Ardika memberhentikan mobilnya di pinggir jalan di depan gedung Grup Bintang Darma.Setelah melirik kerumunan orang di depan pintu masuk itu dengan sorot mata dingin sejenak, dia baru memasuki tempat parkir bawah tanah gedung.Namun, setelah Ardika tiba di lantai atas, Elsy memberi tahu Ardika bahwa di antara orang-orang yang mengepung pintu masuk gedung Grup Bintang Darma ada orang sewaan tiga keluarga besar."Sejak pagi hingga sekarang, ada orang yang membagikan air mineral dan nasi kotak kepada mereka, bahkan saat cuaca sedang panas-panasnya di siang hari, bahkan ada orang yang membeli minuman bersoda, lalu membagikannya kepada mereka.""Aku meminta seorang karyawan untuk menyamar menjadi pejalan kaki dan mencari tahu apa yang sedang terjadi di bawah sana. Tak lama kemudian, ada orang yang menemui karyawan ini, lalu memasukkannya ke dalam grup WhatsApp dan memintanya untuk datang besok. Satu hari diberi bayaran satu juta.""Tiga keluarga besar benar-benar kaya! Kebanyakan orang beke
Menyediakan tempat bagi mereka untuk menari?Selain itu, setiap hari mereka bisa mengambil sebotol air mineral secara gratis?Apa ada hal bagus seperti itu lagi?Para pria tua dan wanita tua yang sedang menarikan tarian lansia mereka langsung bersemangat. Tanpa menunda-nunda waktu lagi, mereka segera mengambil peralatan menari mereka dan berjalan menuju ke seberang."Kelak, setiap hari kami akan membantu kalian mengangkat air mineral!"Para pemuda yang tampak kesal karena tidak bisa bermain basket dengan tenang juga tampak bersemangat. Kelak, mereka sudah bisa bermain basket dengan tenang."Grup Bintang Darma minta maaf! Minta maaf!""Dasar perusahaan licik! Kami menuntut keadilan untuk Fiona!"Ratusan orang sedang berteriak dengan keras sambil membawakan spanduk di area luar bawah gedung Grup Bintang Darma.Tepat pada saat ini, sekelompok pria dan wanita tua menghampiri mereka.Awalnya, orang-orang itu mengira sekelompok pria dan wanita tua itu datang untuk membantu mereka. Makin lama
Setelah duduk di ruangan sebentar, Ardika dan Elsy pun berangkat menuju ke lokasi untuk menandatangani kontrak dengan pemilik pabrik.Mereka tidak pergi berdua saja, melainkan juga diikuti oleh karyawan departemen keuangan dan karyawan departemen lainnya.Setelah tiba di sebuah area pabrik, Elsy memperkenalkan kepada Ardika. "Pak, ini adalah pabrik yang telah kami survei sebelumnya. Lini produksinya sudah lengkap. Dengan membeli pabrik ini, proses produksi bisa langsung dijalankan."Grup Bintang Darma baru dibangun kembali, itu artinya mereka harus memulai semuanya dari awal lagi.Sekarang fokus utama perkembangan bisnis Grup Bintang Darma adalah biomedis. Elsy berencana untuk mengembangkan bisnis biomedis Grup Bintang Darma kembali dan merebut pasar milik tiga keluarga besar.Untuk mendukung perkembangan bisnis Grup Bintang Darma, Ardika meminta Grup Sentosa Jaya untuk menyuntikkan banyak dana pada Grup Bintang Darma. Tentu saja, Grup Sentosa Jaya juga memperoleh saham yang sesuai.Gr
"Pak Dilon, ini adalah presdir perusahaan kami. Dia yang berhak mengambil keputusan untuk menandatangani kontrak atau nggak."Tentu saja Elsy tidak akan membiarkan siapa pun memandang rendah Ardika, jadi dia langsung melontarkan kata-kata itu dengan nada datar."Presdir perusahaan kalian?"Dilon melirik Ardika sejenak dengan sorot mata terkejut. Kemudian, dia terkekeh dan berkata, "Perusahaan kalian benar-benar hebat. Nggak hanya manajer umumnya masih muda, presdirnya juga masih muda. Sungguh luar biasa!"Dia melontarkan kata-kata seperti itu bukan sebagai bentuk hormat atau kagum.Melihat ekspresi merendahkan terpampang jelas di wajahnya saja, sangat jelas bahwa dia tidak menganggap serius Ardika, presdir muda perusahaan tersebut."Oke, kalau begitu mari kita tanda tangan kontrak."Dilon mengetuk-ngetuk meja dengan ujung sepatunya.Elsy mengerutkan keningnya dan berkata dengan nada sedikit dingin, "Pak Dilon, tolong bersikap hormat sedikit kepada presdir kami!"Ekspresi Dilon berubah
Selesai berbicara, Ardika langsung mengangkat lengannya, lalu melempar kontrak tersebut ke atas meja dengan iringan suara "plak" yang nyaring.Suara jatuhnya kontrak itu di atas meja terdengar seperti sebuah tamparan mendarat di wajah Dilon!"Pak Dilon, berani-beraninya kamu mengatakan nggak melakukan pemaksaan!"Elsy benar-benar marah besar.Saking ketakutannya, bulir-bulir keringat dingin sudah membasahi punggungnya.Pantas saja hanya untuk menandatangani kontrak saja, Dilon menunjukkan aura yang menakutkan seperti ini.Hari ini, kalau bukan karena ada Ardika di sini, mungkin dia sudah menandatangani kontrak itu saking ketakutannya.Dilon memelototi Ardika dengan tajam.Dia akui dia sudah salah menilai Ardika. Tadi, dia melihat Ardika sangat sopan, seolah tunduk padanya. Dia sempat berpikir Ardika adalah pria yang lemah.Namun, ucapan yang baru saja dilontarkan oleh pemuda itu sangat tajam.Hanya saja, ucapan tajam saja tidak cukup untuk menghadapi orang sepertinya.Dilon tertawa din
"Kalian cari orang yang sudah membawa kabur uang kalian sana! Untuk apa kalian mencariku?!"Dilon menyilangkan kedua kakinya di atas meja, seolah-olah menunjukkan sikap bahwa dia yakin biarpun dia enggan mengembalikan uang tersebut, Ardika tidak bisa melakukan apa-apa padanya."Dilon! Dasar penipu! Apa kamu pikir kami nggak bisa menuntutmu?!"Elsy tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Saking emosinya, dia bahkan hampir meneteskan air mata."Terserah kalian saja."Dilon tertawa dingin.Apa dia takut kalau Grup Bintang Darma menuntutnya secara hukum?Tentu saja tidak. Lagi pula, proses hukum ini bahkan bisa berlanjut satu tahun hingga dua tahun.Orang yang terburu-buru ingin mengembangkan bisnis bukan dirinya, melainkan Grup Bintang Darma. Orang yang butuh pabrik juga bukan dirinya, melainkan Grup Bintang Darma."Usir mereka dari sini!"Dilon melambaikan tangannya dengan kesal dan berkata, "Berani-beraninya kalian bersikap lancang di hadapanku! Coba kalian cari tahu dulu siapa aku
Tina mendengus dingin dan berkata, "Dasar mesum! Apa kamu nggak pernah bertemu wanita sebelumnya?"Dilon menutupi wajahnya yang memerah karena ditampar oleh Tina. Seketika itu pula, ekspresinya langsung berubah menjadi ganas."Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kamu memukulku!"Dia berkata dengan amarah yang memuncak, "Apa kamu tahu siapa aku ....""Plak!"Tina melayangkan satu tamparan lagi ke wajah pria itu, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, apa kamu tahu siapa aku?""Kamu beri tahu dia siapa aku," kata Tina kepada anak buah yang berdiri di belakangnya tanpa menoleh ke belakang.Anak buah Tina itu berkata dengan dingin, "Ini adalah Kak Tina, presdir Grup Lautan Berlian.""Presdir Grup Lautan Berlian?"Dilon langsung membelalak kaget, lalu berkata dengan nada ketakutan, "Kamu adalah Tina, putri angkat Tuan Alden!"Begitu mendengar ucapan Dilon, aura dingin langsung menjalar di sekujur tubuh anak buahnya.Tina adalah putri angkat Alden, sang raja preman.Alden adalah
"Hal seperti ini nggak perlu dipertanyakan lagi."Anak buah Tina mengira Ardika sedang mempertanyakan kemampuannya, dia berkata dengan ekspresi bangga, "Di antara semua anak buah Tuan Alden, aku yang paling ahli dalam menginterogasi target!""Aku bisa memainkan teknik penyiksaan yang berbeda-beda dan memastikan target nggak mati!""Bagus, bagus."Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Dilon dan berkata sambil tersenyum penuh arti, "Kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Pak Dilon, apa kamu ingin mencoba sendiri semua teknik penyiksaan itu?""Tuan Ardika, mari kita bicarakan baik-baik! Aku akan memberi tahu Tuan! Aku akan memberi tahu Tuan segalanya!" teriak Dilon dengan histeris dalam posisi telungkup.Saat ini, pertahanan mental pria gemuk itu sudah dibuat hancur oleh Ardika.Sekarang di matanya Ardika sudah seperti sosok iblis yang menakutkan!"Handi dari tiga keluarga besar yang menginstruksikanku untuk melakukan semua ini. Dia mengatakan bahwa Grup Bintang Darma sedang cari mati dengan
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d