Maaf ya kak, saya baru sembuh. Baru bisa upadate...maaf dua hr libur
“Ayo masuk, sayang,” ajak Kevin.Jantung Zara berdetak kencang saat menyadari kehadiran karyawan sang suami serta ada wartawan yang menyorot kebersamaan mereka.“Kayak gak pernah jadi artis saja,” bisik Kevin menggoda sang istri yang tampak terkejut melihat orang banyak.Kevin mengajak Zara naik ke podium, dan dipodium sudah ada dua kue tart dan satu tumpeng.Zara bahkan hampir melupakan kalau hari ini adalah hari pernikahan mereka yang ke empat tahun.Kevin mengambil mikrofon yang diberikan oleh Dimas.“Silahkan Tuan,” ucap Dimas.“Terima kasih,” sahutnya yang dibalas anggukan oleh Dimas.Kegiatan hari ini ditayangkan secara langsung di dua stasiun TV terbesar di kota West Country milik Kevin.Ada puluhan media lain yang ikut diundang oleh Kevin, dan dengan penuh semangat mereka datang, karena apapun yang akan mereka beritakan tentang putra mahkota Adamson, maka akan menjadi pundi-pundi penambah tabungan mereka di bank.“ Selamat siang saya ucapkan untuk seluruh karyawan adamson Corp
Dimas pun keluar dari ruangan Bosnya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda."Kau dengar kan sayang, kalau Dimas bahkan memberi aku cuti selama dua minggu, jadi jangan ada alasan lagi untuk memberikan hakku sebagai suami," ucap Kevin dengan suara manja pada istrinya. Wajah Zara memerah menahan malu. Pikirannya bergulir ke berbagai kemungkinan yang akan terjadi malam itu nanti. Sudah empat tahun pernikahan mereka, tapi Zara masih merasa belum siap untuk menyerahkan diri sepenuhnya. Jujur ara merasa sangat bersalah pada suaminya ini.Dia mencoba mengurai perasaan takut dan malu yang terus menghantuinya selama ini. Apakah dirinya salah? Haruskah dia memaksakan diri untuk melakukannya? pikiran Zara penuh tanya. Namun dalam benaknya, ia berharap semoga malam itu bisa menjadi titik balik dalam hubungan mereka yang selama ini terhambat oleh rasa takut dan kekhawatiran.“Kau mau kan?” tanya Kevin.Zara mengangguk, “maafkan aku sudah terlalu lama membiarkanmu menunggu untuk meminta hak
Berita tentang Kevin dan Zara seketika menjadi sorotan utama di seluruh media Kota West Country.Keduanya terlihat bahagia, bersinar seperti pasangan yang saling mencintai. Siapa sangka, Kevin yang selama ini dikenal sebagai jomblo ulung, rupanya telah berhasil menyembunyikan pernikahannya selama empat tahun lamanya. Ucapan selamat dan doa baik membanjiri lini masa mereka, namun tentu saja, ada pula yang mengkritik dan mengecam Kevin. Sebagian orang menganggap tindakan Kevin hanyalah usaha untuk meningkatkan pamornya sebagai seorang pengusaha sukses.Namun, di tengah hiruk-pikuk berita yang menyudutkan mereka, cinta Kevin dan Zara tetap tak tergoyahkan, membuktikan bahwa mereka berdua lebih kuat dari segala prasangka dan hujatan yang ada.Zara diajak ke sebuah butik ternama, tempat eksklusif yang menjual barang-barang mewah, untuk mempersiapkan perjalanan bulan madu mereka. Bagai artis papan atas yang tengah bersinar, banyak awak media mengincar sorotan pada sang presdir dan istri
Zara dan Kevin akhirnya tiba di destinasi bulan madu impian mereka.Tak disangka, mereka sampai di kota A pada malam hari yang penuh bintang. Meskipun lelah, hasrat Kevin sebagai suami yang sudah lama menikah muncul tanpa bisa ditahan. "Sayang, apa kau sudah siap memberikan hakku sebagai suami malam ini?" bisik Kevin sambil memeluk tubuh Zara yang ramping dengan penuh kasih sayang, membuatnya merasa canggung dan gugup.Tak ingin membuat sang istri cemas, Kevin menambahkan dengan lembut, "Aku janji ini tidak akan menyakitimu, Sayang. Percayalah padaku." Zara mengangguk lemah, pasrah dengan keputusannya untuk tidak menunda kewajiban sebagai istri. Di balik rasa cemas yang menyelimuti, kehangatan cinta mereka pun mulai menyatukan dua hati yang berjanji setia hingga akhir hayat.Keringat bercucuran dari tubuh keduanya, menandakan dua jam sejak saat yang penuh haru - ketika Kevin berani merenggut ke********* sang istri tanpa keraguan, tanpa menghiraukan rasa sakit di kedua belah pihak.
"Zara," panggil seorang pria dengan suara lembut. Zara menoleh, senyuman manis terukir di wajahnya."Nando," balasnya penuh kehangatan. Pria itu berjalan mendekat, langkahnya ringan seolah tak ingin melewatkan setiap detik untuk menyapa Zara. Lalu mengulurkan tangan ke arahnya, menawarkan sebuah salam. "Apa kabar, Zara?" tanya Nando, matanya bersinar penasaran. Zara membalas uluran tangan Nando dengan sentuhan lembut, "Aku baik, kau gimana? Masih bekerja di sini, atau sedang liburan?" tanyanya, rasa rindu terbayang di balik ungkapan wajahnya karena mereka lama tak bertemu. "Aku masih bekerja di sini kok," jawab Nando dengan ekspresi santai, menambah keintiman percakapan mereka. "Kalau kamu? Sedang liburan?"“Iya aku sedang liburan.” Zara sempat terhanyut dalam keceriaan reuni mendadak ini, hingga akhirnya ia menyadari adanya sosok suaminya, yang tampak memberengut di sampingnya. Hatinya berdesir saat mengetahui pria yang dia cintai terlibat dalam perasaan cemburu. "Ah, maaf, i
Dua hari berikutnya Kevin dan Zara baru saja akan menuju ke tempat bulan madu berikutnya tiba-tiba suara Jenni terdengar nyaring.“Kak Zara,” panggilnya.Kevin dan Zara menoleh.“Jenni?” gumam Zara tak percaya pada penglihatannya.Ternyata niat Jenni menyusul Kevin dan Zara ke kota tempat bulan madu mereka benar-benar serius. Jenni berangkat dengan tekad bulat dan alasan yang sudah matang. Ia hendak menemui kakak angkatnya, Zara, dengan alasan ingin mencari pekerjaan di kota itu. “Ternyata beneran Kak Zara, aku pikir aku salah orang,” ucapnya setelah berada di depan Kevin dan Zara di salah satu bandara yang ada di kota itu.Begitu tiba, Jenni mengendalikan emosinya dengan penuh kesabaran. Hatinya sesak, berkecamuk antara rasa suka pada Kevin dan rasa kasihan pada Zara. “Kenapa kau ada di sini? Jauh ya liburannya?” tanya Kevin ketus. Pria itu memeluk Zara dari belakang mempertontonkan kemesraannya di depan Jenni. Kendati getir, Jenni berusaha untuk tidak menampilkan rasa kesalnya d
Satu minggu setelah kembali dari bulan madu, Kevin ada pertemuan selama tiga hari bersama para pengusaha di seluruh dunia.Dia mengajak Zara untuk ikut bersamanya seolah tak ingin jauh sedikitpun dari sang istri.“Ah ternyata sudah jam delapan malam, pantas saja aku sangat lelah,” gumam Kevin saat baru saja melangkah keluar dari ruang pertemuan.Dia terus melangkah keluar berniat segera menuju ke dalam kamar hotelnya.“Zara lagi ngapain ya, aku bisa se-bucin ini sama dia,” Kevin bermonolog. "Kevin...!" teriak Veronica dengan sedih, suaranya begitu pilu, namun tetap menyeruak ke telinga mantan kekasihnya. Merasa ada yang memanggil namanya, Kevin menghentikan langkahnya sejenak dan terkesiap, seakan mendengar hantu masa lalunya. Suara yang begitu familiar itu menggelitik penjuru hatinya yang telah lama ditinggalkan. Memegang nafasnya, ia berani membalikkan tubuhnya, menatap suara orang yang sedang memanggilnya.“Dia lagi,” gumam Kevin menahan kesal.Ternyata benar, wanita itu-lah yan
Keesokan harinya, Dimas menghubungi Kevin melalui panggilan telepon. Kevin, yang hampir berangkat ke tempat pertemuan, pun memilih untuk duduk kembali, menerima telepon dari sang asisten. "Ada apa, Dimas?" tanya Kevin pada asistennya. "Ada tiga kabar baik dan satu kabar buruk, Tuan. Anda mau dengar yang mana dulu?" tanya Dimas di seberang telepon. "Yang baik dulu saja, deh," jawab Kevin. "Kabar baik yang pertama, Mario Baron sudah ditangkap polisi. Semua aset yang masih tersisa sudah disita oleh polisi. Jaringannya juga sudah dibubarkan. Orang-orang yang terlibat di dalamnya, yang meresahkan dunia bisnis selama ini, juga ikut ditangkap." Kevin tersenyum mendengar berita baik pertama yang disampaikan oleh Dimas. Ini adalah kabar yang mereka tunggu-tunggu sejak dulu. Kegelisahan dalam dunia bisnis akhirnya mendapat titik terang dan keadilan mulai menemui jalannya."Lalu, kabar baik yang kedua?" tanya Kevin dengan nada penasaran yang amat mendalam."Raras terjerat skandal