Share

Memanas

Penulis: Watermelon
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-13 10:18:49

Cintya yang sedang duduk santai di ruang tengah menengokkan kepalanya ke belakang melihat Arnita yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Kamu udah selesai lap semua tas saya?" tanya Cintya.

"Udah ma."

"Kalau sudah, kamu rapikan pohon bonsai di halaman depan." suruh Cintya.

"Iya ma." Arnita memutar tubuhnya dan berjalan keluar rumah.

Biasanya setiap dua minggu sekali akan ada tukang kebun yang datang ke rumah untuk merapikan tanaman-tanaman yang ada di rumah. Dan baru sepuluh hari yang lalu tukang kebun yang biasanya datang ke rumah. Dan seharusnya empat hari kedepan tukang kebun baru akan datang ke rumah. Tapi mungkin kemungkinan tukang kebun tidak akan datang besok, karena Arnita sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Arnita menggunting satu persatu daun kering dan memberikan pupuk tambahan ke beberapa tanaman. Sebelumnya Arnita tidak pernah belajar mengenai bagaimana cara merawat tanaman. Semoga saja yang ia lakukan ke tanaman ibu mertuanya sudah benar.

Selesai bercocok tanam, Arnita m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Termiskin   Keputusan

    "Mas," panggil Arnita.Arnita menghela nafasnya melihat Arman yang masih diam. Setelah berdebat dengan mamanya, Arman menjadi lebih banyak diam. Arnita mendudukan tubuhnya untuk bisa leluasa menatap Arman."Istirahat aja." ujar Arman yang tidak suka Arnita mendudukan dirinya."Aku udah baikan kok mas." ujar Arnita mencoba membuat Arman untuk tidak khawatir.Arnita beranjak turun dari tempat tidur. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Arman. Tangan Arnita mengusap pundak Arman. Ia tahu suaminya saat ini sedang berusaha untuk mengontrol emosinya. "Mas jangan marah sama mama." ujar Arnita memperingatkan Arman.Arman mendongakkan kepalanya ke arah Arnita."Saya juga nggak mau marah sama mama. Tapi kali ini mama sudah benar-benar keterlaluan. Dia memperlakukanmu seperti pembantu di rumah ini, dan saya tidak bisa tinggal diam." ujar Arman masih dengan emosi yang sedikit menggebu-gebu."Tapi mama kan orang tua mas, mama juga lebih tua dari mas, harusnya mas nggak langsung emosi begitu s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Menantu Termiskin   Pindah rumah

    Arnita menatap rumah besar di depannya. Mulai saat ini ia akan tinggal di rumah ini. Arnita seperti sedang bermimpi dapat menempati rumah impiannya saat kecil. Dulu rumah impiannya adalah rumah yang memiliki halaman luas dan banyak ditumbuhi tanaman hijau seperti yang ada di depan matanya saat ini. Dan sekarang lihatlah, mimpi Arnita seakan menjadi kenyataan. "Ada apa? Kamu nggak suka kita pindah kesini?" tanya Arman sambil menatap Arnita dengan pandangan bertanya.Arnita menggelengkan kepalanya. Arnita mengembangkan senyumnya memperlihatkan rasa senang yang sedang ia rasakan saat ini. Arnita kembali melangkahkan kakinya sambil membawa box berukuran sedang di tangannya. "Biar aku saja." Arman mengambil alih sofa yang ingin diangkat oleh Arnita.Arman menggelengkan kepalanya melihat tubuh kecil Arnita yang ingin mengangkat sebuah sofa seorang diri. Arman dan Arnita saling bekerja sama membereskan rumah baru mereka. Arnita berjalan ke dapur berniat membuatkan minuman untuk mereka dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Menantu Termiskin   Tetangga baru

    Saat ini Arnita sedang menyibukkan dirinya di dapur. Sudah sejak pukul enam pagi tadi sampai pukul sembilan Arnita sibuk membuat kue. Sudah dari kemarin Arnita ingin membuat kue. Arnita juga membuat kue lebih banyak agar ia bisa membaginya dengan tetangga-tetangganya. Sedangkan Arman, laki-laki itu sedang berenang di halaman belakang. Arman memang sering menghabiskan hari liburnya dengan berenang. Arnita tebak laki-laki itu sangat suka berenang. Arnita pernah melihat piala dan piagam penghargaan renang atas nama Arman. Terbukti sekali jika sejak smp Arman sering ikut lomba renang. "Nita! Tolong ambilkan handuk!" teriak Arman.Arnita berdecak pelan. Arnita baru mengetahui kebiasaan Arman satu ini setelah satu minggu pernikahan mereka. Suaminya itu selalu lupa membawa handuk saat akan berenang. Dan anehnya Arman hanya lupa membawa handuk saat berenang saja. Arnita mencuci tangannya yang penuh dengan tepung. Kemudian Arnita beranjak ke kamar untuk mengambilkan handuk bersih untuk Arma

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Menantu Termiskin   Bioskop

    "Mas lagi sibuk?" Arnita melongokkan kepalanya ke dalam kamar. Terlihat Arman yang fokus dengan laptop di pangkuannya. Tak lupa kacamata yang selalu bertengger manis di hidungnya saat bekerja. Arman mendongakkan kepalanya menatap ke arah Arnita."Enggak, masuk aja." ujarnya.Arnita melangkahkan kakinya memasuki kamar. Ia langsung menuju lemari pakaian untuk menata pakaian yang sudah disetrika. Selesai menyimpan semua pakaian, ia beralih menuju nakas samping tempat tidur. Ia menyalakan ponsel yang sedari tadi tidak ia pegang karena sibuk melakukan pekerjaan rumah. Tidak ada notif penting yang masuk, kemudian Arnita beralih ke aplikasi video yang biasa digunakan untuk melihat video lucu atau yang sedang trend saat ini. "Kamu suka nonton film Nit?" tanya Arman tiba-tiba.Arnita berpikir sebentar kapan terakhir ia pernah pergi ke bioskop. Sepertinya sudah sangat lama sekali. Kalau tidak salah ingat saat SMA kelas dua ia terakhir pergi ke bioskop untuk menonton film horor."Emm suka mas.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Menantu Termiskin   Siapa Dia?

    Arnita dan Arman berkeliling mall untuk mencari tempat makan yang enak dan nyaman. Karena hari ini malam minggu jadilah mall sangat ramai. Bahkan beberapa resto juga penuh. Akhirnya setelah melihat-lihat, Arman membawa Arnita ke restoran Jepang yang biasa ia kunjungi. Dulu saat ia masih kuliah ia sering makan ramen disini saat ingin makan japanese food. Apalagi kebetulan kampus Arman tak jauh dari lokasi mall ini. "Kamu mau makan apa?" tanya Arman ke Arnita yang sedang sibuk melihat-lihat buku menu."Nggak tahu mas, bingung mau makan apa." jawab Arnita dengan wajah polosnya. Jujur saja ia merasa bingung karena belum pernah memakan makanan Jepang seperti ini. Yang membuat ia bingung saat harus memutuskan makanan mana yang harus ia pesan sedangkan ia belum pernah mencicipi satupun menu yang ada di buku menu."Mau sushi?" tanya Arman yang langsung mendapatkan gelengan dari Arnita. Dipikiran Arnita sushi adalah nasi dengan isian ikan menta

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Menantu Termiskin   Mencari Lea

    "Lea pasti sedang ada di taman, tidak mungkin dia ada di perpustakaan jam segini." ujar Arnita.Sekarang hampir jam sepuluh malam dan tidak mungkin perpustakaan masih buka di jam segini. Arnita juga sudah menelepon beberapa teman dekat Lea dan menanyakan apakah adiknya itu sedang bersama mereka atau tidak. Dan semuanya mengatakan jika mereka tidak sedang bersama Lea. Temannya juga bilang jika Lea memang tidak bisa dihubungi dari pagi ditambah Lea tidak masuk sekolah hari ini. "Aku tambah khawatir mas, pagi tadi Lea pamit ke ibu bilangnya mau berangkat ke sekolah. Tapi teman-temannya bilang Lea tidak ke sekolah hari ini." "Tenang jangan berpikiran buruk dulu, kita pasti akan menemukan Lea."Mobil Arman terparkir di seberang taman. Terlihat taman yang sangat sepi dan pencahayaan yang remang-remang. Taman memang tidak ramai saat malam dan hanya ramai saat pagi dan sore. "Aku cari kesana, kamu cari kesana." Ar

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Menantu Termiskin   Kemarahan Arman

    Arnita dengan setia menemani Lea setelah diperiksa oleh dokter. Ia menatap kondisi adiknya yang terlihat tidak baik-baik saja. Hatinya teriris saat tahu adiknya akan dilecehkan oleh orang-orang tak berperasaan itu. Untungnya tuhan masih melindungi adiknya dari kejahatan. "Sudah bangun? Pelan-pelan jangan terlalu banyak bergerak dulu." Arnita membantu menaikkan tempat tidur Lea agar ia bisa sedikit duduk dengan nyaman."Mbak hiks hiks." Lea langsung berhambur memeluk kakaknya begitu ia sadar saat ini ia sedang berada di rumah sakit."Sssttt udah kamu aman sekarang." Arnita menepuk-nepuk punggung Lea untuk menenangkan adiknya yang masih dalam keadaan syok itu."Mbak hiks mereka hiks mau hiks hiks." ujar Lea terbata-bata."Udah jangan bicara dulu, kamu istirahat dulu. Lupakan yang terjadi semalam." "Bapak sama ibu tahu?" tanya Lea.Arnita menggelengkan kepalanya. "Mbak belum kasih t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Menantu Termiskin   Kemarahan Arman (2)

    "Kamu istirahat dulu sekarang, mbak keluar dulu sebentar." ujar Arnita.Suaminya pasti mendengar semua yang ia dan Lea bicarakan. Arnita takut jika Arman akan ke rumahnya dan memarahi Agni. Baru ingin mengejar Arman, ia tidak sengaja berpapasan dengan kedua orang tuanya yang baru saja datang."Kamu mau kemana Nit kok buru-buru?" tanya ibu."Itu bu emmm….mau ngasih hp nya mas Arman yang ketinggalan." bohong Arnita."Yaudah sana buruan keburu Armannya makin jauh." Arnita menganggukkan kepalanya dan berjalan cepat mengejar suaminya.Ia kehilangan jejak Arman. Laki-laki itu sudah tidak terlihat di sudut manapun. Ah pasti suaminya menuju parkiran. Iya tidak salah lagi, Arnita segera berlari ke arah parkiran. Semoga saja Arman belum pergi dari area rumah sakit. Arnita mempercepat larinya. Ternyata Arman masih berada di parkiran rumah sakit. Laki-laki itu baru saja ingin masuk ke dalam mobilnya."Mas."

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23

Bab terbaru

  • Menantu Termiskin   Kecemburuan Ibu Hamil

    "Nit?" Arman menyentuh bahu Arnita."Mas, mas kapan pulangnya?" tanya Arnita dengan bingung."Kamu dari tadi duduk di balkon nggak lihat saya masuk?" kini gantian Arman yang bingung.Sebab Arnita sudah duduk di balkon kamar cukup lama tapi tidak melihat mobil Arman masuk ke halaman. Arman juga tadi sempat memanggil Arnita saat masuk ke dalam kamar, tetapi Arnita tidak menjawabnya. Dan akhirnya Arman menemukan Arnita duduk termenung di balkon kamar."Kamu nggak papa? Apa yang kamu pikirkan sampai nggak denger saya panggil." tiba-tiba Arnita memeluk pinggang Arman sambil menyandarkan kepalanya di perut Arman."Kamu mikirin apa hmm?" tanya Arman lagi karena masih belum mendapat balasan dari Arnita."Tadi mbak Jenny datang ke rumah." gumam Arnita di perut Arman. Arnita tahu jika ucapannya pasti tidak akan terdengar jelas di telinga Arman."Hmm?" Arman bergumam mendengar ucapan Arnita yang kurang jelas.Arman menangkup wajah Arnita dan menjauhkannya dari perutnya. "Coba ulangi lagi tadi ng

  • Menantu Termiskin   Permintaan Gila

    Dewa merangkul pinggang Mawar sambil tersenyum lebar ke arah semua tamu. Dewa membawa Mawar semakin masuk ke dalam pesta. Mata Dewa menjelajahi setiap tamu yang datang ke pesta itu. Satu sudut bibirnya terangkat ketika melihat targetnya tertangkap oleh penglihatannya. Dewa menarik Mawar ke arah meja tersebut. Matanya tak lepas menatap laki-laki yang berdiri di kerumunan itu."Pak Dewa." sapa laki-laki paruh baya yang berada di kerumunan itu."Selamat malam pak Albert." Dewa balas menyapa pria paruh baya itu dengan ramah."Selamat malam pak Atlas." sapa Dewa dengan menekan nama laki-laki di depannya itu.Dewa merasakan atmosfer disekitarnya berubah menjadi canggung dan tegang. Ia menatap Atlas di depannya yang terlihat kikuk saat melihat kehadirannya."Selamat malam pak Dewa." balas Atlas.Beberapa kali Dewa menangkap tatapan Atlas yang mencuri lirik ke arah istrinya. Dewa menatap istri Atlas yang terlihat seperti tidak tahu apa-apa yang sudah diperbuat suaminya di belakangnya."Bagaim

  • Menantu Termiskin   Perasaan Arman

    Arnita menunggu Arman di meja makan. Kepalanya terus menatap ke arah pintu menunggu kedatangan Arman. Dua porsi sate yang tadi ia beli sudah disiapkan di piring. Karena Arman terlalu lama berada diluar, Arnita jadi berpikir untuk memanggil Arman untuk segera masuk ke dalam. Perutnya sudah lapar minta diisi."Mas Arman." panggil Arnita sambil kepalanya celingukan mencari keberadaan suaminya itu.Seketika Arnita sadar jika mobil suaminya yang tadi terparkir di halaman rumah sekarang sudah tidak ada lagi disana. Arnita terdiam berpikir apa yang sebenarnya sudah terjadi. Apa Arman pergi lagi setelah mengangkat telepon tadi? Sepertinya memang ada hal penting yang Arman lakukan saat ini.Dengan langkah lesu Arnita kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia kembali membungkus sate milik Arman dan menyimpannya. Arnita kemudian menghabiskan seporsi sate ayam seorang diri di meja makan.Selesai makan Arnita menunggu Arman pulang di depan tv. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh mala

  • Menantu Termiskin   Panggilan Darurat

    Kandungan Arnita sudah memasuki bulan ketiga kehamilan. Tak terasa perut Arnita semakin membesar. Seperti menjadi kebiasaan baru Arman, setiap kali Arnita berada di dekatnya ia selalu mengelus perut istrinya itu. Hingga kadang Arnita kesal kepadanya karena risih dengan sikapnya itu.Hingga sampai sekarang Arman belum memberitahu mamanya tentang kehamilan Arnita. Tapi rencananya Arman akan memberitahu mamanya dalam waktu dekat. Ia akan membawa Arnita ke rumah.Arman menggeser layar tab nya. Keningnya berkerut melihat berita sebuah agensi model yang ia ketahui Jenny menjadi salah satu model disana itu sedang terjerat kasus penipuan. Arman membuka artikel berita tersebut dan mencari tahu kebenarannya. Ia tercengang jika agensi tersebut benar-benar melakukan tindakan penipuan. Bukan hanya menipu modelnya saja, tetapi juga menipu pengusaha lain yang menggunakan jasa modelling perusahaan tersebut. Kasus itu juga ikut menyeret para model di perusahaan tersebut dan Arman melihat nama Jenny ju

  • Menantu Termiskin   Perselingkuhan Mawar

    "Makasih ya Ar udah mau temani aku makan." ujar Jenny."Hmm." "Istri kamu nggak akan marah kan?" tanya Jenny hati-hati. Arman menggelengkan kepalanya."Oh iya untuk perpanjang kontrak yang kamu tawarkan sepertinya aku nggak bisa ambil." tangannya memainkan pisau dan garpu di atas steaknya.Arman mendongakkan sedikit kepalanya untuk menatap perempuan di depannya. "Kenapa?" "Emm, bukannya aku nggak tertarik mau ambil perpanjangan kontrak yang kamu tawarkan. Tapi aku mau mencoba untuk ekspor modelling yang beda dari sebelumnya.""Manajer aku bilang kalau ada salah satu merk fashion ternama di Indonesia yang nawarin kerja sama dengan aku. Aku harap kamu nggak tersinggung sama keputusan aku."Arman menganggukkan kepalanya pelan. Ia mengerti jika Jenny ingin mencoba dunia modelling lain yang ada di negara ini. Itu juga akan mempermudah karirnya di negara ini."Bagus kalau kamu mau ekspor dunia modelling disini." balas Arman.Jenny lega mendengar jawaban Arman yang mendukung keputusannya.

  • Menantu Termiskin   Perkara Susu

    Arman menyandarkan kepalanya ke bahu Arman. Kakinya diluruskan sampai ujung kakinya menyentuh batas ujung sofa yang ia duduki. Tangannya asik menggeser layar ponselnya. Disisi lain Arman terlihat sibuk dengan tab di tangannya. Ia tidak sama sekali tidak kelihatan pegal saat Arnita menyandarkan tubuhnya ke tubuh Arman. Arman melepas kacamata yang bertengger di hidungnya dan meletakkan tab di tangannya ke atas meja. Ia sedikit menggerakkan tubuhnya dengan pelan."Kamu sudah minum susu hamilnya?" tanya Arman."Belum." balas Arnita pelan seperti gumaman."Kenapa belum? Ayo minum susunya dulu." Arman mengambil ponsel yang ada di genggaman Arnita.Arnita sempat memasang wajah kesalnya saat Arman tiba-tiba mengambil ponselnya. Namun segera ia merubah raut wajahnya saat Arman menatapnya dengan tatapan tajam. "Jangan main ponsel terus. Ayo saya buatkan susu." Arman menggandeng lengan Arnita ke dapur. Ia menyuruh Arnita untuk duduk sambil menunggunya selesai membuatkan susu untuk Arnita."Mi

  • Menantu Termiskin   Kehamilan Arnita

    Mawar berjalan berlenggak-lenggok memasuki lobi hotel. Dengan masker dan kacamata hitam yang menghiasi wajahnya tidak akan membuat orang lain mengenalinya. Mawar berjalan ke arah meja resepsionis."Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya resepsionis hotel tersebut dengan ramah."Saya ingin ambil kunci nomor 506." ujar Mawar."Atas nama siapa bu?" "Pak Atlas." "Tunggu sebentar ya bu." "Silahkan di isi data diri ibu disini." resepsionis wanita tersebut menyerahkan buku tamu kepada Mawar.Setelah mendapatkan kunci kamar milik Atlas, Mawar masuk ke dalam lift menuju lantai lima hotel tersebut. Langkahnya berhenti di depan pintu bernomor 506. Dengan menempelkan kartu akses, pintu itu sudah bisa terbuka.Mawar masuk ke dalam kamar itu. Matanya menyoroti setiap sudut ruangan. Satu sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyum miring. Diambilnya pigura foto yang ada di atas meja. Terlihat sebuah keluarga bahagia di foto itu. Tiitt tittSuara seseorang yang baru saja menempelkan kar

  • Menantu Termiskin   Bersikap Dewasa

    Alif dan Arnita menengokkan kepalanya ke belakang secara bersamaan. Terlihat mobil Arman yang berhenti tepat di belakang mereka. Arman berjalan cepat menghampiri mereka berdua dengan tergesa-gesa. Arnita meneguk ludahnya dengan susah payah ketika melihat Arman terus menatap Alif dengan begitu intens."Kaki kamu kenapa?" tanya Arman dengan khawatir."Ini tadi nggak sengaja nginjek pecahan kaca mas." ujar Arnita sambil menunjuk ke pecahan kaca yang sudah Alif singkirkan ke tepi jalan."Kamu kenapa bisa disini?" "Aku tadi habis ikut penyuluhan RT terus pulangnya mampir ke warung es dawet di depan. Ini aku baru mau pulang ke rumah." jelas Arnita menceritakannya dengan singkat dan jelas."Kamu bisa jalan?" tanya Arman lagi. Pandangannya tidak lepas dari kaki Arnita yang terluka."Bisa kok mas." Arnita berjalan pelan menunjukkannya kepada Arman."Bisa dari mana? Kamu jalan aja kesusahan." Arman sedikit membungkukan badannya. Satu tangannya ia selipkan di belakang dengkul Arnita."Mas!" Arn

  • Menantu Termiskin   Piyama Hello Kitty

    Arnita berusaha menahan tawanya agar tidak mengeluarkan suara yang mengganggu tidur Arman. Sudah hampir sepuluh menit Arnita terbangun. Pertama ia terbangun ia terkejut dengan Arman yang memakai piyama hello kitty miliknya. Pagi ini piyama berwarna ungu itu sudah tidak berbentuk lagi. Dua kancing piyama di bagian tengah terlepas entah kemana. Mungkin karena terlalu sempit di tubuh Arman hingga membuat kancing piyama itu terlepas dengan sendirinya. Arnita merasa kasihan dengan Arman yang terlihat tidak nyaman memakai piyama miliknya. Tangan Arnita bergerak membuka satu persatu kancing piyama. Ia hanya ingin membukakan kancing piyama itu agar Arman bisa bergerak dengan nyaman dalam tidurnya. "Hmm." tanpa sepengetahuan Arnita, Arman terbangun dari tidurnya karena gerakan tangan Arnita.Arman menundukkan pandangannya ke bawah di mana Arnita sedang sibuk membuka kancing piyama yang ia pakai. Tangan Arman langsung memegang tangan Arnita. Arnita yang sebelumnya sedang terfokus membuka kan

DMCA.com Protection Status