Gilang pulang ke rumah dengan senyum kemenangan di wajahnya. Dia segera berbagi kabar baik ini kepada Saras dan Diana.Akhirnya Mario kalah dipersidangan karena bukti baru yang dibawa Gilang. Ini adalah salah satu bukti yang diberikan Nona Tan melalui Gilang."Sayang, Saras ... Mama Diana, Mario akhirnya kalah di persidangan. Bukti baru yang kita dapatkan berhasil memenangkan kasus ini," ucap Gilang penuh sukacita."Syukurlah. Terima kasih, sayang. Kita berhasil," ucap Saras, menyambut pelukan hangat suaminya.Saras tersenyum bahagia mendengar kabar tersebut. Begitu juga dengan mamanya - Diana yang ikut berbahagia."Itu berita yang sangat baik, Gilang. Sekarang kita bisa tenang, dan Mama minta maaf untuk masa lalu," ucap Diana tersenyum canggung."Ma," tegur Saras - menggelengkan kepalanya.Mereka bertiga merayakan kemenangan ini dengan bersyukur dan kebahagiaan, meskipun dulunya, Diana sempat dekat dengan sosok Mario, yang hampir ia jodohkan dengan Saras.Setelah perayaan singkat, Gi
Delapan bulan kemudian, Saras melahirkan."Tenang, Gilang. Berdoalah agar Saras baik-baik saja, selamat bersama anak kalian." Diana, menenangkan menantunya."Ya, ma." Gilang mengangguk saja, dia tidak merasa tenang."Atau, kau mau menemaninya di dalam?" tanya Diana memberikan usulan.Saat itu, suasana di ruangan persalinan dipenuhi dengan ketegangan dan antisipasi. Lampu-lampu redup mengisi ruangan, menciptakan atmosfer yang tenang namun tegang. Tim medis yang terlatih dengan baik berada di sekitar, siap untuk membantu dalam setiap proses.Saras berada di tempat tidur persalinan, wajahnya sudah terlihat kelelahan tapi tetap bersemangat dengan keteguhan hatinya.Dan akhirnya, Gilang berdiri di sampingnya, memegang tangan Saras dengan erat, memberikan dukungan dan ketenangan."Jangan mengejan dulu, Bu Saras.""Ya, jangan dipaksakan."Para perawat dan dokter dengan cermat memonitor kondisi Saras, memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik. Suara detak jantung sang bayi terd
"Saya setuju, mas Gilang. Persaingan semakin ketat, dan itu berarti kita harus lebih hati-hati dalam setiap keputusan yang kita ambil. Setiap langkah harus diukur dengan matang." Ryan menanggapi dengan serius."Benar, Ryan. Aku juga pikir penting untuk terus memantau perkembangan industri dan tren pasar. Kita harus selalu siap beradaptasi dan memperbarui strategi kita agar tetap kompetitif."Gilang dan Ryan memikirkan hal yang sama, sebab memang begitulah yang terjadi di lapangan. Dan dunia bisnis itu tidak mengenal yang namanya rekan sejati.Jika ada yang menguntungkan mereka menyebutnya rekan, tapi jika tidak, mereka pasti melakukan persaingan demi mendapatkan keuntungan."Tentu saja. Dan saya berpikir, penting juga untuk mempertahankan kualitas produk dan layanan kita. Itu adalah fondasi dari reputasi perusahaan kita, Mas Gilang.""Sepakat! Kualitas adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan. Aku minta kau bisa memastikan tim produksi dan layanan pelanggan tetap fokus
Gilang tiba di kantor lagi bersama dengan Ryan. Ia menggerutu dengan kegagalannya bertemu klien dari Meksiko, tapi justru nona Tan yang datang.Pria itu masih ingat betul bagaimana Nona Tan yang menyapanya dengan senyum yang memiliki arti tersembunyi."Selamat bertemu lagi, Tuan Gumilang. Maaf jika datang tiba-tiba. Saya melihat kalian, dan ...""Ya, itu benar. Tapi sepertinya pertemuan itu gagal terlaksana," sahut Gilang tersenyum kecut."Sayang sekali. Mungkin saya bisa membantu Anda mengatasi masalah ini. Saya memiliki beberapa kontak dengan pengusaha Eropa atau Amerika, yang mungkin bisa membantu." Nona Tan justru memberikan penawaran.Ryan melihat dengan tidak suka, sebab ia tahu jika Gilang juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Nona Tan di antara mereka berdua saat seperti ini.Gilang sendiri terlihat jelas jika sedang kesal. Ia tidak pernah menyangka jika bertemunya kali ini akan gagal bahkan terasa seperti sedang terkena sial, sebab bertemu dengan Nona Tan juga."Ini sungg
"Halo, siapa ini?" tanya Gilang, saat ada nomor tak dikenal menghubungi ponselnya."Halo, maaf. Saya dari Lapas ingin memberitahukan bahwa kakak Anda, Ibra, sedang mengalami kondisi kesehatan yang memburuk. Kami akan segera membawanya ke rumah sakit." Orang di seberang, menjawab dengan memberikan kabar."Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Segera berikan alamat rumah sakitnya, saya akan datang secepatnya."Gilang sigap saat mendengar jawaban tersebut. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu pada kakaknya, meskipun selama ini Ibra tidak pernah bersikap baik padanya.Karena kabar ini juga tiba-tiba, Gilang tidak ada persiapan apapun. Tapi ia memutuskan untuk segera pergi ke rumah sakit dan menemui kakaknya.Tapi sekarang ini pria itu tidak lagi memiliki keluarga lain, selain kakaknya itu - di luar keluarga kecilnya yang sekarang."Baik, alamatnya adalah rumah sakit pemerintah, yang ada di seberang lapas. Mohon segera datang," pinta orang tersebut."Terima kasih, saya akan segera menuju ke sana."
"Hm, kita harus mencari tahu apa motif di balik ini. Apakah ada pihak lain yang memang ingin mencelakai Ibra atau mungkin ada konflik internal di dalam lapas?" Gilang mengangguk setuju dengan pertanyaan Ryan yang tadi."Saya akan meminta tim keamanan lapas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Semua harus dipastikan tidak adanya ancaman serius terhadap Ibra." Ryan menambahkan.Gilang dan Ryan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan teliti dan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi Ibra, meskipun itu di dalam lapas.Setelah berdiskusi dengan Ryan, Gilang juga memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian untuk memberikan informasi tambahan dan meminta bantuan dalam penyelidikan kasus makanan dan minuman beracun di dalam lapas.Sementara itu, Ryan akan segera mengatur pertemuan dengan ahli untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan di lapas sudah diperketat. Mereka juga akan melakukan audit internal untuk memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfa
"Saat ini tim sedang melakukan riset pasar potensial, Mas. Kami akan segera menyusun strategi untuk memasuki pasar baru." Akhirnya Ryan memberikan jawaban."Bagus, Ryan. Pastikan kita memiliki rencana yang matang sebelum melangkah lebih jauh," puji Gilang dengan menepuk Bunda asistennya tersebut."Saya akan memastikan semuanya terencana dengan baik, Mas." Ryan mengangguk patuh.Begitulah Ryan, yang selalu melakukan tugas dari Gilang tanpa banyak protes. Ia akan berusaha untuk melakukan semuanya dengan sebaik mungkin.Gilang juga tidak pernah ragu, apalagi kecewa dengan kinerja Ryan selama ini. Asistennya itu adalah orang yang sangat setia dan jujur. Jadi, tentunya Gilang selalu bisa menjadikan Ryan sebagai andalannya."Bagus, Ryan. Teruskan kerja kerasmu. Kita harus terus berkembang dan menghadapi setiap tantangan dengan baik." Gilang berbicara dengan nada bangga."Tentu, Mas. Saya dan tim, siap untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini." Ryan menggangguk - memastikan.Gilang
"Sayang, mmmhhh ... aku ingin mencari tahu lebih mengenai kekasih muda mama. Aku merasa curiga dengan niatnya mau bersama dengan mama," terang Gilang."Ya, mas. Mungkin sebaiknya kita mencari tahu lebih lanjut agar tidak ada masalah di kemudian hari," jawab Saras, yang tidak pernah setuju dengan kelakuan mamanya.Mereka kemudian bekerja sama untuk mencari informasi mengenai kekasih muda Diana, untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan merugikan mama mertuanya dalam hubungan tersebut.Mereka berhasil mengumpulkan beberapa informasi tentang kekasih muda Diana. Ternyata, pria tersebut memang seorang model yang cukup sukses. Namun, Gilang masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres."Sayang, aku masih merasa curiga. Mungkin sebaiknya aku bicara langsung dengan mama Diana, atau bagaimana ya?" Gilang meminta pendapat isterinya."Iya, mas. Aku rasa itu adalah langkah yang baik," ujar Saras setelah berpikir.Gilang kemudian menghubungi Diana dan meminta untuk bertemu dengan kekasih mudan