Setelah selesai, Aleeza segera menggamit lengan Reyhan memasuki ruang acara. Di sana, seluruh keluarga sudah tampak berkumpul dan memamerkan senyum sumringah."Selamat ulang tahun sayang.... " Ucap Aleeza pada keponakan nya itu sembari menyerahkan kotak kado bermotif Cinderella." Terima kasih tante " Jawab Aira girang.Aleeza jadi tersenyum melihat bocil itu senang. Tetapi, tatapan mata ipar ipar nya benar-benar menakutkan.Acara pun di mulai, beberapa lagu mereka nyanyikan bersama. Bahkan, mbak intan juga mengundang om badut lagi yang bertugas untuk menghibur tamu undangan.Gadis cilik dengan kostum cinderela itu dari tadi terus tersenyum. Memamerkan sedikit gigi ompong nya. Semua bersuka cita, karena Aira adalah cucu dan keponakan kesayangan dalam keluarga ini.******Bruak!!!Sebuah suara benda terjatuh dari kamar mandi cukup mengejutkan kita semua yang tengah sarapan pagi bersama."Abah!!! " Pekik kami semua bersamaan.Karena saat sarapan bersama, abah izin ke kamar mandi.Semua
Sesampainya di kamar, Reyhan heran karena melihat sang istri yang sepertinya sedang berfikir cukup keras. Ia juga sedikit khawatir, melihat wajahnya Aleeza yang terlihat sedih." Ada apa sayang? " Tanya Reyhan." Eh, mas rey. Nggak apa apa kok. Aleeza cuma sedih aja melihat abah seperti itu" Jawab Aleeza." Oh, syukurlah. Kirain kamu kenapa kenapa " Ucap Reyhan." Mas... " Panggil Aleeza lirih." Iya sayang... Kenapa?? " Jawab Reyhan." Aku kok merasa sedikit aneh dengan abah ya... Apa cuma perasaan ku aja? " Tanya Aleeza yang berhasil membuat Reyhan mengernyitkan dahi." Aneh kenapa say? " Tanya Reyhan." Ya, seperti ada yang aneh gitu mas. Nggak biasanya juga kan abah seperti itu. Emang kamu nggak ngerasa mas? " Tanya Aleeza." Sedikit sih za. Ku pikir tadi, hanya perasaan ku saja. Abah sudah Sepuh za... Mas takut jika abah pulang sekarang " Jawab Reyhan sendu." Aku juga berfikir seperti itu za... Jika abah sudah berpulang, semuanya akan kacau za. Karena hanya abah lah yang membuat
Sesampainya di kamar, Reyhan heran karena melihat sang istri yang sepertinya sedang berfikir cukup keras. Ia juga sedikit khawatir, melihat wajahnya Aleeza yang terlihat sedih." Ada apa sayang? " Tanya Reyhan." Eh, mas rey. Nggak apa apa kok. Aleeza cuma sedih aja melihat abah seperti itu" Jawab Aleeza." Oh, syukurlah. Kirain kamu kenapa kenapa " Ucap Reyhan." Mas... " Panggil Aleeza lirih." Iya sayang... Kenapa?? " Jawab Reyhan." Aku kok merasa sedikit aneh dengan abah ya... Apa cuma perasaan ku aja? " Tanya Aleeza yang berhasil membuat Reyhan mengernyitkan dahi." Aneh kenapa say? " Tanya Reyhan." Ya, seperti ada yang aneh gitu mas. Nggak biasanya juga kan abah seperti itu. Emang kamu nggak ngerasa mas? " Tanya Aleeza." Sedikit sih za. Ku pikir tadi, hanya perasaan ku saja. Abah sudah Sepuh za... Mas takut jika abah pulang sekarang " Jawab Reyhan sendu." Aku juga berfikir seperti itu za... Jika abah sudah berpulang, semuanya akan kacau za. Karena hanya abah lah yang membuat
Aleeza semakin merasakan bakal terjadi sesuatu yang menyesakkan. Ia benar-benar merasa khawatir sekaligus takut." Oh iya nduk.... Ingat ya!! SIAPAPUN, APAPUN, DIMANAPUN, ITU PASTI ADA KURANG LEBIH NYA. jadi, kamu harus pandai dalam menilai sesuatu. Jangan mudah membenci sifat buruk seseorang, dan jangan mudah terlena dengan kebaikan seseorang. Abah titip semua nya ya.... Kamu harus kuat!! " Kata abah yang lagi lagi membuat Aleeza semakin merasa sesak." Abah.. Kumohon... Jangan berkata seperti itu lagi... " Ucap Aleeza yang mulai terisak." Waktu abah sudah nggak banyak nduk. Jadi, abah juga nggak bisa terus terusan membela dan menyayangi mu" Ucap lelaki renta yang sudah mulai semakin melemah itu."Aleeza... Abah ingin bertemu dengan semua cucu, anak dan mantu abah. Juga ibu mu nduk" Pinta abah." Mas Rey!!! Mas reyhan....!! " Aleeza sudah tak kuasa berdiri lagi. Ia hanya bisa berteriak memanggil suaminya untuk menghubungi dan mengumpulkan semua saudara nya.Sementara itu, kedua ta
Pov. IntanBruak!!! Gdebum!!!Sebuah suara yang cukup keras dari kamar mandi cukup membuat ku dan juga beberapa saudara ipar ku yang lain terkejut.Kami yang tengah menikmati sarapan pagi pun serentak tersadar dan berteriak kompak."Abah!!! " Pekik kami semua bersamaan.Aku pun segera beranjak dari meja makan, dan menyusul para ipar ku yang juga ikut menuju kamar mandi."Tok. . Tok.. Tok... Abahh!! " Pekik ibu mertua panik sambil menggedor gedor pintu kamar mandi yang tak kunjung terbuka." Lakukan sesuatu mas, sepertinya abah tak bisa membuka pintu " Ucap Adik ipar ku yang terlihat panik." Benar rey, mbak khawatir terjadi sesuatu di dalam sana " Sahut mbak najwa panik.Reyhan pun segera mengambil ancang-ancang dan mendobrak pintu kamar mandi itu.Setelah pintu terbuka, nampaklah abah yang sudah terkapar lemas di lantai." Abah!! Abah kenapa?? " Tanya ibu mertua yang langsung menyongsong sang suami.Ibu mertua benar-benar terlihat panik, saat melihat suaminya tengah tergeletak di ka
"Ngga papa mas. Atau, kita istirahat saja dulu? " Tawar ku.Rasanya, akan bahaya jika melanjutkan perjalanan dalam keadaan kurang fokus seperti ini. Bahaya bisa mengancam kapan saja, terutama bagi orang-orang yang hilang fokus seperti mas kamal.Ku rasa, kita perlu istirahat sebentar, walau sekedar menikmati es degan sambil melihat lalu lintas yang padat merayap.Akhirnya, mas kamal menyetujui usulan ku. Mobil kami menepi di pinggir jalan raya. Tepat di samping sawah sawah yang membentang luas. Dan kebetulan, ada warung kecil yang menyediakan es buah rumput laut." Bu, es buah nya dua porsi ya... " Pesan ku pada seorang ibu ibu yang mengenakan daster rumahan berwarna coklat itu, lengkap dengan rambutnya yang di cepol asal." Baik bu... Di tunggu dulu ya... " Jawab nya seraya mempersilahkan aku dan mas kamal duduk pada sebuah lincak yang sepertinya sudah tua.Kebetulan, tempat ini sedang sepi. Hanya ada aku, mas kamal, ibu ibu penjual itu dan anaknya yang sepertinya masih TK. Di warung
Jenengan gus kamal?? Putera nya kyai hakim?? " Tanya bapak satu nya yang lebih tua." Iya Pak... " Jawab ku." Ya Alloh gus, ning... Yang meninggal kyai hakim??" Tanya bapak nya lagi." Iya... " Jawab ku lagi." Begini saja... Ayo, saya supirin sampai trenggalek. Sekalian saya takziyah sama kyai. Saya itu murid nya abah e kyai hakim " Ucap bapak bapak itu." Alhamdulillah, iya Pak... Ngga papa. Kebetulan mas kamal nya masih syok berat. Saya takut jika nekat pulang sendiri dalam keadaan seperti ini" Jawab ku.Dari tadi, aku lah yang menjawab pertanyaan mereka. Karena mas kamal sama sekali tak mengeluarkan suara. Beliau memilih diam, dan pandangan mata nya kosong seperti orang linglung.Laki-laki yang lebih tua tadi segera mengemasi barang belanjaan kami yang tercecer dan memasukkan ke bagasi. Sedangkan pemuda tampan yang sepertinya putera nya, membantu ku membuka pintu mobil dan memapah mas kamal yang tampak lemas." Mas, yang sabar ya... Kita pulang sekarang " Bisik ku lirih.Lelaki y
Pasalnya, sejak tadi mas kamal lah yang terlihat sangat kacau. Beliau terlihat sangat sedih, melebihi diri ku.Tapi tiba-tiba saja, mas kamal mengucapkan kalimat yang seolah-olah aku lah yang sejak tadi menangis tergugu, melebihi dirinya. Seolah-olah, aku yang paling terluka, padahal dirinya.Ya... Mungkin kalimat itu juga mas kamal tunjukkan untuk dirinya sendiri, dan di ucapkan nya pada ku. Pada intinya, kita saling menguatkan." Iya mas, yuk sekarang kita turun. Pak Amir juga sudah membukakan pintu untuk kita " Ajak ku.Akhirnya, dengan langkah gontai, mas kamal mengikuti ku turun. Beberapa warga tampak menatap kami prihatin." Tante.... " Teriak keyra berlarian ke arah ku. Mata gadis kecil itu tampak sembab." Iya sayang.... " Jawab ku. Lalu, gadis cilik itu segera ku gendong." Embah abah sudah meninggal tante... Huhuhuhuhu... "'Ucap nya. Ia kembali menangis dalam gendongan dan pelukan ku." Sabar ya sayang.... " Ucap ku.Perlahan, ku genggam tangan mas kamal dan menuntun nya mas