Share

Bab 4. Ivan Marah

Author: Pein
last update Last Updated: 2023-07-01 20:15:58

Martin dan Jesica sampai di Mansion Dreams, kedua orang itu menatap takjub bangunan megah yang ada di depan mereka ketika turun dari mobil.

"Mari Tuan!" ajak Ivan sopan.

Pasangan suami istri tersebut mengangguk, Jesica tanpa sadar merangkul lengan suaminya. Tentu hal itu membuat Martin reflek menoleh ke arah lengannya, karena ini pertama kali Jesica merangkul dirinya.

Mereka berdua mengekori Brody yang sudah berjalan di depan, para pelayan berbaris menyambut mereka. Saat pasangan suami istri tersebut masuk ke dalam mansion.

Jesica dan Martin menatap kagum bangunan rumah itu, mereka berdua benar-benar takjub dengan setiap dekorasi dan perabotan yang begitu mewah.

"Tuan, Nyonya, mari saya ajak kalian berkeliling," ucap Ivan menegur keduanya.

Martin dan Jesica mengangguk, mereka berdua tidak bisa berkata-kata, karena tempat itu begitu sangat menakjubkan.

Ivan membawa mereka berkeliling Mansion, memerlihatkan ke pasangan suami istri itu dengan ramah. Meskipun Ivan sebenarnya merasa malu, kalau tuannya yang dulu pasti biasa saja ketika melihat tempat tersebut.

Mereka pun selesai berkeliling dan sampai di kamar utama Mansion. Ivan membukakan pintu kamar untuk tuannya.

"Tuan, Nyonya, ini kamar kalian, semua pakaian ada di lemari, silahkan istirahat, kalau perlu sesuatu tinggal panggil kami saja. Saya permisi Tuan," ucap Ivan seraya meninggalkan pasangan suami istri tersebut.

Selepas kepergian Ivan, mereka berdua masuk ke dalam kamar. Jesica dan Martin langsung melihat-lihat isi kamar.

"Sayang lihatlah kamar mandinya!" seru Martin bersemangat.

Jessica yang sedang mengagumi dekorasi kamar itu, ia menghampiri Martin. Mata Jesica membelalak lebar ketika melihat kamar mandi yang begitu luas itu.

"Rumah orang kaya memang berbeda," gumam Jesica kagum.

Jesica menatap suaminya, ia kemudian bertanya. "Martin, sebenarnya siapa mereka?"

Martin menghela napas. "Kalau kamu tanya denganku, lantas aku harus bertanya dengan siapa? Aku saja tidak tahu mereka," jawab pria tersebut tidak berdaya.

Jesica menghampiri tempat tidur, ia duduk di sana, kemudian bertanya lagi. "Apa tidak apa-apa kita tinggal di sini? Sementara kamu saja tidak tahu siapa mereka?"

Martin duduk di sebelah Istrinya, ia menggenggam tangan Istrinya. "Nanti aku pastikan pada mereka, agar tidak terjadi salah paham."

"Sayang kamu tidak akan meninggalkanku, walaupun nanti semua ini bukan milikku, kan?" sambung pria itu sedih.

Jesica bingung, ia memang ingin mendapatkan kebahagian seperti wanita lainnya. Akan tetapi ia juga sadar, tidak ada pria yang setulus Martin.

Jesica mengangguk lirih. Martin tentu saja sangat senang, pria itu melompat kegirangan, membuat Jessica terkikik geli melihatnya.

"Kamu istirahatlah dulu, aku mau bicara pada mereka," ucapnya penuh dengan percaya diri.

Jesica mengangguk lagi, Martin tersenyum dan beranjak dari duduknya, ia bergegas keluar dari kamar menemui Ivan.

Sesampainya di luar kamar, tatapan pria itu berubah. Terlihat Martin yang berbeda dengan tatapan yang tajam.

Di aula terlihat Ivan yang sedang mengobrol bersama Adrian. Martin menghampiri mereka berdua.

"Tuan a...."

Plak!

Suara tamparan keras membuat Adrian yang tadi bersemangat menyambut Martin, ia terhuyung dan jatuh ke belakang.

Ivan tentu saja terkejut, begitu juga Adrian yang langsung mendongak menatap Martin sambil memegangi pipinya.

Melihat tatapan Martin, Adrian sangat yakin kalau Pria tersebut adalah tuannya yang dulu.

"Kenapa kalian bawa aku kemari? Tempat ini kenangan burukku dengan Zeta!" tegur Martin pada kedua bawahannya itu.

Zeta merupakan kekasih Martin yang telah meninggal, pada saat belum meninggal. Martin melakukan hubungan badan pertama kali di Mansion tersebut dengan Zeta. Karena itulah pria itu sebenarnya tidak mau tinggal di tempat itu lagi.

"Tuan, saya kira Anda tidak ingat apa-apa, maafkan saya, ini semua salah saya," ucap Ivan sambil membungkukkan badan.

Martin menghela napas. "Sudah berapa lama aku pergi?"

"Du-Dua tahu Tuan," jawab Ivan ketakutan.

Martin hanya mengangguk, ia kemudian berjalan ke arah ruang tamu. Ivan dan Adrian bergegas mengikutinya.

"Bukankah kata anda tuan hilang ingatan?" tanya Adrian berbisik pada Ivan.

"Entahlah, tapi pas pertama kali bertemu, tuan memang tidak ingat apa-apa," jawab Ivan tidak berdaya.

Martin memang sebelumnya tidak ingat apa-apa, tapi ketika ia melihat kenangan-kenangan dengan Zeta, tiba-tiba saja ingatannya pulih, walaupun belum sepenuhnya kembali, tapi pria itu sudah mengetahui jati dirinya.

Martin duduk di sofa ruang tamu, Ivan dan Adrian berdiri di sampingnya dengan kepala menunduk, karena mereka tahu jika tuannya sudah kembali, sosok tersebut akan sangat menakutkan.

"Jangan beritahu Istriku terlebih dahulu jika aku sudah mengingat semuanya, sampai mana dia benar-benar menerimaku!" tegasnya dingin.

"Baik Tuan!" jawab kedua bawahannya mantap.

"Jadi, kalian sudah menemukan siapa yang memburuku dua tahun lalu?" tanya Martin lagi.

"Sudah tuan, mereka dari kelompok Wolf, kami sudah menghabisi mereka semua," jawab Ivan mantap.

"Kelompok Wolf? Kenapa mereka mengincar ku? Bukankah mereka tahu kekuatan kita?" tanya Martin menyelidik.

"Kami juga tidak tahu tuan, tapi ketika kami menangkap Ero (pemimpin kelompok Wolf), dia langsung bunuh diri, sehingga kami tidak mendapatkan informasi apapun," tutur Ivan tidak berdaya.

Martin mengernyitkan dahi, jika memang seperti itu masalahnya. Ia yakin kalau ada dalang di balik penyerangan kelompok Wolf yang berani mengincar dirinya. Mengingat kelompok Wolf sebenarnya lebih lemah dari keluarga besar Luther.

Sorot mata Martin berubah tajam, pria itu bersumpah dalam hati akan menemukan siapa dalang di balik penyerangan dirinya.

"Selama aku pergi, siapa yang mengendalikan keluarga Luther?!" tanya Martin serius.

Ivan dan Adrian tampak ketakutan, mereka sangat takut kalau tuan besarnya itu marah jika tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga Luther.

"Tuan, semenjak kepergian anda, Tuan Danil yang memegang tampuk kekuasaan. Namun, sebagian dari kami tidak mengakuinya, sehingga kami terpaksa tinggal di Souland untuk mempertahankan sebagian aset Anda," tutur pria sepuh itu tidak berdaya.

Martin mengerutkan keningnya. "Maksudmu keluarga Luther terpecah menjadi dua kubu? Dan karena itu juga kamu menginginkan aku kembali ke Newland?" tanya Martin memastikan.

"Benar tuan,"

Bukannya marah, Martin malah menyeringai, setidaknya dengan begitu ia sedikit tahu dengan apa yang terjadi dua tahun lalu, ketika dirinya di buru kelompok Wolf.

Daniel Luther, paman Martin yang memang dari awal keluarga Luther bangkit, ia sudah memiliki ketertarikan ingin menguasai tahta Martin, padahal pria itu tidak berjasa sama sekali, keluarga Luther bangkit juga berkat pemikiran Martin.

"Ivan, Adrian, tetap sembunyikan keberadaanku, ada sesuatu yang mau aku selidiki terlebih dahulu!" perintahnya sambil menyeringai layaknya Iblis.

Ivan dan Adrian sebenarnya keberatan, tapi ia tahu kalau tuannya sudah berbicara, ia tidak akan pernah menarik kata-katanya, dan pastinya sesuatu yang ingin di selidiki Martin pasti masalah penting.

"Nanti malam aku akan menghadiri pesta keluarga Vlar bersama istriku, kalian persiapkan semuanya, aku ingin membuat mereka terkejut, karena pernah meremehkanku selama ini!" perintah pria itu lagi dengan sorot wajah dingin.

"Dimengerti tuan!" jawab keduanya kompak.

Martin beranjak dari duduknya, ia kembali ke kamar. Sementara Ivan dan Adrian menyiapkan kejutan seperti yang di bilang tuannya.

***

Martin masuk ke dalam kamarnya, tampak Jesica yang sedang memilih-milih gaun yang ada di lemari.

"Itu bagus untuk kamu, sayang," ucap Martin tiba-tiba, membuat Jesica terkejut.

"Martin! Kamu bikin aku kaget saja." Istrinya itu tampak tersipu malu, dan segera menaruh gaun yang ia pegang tadi ke lemari kembali.

"Kenapa di kembalikan? Pakai saja, mulai hari ini, kita akan tinggal di sini dan semua yang ada di tempat ini milik kita," tutur Martin percaya diri.

Jesica mengerutkan keningnya, wanita itu sedikit heran dengan Martin, pasalnya suaminya itu tampak sedikit berbeda dari biasanya.

Martin mendekati istrinya, ia memeluk Jesica dari belakang, sontak saja Jesica terkejut.

"Kehidupan baru kita telah di mulai sayang, aku akan memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya padamu, maafkan aku karena selama ini membiarkanmu menderita," ucap pria tersebut sambil memeluk Istrinya dari belakang.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tukang Copy
sudah mulai pemanasan wkwkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 5. Kenyataan

    Jesica terkejut dengan perlakuan Martin yang tiba-tiba, karena biasanya ia tidak seperti itu dan tidak berani menyentuhnya sama sekali. Namun, wanita itu juga tidak berontak, merasakan nyaman dalam dekapan suaminya."Aku punya sesuatu buat kamu, tunggu sebentar," Martin melepaskan pelukannya, ia membuka laci dekat dengan tempat tidur.Jesica bingung dengan maksud Martin, tapi ia hanya diam dan melihat apa yang sedang di cari Suaminya.Setelah mendapatkan apa yang ia cari, pria itu mendekati Istrinya yang masih berdiri di depan lemari."Selama ini aku tidak pernah memberikan cincin pernikahan untuk kamu, maaf baru bisa memberikannya," ucap Martin, bertekuk lutut di hadapan Jesica sambil membuka kotak merah yang berisi cincin berlian.Jesica menutup mulut tidak percaya, ia tidak menyangka kalau Martin bisa bersikap manis seperti itu. Walaupun wanita yang telah menemani Martin selama dua tahun tersebut bingung kenapa suaminya tiba-tiba bisa membeli cincin berlian."Martin, ini buat aku?"

    Last Updated : 2023-07-01
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 6. Awal Kebahagiaan

    Iring-iringan mobil mewah membelah jalanan Souland. Tampak semua mobil yang ada didepan iring-iringan tersebut lebih memilih menyingkir. Mereka sadar jika menghalangi mobil-mobil mewah itu urusannya bisa panjang.Jesica didalam mobil tidak bisa berkata-kata. Ia benar-benar gugup, di perlakukan bagaikan ratu malam ini."Apa kamu menyukainya sayang?" tanya Martin lembut.Jesica mengangguk lirih, wanita itu tidak bicara, ia masih merasa bersalah dengan Martin. Karena sempat memiliki pikiran untuk menceriakan suaminya itu.Martin menggenggam tangan Istrinya lalu mengecupnya. "Maafkan aku, karena selama ini telah membuat kamu menderita."Jesica menatap suaminya itu yang tampak berbeda dari biasanya. Malam ini ia terlihat sangat tampan dan berkarisma, tidak seperti penampilannya dulu."Martin, apa kau boleh bertanya?" Martin mengangguk lirih. "Silahkan." "Sebenarnya kamu ini siapa? Dan kenapa tiba-tiba kamu berubah drastis seperti ini?" Begitu banyak pertanyaan yang ingin di lontarkan da

    Last Updated : 2023-07-02
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 7. Marthin Luther Kembali

    Martin tahu Istrinya mulai merasa tidak enak, pria itu mengusap lembut lengan sang Istri sembari tersenyum simpul.Jesica menatapnya tidak berdaya, pasalnya wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela sang suami. Namun, Martin tetap mengajak Jesica naik ke panggung tidak perduli dengan perkataan orang yang hadir di sana."Tidak apa, ini sudah biasa bagiku, bukankah kamu tahu itu?" bisik Martin lembut.Jesica menatap suaminya, terlihat tatapan Martin yang penuh kepercayaan diri membuat wanita itu sedikit tertegun.Selama dua tahun menikah, baru kali ini ia melihat Martin yang tampak percaya diri dihadapan banyak orang.Martin menganggukkan kepalanya mengajak Jesica naik ke atas panggung. Wanita itu hanya bisa menurut naik ke panggung dengan tatapan sinis dari wanita muda yang hadir di sana, pasalnya Martin tampak lebih tampan daripada biasanya."Tuan Luther, terima kasih sudah mau datang ke acara pria tua ini," sambut Pak tua Vlar bersemangat.Sebelum Martin menjawab, tiba-tiba

    Last Updated : 2023-07-05
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 8

    Theodore terus mendekat ke arah Jesica, pria tersebut mengulurkan tangannya untuk meraih dagu wanita itu. Namun, tiba-tiba Martin meraih tangan Theodore lalu memelintir tangan yang akan menyentuh istrinya.Argh!Theodore memekik kesakitan saat Martin memelintir tangannya. Pria itu sedikit terkejut dengan tindakan suami Jesica."Berani kau menyentuh Istriku dengan tangan kotor mu, aku pastikan kau tidak bisa menggunakannya lagi!" ujar Martin dingin."Bedebah, kau hanyalah sampah keluarga Bloody tidak usah sok keras!" raung Theodore marah masih tidak mau kalah.Klak!Argh!Suara tulang bahu Theodore terdengar bergeser dari tempatnya, membuat pria itu meraung kesakitan. Semua orang yang melihat hal tersebut sangat terkejut, bahkan Pak tua Vlar yang ada di atas panggung juga tidak menduganya.Jesica menutup mulutnya tidak percaya, ia baru melihat sosok suaminya yang begitu sangat berbeda. Pria yang selalu dirundung kini berubah seratus delapan puluh derajat di hadapannya."Pengawal apa ya

    Last Updated : 2023-07-11
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 9.

    Ramsdale Roosevelt tentu saja terkejut saat mendengar Ivan Jenner bersama dengan orang yang mengaku tuan Luther. Pria itu bergegas menghubungi Danil Luther, Paman Martin yang sekarang memimpin keluarga Luther di Newland.Ramsdale terlihat gugup ketika menelepon Danil, belum apa-apa keringat dingin sudah mengucur deras di dahinya.Bagaimanapun Danil merupakan sosok yang sangat disegani, ia menjadi pemimpin Mafia keluarga Luther setelah Martin menghilang dua tahun lalu.Setelah beberapa saat panggilan Ramsdale dijawab Danil. "Ada apa Ramsdale?" tanya Danil langsung diseberang telepon."T-Tuan besar Luther, saya mendengar tuan Jenner telah mempermalukan anak saya di acara ulang tahun Pak tua Vlar ....""Lalu apa masalahnya denganku? Bukankah sudah wajar kalau anakmu berbuat salah, Ivan tidak mungkin mempermalukan orang sembarangan!" Ramsdale belum selesai bicara Danil memotong sambil memarahinya."B-Bukan itu masalahnya tuan besar Luther, anak saya mengatakan kau ada orang yang mengaku me

    Last Updated : 2023-07-12
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 10

    Orang yang berada didalam mobil tidak terkejut sama sekali saat bawahan Adrian menghampirinya, dengan wajah malas pria itu turun dari mobil."Ada apa?" tanya pria itu saat keluar dari mobil."Masih bertanya kau ada apa?!" tanya bawahan Adrian sedikit membentak.SwutKlapSebuah pukulan melesat ke arah pria tersebut. Namun, ia dengan mudah menangkap pukulan itu.Duak BruakPria itu menarik tangan bawah Adrian memukul tengkuknya lalu membenturkannya ke mobil, membuatnya jatuh tidak sadarkan diri seketika.Bawahan Adrian yang satunya menggertakkan gigi ketika melihat rekannya jatuh pingsan. Ia menyerang pria itu tanpa aba-aba.SwutDuakBruakBukannya pengintai yang kena, bawahan Adrian malah terkena tendangan pria tersebut dengan keras diperut membuatnya jatuh bersimpuh dihadapan pengintai sambil memegangi perutnya."Lemah sekali ka ...." Suara pria itu tercekat ketika moncong pistol tiba-tiba menempel di kepalanya."Heeeh, aku kira mereka hanya anjing jalanan," lanjutnya sambil menole

    Last Updated : 2023-07-13
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Merencanakan Pembalasan

    Zarko masih tertegun ditempatnya, sebelum akhirnya ia tersadar dan segera menghampiri Martin, bertekuk lutut dihadapannya."Seingat ku dulu kau sudah mengabaikan aku saat dikejar para pembunuh bayaran Zarko!" hardik Martin."Tuan, saya bisa menjelaskan semuanya," jawabnya sambil mendongak menatap Martin.BugZarko terjungkal kebelakang saat Martin menendangnya dengan keras, membuat pria itu sedikit terkejut. Namun, ia tidak melawan sama sekali."Jelaskan? Bukankah tidak perlu dijelaskan lagi, kamu orang pertama yang aku mintai bantuan dan terdekat dari wilayah itu, tapi mengabaikannya begitu saja?!" bentak Martin sambil menatap Sinis Zarko yang masih duduk ditanah."Tuan, semua itu karena tuan Danil memfitnah anda!" jawab Zarko tegas.Ivan dan Adrian yang mendengar hal tersebut terkejut, mereka saling menatap satu sama lain, ternyata memang Danil kemungkinan ada dibalik kejadian pada saat itu.Martin tersenyum saat mendengar pengakuan Zarko, setidaknya ia memiliki titik terang siapa or

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Amarah Martin

    Jelas saja semua bawahan Martin yang ada di sana terkejut dengan tindakan bosnya yang tiba-tiba itu. Mereka tidak pernah menyangka kalau tuannya akan menembak Lisa dan Arhas yang merupakan bawahan setianya.Martin mendekat ke arah Arhas, ia jongkok menodongkan pistol di kepala Arhas. "Tu-Tuan apa salah saya?" tanya Arhas memberanikan diri sambil menahan rasa sakit di pahanya."Apa aku perlu menjelaskan?" Martin balik bertanya dengan suara dingin.Arhas menelan ludah, wajahnya pucat pasi melihat Martin yang tanpa ekspresi menatap dirinya. Ia tahu kalau bosnya itu sedang marah.Arhas mencoba melirik Lisa. Namun, wanita itu tidak berani buka suara sama sekali, ia hanya menundukkan kepala sambil memegangi pahanya yang terkena tembakan."Ka ....""Sayang, suara apa tadi?!" tiba-tiba terdengar suara Jesica saat Martin akan berbicara pada Arhas, membuat pria itu seketika langsung menoleh.Ivan dan Adrian sontak saja ketakutan saat mendengar suara Jesica datang, mereka lupa kalau di Mansion

    Last Updated : 2023-07-16

Latest chapter

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Sebuah Akhir

    Setelah Adama sampai di Narika, pria itu langsung melakukan penangkapan terhadap Patricia. Mengatasnamakan keamanan Narika atas transaksi ilegal yang dilakukan wanita itu, membuat Patricia pun tidak bisa berkilah lagi.Patricia berhasil ditangkap oleh Adama di bantu keamanan Narika, menggunakan bukti-bukti transaksi ilegal yang dilakukan wanita itu.Bahkan beberapa orang yang bekerjasama dengannya juga ikut terseret masuk kedalam jeruji besi.Di ruang interogasi, terlihat Adama sedang duduk dihadapan Patricia yang sudah mengenakan pakaian tahanan."Katakan padaku, apa saja yang kamu ketahui tentang Martin Luther?" tanya Adama.Patricia hanya diam, menatap tajam Adama, tanpa berbicara sepatah kata pun.Adama menghela napas panjang. "Kakakmu bukanlah orang yang baik, seharusnya kamu hidup lebih baik darinya, tidak perlu meneruskan usahanya, tetap sembunyi di Vlasir."Patricia masih tetap diam, ia tidak berbicara sama sekali, hanya memperhatikan Adama dengan seksama.Adama memijat pangkal

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 114

    Adama sebenarnya tidak ingin melibatkan Martin terlebih dahulu. Akan tetapi Patricia berhubungan dengan Leonardo dan yang lebih penting wanita itu sedang mengincar Jessica, sehingga ia pikir kalau Martin harus tahu tentang masalah tersebut."Kamu tidak perlu datang ke Narika, aku cuma memberitahumu. Setelah bukti-bukti terkumpul, akan aku seret wanita itu kehadapan kamu," ucap Adama mencoba menenangkan Martin.Martin menghela napas. "Selama ini aku sudah merepotkan kalian, tidak enak jika diriku tetap diam dan masalah ini juga berhubungan dengan Istriku, Adama.""Ck, kau baru saja kembali, anak dan Istrimu masih merindukan kamu, serahkan semuanya pada kami," ujar Adama.Adama mengangguk pelan sembari tersenyum agar Martin percaya padanya dan tidak memikirkan masalah tersebut.Martin memijat pangkal hidungnya, lantas buka suara. "Baiklah ... selesaikan dengan cepat Adama, aku tidak ingin Istriku kenapa-napa.""Siap Bos!" jawab Adama sembari hormat.Martin terkekeh geli melihat tingkah A

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 113

    "Kenapa bengong, tidak mau?" tegur si gadis.Matias seketika langsung tersadar, mengambil kopi kaleng pemberian gadis tersebut. "Terima kasih."Gadis itu mengangguk pelan, ia duduk disebelah Ivan sambil menenggak minuman kaleng yang ada ditangannya.Matias terlihat gugup, ia mencuri-curi pandang ke arah di gadis sambil mengusap-usap minuman kaleng yang dipegangnya."Seila Rosemary Weil, itu namaku," ucap si gadis tiba-tiba."Eh ... a-aku Mati ....""Matias Luther, aku sudah tahu," sela Seila ketika Matias belum selesai berbicara.Matias hanya tersenyum kecut, ia tidak bisa berkata-kata lagi, karena saking gugupnya. Ini pertama kalinya ia mengobrol dengan gadis tapi segugup itu, padahal kalau disekolah ia tidak pernah seperti itu.Seila menoleh menatap Matias, ia memperhatikan Matias yang sedang menundukkan kepalanya sambil menggenggam minuman kaleng yang ia berikan."Kamu tidak suka kopi?" tanya Seila."Su-suka!" jawab Matias langsung membuka kopi kaleng ditangannya dan menenggaknya."

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 112

    Orang yang datang tersebut ternyata anak dan cucu Profesor Erikson, mereka memang sering menjemput pria tua itu, jika Martin tidak mengundangnya.Anak dan Cucu Profesor Erikson terkejut saat melihat wajah Martin yang terlihat buruk rupa, bahkan gadis yang usianya sama dengan Matias sampai bersembunyi di balik tubuh sang Ayah, padahal tadi sangat bersemangat."Ayah, siapa mereka?" tanya anak profesor Erikson penasaran."Orang yang selalu Ayah bicarakan, dialah yang selama ini meminta bantuan Ayah. Martin, kenalkan mereka anak dan cucuku," ucap Profesor Erikson."Astaga, jadi benar ada orang yang terluka parah masih hidup," celetuk cucu profesor Erikson.Ayah gadis itu langsung memelototi sang anak, sehingga si gadis langsung menutup mulutnya sambil sedikit membungkukkan badan.Martin mengulas sebuah senyum, ia mengulurkan tangannya. "Maaf selama ini telah merepotkan Ayah anda, saya Martin Luther, mereka anak dan Istriku."Anak Profesor Erikson menyambut uluran tangan Martin, balas terse

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 111

    Martin, Istri dan anaknya pulang ke Mansion, kedatangan mereka di sambut Celine, Adama dan Norman yang memang sudah menunggu mereka.Adama dan Norman memang langsung terbang ke Souland setelah mendengar Martin telah kembali."Martin!" Adama langsung menghambur memeluknya.Martin balas memeluk sambil tersenyum. Norman yang melihat wajah Martin separuh buruk rupa membuatnya sedih, ia tidak pernah menyangka kalau keponakannya menjadi seperti itu.Adama melepaskan pelukannya. "Kondisi kamu, kenapa seperti ini?""Aku tidak apa, asalkan kalian sudah mengenaliku itu lebih dari cukup," jawab Martin lembut.Adama menghela napas, melihat kondisi saudaranya seperti itu, jelas saja membuatnya sedih, ia yakin kalau Martin telah melewati masa sulit."Lama tidak bertemu Paman," sapa Martin, memeluk Norman yang sudah terlihat semakin tua.Norman balas memeluk Martin, sedikit menepuk-nepuk punggungnya. "Syukurlah kamu baik-baik saja."Martin melepaskan pelukannya, ia tersenyum menatap Norman dan Adama,

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 110

    Matias tidak mempermasalahkan Ibunya mengencani siapa pun, tetapi yang membuat ia bingung kenapa tiba-tiba, ditambah pria yang dikencani buruk rupa.Melihat Matias yang menatapnya dengan seksama. Martin menyadari kalau putranya tersebut mengenali dirinya saat pertama kali bertemu di gunung Soul."Kita bertemu lagi," ucap Martin sambil tersenyum."Astaga ... jadi benar itu kau Paman!" Matias terlihat terkejut, kemudian bertanya, "Paman mengenal Ibuku?""Tunggu dulu, kalian sudah saling kenal?" sela Jessica diantara Suami dan Putranya.Martin menggelengkan kepalanya. "Tidak, tapi kami pernah bertemu satu kali, saat anak kita bolos sekolah ke gunung Soul.""Astaga ...." Jessica menutup mulutnya tidak percaya, ternyata ada sebuah kebetulan seperti itu bukan hanya di film-film saja.Matias mengernyitkan dahi ketika Paman buruk rupa itu menganggapnya sebagai anak. Ia menatap sang Ibu yang tampak sangat tergila-gila dengan sosok tersebut, terlihat dari sorot matanya.Pemuda itu ingin bertanya

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 109

    Jessica tidak merasa sama sekali kalau Suaminya buruk rupa, ia masih memperlakukannya sama seperti dulu, ketika ia masih sangat tampan.Mereka berdua keluar dari Mansion Luther. Martin dan Jessica sedikit terkejut ketika melihat semua bawahannya berbaris di halaman Mansion. Adrian, Zarko, Jimy, Ivan dan Sulivan berdiri paling depan memimpin mereka semua."Selamat datang kembali Tuan!" sapa semua bawahan Martin serempak sambil membungkukkan badan.Martin merasa terharu melihat mereka semua masih menghargainya, padahal ia sudah berprasangka buruk kepada mereka semua dan tidak berani memunculkan wajah buruk rupanya.Jessica merangkul lengan sang Suami, Martin menoleh menatap sang Istri, terlihat Jessica tersenyum padanya sambil menganggukkan kepala.Martin meminta para bawahannya untuk berdiri tegap kembali, mereka semua pun langsung berdiri tegap siap mendengarkan apa yang akan pemimpinnya katakan."Terima kasih untuk kalian semua yang sudah menjaga keluargaku dengan baik ... dan maaf, s

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 108

    Semua orang yang ada di sana tercengang, mereka semua tidak menyangka kalau Istri Tuannya tidak merasa jijik sama sekali dengan kondisi wajah Martin.Celine yang tertegun segera tersadar, ia memberikan kode kepada semua pengawal penjaga Mansion agar pergi meninggalkan tempat tersebut.Mereka semua pun bergegas pergi sesuai dengan kode yang Celine berikan agar tidak mengganggu pertemuan kembali Tuan mereka.Celine tersenyum ketika ikut keluar dengan para penjaga Mansion. Ia juga merasa lega melihat Martin yang ternyata masih hidup.Martin membalas kecupan Jessica, ia memeluk wanita yang telah ditinggalkannya tersebut selama belasan tahun lamanya, ia memeluk tubuhnya dengan erat.Keduanya melepaskan cumbuan mereka, terlihat Jessica memegang kedua pipi Martin. "Selama ini ... kamu pasti menderita sendirian," ucapnya lembut.Martin menggelengkan kepalanya. "Tidak, kalian lah yang lebih menderita dariku, maaf."Air mata mereka berdua tidak terbendung lagi, keduanya kembali berpelukan melepa

  • Menantu Terhina Ternyata Mafia   Bab 107

    Zarko dan Adrian sampai di pantai Heracles, di mana Jimy mengatakan terlihat di salah satu CCTV jalan dekat dengan pantai.Mereka berdua turun dari mobil mendongak menatap CCTV yang ada di sebuah tiang pinggir jalan."Zarko, apa kamu yakin kemungkinan beliau ada di sini?" tanya Adrian sambil menatap tepi pantai yang tampak sangat sepi."Jangan banyak bertanya, kita cari jejaknya!" tegur Zarko yang langsung berlari ke arah CCTV menyorot.Adrian berdecak kesal, pasalnya jika Zarko sudah bergerak, pria itu tidak akan menyerah sampai apa yang ia inginkan terpenuhi.Mereka berdua pun menyusuri pantai Heracles sepanjang malam. Namun, keduanya tidak menemukan apa pun di sana."Ah ... aku lelah." Adrian ambruk di pantai, telentang menatap langit yang mulai cerah.Zarko menghela napas, ia juga berhenti dan duduk di sebelah rekannya tersebut sambil mengacak-acak rambutnya. Karena tidak berhasil menemukan apa pun di sana."Tuan, di mana kamu sebenarnya?" gumam Zarko.Adrian menoleh mendengar reka

DMCA.com Protection Status