Beranda / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / 98. Tiga Sosok Pelindung yang Berbahaya

Share

98. Tiga Sosok Pelindung yang Berbahaya

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku gak akan memberitahu identitasku pada publik sebelum menangkap para penjahat, tapi aku akan muncul pada publik dengan merekam video dan disebarkan ke internet dengan memberikan sebuah petunjuk tentang pebisnis gelap yang meresahkan dunia ini sekaligus mengancam mereka untuk membeberkan dan menangkapnya tanpa memberitahu detail tentang cara menangkap mereka. Biarkan publik bertanya-tanya tentang diriku untuk saat ini karena ini adalah caraku.”

“Bagaimana kalau Tuan besar meminta Tuan untuk mengakui di depan publik?”

“Aku menolaknya dan memberikan alasanku untuk itu. Jadi, Pak Willy jangan khawatir karena aku sudah mendapatkan beberapa nama yang menjadi kunci utama yang kuat dalam pembuktian,” jawab Arya tegas.

“Siapa saja nama-nama itu, Tuan muda?”

“Stefano, Joana, Archie dan Michele. Mereka tinggal di apartemen mewah di kota ini. Mereka adalah investor terkuat dalam perusahaan Stagle yang berbisnis gelap. Mereka juga memfasilitasi apa pun ketika dia membutuhkannya,” jawab Arya de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   99. Rencana Pembunuhan

    “Berhati-hatilah terhadap siapa pun di sekelilingmu karena ada orang yang mengintaimu. Jika ada yang bermacam-macam denganmu, berteriaklah sekeras mungkin agar mendapat pertolongan dari orang lain. Jika gak mendapatkan pertolongan maka berlarilah dan pergi ke kantor polisi.” Arya berpesan pada perempuan di sampingnya dengan serius seraya menatapnya lamat. Perempuan itu hanya mengangguk.Arya mengacak-acak rambutnya sekilas lalu pergi meninggalkan dia. Ia mempercepat langkah sembari menggerakkan bola mata ke berbagai arah untuk mencari tahu keberadaan mereka berempat. Arah jarum jam pukul satu empat orang itu melangkah ke sebuah lift.Arya berlari menuju lift lalu memperhatikan layar atas lift. Mereka berhenti di lantai paling atas. Ia menekan tombol berkali-kali untuk lift segera turun.Pintu lift pun terbuka lalu menekan tombol paling atas. Ia membaca petunjuk setiap lantai terdapat apa saja di dalam Mall ini. Ia melihat lantai paling atas terdapat sebuah Bar dan kafe.Lift sudah tib

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   100. Mengungkap Latar Belakang Arya Kepada Sentosa

    “Kita bahas di rumah saja karena takut ada yang mendengar bisa gagal semua rencana kita,” potong Keanu lalu memasuki lift.Arya bersandar di pilar besar berbentuk persegi untuk bersembunyi. Tatapan nanar ditunjukkan olehnya dengan menatap dinding berwarna putih seraya mengepal erat hingga tangan dan kepala bergetar.Amarah semakin terbakar dan tak kenal ampun bagi mereka yang berniat menghancurkan keluarganya. Siapa pun akan dibalas olehnya dengan cara yang gak akan pernah sangka oleh mereka.Arya menuruni lantai menggunakan tangga darurat hingga ke lantai dasar Mall. Ia bergegas kembali ke rumah sakit setelah mendapatkan informasi yang cukup sebagai bukti.Empat puluh lima menit berlalu, sekitar pukul tiga sore tiba di rumah sakit. Ia melihat lima orang wanita dan dua pria yang masuk ke kamar Cahaya secara bergantian. Langkahnya dipercepat lalu masuk ke kamar dan memperhatikan mereka dari belakang.Ia juga melihat pemandangan Sentosa yang mempersilakan mereka untuk melihat keadaan an

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   101. Inilah Jalan Satu-satunya!

    “Gak, semua yang kukatakan bukanlah karangan seakan merayu Ayah untuk menerimanya sebagai menantu. Semua fakta yang Ayah dengar adalah benar.”“Baiklah. Dia berasal dari keluarga apa? Pemilik bisnis apa?” tanya Sentosa yang terdengar menantang Cahaya untuk menyebutkan asal keluarga Arya.Cahaya menoleh ke arahnya dengan tatapan yang meminta izin untuk memberitahu latar belakangnya pada Sentosa agar tidak selalu dipandang rendah dan dihina. Arya menggeleng pelan padanya karena bukanlah waktu yang tepat.“Apa yang Ayah lakukan kalau dia terbukti anak dari keluarga konglomerat dan terpandang?” tanya Cahaya yang menginginkan Sentosa untuk meminta maaf dan menerimanya sebagai menantu.“Ayah meminta maaf, berterima kasih sambil bersujud kalau memang berniat membantu keluarga kita dari masalah yang sedang terjadi.” Sentosa menjawab pertanyaan Cahaya tanpa rem.Cahaya melirik Arya sambil tersenyum tipis karena sang Ayah akan menerimanya sebagai menantu kalau semua ucapannya terbukti. Namun, A

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   102. Operasi Berjalan Dengan Lancar

    Cahaya mematung dan membisu dengan menatap dinding putih yang mengalirkan buliran air bening di pipi. Dia terlihat tidak ingin dioperasi untuk mengangkat rahim.“Aku melakukan semua ini gak akan pernah memikirkan diri sendiri dan sudah menerima risiko ke depannya tanpa menyalahkan takdir secara terus menerus.”Cahaya masih tidak merespons ucapannya untuk berusaha membujuknya agar mau melakukan operasi pengangkatan rahim. Dia menyeka air mata perlahan lalu menatap suaminya dengan lamat.“Apakah kamu gak malu dengan ucapan olokan terhadapmu yang nantinya selalu ada saja yang mengatakan keinginan kamu menikahiku, padahal gak bisa hamil. Udah tinggalin aja dia karena keluarganya aja gak menerimamu. Sekarang gantian kamu membuangnya dan gak usah dinafkahin.”Cahaya mengeluarkan semua ucapan yang pasti terjadi ke depannya ketika berita ini tersebar. Jika tidak tersebar akan selalu ada cemooh terhadapnya. Hinaan yang terlontar untuknya dan Arya tampak membuat Cahaya tidak sanggup menerima se

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   103. Tragedi yang Meremukkan

    “Sebenarnya banyak. Namun, saya hanya memberi yang utama saja. Selain yang disebutkan tadi, Mbak Cahaya gairah berhubungan suami istri menurun dan emosional juga gak stabil. Jadi, harap dimaklumi.”Arya memalingkan penglihatan ke arah lantai. Ia tidak menyangka harus mengalami hal itu yang bisa membuat sebuah keluarga semakin harmonis.Ia harus lebih ekstra untuk merawat dan menjaga Cahaya dari siapa pun. Ujian yang tak pernah luput dari siapa pun ketika memang sudah menjadi untuknya.Arya menghela napas panjang lalu tersenyum lebar. “Gak apa, Dok karena yang terpenting adalah istri saya selamat dan hidup. Terima kasih.”Arya masih tersenyum lebar sambil mengangguk-angguk lalu bersalaman dengan Dokter Octo. Dokter Octo tersenyum tipis sambil mengusap lengannya sekilas.“Sama-sama. Saya pergi dulu nanti kembali ketika waktu pemeriksaan kondisi tubuh Mbak Cahaya pasca operasi.”Arya melepas tangan Dokter Octo sambil mengangguk sekali dan sedikit memberi jalan untuk Dokter Octo. Dokter p

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   104. Wanita Muda yang Angkuh

    Jemari mungil nan bersih dan mengkilap di kukunya bergerak pelan bagaikan memberikan tanda bahwa dia bisa mendengar pertanyaan darinya terkait senyuman indah yang diharapkan olehnya ketika mengetahui kenyataan yang pahit.“Kamu mendengarku? Jika kamu mendengarku, aku akan bicara padamu banyak banget untuk menyampaikan semuanya padamu dengan kondisimu saat ini.”Arya menghela napas panjang lalu meletakkan kedua lutut di lantai seraya memandangi wajah Cahaya yang sangat putih, bersih dan bercahaya. Ia menelan saliva dengan keras untuk menahan kecewa terhadap takdir. Namun, ia harus menerimanya dengan lapang dada.“Baiklah, aku mulai saja, ya. Kenyataan yang harus diterima saat ini dan puluhan tahun ke depan bahkan bisa hingga menutup mata dijalani bersama. Aku akan selalu berada di sampingmu dalam kondisi apa pun, seperti kamu menerimaku apa adanya tanpa ada kata kecuali. Kini, giliranku yang menjaga, siaga dan melindungimu penuh hingga membuatmu selalu tertawa tanpa ada air mata yang m

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   105. Nama yang Terikat Dengan Pebisnis Gelap

    Penampilan wanita muda yang mirip dengan keturunan Tionghoa seperti pebisnis. Jika dia adalah pebisnis maka menghargai Soeparman dan harus berhati-hati dengannya agar misi berjalan dengan lancar.Suasana di dalam dan luar mobil tampak sedikit tegang dan canggung setelah Arya menanyakan sosok wanita yang ada di sampingnya terhadap Soeparman dengan nada yang tidak ada rasa takut. Tatapan wanita itu sedikit terkejut seraya melirik Soeparman.“Maaf, dia adalah pekerja saya yang baru. Jadi, maklum kalau gak mengenal Anda,” kata Soeparman yang mencoba mencairkan suasana yang canggung sembari terkekeh pelan.“Ah, pantas saja, dia gak mengenalku.”“Iya, maklumi saja dia, ya, Michelle.”Arya yang mengalihkan pandangan ke kaki menjadi melebar bola matanya ketika mendengar sebuah nama yang tidak asing baginya. Wanita di sebelahnya ternyata adalah pebisnis gelap yang berbahaya dengan sikap yang menghargai Soeparman.‘Bagaimana bisa dia seperti itu? Apakah Ayah disegani banyak orang meskipun gak t

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   106. Identitas yang Terlibat Aman

    Sophia tampak terkejut saat Arya melontarkan pertanyaan tentang sosok dirinya. Dia menelan saliva perlahan seraya berdehem dan meletakkan tas jinjing di kursi sampingnya.“Aku adalah teman sekolahmu yang pernah menyukaimu, tapi sering mendapatkan perundungan dengan alasan yang tidak memiliki apa pun, padahal kita sama. Namun, kamu gak mendapatkannya malah kebalikan dariku. Kamu selalu disanjung dan dipuji oleh banyak orang karena kecerdasanmu dan peringkat di kelas.”Sophia malah memberikan alasan yang menyangkut masa lalu. Jawaban yang tidak diinginkan oleh Arya karena telah masa lalu. Ia hanya membutuhkan jawaban sederhana agar tidak terbujuk oleh siapa pun meskipun seseorang yang dekat dan peduli dengannya bisa lebih berbahaya dari pada seorang musuh.“Aku gak butuh jawaban itu. Jawab pertanyaanku sejujurnya! Siapa pun kamu di masa lalu, aku gak peduli!” geram Arya yang menahan suara bariton untuk berbunyi keras.“Kenapa kamu tiba-tiba tanya itu?”Arya menunjukkan hasil temuannya p

Bab terbaru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   138. Akhir yang Berbuah Manis

    Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   137. Pengungkapan Stagle dan Rekannya

    Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   136. Penataan Aula Hotel

    “Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   135. Rencana Kecil yang Berhasil

    “Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   134. Pergerakan Agent Arya

    Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   133. Pemakaman Palsu

    Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   132. Malam Berduka

    “Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   131. Menyusun Skenario Pemakaman Palsu

    “Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   130. Bekerja Sama Dengan Banyak Pihak

    “Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek

DMCA.com Protection Status