Share

Bab 61. Ular

last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-31 16:33:58

"Ugh ... huwekkk ... huuu ..."

Suaranya yang lemah dan terisak-isak tercampur dengan suara muntahan, menciptakan gambaran kesengsaraan dan ketidakberdayaan yang menyelimuti Saras.

Wanita itu merasa benar-benar terjebak dalam situasi yang kian mencekam dan mengerikan. Sesuatu yang sekecil itu, seperti menemukan bangkai tikus, telah membuatnya semakin hancur dan rentan dalam keadaan yang mengerikan ini.

Kini, Saras merasa terjepit di antara dua sensasi yang mengerikan. Rasa ketakutan dan keputusasaan masih melanda dirinya, dan rasa mual serta jijik akibat menemukan bangkai tikus membuatnya semakin terpuruk. Tubuhnya gemetar, dan ia merasa kian lemah dalam keadaan yang tidak pasti ini.

"Hiks, kenapa tidak ada yang datang menolongku? Tempat apa ini sebenarnya?"

Saat ia mencoba menenangkan diri dari serangan mual yang tak terkendali, ia merasakan getaran getaran halus di udara yang dingin. Meskipun tak begitu jelas, itu adalah petunjuk bahwa ada hembusan angin yang memasuki ruangan gelap t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 62. Menambah Beban

    "Aku harus mencari bantuan ... atau setidaknya mencari tanda-tanda kehidupan."Saras berdiri di luar gudang yang mencekam, mengamati sekelilingnya dengan hati-hati. Ia menyadari bahwa gudang ini terletak jauh dari pemukiman warga dan jalan raya, menjadikannya tempat terpencil yang sulit dijangkau. Meskipun ia telah keluar dari dalam gudang, tantangan masih belum berakhir.Cahaya matahari yang terang memenuhi pandangannya, membuatnya sejenak terasa silau. Ia mengambil napas dalam-dalam, merasakan angin segar yang melintasinya. Namun, rasa takut dan kebingungan masih menggelayut dalam dirinya. Ia tidak tahu persis di mana ia berada dan bagaimana ia bisa kembali kepada orang-orang yang dicintainya.Kruukk krucuuukkk"Ehhh, cacing di perut ..."Saras, memegangi perutnya yang terasa sangat lapar. Sejak sadar dari pingsannya dan berada di dalam gudang gelap, wanita itu tidak menyantap makanan secuil pun. Jadi, sekarang baru merasakan rasa lapar."Aku harus terus bergerak ... terus, mencari

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 63. Serangan Mendadak

    "Ryan, bagaimana perkembangannya? Sudah ada petunjuk?" tanya Gilang, di seberang sana."Belum, Mas. Ini masih mencari-cari apapun yang bisa menjadi petunjuk," jawab Ryan, saat menerima panggilan telepon dari Gilang."Hahh ... kemana penculik itu membawa Saras?" kesah Gilang, seakan-akan untuk dirinya sendiri.Dalam kesibukannya mencari keberadaan Saras, Ryan maupun Gilang merasa waktu berjalan lambat. Mereka sama-sama merasakan gelisah dan perasaan tak pasti yang tak bisa hilang begitu saja.Dengan pandangan mata yang lelah, Ryan tahu bahwa ia tidak bisa menyerah begitu saja. Ia harus tetap kuat dan bertekad untuk melakukan apa pun yang mungkin untuk membawa Saras kembali, tanpa peduli seberapa sulit dan tidak pasti jalannya."Aku, akan mencari perawat untuk menjaga mama Diana. Jika sudah dapat, aku akan bergabung untuk mencari.""Ya, Mas Gilang. Sebaiknya begitu, jadi Mas Gilang bisa mencari petunjuk dengan ikut terjun ke lapangan.""Ya, semoga hari ini aku mendapatkan perawat yang c

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 64. Petunjuk Lain

    Ryan dan timnya terus berjuang dengan segala kekuatan yang mereka miliki. Serangan yang terus-menerus dari lawan-lawan yang lebih berpengalaman membuat mereka semakin terdesak.Beberapa dari mereka sudah terluka parah, sementara yang lain berusaha menjaga posisi."Sialan ini! Kita harus mencoba menarik diri!" Ryan berteriak lagi, mencoba merencanakan pelarian strategis.Namun, ketika mereka mencoba untuk menghindar, sekelompok musuh yang lebih besar tiba-tiba muncul dari arah lain, memotong jalur mereka."Situasi semakin buruk! Apa yang harus kita lakukan?" ujar salah satu anggota tim, wajahnya penuh kebingungan.Mereka harus segera membuat keputusan yang bijak untuk bertahan hidup dalam situasi yang semakin putus asa.Dengan keadaan semakin parah dan bantuan yang belum datang, Ryan dan timnya sadar bahwa mereka harus mengandalkan diri sendiri untuk keluar dari situasi ini. Mereka terus berjuang, meskipun semakin banyak dari mereka yang terluka.Ryan mencoba mengoordinasikan rencana te

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 65. Tidak Biasa

    "Jadi, Paman, ceritakan sedikit tentang masa kecil Ibra yang menarik. Apa yang Ibra suka lakukan waktu kecil?" tanya Mario, sambil menggigit pizzanya."Masa kecilku penuh dengan petualangan. Saya suka menjelajah alam dan bermain sepak bola dengan teman-teman. Dan pamanku di sini adalah salah satu yang selalu mendukung hobiku." Ibra, menjawab dengan tersenyum.Di sebuah ruangan di kantor polisi yang nyaman, Mario, Ibra, dan pamannya duduk bersama di sekitar meja yang dihiasi dengan makanan lezat. Mereka sedang menikmati hidangan seperti pizza, kebab, dan berbagai hidangan lainnya yang tersaji dengan apik di atas meja. Minuman bersoda juga hadir, menciptakan atmosfer santai di ruangan itu.Meskipun Ibra dan pamannya adalah tahanan, mereka diberikan perlakuan istimewa karena mereka tidak seperti tahanan biasa. Polisi yang berjaga di ruangan ini juga menikmati makanan yang sama, menciptakan nuansa kebersamaan yang tidak biasa di tengah situasi yang biasanya ketat.Mereka tertawa dan berbi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 66. Pada Kenyataannya

    Pria itu mendekati ke arah wanita tersebut, dengan wajah tegang antara marah, kesal dan juga waspada."Maaf, bukan bermaksud mencampuri urusan pribadi, tetapi apakah Anda tahu keberadaan Surya, suami Anda? Dia telah menghilang selama lebih dari dua bulan, dan saya sangat khawatir."Mario, pura-pura merasa khawatir dengan tidak adanya kabar dari Surya. Padahal ia khawatir dengan hutang yang belum dibayar oleh Surya!Wanita itu, dengan ekspresi cemas, menjawab, "Saya benar-benar tidak tahu keberadaan suami saya. Dia memiliki banyak hutang dan beberapa masalah keuangan lainnya, tapi saya tidak bisa menghubungi atau menemui dia sejak dia menghilang."Mario merasa campur aduk antara kekhawatiran dan rasa kasihan, tapi juga amarah."Saya memahami situasinya. Surya adalah teman lama saya, dan saya ingin membantu dia. Kami memiliki banyak urusan keuangan bersama. Apakah Anda tahu apa yang menyebabkan dia menghilang atau apakah dia memiliki masalah yang mungkin perlu kita selesaikan?" tanyanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 67. Menakut-nakuti

    Pria pertama melihat Saras dengan tatapan tajam, sementara pria kedua tampaknya mempertimbangkan sesuatu. Beberapa saat berlalu dalam keheningan yang mencekam."Percayalah, kita tidak menginginkan masalah, tapi kamu tahu terlalu banyak," ucap pria kedua dengan nada yang lebih "ramah" dibandingkan dengan pria pertama."Jadi, beri tahu kami apa yang kamu ketahui, dan mungkin saja kami bisa mencari solusi yang baik untuk semuanya," imbuhnya kemudian.Saras merasa dilema. Di satu sisi, ia takut untuk berbicara yang mungkin akan lebih membahayakan dirinya, tetapi di sisi lain, ia juga ingin mencari cara keluar dari situasi ini. Sedangkan sesungguhnya ia tidak tahu apa dan siapa mereka.Saras merasa semakin terpojok dalam situasi yang mencekam ini. Kedua pria tersebut seolah "menikmati" ketidakpastian dan ketakutan yang dirasakannya. Dalam usahanya untuk tetap tenang, Saras mencoba mengambil napas dalam-dalam."Hm ... Mungkin, mungkin kita bisa mencari jalan keluar yang baik," ucap Saras de

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 68. Tertangkap

    "Kau tahu, ini adalah keinginan suamimu sendiri. Dia sudah bosan, dan menyerahkan kau pada kami. Hahaha ...""Dan yang paling penting, kami bisa menikmati kehangatan tubuhmu. Hahaha ..."Di dalam gudang, Saras masih dalam tekanan kedua pria yang telah menculiknya, tanpa tahu bahwa suaminya Gilang dan tim penyelamatannya telah tiba di luar dan berusaha untuk mencarinya.Bahkan mereka mengatakan bahwa semua ini adalah keinginan dari suaminya Saras sendiri, yaitu Gilang. Mereka ingin memanfaatkan situasi bahwa Gilang yang tadinya bodoh itu hanyalah pura-pura mencintainya padahal sebenarnya dia merencanakan semua ini.Kata-kata itu seperti pukulan keras bagi Saras. Ketika kedua pria tersebut menyebut nama suaminya, Gilang, dan mengklaim bahwa semua ini adalah bagian dari rencana Gilang, Saras merasa dunianya runtuh."Tidak mungkin! Mas Gilang, tidak akan melakukan hal seperti ini. Dia mencintaiku," sanggah Saras dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali"Oh, kamu itu tidak tahu apa-apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 69. Melarikan Diri

    "Apa? Apa yang kamu katakan? Wanita itu berhasil ditemukan?" tanya Mario dengan suara terkejut."Ya, Bos. Kabarnya, wanita itu telah berhasil dibebaskan oleh suaminya dan tim penyelamatan dari pihak kepolisian."Dalam telepon, Mario menjawab dengan suara gemetar saat anak buahnya memberikan informasi memalui panggilan telepon. Apalagi suara tegang dari anak buahnya tadi terdengar sangat tegang.Mario, yang berada di balik rencana penculikan Saras, merasakan kepanikan yang mendalam saat mendengar berita bahwa Saras telah berhasil ditemukan dan dibebaskan. Hatinya berdebar kencang, dan pikirannya berputar mencari cara untuk mengatasi situasi yang semakin sulit ini.Mario merasakan tekanan dan kecemasan yang memenuhi dirinya. Dia tahu bahwa sekarang dia berada dalam bahaya besar, dan konsekuensi dari perbuatannya bisa sangat serius."Kita perlu mengambil tindakan segera. Segera cari tahu di mana mereka berada sekarang. Saya harus menyelesaikan ini," pinta Mario--berpikir cepat."Saya aka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07

Bab terbaru

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 133. Tidak bisa diremehkan

    "Hai, tekan dada bagian jantungnya!" seru penjaga, pada napi yang berikan bantuan pertama."Egh! Eh, tetap gak bisa, pak!" teriak napi tersebut, merasa putus asa.Napi-napi lainnya berusaha memberikan pertolongan pertama pada Mario, tetapi sayangnya, kondisinya sudah terlalu parah.Meskipun upaya mereka lakukan sebaik mungkin, Mario akhirnya meregang nyawa dalam keadaan yang menyedihkan. Suasana sel berubah menjadi hening dan penuh duka cita.Pagi harinya, berita kematian Mario telah menyebar ke seluruh lapas. Para napi terkejut dan bingung dengan kejadian tersebut. Beberapa berbisik-bisik dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Gak nyangka," kata napi yang memiliki kamar di seberangnya Mario."Tapi, apakah tidak ada yang mencurigakan sebelumnya?" tanya yang lain."Apa? Sepertinya tidak ada. Mario, bersikap seperti biasanya tidak ada yang terlihat aneh." Napi yang kebetulan satu ruangan dengan Mario, memberikan jawaban.Beberapa dari mereka mencoba mendekati Rico, yang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 132. Rencana Tersembunyi

    "Hai, Bos Mario. Saya mendengar Anda cukup terkenal di dunia ini," sapa Rico, yang mencoba mendekati Mario."Heh, siapa yang memberi tahu tentang itu, bocah?" sahut Mario dengan nada sombong."Oh, banyak orang di sini. Mereka bilang Anda punya reputasi yang hebat," terang Rico yang mulai berakting.Kekasih Diana itu memang sengaja menyanjung Mario, agar pria itu percaya padanya. Dengan demikian, ia bisa dengan mudah melakukan rencana yang sudah dibuat oleh Gilang untuknya.Gilang harus berhati-hati, karena rencananya melibatkan tindakan ilegal dan berbahaya. Langkah ini bisa memiliki konsekuensi serius, termasuk hukuman pidana bagi Gilang sendiri jika dia ketahuan terlibat dalam rencana tersebut.Tapi Gilang juga yakin jika Rico mampu melakukan semua hal yang sudah dipersiapkan untuk balas dendam pada Mario."Hm, tergantung perspektif orang sih. Bagaimana denganmu, bocah? Bagaimana kau bisa di sini?" Mario bertanya pada Rico."Hahaha ... Sama seperti banyak dari kita di sini, terjebak

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 131. Harus mau

    "Mama!" Setu Saras, melihat keadaan mamanya yang tidak sadarkan diri."Sayang?" Rico ikutan panik.Situasi semakin rumit. Rico yang memberikan keputusan penting dalam hubungan percintaannya, membuat Diana terkejut dan akhirnya kehilangan kesadaran.Gilang dan Saras saling berpandangan, tak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua sangat terpukul dengan kondisi Diana yang seperti ini, namun mereka tetap berusaha untuk menangani situasi dengan bijak.Mereka segera memanggil bantuan dan berusaha meredakan keadaan. Semua ini tidak mudah, tetapi mereka harus bersikap tenang dan bijaksana untuk menghadapi masalah ini.Setelah beberapa saat, Diana akhirnya sadar. Gilang dan Saras masih berusaha menjaga ketenangan."Mama Diana? Mama Diana?" panggil Gilang, mencoba menyadarkan Mama mertuanya."Ma, bangun, Ma!" lirih suara Saras, dengan menekan-nekan telapak tangan mamanya."Kita bawa ke rumah sakit, saja!" ajak Gilang, mengingat kondisi Diana.Saras hanya mengangguk lemah, masih terlihat terpukul

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 130. Sebaiknya Berpisah

    "Hai, sayang. Uluh-uluh ... Mama kangen sama kamu dan Rafi," ungkap Diana, Begitu tiba di rumah Gilang. Wanita itu datang keesokan harinya, setelah mendapatkan undangan dari Gilang kemarin. Diana dan kekasihnya datang ke rumah Gilang, sesuai dengan permintaan dari Gilang."Apa kabar, Ma? Bagaimana keadaan, Mama? Sudah benar-benar sehat?" tanya Saras."Emh ... Mama__""Ma, urusan dengan keluarga korban bagaimana? Mereka tidak mempermasalahkan lagi, kan?"Saras langsung mengajukan beberapa pertanyaan secara bersamaan, tidak memberikan kesempatan pada mamanya untuk menjawabnya satu persatu terlebih dahulu."Mari, kita duduk dulu! Aku juga ingin berbincang-bincang dengan kalian berdua," terang Gilang, mengajak kedua orang yang baru saja datang untuk duduk di ruang tamu."Tentang apa?" Kekasih Diana mengajukan pertanyaan - seperti merasakan tidak nyaman."Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin berbincang-bincang saja," terang Gilang menjelaskan agar Rico tidak curiga.Diana melirik ke arah Sa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 129. Ternyata Musuh

    "Sayang, mmmhhh ... aku ingin mencari tahu lebih mengenai kekasih muda mama. Aku merasa curiga dengan niatnya mau bersama dengan mama," terang Gilang."Ya, mas. Mungkin sebaiknya kita mencari tahu lebih lanjut agar tidak ada masalah di kemudian hari," jawab Saras, yang tidak pernah setuju dengan kelakuan mamanya.Mereka kemudian bekerja sama untuk mencari informasi mengenai kekasih muda Diana, untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan merugikan mama mertuanya dalam hubungan tersebut.Mereka berhasil mengumpulkan beberapa informasi tentang kekasih muda Diana. Ternyata, pria tersebut memang seorang model yang cukup sukses. Namun, Gilang masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Sayang, aku masih merasa curiga. Mungkin sebaiknya aku bicara langsung dengan mama Diana, atau bagaimana ya?" Gilang meminta pendapat isterinya."Iya, mas. Aku rasa itu adalah langkah yang baik," ujar Saras setelah berpikir.Gilang kemudian menghubungi Diana dan meminta untuk bertemu dengan kekasih mudan

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 128. Curiga

    "Saat ini tim sedang melakukan riset pasar potensial, Mas. Kami akan segera menyusun strategi untuk memasuki pasar baru." Akhirnya Ryan memberikan jawaban."Bagus, Ryan. Pastikan kita memiliki rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh," puji Gilang dengan menepuk Bunda asistennya tersebut."Saya akan memastikan semuanya terencana dengan baik, Mas." Ryan mengangguk patuh.Begitulah Ryan, yang selalu melakukan tugas dari Gilang tanpa banyak protes. Ia akan berusaha untuk melakukan semuanya dengan sebaik mungkin.Gilang juga tidak pernah ragu, apalagi kecewa dengan kinerja Ryan selama ini. Asistennya itu adalah orang yang sangat setia dan jujur. Jadi, tentunya Gilang selalu bisa menjadikan Ryan sebagai andalannya."Bagus, Ryan. Teruskan kerja kerasmu. Kita harus terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dengan baik." Gilang berbicara dengan nada bangga."Tentu, Mas. Saya dan tim, siap untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini." Ryan menggangguk - memastikan.Gilang

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 127. Ekspansi

    "Hm, kita harus mencari tahu apa motif di balik ini. Apakah ada pihak lain yang memang ingin mencelakai Ibra atau mungkin ada konflik internal di dalam lapas?" Gilang mengangguk setuju dengan pertanyaan Ryan yang tadi."Saya akan meminta tim keamanan lapas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Semua harus dipastikan tidak adanya ancaman serius terhadap Ibra." Ryan menambahkan.Gilang dan Ryan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan teliti dan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi Ibra, meskipun itu di dalam lapas.Setelah berdiskusi dengan Ryan, Gilang juga memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian untuk memberikan informasi tambahan dan meminta bantuan dalam penyelidikan kasus makanan dan minuman beracun di dalam lapas.Sementara itu, Ryan akan segera mengatur pertemuan dengan ahli untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan di lapas sudah diperketat. Mereka juga akan melakukan audit internal untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfa

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 126. Prediksi

    "Halo, siapa ini?" tanya Gilang, saat ada nomor tak dikenal menghubungi ponselnya."Halo, maaf. Saya dari Lapas ingin memberitahukan bahwa kakak Anda, Ibra, sedang mengalami kondisi kesehatan yang memburuk. Kami akan segera membawanya ke rumah sakit." Orang di seberang, menjawab dengan memberikan kabar."Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Segera berikan alamat rumah sakitnya, saya akan datang secepatnya."Gilang sigap saat mendengar jawaban tersebut. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu pada kakaknya, meskipun selama ini Ibra tidak pernah bersikap baik padanya.Karena kabar ini juga tiba-tiba, Gilang tidak ada persiapan apapun. Tapi ia memutuskan untuk segera pergi ke rumah sakit dan menemui kakaknya.Tapi sekarang ini pria itu tidak lagi memiliki keluarga lain, selain kakaknya itu - di luar keluarga kecilnya yang sekarang."Baik, alamatnya adalah rumah sakit pemerintah, yang ada di seberang lapas. Mohon segera datang," pinta orang tersebut."Terima kasih, saya akan segera menuju ke sana."

  • Menantu Sampah Pura-pura Bodoh   Bab 125. Kekasih Baru

    Gilang tiba di kantor lagi bersama dengan Ryan. Ia menggerutu dengan kegagalannya bertemu klien dari Meksiko, tapi justru nona Tan yang datang.Pria itu masih ingat betul bagaimana Nona Tan yang menyapanya dengan senyum yang memiliki arti tersembunyi."Selamat bertemu lagi, Tuan Gumilang. Maaf jika datang tiba-tiba. Saya melihat kalian, dan ...""Ya, itu benar. Tapi sepertinya pertemuan itu gagal terlaksana," sahut Gilang tersenyum kecut."Sayang sekali. Mungkin saya bisa membantu Anda mengatasi masalah ini. Saya memiliki beberapa kontak dengan pengusaha Eropa atau Amerika, yang mungkin bisa membantu." Nona Tan justru memberikan penawaran.Ryan melihat dengan tidak suka, sebab ia tahu jika Gilang juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Nona Tan di antara mereka berdua saat seperti ini.Gilang sendiri terlihat jelas jika sedang kesal. Ia tidak pernah menyangka jika bertemunya kali ini akan gagal bahkan terasa seperti sedang terkena sial, sebab bertemu dengan Nona Tan juga."Ini sungg

DMCA.com Protection Status