Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / 109. Gedung Tinggi untuk Berpesta

Share

109. Gedung Tinggi untuk Berpesta

Author: Angdan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ketika Pengawal Soeparman menyebutkan ciri-ciri bangunan yang berada di sekitarnya dan melihat ruangan di sekitarnya terlintas sebuah apartemen yang pernah bekerja di sana. Ciri-ciri yang disebutkan pun sama karena hanya apartemen itulah yang dekat bank swasta dan rumah sakit internasional.

Apartemen itu adalah milik keluarga Stagle. Arya mengernyitkan dahi untuk memikirkan apa hubungannya dengan Soeparman sampai harus menculiknya. Sontak, ia teringat dengan bisnis dunia fashion yang berbasis pernikahan.

Dia akan mengikuti ajang kompetisi pameran pakaian pernikahan dan desain pakaian yang lain yang akan dipamerkan dan ditonton dari para aktris, pengusaha dan profesi lainnya yang doyan gaya pakaian zaman sekarang.

“Astaga, kenapa semuanya bebarengan seperti ini? Istri sakit dan Ayah diculik,” gerutu Arya yang kepalanya menjadi pening mendadak.

Semua acara pun telah mendekati hari. Ia belum datang ke butik untuk memeriksa pakaian yang akan dipamerkan ke acara bergengsi yang dikenal oleh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   110. Kesempatan Memiliki Bukti Tambahan

    Arya menyingkirkan tangannya dari bagian dada perempuan yang menyambutnya. Ia hanya mengambil gelas sloki lalu meneguk minuman itu hingga habis. Ia mengambil handphone dari kantong celana jeans dengan perekam yang diaktifkan olehnya dan diletakkan kembali ke dalam kantong jas.Arya menggandeng tangan perempuan itu untuk dibawa ke sofa untuk menemaninya hanya sekadar meminum minumannya. Ia mendekatkan bibir ke telinga tanpa melepas kacamata sambil memegang tangan perempuan itu untuk membisikkan sesuatu padanya. Namun, perempuan itu menggeliat duluan.“Aku gak ingin menikmati tubuhmu.”“Lalu, apa maumu?” tanya perempuan itu yang tiada henti meraba tubuh atletisnya.“Aku ingin bekerja sama denganmu, tapi dengan syarat.”Perempuan muda berambut pendek, berombak, mata bulat dan bola mata berwarna cokelat tua menoleh dan menatap lamat dengan senyuman miring. Senyuman yang terlihat tergoda oleh tawaran Arya.“Apa syaratnya? Kamu membayarku lebih dan tidur denganku?”“Gak, tidur denganmu, tap

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   111. Permintaan Kerja Sama Dengan Bobby

    Arya mematung sambil menatap Adzkia dan menaik turunkan alis beberapa kali saat pria itu menanyakan peraturan dalam ruangan VIP yang terdapat banyak wanita yang berpakaian mini sambil melenggangkan tubuhnya yang disukai banyak pria.“Ah, maaf, dia orang baru. Jadi, gak mudah mengingat peraturannya yang sangat banyak,” jawab Adzkia sambil meringis dan memegang lengan pria berbadan kekar.“Orang baru, pantes aja gak pernah lihat dia. Kalian mau bermain di luar ruangan?”Arya berbalik badan untuk menghentikan ucapan pria itu, tetapi Adzkia memeluk lengannya dengan erat lalu mengecup pipinya lembut. Ia tercengang melihat sikapnya yang seperti itu.“Iya, kami mau bermain di luar karena di sini gak bebas. Jadi, izinkan kami untuk bermain diluar,” sahut Adzkia sambil meringis dan mengelus lengan Arya.“Baiklah. Kamu juga sudah terkenal menjadi karyawan yang melayani banyak pria dengan baik.”“Terima kasih.”Rayuan Adzkia membuahkan hasil sehingga mereka bisa keluar dari ruangan yang membuat

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   112. Kesepakatan Kerja Sama yang Mendadak

    “Tunggu, tunggu, kamu punya hubungan apa dengan Soeparman?” tanya Bobby penasaran dengan Arya yang ingin bekerja sama dengannya.“Saya … pernah bekerja dengannya dan mengetahui siapa pun yang berniat ingin menghancurkannya maupun bisnisnya. Saya juga mengetahui siapa pun yang memiliki bisnis gelap yang merugikan banyak orang.”Arya tetap tidak menunjukkan identitas asli pada siapa pun yang baru saja mengenalnya. Ia selalu waspada terhadap seseorang yang tidak dikonfirmasi oleh Willy. Bobby pun mengangguk-angguk yang seakan percaya dengannya.Masanya tidak dihabiskan bersama Soeparman sehingga harus berhati-hati terhadap siapa pun karena bisa menghancurkannya secara tidak terduga. Bahkan, ia juga tidak serta merta percaya dengan Adzkia.“Baiklah. Aku mau bekerja sama denganmu untuk membebaskan Soeparman dari tangan siapa pun.”“Oke, besok pagi jam sembilan, temui saya di rumah sakit.”“Kenapa di rumah sakit?”“Istri saya sakit.”“Baiklah.”“Saya pulang dulu dan ditunggu besok.”Arya me

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   113. Pembeberan Kronologi Awal Mula

    “Saya kurang tahu, tapi orang yang berada di depan bilang ke saya bahwa ada seseorang yang menunggu Anda, katanya sudah janjian.”Arya menundukkan pandangan sambil mengusap dagu lalu melirik Cahaya yang masih diperiksa oleh Dokter Octo. Ia menghampiri sosok yang menunggu dan seseorang yang sudah memiliki janji adalah Bobby.“Siapa yang mencariku?” tanya Arya pada pengawalnya.“Itu orangnya, Tuan.” Pengawal Arya menjawab lirih sambil menunjukkan seorang pria yang duduk di kursi panjang dengan kaki yang dilipat dan ditumpu pada satu kaki.Postur tubuh pria sedang duduk tampak seperti postur tubuh Bobby yang tidak lebih tinggi darinya dengan tinggi badan yang setara. Ia menyapa Bobby dan memintanya untuk menunggu beberapa menit karena waktu yang telah disepakati belum terjadi.“Pagi, Pak Bobby.”“Eh, pagi, Arya. Maaf saya datang pagi sekali dan mendahului satu jam dari jam janjian,” balas Bobby sambil berdiri dan tertawa lalu menepuk lengannya.“Gak apa, Pak. Saya kaget soalnya rajin ban

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   114. Saksi Kerja Sama

    “Panjang ceritanya dan gak akan kuceritakan pada siapa pun. Cukup Bapak tahu bahwa keluarga Stagle yang mungkin pandangannya dan kalian terhadap mereka awalnya salah. Jika Bapak tahu ingin mengetahui hal itu bisa diungkapkan secara bersama dan bisa mengundang Pak Sentosa dan keluarga Stagle untuk datang ke sini.”“Kamu jangan gila, Mas.” Cahaya protes dengan ide Arya yang ingin mengundang mereka ke rumah sakit.Arya dan Bobby reflek menoleh ke arahnya karena nada yang dikeluarkan tidak merendah melainkan, sedikit tinggi dan tidak terima dengan idenya. Ia pun terdiam untuk memikirkan cara membuat Bobby percaya dengan ucapannya.“Terserah, Pak Bobby mau percaya dengan ucapanmu atau tidak karena kita sudah memberitahu yang sebenarnya bukan hanya bualan dan mengada-ngada. Bapak Bobby akan tahu kalau sudah masanya. Kamu fokus jalankan rencanamu.”Cahaya tidak peduli dengan tanggapan siapa pun setelah menyampaikan kabar tentang keluarga Stagle. Dia memahami situasi saat ini karena sosok yan

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   115. Pertemuan Keanu dan Stefano yang Mencurigakan

    “Bapak bisa menilai mereka nanti ketika bertemu dan memperlakukan siapa pun yang berada di bawahnya. Saya hanya bilang pada Bapak bahwa berhati-hati dengan keluarga Stagle. Otak Stagle berada di Baidi dan tubuhnya berada di Keanu.”Arya berbicara dengan menyakinkan bahwa keluarga Stagle sangat berbahaya dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Keluarga yang haus harta dengan berbagai cara akan dilakukan untuk mendapatkan kategori orang terkaya di dunia.“Oke. Kita lihat nanti, ya.”“Iya, silakan lihat nanti.”“Oke. Lanjutkan yang tadi.”“Aku nanti menyamar sebagai pengantar minuman dengan caraku. Jika Pak Soeparman belum kembali di acaranya, alihkan acara itu dengan rangkaian acara yang sudah disusun oleh tangan kanannya. Saya mencari dan menyelamatkan Pak Soeparman.”“Bagaimana kalau dia memang gak kembali selama-lamanya kalau keluarga Stagle menginginkan kategori yang dimiliki Soeparman?” tanya Bobby yang memotong penjelasannya.Arya terdiam dan termenung dengan mengalihkan p

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   116. Identitas Dokter yang Mencurigakan

    “Bapak mendengar saya?” Tanya Arya balik sambil menoleh dan menatap lamat.“Iya, saya mendengarmu bicara yang lirih, tapi kayak suara tawon sedang berkumpul,” jawab Bobby sambil memainkan jemarinya dengan mengatup dan membuka.Arya menghela napas panjang dan membuat Bobby tampak kesal dengannya karena tidak menjawab pertanyaan yang diajukan olehnya. Dia juga ingin tahu hubungan dan maksud kedatangannya di rumah sakit.“Kenapa kamu malah menghela napas panjang seperti orang yang mau melahirkan?”“Ck, memangnya seperti ini orang yang mau melahirkan?” decak Arya seraya melirik Keanu dan Stefano yang masih berada di posisinya.“Jelaskan padaku sekarang, apa maksudmu tadi!” desak Bobby sambil menarik kerah bajunya.Arya menyingkirkan tangan Bobby. “Perhatikan posisi sisitivi yang ada di sekitar kita, Pak. Beberapa sudut di taman hanya ada beberapa sisitivi dan lorong juga hanya ada beberapa sisitivi ketika hendak ke taman. Posisi mereka yang tidak ada sisitivi dan terhalang atap yang menur

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   117. Praduga Karyawan, hilangnya Soeparman

    “Dokter yang Bapak lihat tadi.”“Apa? Bagaimana sekarang dia? Mati?” cecar Bobby yang berprasangka Dokter yang menemui Keanu dan Stefano telah meninggalkan tubuhnya di suatu tempat.“Dia gak mati karena membutuhkannya hidup dan masih diberi pilihan untuk melanjutkan hidup dengan aman atau dihantui rasa kejahatan yang terus menerus. Aku juga sudah mendapatkan kode dari itu bahwa sesuatu yang ada di dalam tas plastik berwarna hitam adalah sesuatu yang berbahaya dan pastinya bisa membuat seseorang bisa meninggal tanpa meninggalkan jejak atau bisa dikatakan bukti tidak dapat ditemukan.”Bobby dan tiga pengawalnya tampak terkejut mendengar pernyataan yang disampaikan oleh Dokter Lucio. Ia menarik dan mengembuskan napas perlahan sambil mengusap seluruh wajahnya secara perlahan lalu terduduk di sebuah sofa dengan menarik rambutnya perlahan.Bobby menghampirinya yang terduduk. Jika memang itu adalah hal yang berbahaya artinya ayahnya sedang dalam bahaya. Sontak, mata terbelalak ketika teringa

Latest chapter

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   138. Akhir yang Berbuah Manis

    Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   137. Pengungkapan Stagle dan Rekannya

    Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   136. Penataan Aula Hotel

    “Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   135. Rencana Kecil yang Berhasil

    “Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   134. Pergerakan Agent Arya

    Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   133. Pemakaman Palsu

    Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   132. Malam Berduka

    “Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   131. Menyusun Skenario Pemakaman Palsu

    “Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   130. Bekerja Sama Dengan Banyak Pihak

    “Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek

DMCA.com Protection Status