Di perusahaan Haris berada. Pria itu sedang duduk di meja kerjanya sambil memeriksa beberapa berkas-berkas di hadapannya.Tok! Tok!Terdengar suara ketukan pintu ruangan pria tersebut. Haris langsung menyuruh orang tersebut masuk."Tuan," sapa seorang pria paruh baya sambil membungkukkan badan."Bagaimana?" tanya Haris memastikan."Martin Luther tampaknya tidak mengindahkan permintaan kita sama sekali," jawabnya jujur.Haris seketika menghentikan aktivitasnya. Ia mendongak menatap bawahannya yang sedang menundukkan kepala. Tidak berani bertatap muka langsung dengannya.Pemilik Harun Grup itu beranjak dari duduknya, ia menghampiri bawahannya, memegang dasi pria itu dan membenarkannya."Dia hanyalah pelacur, apa untungnya Martin Luther melindunginya atau dia sudah diberitahu rencana kita?" tanya Haris lembut kepada bawahannya tersebut."Seharusnya dia belum tahu Tuan. Karena kamu menyandera teman-teman dekat wanita itu," jawabnya mantap."Benarkah begitu? Lantas kenapa dia membantunya ha
Ke esokan harinya, terlihat Zarkin, Adrian dan Ivan sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka membahas transaksi bawahan Riquelme dan Haris yang akan berlangsung besok malam di Narika."Zarko, Adrian, kalian berangkatlah ke Vlasir, aku yakin bawahan Haris banyak yang menuju Narika untuk mengawal transaksi ini, bergerak dengan cepat bunuh dia!" perintah Martin tegas."Tuan, ada baiknya Jimy ikut dengan mereka, untuk melacak semua pergerakan bawahan Haris yang tersisa dan memudahkan pergerakan mereka," Sela Ivan memberikan saran. Martin memegang dagunya, berpikir sebentar lantas berkata, "ide bagus, kalian usahakan agar tidak tertangkap di sana, bawa orang-orang yang terampil.""Baik Tuan!" jawab keduanya mantap.Martin mengeluarkan ponselnya, ia langsung menelepon Jimy agar bawahannya itu ikut kedua rekannya ke Vlasir."Kalian berdua boleh pergi sekarang, bawa semua yang di butuhkan!" perintah Martin tegas."Dimengerti Tuan!" jawab keduanya yang langsung beranjak dari duduknya dan langsun
Martin sebenarnya sudah tidak ingin terlibat lagi dengan masalah masa lalunya. Terlepas dari Leonardo yang sudah terbunuh, ia sekarang ingin fokus merawat sang Istri yang sedang hamil. Namun, semua itu seketika berubah ketika penghasilan perusahan Leonardo datanya ada yang hilang, tentu saja Martin tidak mau membiarkan hal itu begitu saja.Setelah bawahannya menyelidiki masalah tersebut, perlahan-lahan muncul bukti-bukti yang mengarah kepada Riquelme, di tambah ada Haris juga yang terlibat, menurut pengakuan Celine.Martin pun akhirnya bergerak, mau tidak mau dia harus menghabisi Haris dan Riquelme. Karena merekalah yang kemungkinan menyembunyikan uang tersebut.***Zarko dan Adrian sudah sampai di Vlasir setelah delapan jam perjalanan menggunakan pesawat terbang. Mereka berdua di sambut hangat oleh kenalan Martin yang merupakan kelompok Mafia juga, walau wilayah mereka cukup kecil di Vlasir."Tuan-tuan maaf markas kami berantakan," ucap Hamed Pemimpin Mafia kenalan Martin."Santai sa
Norman dan Sulivan langsung mendekat, mereka berdua tentu penasaran dengan apa yang Adama temukan."Lihatlah ini Paman," Adama menunjukkan data transaksi yang terjadi di bulan yang sama selama dua kali dalam jarak dua bulan.Norman mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan maksud Adama, pasalnya semua data yang di lihatnya semua terasa sama saja.Sulivan menatap Norman, mereka saling bertatapan satu sama lain, tidak mengerti sama sekali apa yang di lihat oleh Adama."Ck, lihatlah data transaksi yang di lakukan setiap bulan dual kali dan berjarak per dua bulan sekali, semua itu mereka lakukan dua tahun belakangan," ucap Adama menjelaskan.Norman langsung melihat data itu kembali. "Astaga, kamu benar dan jumlahnya tidak jauh berbeda, coba kamu cocokkan jumlahnya!" Adama mengangguk mengerti, ia mencocokan semua transaksi tersebut dengan jumlah uang yang menghilang, dan benar saja, hasilnya memang sesuai dengan jumlah yang menghilang."Cih, mereka ternyata pintar juga," gerutu Adama
Sementara itu di tempat pembelian mobil bekas, bawahan Norman dengan hati-hati mulai masuk ke dalam tempat tersebut.Lampu-lampu yang temaram, membuat tempat tersebut sedikit gelap di malam hari. Namun, bawahan Norman tetap masuk ke dalam dengan hati-hati.Mereka saling memberikan kode untuk memeriksa setiap sudut tempat tersebut. Ketua kelompok mengangkat tangannya ketika mendengar suara orang mengobrol."Ah ... sial! Kenapa kita tidak ikut coba?" gerutu salah satu dari penjaga tempat tersebut."Jangan banyak bicara, lebih baik kita diam, seperti biasanya," tegur rekannya.Mereka berdua menikmati alkohol berdua di luar kantor Bosnya sambil menyalakan api di dalam drum bekas.Ketua kelompok bawahan Norman memberikan kode agar dengan sigap menangkap mereka berdua untuk di mintai informasi. Ia mengangkat tangannya dan menyuruh semua bawahannya maju."Jangan bergerak!" seru ketua kelompok sambil menodongkan pistol.Dua orang tersebut tentu saja terkejut, mereka langsung mengangkat tangann
Bukan hanya Sulivan yang mendapatkan serangan. Mereka yang bersembunyi di balik mobil juga mendapatkan serangan.Adama yang berada di mobil terbalik, pria itu berusaha keluar dari dalam mobil dengan tubuh berlumuran darah. Ia bersusah payah merangkak sebelum mobil meledak.Suara peluru senapan mesin terus terdengar, bawahan Adama hanya bisa sembunyi dan sesekali melesatkan tembakan.Salah satu bawahan Adama melihat dirinya masih selamat dan langsung memberikan perintah, "selamatkan Tuan Adama, lindungi dia!"Mereka pun mengangguk mengerti dan langsung melindungi Adama yang sedang berusaha keluar dari mobil.Suara sahut-sahutan tembakan terdengar ketika bawahan Adama mulai menunjukkan diri dan melepaskan tembakan, sayangnya posisi musuh lebih aman, sehingga bawahan Adama tidak bisa menembak mereka dengan tepat.Sulivan yang sedang bersembunyi melihat Adama dan bawahannya yang sedang di berondong tembakan, pria tua itu langsung melesat ke arah orang-orang yang menembaki Adama.SwuzzGera
Pengguna titik Meridian dan Aura merupakan beberapa keluarga yang masuk dalam jajaran teknik beladiri kuno. Keduanya merupakan sama-sama kemampuan yang hampir tidak bisa di dapatkan oleh manusia sembarangan. Karena perlu kerja keras dan pelatihan super ketat untuk memiliki kekuatan seperti itu.Sulivan dan keluarganya sudah turun temurun menggunakan teknik tersebut, mereka terus mewariskan kekuatan pada garis keturunan selanjutnya. Sebab itulah teknik mereka tidak lekang oleh waktu, walaupun ada sedikit perubahan dalam penggunaan nya, seperti Martin yang bisa menggunakan pembukaan titik Meridian dengan cara yang berbeda.Pengguna aura juga sama saja, mereka yang dapat memanipulasi aura di tubuhnya bisa di pastikan telah mengalami pelatihan ekstrim. Akan tetapi tongkat kekuatan mereka berbeda sesuai dengan lamanya mereka berlatih.Pertarungan Sulivan dan sosok pengguna kemampuan aura contohnya, kekuatan mereka berdua terlihat timpang cukup jauh.Sosok pengguna aura masih menatap Sulivan
Martin memikirkan cara bagaimana dia bisa bertemu dengan Riquelme, ia tidak ingin masalah masa lalunya berlarut-larut seperti sekarang. Jikalau Riquelme bisa dia bunuh, setidaknya dendam yang selama ini bergelayut di hatinya akan menghilang.Ketika Martin sedang memikirkan masalah Riquelme, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia pun segera mengangkatnya."Ada apa Jimy?" tanya Martin langsung.Jimy terdengar menghela napas di seberang telepon. "Tuan, ada yang aneh dengan Zarko, dia seolah tidak mau bekerjasama dengan kita. Apa tidak apa-apa seperti ini?""Bukankah biasanya juga seperti itu? Dia hanya bekerja dengan anak buahnya?" Martin balik bertanya."Tapi Tuan, jika Zarko bergerak sendiri, untuk apa kita ikut dengannya?" keluh Jimy.Martin terkekeh geli mendengar Jimy mengeluh. "Kalian jalankan saja seperti rencana awal, jangan pedulikan Zarko. Apa kamu mengerti?" "Baiklah Tuan," jawab Jimy tidak berdaya.Martin menutup panggilan tersebut, ia menghela napas berat, menatap ponselnya. Memi