baron. Kedua Polisi itu melihat Baron sembari tertawa, “Kau pikir, akan ada polisi yang membantu? Maaf saja, tapi kami sudah mengatur shift jaga sesuai keinginan komandan kami!” ucap salah satu Polisi, “Sungguh sangat disayangkan, tapi tenang saja. Itu hanya, sabun yang dilapisi oleh handuk. Itu akan sakit, tapi tidak akan meninggalkan bekas luka!” Baron kembali tertawa, “Kalian pikir, aku yang terkurung oleh kalian? Ck ck ck, naif sekali, ya kalian? Baiklah, asal kalian bisa menghiburku lakukan semau kalian!” kata Baron yang mulai memanas. Kedua Polisi itu mengambil kursi untuk menikmati pertarungan yang mereka kira, Baron akan dengan mudah untuk dikalahkan.“Mulai!” Kedua orang itu maju dengan di ruangan yang 2x3 meter, yang jelas luang lingkupnya sangat sempit itu mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21

Bab terbaru

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

  • Menantu sang Dewa Perang   Para Penjilat!

    Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s

  • Menantu sang Dewa Perang   Rasa Kecewa

    Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih

  • Menantu sang Dewa Perang   Jangan Munafik

    Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,

DMCA.com Protection Status