"Elsy dasar wanita jalang! Kamu begitu terburu-buru ingin bercerai denganku karena ingin bersama dengan Ardika si pecundang yang hanya tahu mengandalkan wanita itu, 'kan?""Istrinya lebih cantik dan lebih kaya darimu! Apa kamu pikir setelah kamu bercerai denganku, maka dia akan menikahimu?""Kulihat otakmu benar-benar sudah bermasalah. Dasar wanita jalang ...."Di ujung telepon, terdengar kata-kata tajam dari Jiko."Jiko, kulihat kamu sudah menggila."Elsy berusaha menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya, lalu berkata dengan dingin, "Aku nggak ada hubungan apa pun dengan Ardika. Aku ingin bercerai denganmu karena kamu mencoba untuk mencelakai Livy. Hal itu sudah melampaui batasanku.""Intinya, pernikahan kita sudah nggak bisa dipertahankan lagi. Bercerai adalah akhir yang baik untuk kita berdua."Sebelumnya Jiko memanfaatkan Livy untuk mengelabui Elsy ke tempat parkir bawah tanah mal itu.Kemudian, dia dan putrinya dibawa ke Restoran Barudan secara paksa. Mereka hampir saja disiks
"Aku bersedia!"Airin tahu ini adalah sebuah kesempatan yang sangat bagus untuk mengembangkan kemampuannya dan kariernya. Dia buru-buru berkata, "Pak Ardika, hari ini aku akan pergi ke sana untuk membantu Bapak melihat-lihat situasi di Perusahaan Investasi Gilra ....""Oke, aku akan memberi tahu Tina kamu akan pergi ke sana."Ardika sangat puas melihat sikap semangat Airin dalam bekerja. Dia segera menghubungi Tina.Menerima panggilan telepon dari Ardika, tentu saja Tina kembali berbicara dengan nada menyindir."Ardika, ternyata kamu masih tahu diri juga. Baguslah kamu bisa tahu kurangnya kemampuanmu dalam bekerja dan mengundang seseorang untuk membantumu. Namanya Airin, 'kan? Oke, nggak masalah. Kamu langsung suruh dia ke perusahaan saja ...."Walaupun melontarkan kata-kata sindiran pada Ardika, Tina tetap melaksanakan tugasnya dengan cepat.Awalnya dia memang hanya berniat menempatkan nama Ardika di posisi manajer umum Perusahaan Investasi Gilra saja. Dia tidak berharap banyak, dia h
Wanita berambut pirang itu berbicara menggunakan bahasa Negara Nusantara dengan logat khas luar negeri. Dia berjalan menghampiri Elsy dan Livy dengan tergesa-gesa."Berani-beraninya kamu memukul anakku! Dasar bocah jalang! Kamu benar-benar cari mati ...."Sambil melontarkan kata-kata makian pada Livy, wanita itu mengangkat lengannya, hendak melayangkan tamparan ke wajah kecil Livy.Saking ketakutannya, tubuh Livy sampai bergetar hebat. Secara naluriah, dia menoleh, memeluk leher Elsy dan mulai menangis lagi."Plak!"Elsy langsung memukul lengan wanita itu. Kemudian, dia menggendong Livy dengan erat dan menghibur putrinya, "Livy jangan menangis, ya. Ada Ibu di sini."Livy sangat patuh pada ibunya. Dia segera berhenti menangis dan menatap wanita luar negeri itu dengan tatapan ketakutan dalam pelukan Elsy.Wanita asing itu menutupi lengannya dan memelototi Elsy dengan marah, lalu berkata, "Ahhh! Berani-beraninya wanita Negara Nusantara rendahan sepertimu memukulku!"Sorot mata wanita itu
Jelas-jelas lengan Dixon Jr. hanya sedikit tergores, tetapi Dixon malah meminta kompensasi sebesar satu juta pound sterling.Pound sterling!Jangankan Elsy, saking kesalnya Ardika sampai tertawa. "Namamu Dixon, 'kan? Apa kamu dan keluargamu sudah nggak bisa menjalani hidup di luar negeri sampai-sampai kalian datang ke Negara Nusantara untuk memeras uang orang lain?""Terlepas dari kami sepantasnya memberi kompensasi kepada kalian atau nggak, biarpun kami benar-benar harus memberi kompensasi, hanya sekadar luka goresan seperti itu juga nggak sampai bernilai satu juta pound sterling. Kenapa kamu nggak pergi merampok bank saja?!""Haha ...."Orang-orang yang berkerumun di tempat itu terhibur dan tertawa mendengar ucapan Ardika.Kebanyakan orang asing tidak berguna yang tidak bisa bertahan hidup lagi di luar negeri, malah dianggap sebagai harta yang berharga di Negara Nusantara.Contohnya saja, ada banyak tenaga-tenaga pengajar asing di berbagai universitas dalam negeri benar-benar menjadi
"Apa kamu pikir kamu bukan orang Negara Nusantara?!"Elsy melontarkan kata-kata itu dengan penuh amarah, dia benar-benar sudah muak mendengar ucapan pria paruh baya itu.Ardika juga berkata pada orang itu dengan dingin, "Kamu benar-benar seekor anjing yang baik.""Dasar lancang!"Pria paruh baya itu langsung marah besar. Dengan memasang ekspresi muram, dia seakan-akan hendak melampiaskan amarahnya."Virgoun, kamu nggak perlu marah dengan orang rendahan seperti itu."Tiba-tiba, Dixon melontarkan satu kalimat itu, lalu mengerutkan keningnya dengan sedikit kesal dan berkata, "Aku sangat nggak puas dengan performa kerja staf-staf di taman bermain ini. Jelas-jelas putraku sudah terluka di sini, tapi nggak ada seorang pun yang datang menangani masalah ini. Apa mereka berniat untuk melepaskan pelaku begitu saja?"Di antara kerumunan, ekspresi seorang staf yang bersembunyi untuk mengamati kejadian tersebut langsung berubah setelah mendengar ucapan Dixon.Dia buru-buru mengeluarkan walki talkin
"Lihatlah, kalian benar-benar sudah memprovokasi Tuan Dixon!"Eko memelototi Ardika dengan tajam, lalu menoleh menghadap Dixon kembali. Dia menganggukkan kepalanya dan berkata dengan penuh hormat, "Tuan Dixon, adapun mengenai pengusiran secara paksa, hanya pihak kepolisian yang berhak melakukannya, satpam kami nggak berhak untuk melakukannya ....""Jangan beromong kosong lagi! Laksanakan saja perintah Tuan Dixon!"Tepat pada saat ini, pria paruh baya bernama Virgoun yang sudah seperti anjing Dixon berkata dengan marah, "Dengan baik-baik, kamu hanya perlu menjalankan perintah Tuan Dixon! Apa pun yang terjadi, ada beliau sebagai pendukungmu! Apa yang kamu perlu takutkan?! Pihak kepolisian nggak akan bisa melakukan apa pun terhadapmu!""Lagi pula, sekarang Tuan Dixon hanya ingin mengusir mereka, mempermalukan mereka.""Nanti kami akan lapor polisi, agar mereka membayar harga yang setimpal!"Pria paruh baya itu sangat ahli dalam membaca pemikiran Dixon, dia bisa menebak apa yang ada dalam
Seakan-akan tidak ada orang lain di tempat itu, sekelompok orang asing itu melontarkan sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan sesuka hati mereka.Mendengar sindiran dan ejekan mereka, orang-orang Negara Nusantara yang berkerumun di lokasi tampak sangat marah."Kenapa? Memangnya ucapan kami salah? Fakta sudah terpampang nyata di hadapan kalian. Kalian nggak lebih dari orang rendahan. Haha!"Menghadapi reaksi orang-orang Negara Nusantara di sekitar mereka, sekelompok orang asing itu makin menjadi-jadi, kata-kata ejekan dan sindiran yang mereka lontarkan makin tidak enak didengar.Dengan adanya dukungan dari rekan-rekannya, istri Dixon bersikap makin arogan. "Kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Kamu nggak lebih hanya sekadar orang Negara Nusantara rendahan! Sekarang cepat berlutut meminta maaf pada kami! Mungkin kami masih bisa mempertimbangkan untuk memaafkanmu!"Dia menunjuk Ardika, bahkan kuku jari jempolnya yang dihiasi dengan cincin berlian hampir menusuk wajah Ardika.Ardika melirik wanit
Dixon memelototi Ardika dan berkata dengan tajam, "Eh, orang Negara Nusantara sialan! Aku nggak peduli apa latar belakangmu! Hari ini aku akan membuatmu membayar harga mahal dan menyesali perbuatanmu seumur hidupmu!"Kemudian, dia berbalik menghadap Eko dan memerintah dengan marah, "Sekarang aku sudah berubah pikiran. Aku mau kamu memerintahkan satpam untuk mematahkan lengan dan kaki orang Negara Nusantara ini, lalu melemparkannya keluar, menyuruhnya untuk berlutut menyesali perbuatannya!"Di bawah tatapan banyak orang, bisa-bisanya Dixon menginstruksikan Eko untuk mematahkan lengan dan kaki Ardika!Kesombongan Dixon benar-benar sudah mencapai puncaknya!"Eh ... ini ...."Eko melihat para pelanggan lainnya yang berkerumun di sekitar lokasi dengan ragu.Sebagai manajer umum tempat hiburan ini, sebelumnya para pengunjung yang berkerumun saja sudah kesal melihat standar gandanya terhadap Dixon dan Ardika.Sekarang kalau dia benar-benar menuruti perintah Dixon untuk mematah lengan dan kaki
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,
Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,
Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu
Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter