Share

Chapter 188

Nayla menatap ayahnya yang memakai pakaian orange. Wajah ayahnya sangat kusut dan tidak terawat. Pak Diki berjalan menghampirinya Nayla.

Pak Diki merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Nayla. Namun Nayla mundur satu langkah. Ia menggelengkan kepalanya seraya meneteskan air mata.

“Tidak, aku tidak mau dipeluk Papah,” ucapnya.

Pak Diki sangat terluka. Anaknya menolak dipeluk olehnya. Ia melihat luka yang begitu besar dari mata Nayla. Pak Diki pun duduk di seberang anaknya.

Tidak ada yang memulai pembicaraan. Nayla menundukkan kepala dengan air mata yang terus mengalir deras. Ia tidak kuat melihat kondisi ayahnya yang menyedihkan.

“Nak,” panggil Pak Diki.

Nayla yang dipanggil oleh ayahnya dengan sebutan ‘Nak’ semakin deras menangis. Entahlah, dada Nayla sesak sekali. Kondisi saat ini membuat Nayla gampang sekali menangis.

“Bagaimana kabarmu dan kabar mamah?” tanya Pak Diki.

Nayla akhirnya mengangkat kepalanya. Ia menatap sang ayah dengan kedua mata yang mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status