Home / Urban / Menantu sang Dewa Perang / Puncak Yang Sesungguhnya!

Share

Puncak Yang Sesungguhnya!

last update Last Updated: 2024-05-29 21:46:13

Eugene merobek bajunya dan membuat Baron terkejut bukan main, karena tubuh Eugene benar-benar bukan tubuh manusia. Dimana, ada banyak jahitan dengan bagian kulit yang berbeda-beda.

“Baron, inilah wujud kesempurnaanku! Aku merupakan manusia dengan tubuh sempurna!”

Baron tidak bisa memahami apa yang telah dilakukan oleh Eugene sehingga ia mencangkok bagian tubuh orang lain terhadap dirinya dan mengganti semuanya.

“Sulit dipercaya, aku melawan manusia sepertimu. Ah, tidak. Kau bukan lagi manusia!” ujar Baron, Eugene tertawa semakin kencang hingga ia seperti lupa akan semuanya. Lalu, Eugene berkata pada Baron, “Aku sangat menyukai ekspresimu yang terkejut melihat betapa sempurnanya diriku ini!” ujar Eugene.

“Begitu? Yah, aku rasa sebaiknya aku mengakhiri ini semua!” kata Baron dengan ekspresi yang datar.

Eugene pun menyeringai dan ia langsung berlari ke arah Baron, dari hentakan kakinya membuat lantai rusak karena kuatnya kaki dari Eugene, serangan Eugene itu pun membuat Baron terkeju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu sang Dewa Perang   The End of the Defector

    Aghnia mendapatkan firasat buruk karena ia seperti bisa merasakan bahaya yang muncul untuk Baron, “Firasat buruk, bu? Apa maksud ibu?” tanya Miya Aghnia yang kini sudah dipasangi alat bantu dengar pun akhirnya bisa mendengar. Akan tetapi, Aghnia masih belum terlalu terbiasa.“Aku tidak tahu, Miya. Hanya saja, firasatku mengatakan bahwa ada hal yang membahayakan!” jawab Aghnia. Karena mendengar suara gelas pecah, dua ajudan Baron pun langsung masuk dan bertanya.“Apa yang terjadi?!” mereka menanyakan itu dengan bahasa Rusia. Sudah pasti, Aghnia dan Miya tidak paham.“Kalian berdua, sebenarnya siapa?” tanya Aghnia dengan bahasa Inggris. Wajah Aghnia mendadak serius dan seperti menjaga jarak, dua ajudan Baron pun sedikit gugup.“Apa kalian berdua, suruhan dari William Vigo?” tanya Aghnia, sorot mata Aghnia benar-benar tajam yang mengindikasikan darah keluarga Hasya benar-benar mengalir dalam dirinya. Sayangnya, ajudan Baron hanya takut dengan tatapan Baron.“Siapa William? Kami diper

    Last Updated : 2024-05-31
  • Menantu sang Dewa Perang   Sungguh Menggelikan!

    Baron yang masih memayungi tubuh Eugene pun didatangi oleh anak buahnya, “Jendral, apa yang harus kita lakukan?” “Kita tunggu sebentar, saat ini situasinya sedang hujan,” ucap Baron, Susliki pun bertanya mengenai tubuh Eugene akan diapakan selanjutnya, “Jendral, dia akan kita apakan?” tanya Susliki.“Susliki, dia adalah senior kita dan juga senior dari Tzagia Romanov. Aku tahu, dia adalah seorang pembelot, tapi dia juga orang yang berjasa pada masanya saat berhasil menghentikan perang lebih besar dengan Tzagia Romanov,” jawab Baron. Baron mendengus dan bertanya mengenai keadaan Nolan, “Nolan, apa sudah ada perkembangan?” tanya Baron.“Nolan masih belum sadarkan diri, Jendral.”“Bawa dia ke rumah sakit yang aku datangi waktu itu, kita harus rawat dia sebelum semuanya terlambat!” perintah Baron. Mereka pun menjawab dengan serentak, “Baik, Jendral!” sebagian memisahkan diri dari kelompok Baron, “Bawa tubuh Eugene ketika rokoknya mati, aku akan menghubungi Tzagia Romanov dulu!” ucap B

    Last Updated : 2024-06-01
  • Menantu sang Dewa Perang   Tidak Mau Menjawab?

    Baron menatap Billy dengan sangat jeli, “Hei, Billy. Apa yang Lucas janjikan padamu?” Baron memang sudah tahu tabiat dari keluarga Vigo, mereka tidak akan segan untuk melukai saudara mereka sendiri demi keuntungan pribadi. Jadi, melakukan semua hal demi mencapai tujuannya sudah pasti akan dilakukan. Meskipun, opsi yang dipilih merupakan sebuah tindakan kejahatan. Billy semakin ketakutan, bahkan ketakutannya melebihi pertemuan pertamanya dengan Baron, “Jadi, kamu tidak mau menjawab?” tanya Baron. Baron meminta sebuah revolver ke ajudannya, “Revolver dan satu peluru!” perintah Baron. Satu ajudan pun langsung mencari revolver dan memberikannya kepada Baron, Baron mengeluarkan peluru yang ada dan hanya menyisakan 1 peluru.“Aku rasa, mendekatkan dirimu dengan kematian adalah jalan terbaik. Karena, kamu akan menjawab semuanya dan tidak menyembunyikan apapun!” SERR!! Baron memutar magazine dan mengarahkannya ke Billy, “Ayo, kita bermain Russian Roulette!” Bola mata Billy bergetar

    Last Updated : 2024-06-02
  • Menantu sang Dewa Perang   Kekayaan Baron?

    Para pasukan Baron pun mengikuti langkah Baron, Baron berjalan ditengah-tengah pasukan yang berbaris. Ada yang membawa Nolan menuju rumah sakit, dan ada sebagian yang akan mengawal Baron menuju rumah sakit. Susliki berada di tengah barisan dan ada di samping kiri Baron, “Jendral, apa ada tugas lagi untuk saya?” tanya Susliki.“Lakukan tugasmu selanjutnya yang diberikan oleh Tzagia Romanov, tapi sebelumnya kamu pergi ke Rusia dan melaporkan ini semua. Serta, biarkan Tzagia Romanov melihat Eugene untuk terakhir kalinya,” jawab Baron dengan terus melihat ke depan, “Dimengerti, Jendral!” Baron pun memasuki mobil dan melepas bajunya yang sudah basah, lalu Baron mengobati luka di tangannya. Pasukan Baron pun sudah siap untuk berangkat, “Kita akan berpisah saat di pusat kota. Disana, kalian akan membawa Billy, serta jenazah Eugene!” perintah Baron melalui radio. Mereka pun menjawab dengan serempak, “Siap, Jendral!” Baron pun mulai berangkat menuju ke tujuannya, diperjalanan Baron mene

    Last Updated : 2024-06-04
  • Menantu sang Dewa Perang   Bodyguard Untuk Aghnia

    Aghnia pun kembali menutupi luka Baron dengan perban, lalu ia menyender ke dipan dan bertanya ke Baron, “Siapa mereka berdua? Rasanya aneh ada temanmu yang menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Rusia!” Menghadapi pertanyaan Aghnia, Baron sempat bingung karena Aghnia mengatakan ajudannya sebagai teman Baron, “Teman?” gumam Baron. Aghnia melihat Baron yang mengeluarkan wajah yang bingung, “Baron, kamu dapat teman seperti mereka dimana? Rasanya, mereka berdua itu seperti tentara!” kata Aghnia.“Yah, memang mereka berdua itu kan pasukan khusus. Masalahnya, kalau aku bilang sekarang mana mungkin Aghnia percaya dengan mudah,” batin Baron dengan memegang dagunya, “Aku, bertemu dengan mereka secara tidak sengaja sih. Oh iya, kebetulan kamu juga butuh bodyguard kan? Mungkin, kamu bisa membayar mereka, yah setidaknya mereka punya postur tubuh yang bagus,” jelas Baron. Aghnia melihat Baron dan memiringkan kepalanya, “Bodyguard? Untuk apa? Kamu kan, bisa menjagaku!” kata Aghnia. Wajah Baro

    Last Updated : 2024-06-06
  • Menantu sang Dewa Perang   Ambisi Nolan!

    Pesan dari Mr Abraham jelas semakin membuka peluang bagi Baron untuk menghancurkan keluarga Vigo.“Jadi, aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya!” batin Baron. Baron langsung membuat list beberapa perusahaan yang akan Baron beli, “Apa mungkin, aku harus membeli stasiun televisi, ya?” gumam Baron.“Beberapa perusahaan media ini, sepertinya aku pernah mendengarnya dulu. Tapi, dimana?” gumam Baron. Seusai Baron membuat list, ia pun kembali keluar dan tidur di sofa.… Esok paginya, saat Baron keluar pada pagi buta ia melihat Orel dan juga Dahil yang sedang bersiap-siap untuk bergantian jaga, “Pagi, Jendral. Kami mohon izin untuk pulang terlebih dahulu,” sapa Orel, Baron pun mengangguk, “Baiklah, hati-hati. Kebetulan, sebentar lagi akan ada yang bergantian dengan kalian. Aku, akan pergi ke Nolan, aku belum sempat memeriksanya kemarin.”“Baik, Jendral. Kami akan menunggu disini sampai yang lain datang,” ucap Dahil. Baron pun langsung pergi ke ruangan Nolan dirawat,

    Last Updated : 2024-06-07
  • Menantu sang Dewa Perang   Ingatlah Nasihatku!

    Baron pun menghampiri mereka dengan langkah yang gagah dan postur tubuh Baron membuat orang-orang yang ada di sekitar sana segan dengan Baron, “Apa yang kamu inginkan, William Vigo?” tanya Baron. William pun melihat ke arah Baron yang berjalan ke arahnya, “Baron? Hei, apa ini? Aku hanya ingin menjenguk calon kekasihku, apa tidak boleh?” tanya William dengan nada yang meledek Baron. William berbisik pada salah satu bodyguardnya dan dia seperti mengeluarkan sesuatu, akan tetapi ajudan Baron langsung menarik leher pria itu dan di dekatkan kepadanya, “Hei, aku lihat kamu bukan orang Asia. Lalu, aku rasa kamu paham dengan situasinya?” William yang melihatnya pun tertawa dengan cukup keras dengan suara tawa yang khas dengan keangkuhannya, “Baron, dari mana kamu bisa dapat orang bar-bar seperti mereka-mereka ini? Ah, selama 7 tahun itu sepertinya kamu tinggal di hutan!” Baron pun menanggapi ucapan William, karena dirinya saat ini bisa menghancurkan kepala William dengan mudah, “Apa it

    Last Updated : 2024-06-08
  • Menantu sang Dewa Perang   Kartu Super Exclusive?

    Baron dan direktur perusahaan yang bernama Praja Ganendra, pun saling mengenal.“Ka-kamu Baron kan?” tanya Praja. Pria bertinggi 175 cm, dengan kulit sawo matang dan wajah yang tegas dengan kantung mata disekitarnya, tubuh yang sedikit berisi. Itu pun, begitu terkejut bahkan tidak mempercayai bahwa ia bertemu dengan Baron. Praja langsung menghampiri Baron dan memegang bahu Baron, “Iya! Tidak salah lagi! Kamu adalah Baron!” Praja langsung memeluk Baron dan Baron membalasnya karena mereka adalah teman semasa SMA, Praja juga adalah orang yang sering membelikan Baron makanan dengan bayaran Baron akan membantunya mengerjakan tugas sekolah dulu, “Aku tidak menyangka, setelah belasan tahun akhirnya kita bertemu lagi. Iya kan?” Baron mengangguk dan Praja mengulurkan tangannya, Baron mengerti maksud dari Praja karena mereka memiliki sebuah jabat tangan rahasia, “Kau masih ingat saja, Baron!” kata Praja, “Ah, Baron. Aku minta maaf, aku menemuimu dengan keadaan seperti ini, perusahaan kelua

    Last Updated : 2024-06-10

Latest chapter

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

  • Menantu sang Dewa Perang   Para Penjilat!

    Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s

  • Menantu sang Dewa Perang   Rasa Kecewa

    Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih

  • Menantu sang Dewa Perang   Jangan Munafik

    Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,

DMCA.com Protection Status