Selain Zidane dan Annisa yang selalu bucin di kantor. Tiara dan Rizky pun demikian. Saat jam istirahat, Tiara mencurahkan isi hatinya pada Rizky karena Morgan tadi yang menghambat pekerjaan. “Morgan yang mantan sahabatnya Pak Zidane bukan?” tanya Rizky. Tiara mengangguk. “Iya, Mas, aku dengar juga gitu. Bu Annisa juga tadi kelihatan kesal banget ngadepin klien kaya dia.” “Kamu mau dengar fun fact, gak, By?” tanya Rizky pada Tiara yang memanggilnya dengan sebutan Baby. “Fun fact apa?” tanya Tiara penasaran. “Orang di sekeliling kita memiliki masalah yang sama, yaitu dikhianati oleh sahabat-sahabatnya,” ujar Rizky. Tiara membuka mulutnya terperangah. Ia baru sadar sekarang. “Oh my God, iya juga, ya, Mas. Bu Annisa dikhianati oleh Nayla, Pak Zidane dikhianati oleh Pak Morgan, dan Pak Alfian juga dikhianati oleh Pak Diki. Ini lucu, sih, Mas. Kenapa bisa kebetulan sekali?” Rizky mengangkat kedua bahunya. “Entah.” Tiara kemudian menatap Rizky. “Kamu jangan berkhianat,
Hari berganti hari, perusahaan Anisa begitu sibuk. Perusahaannya semakin berkembang pesat. Untungnya tidak ada masalah besar yang mengganggu. Semuanya begitu lancar bahkan semakin maju. Pemandangan mesra antara ZIdane dan Anisa sudah biasa menjadi makanan sehari-hari para karyawan. Begitu juga dengan pasangan Tiara dan Rizki, mereka juga seperti menyaingi kemesraan bosnya. Kini hubungan mereka bahkan sudah menginjak 2 bulan. Rizki dan Tiara menjalani hubungan dengan begitu mulus. Hubungan hangat mereka disambut baik oleh teman-teman mereka. Bahkan di antara teman-teman mereka mengusulkan Tiara dan Rizki untuk segera menikah. Namun keduanya masih betah dalam hubungan pacaran. Tiara juga belum siap untuk ke jenjang yang lebih serius. Namun bukan berarti mereka bermain-main dalam perasaan. Mereka akan melanjutkan hubungan yang lebih serius jika sudah tiba waktunya. Ketika mental dan finansial mereka menunjangi. Karena begitu banyak kasus yang mengangkat konflik tentang ekon
Tiara tertawa melihat kekasihnya yang mengirimkan banyak sekali berpasang-pasang baju padanya. Terlintas ide jahil di kepalanya. Tiara memerintah Rizky untuk mencoba satu persatu dan mengirimkan foto kepadanya. Rizky malah mengikuti ucapan Tiara. Ia memakai sekiranya 10 pasang pakaian. Kemudian mengirimkan pada Tiara. Tiara yang dikirimi banyak foto oleh kekasihnya pun tertawa geli. Memang kalau laki-laki sudah bucin, mengikuti segala perintah wanitanya. Ting! Rizky mengirimkan satu foto padanya. Dia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam putih. Kemeja anak muda yang sedang trend sekarang. “Kurang bagus,” komentarnya pada Rizky. Rizky pun berganti pakaian lagi ia mengirimkan foto dirinya sedang berdiri menggunakan pakaian yang semi formal dengan blazer yang dipadukan dengan celana pendek. “Jangan pakai itu,” ucap Tiara yang mengirimkan pesan suara. Rizky pun sudah lelah berganti-ganti pakaian. Ia mengirimkan pesan suara juga pada Tiara. “Pakai yang man
Tiara menarik nafas panjang. “Mas, aku kan sayang banget sama kamu,” ujarnya kemudian menjeda beberapa detik. “Iya, terus?” tanya Rizky merasa tidak enak. Sepertinya akan ada masalah yang terjadi di antara mereka. “Kalau tiba-tiba kamu atau aku ada sesuatu hal yang bikin hubungan kita berhenti gimana?” tanya Tiara yang sebenarnya sudah overthinking dari kemarin. “Maksud kamu berhenti?” “Ibu aku udah nerima kamu, aku juga nggak tahu ibu kamu nanti bakal nerima aku atau enggak. Dari kemarin aku kepikiran itu.” Rizky menghela nafas panjang. Ia pikir Tiara akan bertanya apa. Rupanya hanya pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu lagi dipertanyakan. “Tiara, kamu terlalu berpikir panjang untuk ke depannya. Yang penting sekarang, aku masih mencintaimu. Aku juga tidak tahu nanti ke depannya apakah kamu masih mencintaiku setulus ini atau tidak. Yang sekarang di jalan dulu yang nanti akan kita pikirkan sama-sama.” Tiara tidak puas dengan jawaban Rizky. Ia menginginkan jawaban
Taman dengan rumput hijau yang terbentang luas dan banyak pepohonan yang rimbun menjadi tempat piknik mereka berdua. Karpet kecil pun di bentangkan di atas rumput tersebut. Kemudian Tiara menata makanan di atasnya. Setelah makanan disajikan di atas karpet itu, Tiara memasang tripod untuk mengabadikan momen mereka. Mereka memilih tempat di bawah rimbunnya pohon. Jadi tidak terasa terlalu panas. Rizky duduk meluruskan kakinya. Suasana seperti ini membuat Rizky merasa dirinya telah memiliki kehidupan sempurna. Rizky jadi membayangkan bagaimana nanti jika ia telah menikah dengan Tiara. Dia akan makan makanan buatan sang istri setiap hari. “Kamu kenapa ngelamun gitu?” tanya Tiara. Rizky pun menoleh. Ia menggelengkan kepalanya. Wangi nasi goreng membuat nafsu makannya meningkat. Ia sudah tidak sabar mencicipi makanan buatan Tiara. “Buka mulut kamu, Mas,” titah Tiara yang menyodorkan sendok berisi nasi goreng. Rizky membuka mulutnya menerima suapan dari Tiara. Nasi goreng
Annisa masih berada di ruangannya. Hari ini akan ada rapat untuk evaluasi perusahaan serta membahas proyek baru. Namun kepalanya terasa pening. Zidane yang melihat istrinya terus memegang kepala pun menyuruh sang istri untuk duduk sejenak. Dari rumah Annisa sudah mengatakan pada Zidane kalau kepalanya sedikit pusing. Tadi pagi Zidane juga sudah istrinya untuk beristirahat 1 hari. Namun Annisa tetap memaksa untuk tetap berangkat. Karena pagi ini ada rapat penting yang tidak dapat ditunda. “Pusing banget, ya?” tanya Zidane. “Udah sedikit mendingan kok,” jawab Annisa yang sebenarnya kepalanya masih terasa pusing. Annisa bangun dari duduknya. Dia tidak enak pada karyawannya yang telah berkumpul di ruang rapat. Dibantu dengan Zidane yang menggandeng tangan Annisa ke ruang rapat. Mereka pun berjalan beriringan. Sampai di ruang rapat. Ia duduk paling ujung. Moderator memulai rapatnya kemudian Annisa memaparkan beberapa data perkembangan perusahaan ini. Anisa menggerakkan pad
Ternyata benar, dalam kondisi hamil muda ini. Tubuh Annisa jadi sering kelelahan. Iya mudah lelah walaupun hanya bergerak sedikit. Seperti saat ini, menyapu kamarnya pun sudah membuatnya kewalahan. Ia duduk di bibir ranjang sembari mengatur nafasnya. Zidane yang baru keluar dari kamar mandi pun melihat istrinya yang napasnya tersengal-sengal. Ia begitu khawatir kemudian bertanya kepada Annisa. “Kamu kenapa?” tanyanya. “Aku habis nyapu lantai, Mas,” jawabnya. Zidane berdecak kesal. “Udah aku bilang jangan terlalu capek. Kamu tinggal nurutin omongan aku aja susah banget. Kalau ada apa-apa bilang aja sama aku. Jangan terlalu maksain diri kamu nanti kalau ada apa-apa sama aku gimana? Ingat ya kamu itu sedang hamil. Harus pintar-pintar menjaga tubuhmu sendiri.” Zidane menceramahi istrinya panjang lebar. Sedangkan Annisa hanya menundukkan kepala. Semenjak dirinya hamil, Zidane memang sangat posesif padanya. Annisa yang sangat sensitif pun menangis. Air matanya meluruh begit
Tiara dan Rizky menghentikan kegiatan mereka di dalam mobil. Keduanya saling tatap. Rizky menangkap kedua pipi Tiara. “Maafkan aku ya. Aku benar-benar kacau,” ucap Rizky pada Tiara. Tiara menganggukan kepala ia memaklumi kekasihnya yang sibuk akhir-akhir ini. Walaupun sebenarnya Rizky mengacuhkan Tiara bukan karena pekerjaan. Namun karena ada suatu masalah yang tidak bisa ia ceritakan kepada Tiara. Rizky kemudian menjalankan mobil kembali ke restoran terdekat. Di dekat pantai tersebut terdapat sebuah villa yang memiliki restoran. Rizky mengajak Tiara makan di restoran tersebut. Pada restoran itu terdapat beberapa minuman yang mengandung alkohol dengan kadar rendah. Rizky mengambil beberapa botol minuman tersebut. Rizky lebih memilih take away daripada makan di tempat. Ia kemudian membawa beberapa bungkus makanan ke dalam mobilnya. Tiara menerima makanan dari Rizky. Keduanya makan makanan tersebut di dalam mobil. Rizky kembali memarkirkan mobilnya di pantai. Rizky mem