"Seharusnya kalian semua adalah penggemar setia Fiona.""Fiona belum lama memulai kariernya. Hingga saat ini, kariernya masih dalam proses pengembangan. Karena kalian menyukainya, seharusnya kalian banyak memberinya dukungan. Dengan begitu, kariernya baru bisa berkembang lebih baik lagi.""Oke, aku berbicara sampai di sini saja, ya.""Bagi penggemar yang bersedia mendukung Fiona, kami sangat berterima kasih.""Bagi yang nggak bersedia mendukungnya, juga nggak masalah. Silakan tinggalkan tempat ini secepatnya. Kalau sampai kalian mengganggu ketertiban di sini, kami akan melaporkan kalian ke pihak berwajib."Selesai berbicara, Sonya langsung berbalik dan pergi.Melihat pemandangan itu, sekelompok penggemar itu pun tercengang.Namun, mereka hanya bisa menerima kenyataan yang terpampang jelas di hadapan mereka ini.Pada akhirnya, mereka juga tidak bisa melanjutkan protes mereka lagi.Hanya segelintir orang yang langsung mengeluarkan uang sebesar 40 juta untuk membeli tiket. Di bawah tatapa
"Manajer Fiona dan pihak penyelenggara yang bekerja sama untuk memeras uang para penggemar, nggak ada hubungannya dengan Kak Fiona!""Kak Fiona sangat baik kepada para penggemarnya. Dia benar-benar orang yang baik hati. Kalau dia mengetahui hal ini, dia juga pasti akan marah besar!"Melihat Futari yang jelas-jelas sangat sedih, tetapi tetap saja membela Fiona, Ardika hanya bisa menggelengkan kepalanya.Bahkan dia yang sama sekali tidak memahami dunia hiburan saja tahu bahwa para artis hanya sengaja membangun citra baik untuk mengelabui orang.Sikap yang ditunjukkan mereka secara terbuka adalah "topeng" dari diri mereka yang ingin mereka tunjukkan kepada publik.Jadi, apa yang publik lihat belum tentu merupakan karakter asli sang artis.Bagaimana mungkin Futari tidak memahami hal ini?Sepertinya dia sudah terjatuh dalam jeratan Fiona terlalu dalam.Tiba-tiba, Ardika berkata, "Futari, kalau kamu benar-benar ingin berpartisipasi dalam 'acara jumpa penggemar' ini, aku akan membawamu masuk
Saat Ardika sedang berada di dalam lift, dia menerima panggilan telepon dari Jesika. "Pak Ardika, aku sudah menghubungi manajer Fiona.""Hmm, suruh dia cepat, aku nggak suka menunggu orang lain."Setelah Ardika memutuskan sambungan telepon, dia mendapati Futari sedang menatap dirinya tanpa berkedip."Ada apa?""Kak Ardika, apa kamu benar-benar bisa meminta Fiona untuk menemuimu secara pribadi?"Hingga saat ini, Futari masih tidak berani memercayai bahwa semua ini adalah kenyataan.Tadi, dia mendengar Ardika menelepon seseorang, lalu mengatakan akan mengeluarkan 200 miliar dan meminta Fiona untuk menemui mereka secara pribadi.Awalnya dia mengira kakak iparnya yang satu ini hanya membual lagi.Namun, saat ini manajer umum Hotel Blazar sedang melayani mereka dengan sopan dan penuh hormat.Bersedia atau tidak, dia harus menerima kenyataan ini!"Hmm? Bukankah dia datang untuk menemuimu? Kamu sangat ingin bertemu dengannya, 'kan?"Ardika tersenyum dan berkata, "Tugas utamanya adalah menemui
Frederick tidak berani berpikiran liar terhadap seorang artis terkenal seperti Fiona.Dia hanya ingin terlihat hebat di hadapan para penggemar wanita yang ada di sini."Tentu saja boleh."Saat Fiona menyetujui permintaan Frederick sambil tersenyum, sorakan iri kembali menggema di seluruh hall."Frederick, kamu benar-benar hebat! Malam ini, kamu adalah satu-satunya orang yang boleh memeluk Kak Fiona!""Sayang sekali Futari nggak punya uang membeli tiket dan nggak bisa masuk ke sini. Kalau dia mengetahui hal ini, dia pasti akan iri setengah mati!""Hah! Siapa suruh kakak ipar pecundang Futari yang bahkan nggak bisa mengeluarkan uang sebesar 40 juta untuk membeli tiket saja berani berlagak hebat di hadapan Frederick.""Ucapan Frederick benar. Apa gunanya bisa berkelahi? Punya uang baru dihormati banyak orang!"Sambil merendahkan Ardika dan menjilat Frederick, anggota klub penggemar lainnya mengikuti Frederick naik ke atas panggung.Mereka semua bersiap untuk menunggu bertepuk tangan denga
Melihat orang yang berada di depan pintu benar-benar Fiona, idolanya, Futari sangat senang sampai-sampai tidak bisa berkata-kata.Sementara itu, saat ini hati Fiona diselimuti oleh keterkejutan.Dia tidak menyangka orang yang mengeluarkan uang sebesar 200 miliar hanya untuk bertemu dengannya secara pribadi adalah seorang gadis yang jauh lebih muda dibandingkan dirinya!Sontak saja hal itu membuat hati Fiona diselimuti oleh rasa cemburu.Namun, sama sekali tidak terlihat ada keanehan di ekspresi wajahnya.Dia membungkukkan badannya dan berkata dengan penuh hormat, "Halo, Nona. Aku sangat berterima kasih atas dukungan yang Nona berikan padaku. Kalau boleh tahu, siapa nama Nona?""Kak Fiona, namaku Futari, margaku Setiadi," kata Futari dengan ekspresi linglung.Idola yang sangat dikaguminya, saat ini malah berdiri di hadapannya dan bersikap penuh hormat padanya.Hal ini membuatnya sangat tidak nyaman.Tidak tahu kenapa, saat ini antusiasmenya menurun secara signifikan, bahkan dia merasa s
Terlepas dari seberapa kesal dirinya sekarang, Fiona sama sekali tidak berani menunjukkannya di hadapan Ardika dan Futari.Dia tidak bisa menyinggung orang seperti Ardika yang bisa melemparkan uang kepada orang lain, seakan-akan uang hanyalah secarik kertas baginya.Terlebih lagi, pria itu tidak sesederhana kelihatannya. Dia tidak hanya memiliki uang yang berlimpah saja.Sonya sudah memberitahunya bahwa orang yang bisa memasuki Hall Raja ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Draco yang merupakan seorang komandan tim tempur Kota Banyuli!Orang seperti itu benar-benar sangat berkuasa!Jadi, Fiona hanya bisa berdiri di sana dengan patuh seperti seorang anak sekolah dasar, bahkan bernapas pun dia sangat berhati-hati."Fiona, selain karena adik sepupuku ingin bertemu secara langsung denganmu, hari ini aku datang menemuimu karena ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu sejelas-jelasnya."Dalam suasana yang sangat tegang, Ardika melontarkan beberapa patah kata itu dengan
Fiona tahu jelas bahwa Ardika benar-benar bermaksud untuk menghancurkan hidupnya.Namun, salah siapa? Siapa suruh dia melakukan tindakan keji seperti itu?Terlebih lagi, identitas Ardika sudah terpampang nyata di hadapannya.Dia sama sekali tidak berani menolak permintaan pria itu."Futari, ayo kita pergi."Ardika tidak ingin berlama-lama di dalam ruangan yang sama dengan Fiona. Tanpa melirik wanita keji itu sama sekali, dia langsung meninggalkan Hall Raja.Saat Futari pergi, dia melirik Fiona dengan sorot mata jijik.Pembicaraan yang didengarnya barusan benar-benar membuat pandangannya berubah seratus delapan puluh derajat.Awalnya dia hanya mengira Fiona sama seperti orang biasa yang gila uang.Dia sama sekali tidak menyangka hal-hal yang sudah dilakukan oleh wanita itu benar-benar terkutuk!Setelah keluar dari Hotel Blazar, Ardika menghubungi Jesika."Jesika, kamu suruh Yoga selidiki penyebab kematian Delvin yang sebenarnya. Kurasa dia bukan mati karena melompat dari gedung!"Pihak
Tak lama kemudian, dua wanita itu pun bertemu dengan Handi.Melihat wajah Fiona berlinang air mata, api amarah dalam hati Handi langsung bergejolak."Fiona, apa yang terjadi?" tanya Handi.Fiona menceritakan kejadian itu kepada Handi.Setelah mendengar cerita Fiona, ekspresi Handi juga tampak serius.Orang yang bisa membuka Hall Raja adalah tokoh yang luar biasa hebat, yang bahkan tidak bisa diprovokasi oleh keluarga kaya raya.Keluarga kaya raya saja tidak bisa, bagaimana mungkin Keluarga Santosa bisa?Dengan berbagai pertanyaan memenuhi benaknya, Handi berkata, "Sejak kapan ada tokoh hebat yang datang ke Kota Banyuli? Bagaimana penampilan orang itu? Coba perlihatkan padaku."Sonya segera mengeluarkan sebuah USB.Dia sudah sangat berpengalaman.Sebelum datang menemui Handi, dia sudah meminta rekaman video kamera pengawasan Hall Raja dari pihak Hotel Blazar sebagai bukti."Hahaha!"Saat Ardika muncul dalam rekaman video kamera pengawasan itu, Handi langsung tertawa terbahak-bahak sambi