Share

210. Kekhawatiran

“Astagfirullah! Mbak, mending lapir polisi aja, deh! Kalau kaya gini sudah masuk tindakan kriminal ‘kan? Percobaan pembunuhan! Ada lho pasalnya!” pekik Melati.

Nadina mengeluh lirih sembari menggendong Nadhin ke pangkuannya. Wanita itu sebentar merapikan pakaian putri kecilnya itu.

“Mau melaporkan siapa, Mel. Semuanya tanpa petunjuk, dan ini belum bentuk teror yang benar-benar membahayakan. Siapa yang bisa menjamin pengirim surat dengan penabrak orang yang sama? Bisa aja ‘kan, pemilik surat lihat aku nyaris tertabrak lalu menggunakan insiden itu dalam ancamannya?” papar Nadina.

Melati tampak berpikir lalu mengangguk pelan.

“Lalu sekarang rencana Mbak Nadina apa? Jujur aja nih ya, Mbak! Yang dikirim Mbak Nadina tapi yang ketar-ketir Melati tahu!” aku Melati dengan wajah cemasnya.

“Sudah, nggak usah parno! Insyaallah, semuanya aman kok. Allah pasti jaga!” ujar Nadina.

Keduanya kini bangkit dari meja makan, tampaknya hendak mengamati Adnan dan kawannya yang tengah bermain di ruang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status