Arya mendengar kalimat yang melecehkan istrinya itu membuat tangan kekar mengepal erat hingga semua urat rahang menyembul keluar sampai wajah memerah dan urat kening pun tampak di permukaan. Hidung mengerut dengan napas naik turun cepat dan semakin mengepal sangat erat.
“Nah, betul itu. Kamu terima saja tawaran dia yang jarang sekali menawarkan bantuan ke orang lain untuk memperbaiki kehidupannya!” imbuh Krisna yang ikut tertawa menggelegar.
“Hanya dua jam saja, loh Arya. Sentuhan Keanu sangatlah lembut dan membuat ketagihan.” Penari striptis mempertegas cara bermain Keanu di ranjang.
Api di dalam Arya semakin membara dan membakar kepalanya yang dingin. Tanpa banyak bicara, ia berbalik badan dan melangkah dengan cepat lalu melayangkan dan menghempaskan pukulannya di wajah Krisna dengan sangat keras hingga tersungkur di lantai. Lalu, ia memukul bagian perut dan wajah Keanu yang berani melecehkan istrinya.
“Kalian boleh menghinaku, tapi jangan istriku. Jika kalian menyentuh istriku dan memengaruhinya maka tamatlah riwayat kalian!” ancam Arya dengan tatapan nanar.
Pengunjung lain menggeser posisi mereka sambil berteriak saat terjadi baku hantam di sebuah Bar mewah. Arya memandangi mereka dengan tatapan tajam lalu mengambil kerah jas Keanu. Ia memukul wajah pria itu berkali-kali sampai mengeluarkan darah di hidung, kening dan ujung bibir.
Belum selesai, menghajar Keanu yang telah berani-beraninya melontarkan kalimat pelecehan untuk istrinya, kedua lengan kekar diangkat lalu ditarik oleh dua pria berbadan besar dan terdapat banyak tato di bagian kedua tangan dan belakang leher. Dua pria itu melawan dan berusaha memukulnya, tetapi kedua tangan yang lebih besar darinya ditangkap dan dihempaskan sambil dipelintir hingga tangan mereka berbunyi keras.
Setelah dua pria berbadan besar, tiga pria lain berjas pun datang lalu memukulnya. Lagi dan lagi, Arya bisa menghindar dan melawan semua pria itu hingga terkapar di lantai sampai babak belur. Ia berdiri dengan kaki yang tidak bisa berdiri tegak akibat tumpuan yang tidak sangat kuat setelah memukul banyak orang.
“Apa yang kamu lakukan, Arya? Dia adalah investor terbesar untuk hotel dan bar ini. Kamu sudah menghajarnya sampai babak belur,” bisik rekan kerja yang sedari tadi berdiam saat Arya dihina.
“Aku memberikan pelajaran kepada mereka agar tidak sembarangan menilai dan mengeluarkan kalimat yang mulutnya gak pernah disekolahkan sama orang tua,” jawab Arya yang bergantian meledek Keanu dan Krisna.
Amarah Arya sudah tidak bisa dibendung lagi sampai bisa melumpuhkan banyak orang yang ada di Bar dalam waktu beberapa menit. Pukulannya tidak ada yang bisa mengalahkan meskipun memiliki cacat fisik di bagian kaki, tetapi memiliki kekuatan dan kelebihan pada kedua tangannya ketika seluruh tenaga keluar maka sekali pukulan, nyawa yang ada dalam genggamannya akan pergi selamanya.
Keanu berdiri tertatih sambil memegang perut menggunakan tangan kanan dan satu tangan merogoh handphone di saku celananya. “Aku akan membuatmu menyesal selama umur hidupmu, Arya,” ancam Keanu yang satu tangan tampak sibuk dengan handphone, seperti sedang menghubungi seseorang.
“Aku gak takut dengan ancamanmu karena kamu bukan Tuhan yang bisa menghukumku kapan saja,” balas Arya tegas sambil menatap nanar dan membuat semua orang yang ada di sekitar tercengang.
“Aku memang bukan Tuhan, tapi bisa melakukan semauku dan keinginanku pasti terjadi!” balas Keanu yang tampak tidak main-main dengan ucapannya.
“Sudahlah, Arya, terimalah penawaran Keanu yang tentunya gak akan datang kedua kali. Sayang sekali, kalau kamu menolaknya apalagi, kamu saat ini sedang membutuhkan uang untuk biaya hidup,” sahut Krisna yang berdiri sambil meringis dan sekilas memegang dan menggerakkan rahangnya yang terasa bergeser.
Arya tersenyum miring. “Gak nyangka, kamu bisa bicara seperti itu, Mas, padahal kamu adalah kakak kandungnya. Seharusnya kakak kandung melindungi dan marah saat adiknya dilecehkan oleh pria yang gak tahu diri hanya karena banyak harta bisa melontarkan kalimat sembarangan dan semua itu sangat terlihat bahwa gak memiliki adab,” sindir Arya yang sangat menyayangkan sikap pembelaan yang dilakukan oleh kakak iparnya.
“Diam kamu! Kamu gak perlu membawa adab karena kamu lebih parah dari pada aku. Aku masih punya harga diri, tapi kamu sudah gak punya harga diri. Harga dirimu sudah hancur menjadi pasir,” jawab Keanu sambil menggerakkan kakinya, seperti menginjak kotoran di tanah. “Inilah harga dirimu saat ini. Kamu seharusnya yang menafkahi Cahaya bukan sebaliknya!” hardik Keanu yang menampakkan senyuman miring di bibir.
Secepat kilat, tangan Arya menarik kerah jas Keanu hingga posisi badannya sangat dekat dengannya dan tatapan mereka pun dekat. Tatapan tajam penuh amarah itu ditunjukkan kepadanya bahwa semua kalimat yang dilontarkan oleh pria kaya yang tidak memiliki aturan pasti punya pembalasan darinya.
“Kamu harus ingat tatapanku ini dengan baik-baik. Tatapanku kalau sudah seperti ini pasti akan membalasnya, entah kapan!” ancaman Arya tegas lalu mendorong Keanu.
Baru saja mendorongnya, kedua tangan sudah dipegang erat dan badan ditarik paksa oleh dua pria berbadan lebih besar darinya. Arya meronta-ronta untuk memaksa dilepaskan dengan menggerakkan kedua tangan.
“Lepaskan aku!”
“Mereka gak akan melepaskanmu kalau aku gak memerintahkannya. Cepat atau lambat, kamu akan mendapatkan balasan dariku!” ancam Keanu sambil tertawa. Suara tertawanya diikuti oleh seluruh pengunjung Bar biasa dan spesial.
Pengunjung biasa tidak ada yang berani ikut campur ke dalam masalah mereka. Tiga pria berjas yang terkapar di lantai adalah pengunjung spesial yang merupakan teman undangannya.
“Diamlah, Arya. Kamu cukup diam dan mengangguk saja maka hidupmu akan tenang dan damai sampai akhir hayatmu,” ujar Krisna yang memberikan saran tidak akan diterima olehnya.
“Kamu yang seharusnya diam, Mas Krisna. Kamu sudah bukan menjadi kakak panutan Cahaya. Asal kamu tahu, Mas, Cahaya sangat membanggakanmu karena usahamu yang cukup keras dalam membangun bisnis yang bertemakan kuliner hingga sukses,” beber Arya yang tidak pernah diketahui olehnya.
“Cukup! Tempat ini bukanlah tempat yang tepat. Kamu gak usah merayuku dengan membawa nama Cahaya!” sentak Krisna sambil melotot.
Keanu tertawa. “Sudahlah, Arya. Kamu gak akan mempan membuat semua orang di sini kasihan kepadamu karena kamu adalah pria yang menyusahkan istrimu, gak berguna untuk istrimu maka dari itu, serahkan istrimu atau aku yang akan mengambil istrimu secara paksa!” Keanu menghina dan mengancam Arya untuk merebut Cahaya darinya.
“Bangsat! Aku gak akan menyerahkannya dan gak akan pernah bisa mengambil istriku dari genggamanku!” balas Arya dengan nada tinggi.
Pukulan mendarat di perut sebanyak dua kali hingga membuatnya mengerang dengan mata terbelalak. Rasa sakit di perut di tahan, tetapi pukulan kedua yang sangat keras mendarat di pipi dan kepalanya sebanyak dua kali.
“Mengalahlah saja, Arya. Ingatlah, perusahaan tempat istrimu bekerja itu bekerja sama dengannya. Jika kamu memperburuk keadaan maka dia akan kena imbasnya.” Krisna meminta Arya untuk mengalah demi istrinya.
“Kalau kamu gak mau tunduk maka istrimu gak akan selamat!” ancam Keanu lalu tertawa terbahak-bahak dan terdengar suara nada dering.
“Hei, Keanu. Kamu jangan macam-macam sama istriku!” teriak Arya sampai wajah memerah dan urat di leher menyembul. Keanu tersenyum miring saat melihat Arya merasa terancam dan takut terjadi dengan istrinya. Nada dering masih terdengar di jelas sambil menunjukkan layar handphone miliknya pda Arya dan melangkah dengan wajah yang menyebalkan. Lalu, ia mendaratkan pukulan keras di wajahnya saat jarak sudah dekat.“Kalau kamu gak mau istrimu kenapa-napa maka tunduklah. Aku bisa membuat hidupmu lebih baik dari pada ini. Jika sebaliknya, maka jangan pernah mimpi ada kedamaian dalam kehidupan rumah tanggamu sampai membuatmu mati dan mengambil Cahaya dari tanganmu,” ujar Keanu lalu menekan pipinya dan mengembalikan posisi wajah ke arahnya.Wajah Arya babak belur sampai sudut bibir mengeluarkan darah sembari menatap Keanu sayu yang tampak tersenyum puas ketika melihat dirinya kesakitan dan tidak bisa berbuat apa pun. Pernyataan Keanu dibalas dengan tertawa menggelegar
Tangan mungil dan mulus dicium lembut. Arya tersenyum tipis sambil menggeleng pelan lalu duduk di samping Cahaya. Ia hanya menjawab dengan gelengan kepala pelan. Ia tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi agar tidak menambah beban hidupnya yang sudah cukup berat di kantor. “Bagaimana gak apa-apa? Wajahmu luka-luka begini dan kayaknya … darah kamu banyak, Mas. Kamu tunggu di sini, aku ambil obat dulu buat ngobatin lukamu.” Cahaya cemas dengan kondisi wajah suaminya yang habis mengeluarkan banyak darah. Arya menundukkan pandangan sambil memandangi sepuluh jemari tangan yang darahnya masih ada di setiap jari seraya diusap perlahan. Lalu, jemari yang terluka disembunyikan dengan membalikkan posisi telapak tangan. Cahaya kembali dengan membawa obat salep, wadah berisi es batu dan kain handuk kecil. Luka lebam yang ada di wajah dikompres pelan oleh sang istri tercinta. Arya merasa bersalah darinya karena tidak berkata jujur kep
Seorang lelaki paruh baya yang membentak Arya adalah Dwiky Sudarmadji, paman Cahaya, kakak ipar Arman Sentosa. Lelaki paruh baya itu terlihat tidak terima dengan perbuatannya yang memukul keponakan kesayangan. Ya, Krisna adalah keponakan kesayangan sejak kecil. “Paman coba tanya saja Mas Krisna. Dia dulu yang memulai,” jawab Arya sambil menatap Krisna yang duduk di sofa dengan bersandar di kepala sofa. “Kamu jangan mengelak. Jelas-jelas kamu yang salah di sini. Seharusnya, kamu bisa menjelaskan semuanya di sini ketika diminta pertanggung jawaban!” sungut Dwiky sampai menggebrak meja. “Dia pasti ngelak soalnya sudah ketahuan. Mana ada maling yang ngaku kalau sudah tertangkap basah,” sindir Bella sambil menatap sinis dari atas sampai bawah. “Aku memang gak salah. Dia yang salah. Aku kerja di sana dan dia jatuh sendiri,” sanggah Arya dengan intonasi penekanan. “Halah.” Dwiky tidak percaya dengan sanggaha
“Eng-gak. Saya hanya mengintai aja,” jawab Willy lalu terkekeh sambil merogoh saku jas sebelah kanan. “Sama aja. Kamu pulang sana. Aku sedang gak mood bercanda dan adu mulut sama yang lain,” usir Arya sambil mengarahkan Willy untuk menjauhi pintu rumahnya. “Tunggu, Tuan. Tuan jangan terburu-buru mengusir saya. Saya tahu kalau sedang gak mood adu mulut karena pikiran sedang penuh masalah, kan? Selain dipecat dari pekerjaan, Tuan juga mendapatkan masalah dari mertua dan dua pria yang menyebalkan.” Willy terus berbicara sambil menoleh ke arah Arya yang memasang wajah masam di belakangnya. Arya diam beribu bahasa saat Willy berbicara tentang dirinya. Dia benar-benar sudah mematai-matainya sampai mengetahui hampir seluruh permasalahannya. Arya menggaruk hidung dan rasanya ingin sekali memukul tangan kanan ayahnya yang banyak bicara. Kekesalan dalam diri ditahan dengan menarik dan membuang napas perlahan lalu meletakkan kedua tangan
“Sakit kanker paru-paru. Tuan besar sudah mengidap penyakit itu bertahun-tahun, tapi disembunyikan dari istri kedua, Kakak Tuan dan Tuan muda,” ungkap Willy yang tidak berani menatap Arya. Arya tertegun dan mematung saat mendengar kabar Ayah yang mengidap penyakit yang mematikan. Penyakit yang sudah lama ada di tubuhnya dan hanya tangan kanan-nya yang mengetahui penyakitnya. Bagaimana bisa Ayah Arya menyembunyikan penyakit mematikan itu? Apakah semua karena memajukan bisnis hingga besar agar anaknya bisa meneruskan bisnis yang sudah dirintis olehnya? “Pulanglah, Tuan muda,” mohon Willy dengan posisi yang masih sama. “Bapak Willy pulanglah. Aku mau istirahat dan jangan memintaku seperti itu. Aku bukan orang jahat,” balas Arya sambil mengembalikan posisi Willy dengan tegak dan membalikkan badannya sekaligus mengantarkan hingga depan rumah. Willy pergi dari rumah Arya menggunakan mobil berwarna hitam sport deng
Arman Sentosa tertawa sambil melirik dan mengusap tangan Cahaya yang sedari tadi diam tanpa kata dengan memasang wajah masam yang tidak menyukai pertemuan di antara mereka. Pertemuan yang bertujuan untuk menjodohkannya dengan lelaki yang tidak pernah dicintai olehnya. Keluarga Stagle memang berteman lama sampai bekerja sama antar perusahaan dengan saling menanam dan berbagi dari hasil saham. Keuntungan perusahaan Sentosa semakin meningkat karena dukungan dari keluarga Keanu yang terkenal bisa mendongkrak perkembangan bisnis yang bekerja sama dengannya. Perkembangan usaha Sentosa sangat sukses karena adanya Stagle dibalik seluruh kinerja bisnis yang menghasilkan puluhan milyar. Arman Sentosa merasa utang budi karena didukung dan diberi saham yang banyak dari perusahaan Stagle sehingga menjodohkannya dengan Keanu Stagle. “Kalau saya setuju aja dengan perjodohan ini karena mereka berdua cocok dan bisa menghasilkan turunan yang berpo
Cahaya masih menangis sesenggukkan sambil memeluk erat tubuhnya. Ia tidak menjawab pertanyaannya, padahal sudah mengetahui tentang kejadian di restoran mewah. Walaupun sudah mengetahui semuanya, Arya tetap ingin tahu jawaban dari sang istri dengan jujur atau tidak. Arya membiarkan Cahaya untuk meluapkan rasa kekesalan, kemarahan dan kecewa kepadanya dengan memeluk erat. Isak tangis Cahaya semakin mereda setelah puluhan lama memeluk dirinya. Ia hanya membutuhkan pelukan dan sandaran pundak untuk meluapkan semuanya. Cahaya menyeka air mata lalu melepas pelukannya perlahan dari tubuh atletis Arya. Ia menatap wajah suaminya yang tampan, berkarisma dan simpatik dengan lamat sambil dielus perlahan. Wajah yang tidak pernah bosan untuknya meskipun telah berbuat kesalahan. “Paras yang rupawan ini tidak akan terlupakan olehku dan akan selalu ada dalam benak dan hatiku. Kamu yang sudah memenangkan hatiku sampai tidak ada ruang untuk siapa p
Arya membuka mata perlahan dengan lebar lalu duduk di atas sofa sambil mengusap mata. Ia melihat Cahaya yang sibuk memindahkan koper di ruang tamu. Sontak, Arya terkejut dengan situasinya yang memindahkan tiga koper. “Apa yang kamu lakukan?” “Aku memindahkan koper, Mas. Kamu cuci muka dulu setelah itu pergi dari rumah ini dan jangan menunda lagi. Kamu semalam ketiduran makanya kita cepat pergi dari sini sebelum Ayah datang ke rumah ini,” jawab Cahaya yang bersiap untuk pergi dari rumahnya. “Iya, aku semalam ketiduran dengan berniat menunggu waktu untuk membangunkanmu.” “Gak apa-apa. Kamu cuci muka aja sekarang dan jangan ditunda lagi karena mereka pasti akan tiba dalam beberapa jam ke depan. Jadi, bergerak cepat, Mas.” Arya bergegas mencuci muka dan menggosok gigi yang telah disiapkan oleh Cahaya lalu membawa semua perlengkapan untuk dimasukkan ke dalam tas ransel agar tidak membuka koper lagi. Setela
Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju
Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters
“Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru
“Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i
Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k
Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya
“Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past
“Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu
“Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek