“Apa Papa yakin dia akan dipenjara?” Mika Johanes mulai meragukan ucapan dan keyakinan suaminya. Galen menoleh ke samping, “kalau dia bebas kita usahakan dia masuk lagi ke dalam penjara,” jawabnya. Wanita itu memilih untuk diam, dan berharap Kevin benar-benar menceraikan Zara. “Kita punya banyak utang di bank pemerintah, bahkan karena bantuan temannya Zara kita dapat pinjam lebih banyak dari harga jaminan yang kita taruh di sana.” Andai Kevin pergi, kemungkinan dia kembali memaksa Zara untuk melakukan kemauannya. Tubuh zara sangat diinginkan para lelaki hidung belang di luar sana, dan otomatis bayaran seorang artis juga beda untuk satu malamnya. Sebusuk itu lah isi kepala Galen terhadap anak angkatnya. Dia rela menghalalkan segala cara guna bisa membuat Zara jadi mesin pencetak uang. “Utang perusahaan sudah semakin besar dan mau gak mau kita harus meminta Zara untuk melayani para konglomerat itu,” ujar Galen. “Iya benar, Mama setuju itu. Menantu sampah kita harus segera perg
“Jangan kau menjadi orang jahat, nanti aku bisa menyeretmu ke kantor polisi,” ujarnya lagi.Seketika keringat dingin mulai membasahi tubuh Galen, dia terkejut kedatangan orang nomor satu di Kota ini di rumahnya tanpa pemberitahuan.Tak berbeda jauh dengan Jenni dan Mika Johanes yang hampir gagal bernafas.“Tuan, maaf saya salah. Silahkan duduk Tuan,” ucap Galen ramah.Saat Galen hendak mengambil tangan pria nomor satu itu, ternyata tamu kehormatan tersebut malah menepis tangannya dan fokus ke Zara dan Kevin.“Tuan Kevin, dengan rasa hormat saya pada anda dan istri anda, saya datang dengan tulus untuk meminta maaf pada kalian berdua.”Galen masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, kenapa dunia bisa terbalik seperti ini? pikirnya.“Benar Tuan, Nona. Dari lubuk hati yang paling dalam kami mengaku gagal mendidik anak kami. Tolong maafkan kami.”Giliran wanita paruh baya yang berdandan nyentrik tulus mengucap maaf.Zara sama terkejutnya dengan kedua orang tua angkatnya. Kevin tadi han
“Kalau memang begitu, maaf kami tak bisa berbuat apa-apa. Karena Tuan Kevin dan Nona Zara dibantu oleh Tuan Adamson dari West Country.”“Apaaaaa?” pria arogan itu terkejut dengan jawaban pengawal Papanya.“Maaf Tuan, kasihan Papa anda. Penuhi saja permintaan Tuan Kevin dan Nona Zara. Kasihan karir Papa anda Tuan.”“Cih.”Pria arogan itu berdecih kesal, “sampai mati pun aku tak sudi minta maaf padanya. Mereka tak ada apa-apanya dibanding dengan keluargaku,” teriaknya.“Tapi karir Papa anda bisa hilang dalam sekejap karena campur tangan Tuan Adamson.”Pengacara pribadi orang nomor satu di Kota ini mendekat dan berbisik pada lelaki arogan itu.“Tuan muda bisa bayangkan, kalau Tuan besar lengser karena uang suap yang dibongkar ke publik maka semuanya akan hancur. Harta keluarga anda akan disita.”BraaaaakPria itu penuh emosi sampai memukul meja. Petugas kepolisian datang ke ruangan itu.“Tolong jangan membuat kegaduhan di sini,” ucapnya.Sang pria arogan menatap nyalang pada polisi itu,
“Cepat berlutut!” titah Tuan Mark sekali lagi. Sang anak dan keenam teman lainnya merasa sangat direndahkan oleh Kevin dan Zara, demi apapun ketujuhnya akan membalas lebih dari ini. “Tuan jangan lakukan itu. Maafkan manusia tak berguna ini!” Galen sampai berlutut di depan Tuan Mark dan menyalahkan sang menantu atas permintaan tak adil itu. Mana mungkin Galen membiarkan orang terhormat ini berlutut di depan gembel seperti Kevin. “Kau ini orang tua macam apa huh? Bukannya bersyukur kehormatan anakmu diselamatkan oleh suaminya, tapi kau malah menganggap menantumu bersalah.” Tuan Mark sangat takut dengan ancaman Dimas, kalau tuan Adamson akan membongkar semua kejahatannya bisa ketidakadilan kembali terjadi. “Bukan begitu Tuan. Saya tahu persis manusia ini sangat rendah,” tuduh Galen. Tuan Mark tampak marah, “apa seperti ini perlakuanmu pada menantumu sendiri huh?” hardiknya. Galen tak bisa berkutik, tapi dia juga marah pada Kevin yang dianggapnya saat ini sedang beruntung. “Tapi
Di tempat berbeda Kevin sedang melakukan pertemuan dengan Dimas.Pagi ini mereka akan mengadakan meeting dengan klien barunya di kota Victoire, dan Dimas sudah mendengar mengenai investor Johanes Group memilih mengakhiri kerjasama.“Jadi mereka meminta uangnya kembali?” tanya Kevin.“Benar Tuan, dan Galen baru bisa mengembalikannya 35%.”“35%?” Kevin membeo.“Benar Tuan, uang dari investor dia pakai menutupi utang-utangnya. Jadi proyek yang dijanjikan itu tak pernah ada.”Kevin berdecak kesal. Perusahaan Kakeknya Zara dipakai main-main oleh Galen untuk memenuhi hasratnya.“Kau harus pasang telinga, bila pihak ketiga menyita perusahaan itu tolong langsung akuisisi,” perintah Kevin sungguh-sungguh.“Sepertinya dia akan mencari pinjaman Tuan ke tempat lain.”Dimas yakin sekali Galen tak akan membiarkan hartanya jatuh ke tangan orang lain.“Masuk akal juga sih, pasalnya dia benar-benar sudah tidak punya apa-apa,” Kevin menimpali.Mereka pun tiba di pembangunan gedung untuk kantor cabang
“Maaf Tuan muda, saya harus panggil anda siapa?” tanya Galen.Mereka sudah tiba di sebuah restoran mewah yang ada di dekat kantor Irfan.“Panggil saja Jonathan,” ucapnya.“Baik Tuan muda,” sahut Galen, “kalau boleh saya tahu apa maksud tuan tadi?” tanya Galen gugup.Dia takut sekali permasalahannya tak terselesaikan.Jonathan tersenyum miring, di dalam benaknya sudah penuh dengan rencana balas dendam pada Kevin dan Zara.“Tadi Om kelihatan bingung, dan saya sudah tahu kekacauan yang terjadi. Sebab keluarga besar saya ada yang menjadi investor di kantor Om.”Tentu saja Galen memilih menunduk, dia percaya ucapan pria arogan ini, sekaligus malu bukan main.“Mau Om menangis darah pun Irfan tidak akan pernah mengeluarkan uangnya untuk Om. Saya hafal betul wataknya.”Galen mengangguk seolah membenarkan ucapan pria arogan itu. Jonathan tersenyum penuh kemenangan.“Namanya pinjam uang dalam jumlah besar mana mungkin ada yang berani memberikannya OM, terlebih perusahaan Om sedang bangkrut,” ta
“Terima kasih Tuan muda. Sampai bertemu satu minggu lagi,” ucap Galen.Mereka sudah tiba di depan restoran tepatnya di samping mobil Galen.Atas bujukan Jonathan, assistant sang mafia itu berhasil memberi deposito sebesar lima miliar.“Sama-sama Om, dan ingat suruh anak Om perawatan biar minggu depan tidak mengecewakan. Siapa tahu dia akan dipakai lama dan Om akan menjadi miliarder di Kota ini.”Jonathan sengaja melayangkan pujian membuat Galen melayang. Dia tak sabar menerima uang 45 miliar lagi minggu depan.Hutangnya akan segera lunas, pikir Galen.“Baik Tuan muda. Saya juga akan mencari cara untuk menghabisi menantu saya itu.”Mereka pun akhirnya berpisah. Galen pulang ke rumah dengan waja berseri-seri.Saat dia tiba di rumahnya, pria paruh baya itu bersiul masuk ke dalam rumah membuat Kevin dan Zara yang sedang masak menjadi terkejut.“Pa,” panggil Zara.Galen berjalan mendekati meja makan, “kalian makan apa?” tanya Galen.“Mie instan pa. Apa Papa mau dibuatin?” Kevin memberi taw
Besok harinya Kevin dan Zara masih kebingungan melihat perubahan sikap Galen Johanes.Mereka tak biasa diperlakukan baik oleh pria tua itu, terlebih Kevin tapi entah kenapa sejak kemarin sore pria ini sangat baik.Bahkan dia meminta Kevin untuk nanti pergi ke mall membeli bahan-bahan makanan.Tak hanya Galen, istri dan anaknya yang masih muda pun ikut bersikap baik pada Kevin.Otak cerdasnya tak mampu menerima kebaikan yang begitu tiba-tiba, dia yakin kalau sang Papa mertua merencanakan niat buruk.‘Aku harus segera mencari tahu tentang niat yang terselubung di balik sikap baiknya ini,’ gumam Kevin di dalam hati.“Kalian mau kemana? Ayo sarapan dulu,” ujar Galen ramah.Kevin dan Zara baru saja tiba di lantai satu dan mendapati keluarga itu sibuk menyiapkan sarapan.“Terima kasih Pa, tapi Zara tidak sarapan. Soalnya ada syuting dadakan,” ucapnya bohong.Padahal hari ini dia libur dan akan menghabiskan waktu dengan sang suami ke puncak.“Tapi tolong urus cuti mu ya, satu minggu lagi Pap