Halo, Readers. Mohon diberi like dan komen, ya. Terima kasih, xoxo.
Ada seseorang yang terkejut dengan kehadiran dari Mr. Abraham, jelas saja itu membuat Baron dan yang lainnya melihat ke pria tersebut. Pria tersebut memiliki perawakan yang cukup tinggi sekitar 170 cm berusia diantara 27-29 tahun, dan memiliki jambang di wajahnya. Lalu, mengenakan jas berwarna abu-abu, ia membawa koper yang terjatuh.“Anda, Mr. Abraham?” tanyanya, jelas mereka semua bingung dengan keberadaan pria tersebut, “Siapa kamu?” tanya Baron.“Saya, Rudy Artisena. Saya, dipanggil oleh Bu Aghnia untuk menjadi pengacara Pak Baron,” jawab Rudy, Baron melihat ke Mr. Abraham, “Dia mengenal Anda, Anda pasti sangat amat terkenal, bukan?”“Tuan Baron, Anda terlalu menyanjung.” Baron melihat ke Rudy lalu meminta Rudy untuk duduk, “Silahkan duduk, Pak Rudy!” kata Baron, lalu Rudy pun duduk bersebelahan dengan Mr. Abraham, Nolan pun berdiri di belakang Baron.“Senang, bisa bertemu dengan Anda, Mr. Abraham, saya sangat mengidolakan Anda,” ucap Rudy dengan menjulurkan tangannya kepada Mr
Ternyata, mereka merupakan orang yang kemungkinan dibayar untuk menghajar Baron, Baron hanya tertawa karena mereka hanya mengirimkan 2 ekor semut untuk mengalahkan sang harimau.“Dasar, orang-orang bodoh!” kata Baron. Kedua Polisi itu melihat Baron sembari tertawa, “Kau pikir, akan ada polisi yang membantu? Maaf saja, tapi kami sudah mengatur shift jaga sesuai keinginan komandan kami!” ucap salah satu Polisi, “Sungguh sangat disayangkan, tapi tenang saja. Itu hanya, sabun yang dilapisi oleh handuk. Itu akan sakit, tapi tidak akan meninggalkan bekas luka!” Baron kembali tertawa, “Kalian pikir, aku yang terkurung oleh kalian? Ck ck ck, naif sekali, ya kalian? Baiklah, asal kalian bisa menghiburku lakukan semau kalian!” kata Baron yang mulai memanas. Kedua Polisi itu mengambil kursi untuk menikmati pertarungan yang mereka kira, Baron akan dengan mudah untuk dikalahkan.“Mulai!” Kedua orang itu maju dengan di ruangan yang 2x3 meter, yang jelas luang lingkupnya sangat sempit itu mere
Baron sudah benar-benar tidak peduli dengan kode etik yang sudah ia langgar. Karena menurutnya, aparat yang sudah melanggar kode etik harus dibalas juga dengan kode etik yang dilanggar. Baron menodongkan pistol yang ia pegang ke seorang Polisi, Baron langsung menanyakan apa Polisi itu juga terlibat atau tidak dengan komplotan Polisi korup, “Bagaimana, apa kamu bisa menjawab pertanyaanku tadi? Apa, perlu aku ulang? Apa kamu ini, merupakan bagian dari Polisi korup tadi?” tanya Baron dengan nada yang begitu datar. Polisi tersebut sempat ingin bertindak, namun Baron mengingatkannya, “Jika kamu bergerak sekali saja untuk melawan, maka kamu akan aku anggap sebagai komplotan mereka!” ujar Baron. Polisi tersebut mengangguk, lalu Baron memintanya untuk menjawab pertanyaan Baron dengan keadaan Baron yang masih menodong pistolnya, “Siapa namamu?” tanya Baron, “Adi!” jawabnya dengan lantang, “Pangkatmu?” “Tamtama!” Baron cukup memberikan rasa kepercayaan padanya, lalu Baron menanyakan kepa
Aghnia pun masih menolak dengan apa yang dikatakan Baron, lalu Aghnia mendekati Baron dan bertanya kepada Baron, “Jawab, aku baik-baik Baron. Kamu, selama 7 tahun ini mengalami apa? Kamu, adalah suamiku dan aku adalah istrimu! Jawab, aku!” Aghnia benar-benar ingin mengetahui selama 7 tahun ini, apa saja yang sudah dilalui oleh Baron. Bahkan, Aghnia sampai menyebutkan status pernikahan mereka untuk menegaskan keinginannya untuk mengetahui jawaban dari Baron.“Aghnia, selama 7 tahun ini aku melakukan kehidupan yang biasa!” jawab Baron, tentunya Aghnia tidak percaya hingga Aghnia mengulang pertanyaannya, “Baron, kemana kamu selama ini?!” Baron pun sudah cukup gusar dengan apa yang ia katakan kepada Aghnia, jujur saja Baron ingin sekali mengaku. Tapi, Baron juga tidak ingin Aghnia akan akan pergi meninggalkannya, “Bagaimana ini, aku tidak mungkin mengaku begitu saja? Apa alasan yang cocok untuk itu semua?” batin Baron. Aghnia pun perlahan mendekati Baron sembari sorot matanya terpaku
Kembali ke Baron yang sudah ada di depan kantor pengadilan negeri. Lalu, Baron bertemu dengan Sophie dan keluarganya.“Bersiaplah, Baron!” Sophie dan juga keluarganya seperti menunggu Baron, lalu mereka mendekati Baron yang sedang dibawa oleh Polisi.“Bagaimana, rasanya Baron? Tinggal di dalam sel penjara? Itu adalah tempat yang sangat cocok untuk orang seperti dirimu!” ucap Sophie. Baron pun hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, “Cukup seru, ada beberapa kejadian yang sangat menarik. Dan juga, aku sedikit tahu tentang apa yang dijalankan oleh keluarga Hasya, kan ayah mertua,” kata Baron sembari melihat ke Joshua. Joshua pun mengerutkan keningnya, lalu berkata pada Baron, “Apa yang kamu maksud?” tanya Joshua dengan rasa penasaran. Baron berkata sembari menatap ke Joshua, “Bahkan, seekor kucing pun akan mengubur kotorannya sendiri hingga tidak tercium, bisa-bisanya bisnis kotor yang ayah jalani ini ditutupi hanya dengan sejumput pasir!” ujar Baron. Joshua pun menjadi kesal,
Kedatangan Aghnia, jelas membuat keluarga Hasya terkejut. Karena, Aghnia berdiri di sisi Baron, bukan di keluarga Hasya.“Apa, Aghnia menjadi saksi untuk Baron? gumam Sophie, Joshua juga melihat Aghnia dengan membawa 2 pengacara untuk membela Baron, “Aghnia, dia benar-benar ingin membela Baron?” batin Joshua. Aghnia berjalan ke tengah ruangan lalu berkata, “Maaf, Yang Mulia. Atas keterlambatan saya untuk hadir di persidangan ini!” kata Aghnia dengan nada yang penuh hormat. Para hakim pun berdiskusi lalu mereka mengizinkan Aghnia untuk menjadi saksinya Baron. Aghnia pun mengangguk dan duduk dengan Mr. Abraham, dan juga Rudy. Penasihat hukum dari keluarga Hasya pun izin untuk kembali menyamping eksepsinya kepada Baron, lalu penasihat hukum itu pun kembali menanyakan hal yang sudah dilontarkan olehnya, “Bagaimana, apa Anda bisa menjawabnya? Apa benar, Anda melakukan itu karena melindungi istri Anda?” tanya penasehat hukum dari keluarga Hasya, yang bernama Jagat. Baron pun menjawab,
Jagat menunjukkan foto itu di depan Hakim, jelas itu memang berlatar di kamar Aghnia, “Ini, adalah bukti yang menyatakan bahwa terdakwa memang menyiapkan ini semua karena terdakwa memiliki dendam kepada korban!” ujar Jagat. Aghnia begitu terkejut karena ia tidak mengetahui bagaimana Jagat bisa memiliki foto tersebut. Yang dimana, Aghnia sendiri tahu itu bukan merupakan foto yang sesungguhnya.“Apa? Kenapa ada foto tersebut dan kenapa latar foto itu adalah kamarku?” batin Aghnia, Aghnia melihat senyum wajah dari Sophie yang sudah sangat jelas bahwa itu merupakan rencana dari Sophie untuk merekayasa sebuah bukti, “Bagaimana, Aghnia? Terkejut, ya.” batin Sophie yang melihat wajah Aghnia. Namun, Baron masih begitu santai dengan apa yang diberikan oleh Jagat. Baron, bahkan tidak menganggap itu sebagai sesuatu hal yang berbahaya. Akan tetapi, Jagat masih bersikukuh bahwa Baron memang menyiapkan itu untuk menghajar Ivan, “Saudara Baron! Bagaimana, Anda menjelaskan ini semua?” tanya Jagat
Suara ledakan yang begitu besar terdengar di wilayah tersebut, mereka semua benar-benar terkejut karena ada sebuah tragedi tersebut. Kepingan-kepingan dari mobil tersebut sempat terpental kemana-mana, Baron langsung melindungi Aghnia dengan memeluknya lalu sebuah kepingan mobil itu mengarah ke Baron. Aghnia yang melihat itu pun berteriak, “Awas Baron!” teriak Aghnia. Baron langsung mengambil sebuah kuda-kuda yang difokuskan pada kakinya, kemudian Baron menendang kepingan itu dan melihat ke arah ledakan.“Apa-apaan itu? B*m bunuh diri?” gumam Baron. Baron sempat melihat arah pasukannya bersembunyi, “Mereka, tidak mungkin melakukan ini. Lantas, apa ini semua?” gumam Baron. Aghnia benar-benar syok setelah kejadian itu, dan Aghnia pun gemetar sembari matanya melihat ke arah ledakan, “B-baron, apa itu?” tanya Aghnia dengan suara yang begitu gemetar. Baron langsung menutup mata Aghnia dan menenangkannya, “Jangan, dilihat terus! Bukan apa-apa!” Kehebohan jelas saja terjadi, para Poli
Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro
Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F
“Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi
Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya
Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun
Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine
Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s
Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih
Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,