Baron pun menghampiri mereka dengan langkah yang gagah dan postur tubuh Baron membuat orang-orang yang ada di sekitar sana segan dengan Baron, “Apa yang kamu inginkan, William Vigo?” tanya Baron. William pun melihat ke arah Baron yang berjalan ke arahnya, “Baron? Hei, apa ini? Aku hanya ingin menjenguk calon kekasihku, apa tidak boleh?” tanya William dengan nada yang meledek Baron. William berbisik pada salah satu bodyguardnya dan dia seperti mengeluarkan sesuatu, akan tetapi ajudan Baron langsung menarik leher pria itu dan di dekatkan kepadanya, “Hei, aku lihat kamu bukan orang Asia. Lalu, aku rasa kamu paham dengan situasinya?” William yang melihatnya pun tertawa dengan cukup keras dengan suara tawa yang khas dengan keangkuhannya, “Baron, dari mana kamu bisa dapat orang bar-bar seperti mereka-mereka ini? Ah, selama 7 tahun itu sepertinya kamu tinggal di hutan!” Baron pun menanggapi ucapan William, karena dirinya saat ini bisa menghancurkan kepala William dengan mudah, “Apa it
Baron dan direktur perusahaan yang bernama Praja Ganendra, pun saling mengenal.“Ka-kamu Baron kan?” tanya Praja. Pria bertinggi 175 cm, dengan kulit sawo matang dan wajah yang tegas dengan kantung mata disekitarnya, tubuh yang sedikit berisi. Itu pun, begitu terkejut bahkan tidak mempercayai bahwa ia bertemu dengan Baron. Praja langsung menghampiri Baron dan memegang bahu Baron, “Iya! Tidak salah lagi! Kamu adalah Baron!” Praja langsung memeluk Baron dan Baron membalasnya karena mereka adalah teman semasa SMA, Praja juga adalah orang yang sering membelikan Baron makanan dengan bayaran Baron akan membantunya mengerjakan tugas sekolah dulu, “Aku tidak menyangka, setelah belasan tahun akhirnya kita bertemu lagi. Iya kan?” Baron mengangguk dan Praja mengulurkan tangannya, Baron mengerti maksud dari Praja karena mereka memiliki sebuah jabat tangan rahasia, “Kau masih ingat saja, Baron!” kata Praja, “Ah, Baron. Aku minta maaf, aku menemuimu dengan keadaan seperti ini, perusahaan kelua
Baron sudah mengibarkan bendera perang kepada Rakan dengan menanyakan kekayaan milik Rakan. Rakan terlihat emosi dengan dia menggetarkan giginya, “Apa maksud perkataanmu itu?!” tanya Rakan. Baron mendengus dengan nada seperti menghina Rakan, “Aku lupa, kamu sudah cukup tua untuk mendengar dengan baik. Akan aku ulang, berapa banyak uang yang kamu miliki?!” Rakan melirik ke arah Praja, “Darimana kamu dapat orang br*ngsek, seperti dia?!” tanya Rakan dengan penekanan.“Ada apa? Kamu tidak tahu sopan santun? Ayolah, kamu lebih tua dariku! Lihatlah, tepat dengan orang yang sedang berbicara denganmu!” ujar Baron dengan mata yang melotot. Praja yang tahu sikap Baron yang dulu begitu penakut, kini dia menantang pamannya sendiri yang dikenal sebagai sifat jahat keluarga Ganendra, “Baron, sudah Baron. Pamanku itu, dia bisa saja tidak melepaskan kamu dengan mudah!” ujar Praja memperingati Baron. Rakan pun berjalan dengan cepat ke arah meja dan melempar vas bunga ke arah Baron, namun Baron m
Baron yang mentransfer uang sebanyak 400 miliar dengan mudah, bahkan tidak sampai 5 menit membuat Praja dan Rakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“B-baron, dia benar-benar mengirimkan 400 miliar ke rekening perusahaan?! Dan dia, tidak perlu waktu lama? Apa yang menyebabkan Baron berubah?” gumam Praja. Rakan pun mendongak menatap Baron, “Kamu, siapa kamu sebenarnya hah?!” tanya Rakan dengan nada yang tinggi, Baron memiringkan kepalanya, “Untuk apa kamu tahu? Itu tidak berguna bagiku! Pergi!”“Kamu, kamu tidak bisa mengusirku!” kata Rakan dengan mencoba berdiri, “Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa! Meskipun kamu memiliki banyak uang. Tapi, kamu sudah salah berselisih dengan diriku!” “Peduli setan!” ujar Baron sembari menampar Rakan dengan tenaga kecil, Baron pun menarik Rakan keluar dan menyuruh Rakan pergi, “SI*LAN! KAU SUDAH BERANI MEMPERMALUKAN DIRIKU!” bentak Rakan yang tentunya itu disaksikan oleh para karyawan di sana. Baron pun mengeluarkan jari tengahnya dan la
Baron pun kembali berjalan sampai ia menerima pesan dari Aghnia yang mengatakan keadaan darurat, “Baron, ini darurat! Seluruh rumah sakit, kedatangan orang-orang berjas hitam, mereka bilang dari V Security Group!” Baron pun menjadi naik pitam dibuatnya, “Apa aku sekalian saja menghancurkan V Security Group sekarang juga?!” batin Baron. Baron pun berpikir untuk memanggil anak buahnya, “Bawa helikopter ke titik ini! Bawa aku ke rumah sakit!” V Security Group berkumpul di rumah rumah sakit, meskipun Vanessa merupakan pimpinan dari perusahaan itu. Namun, otoritas dari William tidak bisa dianggap remeh, “Tidak mungkin Vanessa dengan gegabah mengirimkan semua tim dari V Security Group. Sudah pasti, ini perbuatan William! B*jingan itu dia yang melakukannya!” batin Baron. Baron juga memikirkan bahwa dia tidak bisa membawa pasukannya ke rumah sakit. Akan terjadi hal yang merugikan bagi dirinya, 10 menit pun berlalu dan helikopter pun datang. Helikopter berjenis Airbus H225 Super Puma it
Baron tidak menahan serangannya karena ia ingin tahu sekuat apa dia, “Si*lan! Dia menerima seranganku dengan mudah?”“Melihat kalian berlima aku tidak asing, dengan tim penjaga terhebat di Asia, ditugaskan melindungi Presiden bahkan Kaisar! Itu kalian kan, Guido?!” Guido, merupakan sebuah organisasi yang ternama di seluruh Asia, Guido bertempat di Jepang, kelompok utamanya ada 5 orang dari klan yang berbeda-beda. Bahkan, Guido sering disewa untuk melindungi kunjungan Kaisar ke negara lain. Tak jarang juga, Guido mendapatkan klien petinggi negara. Guido dilambangkan dengan sebuah Torii berwarna putih, Guido mengambil lambang Torii dikarenakan Torii merupakan pembatas antara kehidupan manusia dengan Kami atau Dewa. Bisa diartikan, Guido adalah pelindung Dewa. Hal itu juga menambahkan kesan kepada seluruh dunia, karena Kaisar di Jepang dianggap sebagai keturunan dari Dewi Amaterasu. Namun, yang mengejutkannya. Guido, yang dianggap sebagai pelindung Dewa kini malah turun martabatnya
“Menarik, sekarang kita akan menaikkan atmosfer disini!” ujar Baron yang langsung mementalkan 4 orang anggota Guido, Baron pun langsung merobek bajunya.“Nah, tunjukkan lah kekuatan para pelindung Dewa dihadapan Dewa!” Ryu melihat semua otot Baron yang begitu kekar dan juga penuh dengan kekuatan, “Apa yang telah dia lewati sampai seperti ini?” gumam Ryu.“Luka-luka itu, pasti tidak kamu dapat dari sembarang tempat. Apa kamu bekerja untuk sebuah keluarga?” tanya Ryu dengan melepas jasnya. Keluarga yang dimaksud oleh Ryu, adalah organisasi Yakuza. Karena, luka yang Baron miliki itu tidak mungkin di dapat hanya dengan pertarungan jalanan. Baron melakukan kuda-kuda Fist punch, namun Ryu sadar bahwa semakin banyak orang yang melawan Baron. Maka, Baron akan semakin kuat pula.“Adaptasi? Apa mungkin dia beradaptasi dengan lawan yang ada disekitarnya? Dia bisa bertahan dari teknik gabungan, harusnya dia akan pingsan jika memiliki ketahanan tubuh yang tinggi. Jika tidak, dia akan sekarat.”
Baron tersenyum dengan senyuman yang lebar seperti dia menikmati pertarungannya, “Bocah gila, dia tersenyum? Anak muda memang tidak paham tata krama!” gumam Ryu.“Nak, kita selesaikan dalam 1 menit pukulan tanpa menghindar dan bertahan. Aku sudah cukup tua jadi mohon beri kelembutan sedikit!” Ryu menantang Baron dalam adu ketahanan dalam 1 menit tanpa menghindar dan bertahan, dalam kurun waktu tersebut siapa yang menerima impact dari serangan maka dia yang kalah. Ryu menarik nafas dalam-dalam dan memikirkan seberapa jauh jurang antara dirinya dan juga Baron, “Bocah itu, dia selalu menjadi lebih kuat. Meskipun hanya beberapa menit bertemu dengannya, dia seperti ngarai tak berujung!” gumam Ryu. Baron memiringkan kepalanya dan tersenyum, “Ryu-san, Anda boleh menggunakan teknik pedang Guido!” ujar Baron, Ryu tertawa kecil, “Apa aku sudah diremehkan oleh bocah kemarin sore olehmu?” tanya Ryu. Ryu melepas dasinya dan melemparkannya lalu ia berjalan, disusul dengan Baron dengan langkah y
Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro
Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F
“Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi
Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya
Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun
Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine
Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s
Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih
Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,