Share

Bab 116. Ambisi yang Salah

Gilang datang ke lapas, memberitahukan kabar duka kematian Hendrawan pada kakaknya. Itu karena ia yakin, kakaknya tidak mengetahui atau mendengar berita tersebut.

Dengan hati berat pria itu menyampaikan bahwa Hendrawan telah pergi selamanya. Ia mencoba untuk mengungkapkan kabar tersebut dengan sepelan mungkin, memahami bahwa ini adalah momen yang sulit bagi kakaknya karena dulunya mereka berdua sangat dekat.

"Maafkan aku, kak Ibra. Aku harus memberitahumu tentang, paman. Beliau telah meninggal dunia," ucap Gilang dengan suara pelan, mencoba memahami rasa kehilangan yang mungkin dirasakan oleh Ibra setelah ini.

"Oh," sahut Ibra pendek.

"Kak?" tanya Gilang dengan heran.

Tanggapan Ibra ini jauh dari ekspresi Gilang. Kakaknya itu justru terkesan datar, bahkan tersenyum sinis, seakan-akan puas karena Hendrawan telah pergi selamanya.

Wajah Ibra tidak menunjukkan rasa sedih sama sekali, seakan merasa jika kehancuran hidupnya adalah karena ulah pamannya yang selalu mencuci otaknya agar memben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status