"Bukankah Pak Edrik sangat memandang rendah orang ini? Kenapa Pak Alden malah begitu sungkan padanya?!""Apa mungkin dia adalah seorang tokoh hebat yang nggak dikenal?"Semua orang menatap Ardika dengan tatapan terkejut sekaligus bingung.Mereka sudah mengetahui dengan sangat jelas identitas Alden, presdir mereka.Dua puluh tahun yang lalu, pria itu adalah raja preman yang sangat terkenal.Walaupun pada akhirnya pria itu sudah memutuskan untuk meninggalkan dunia preman dan menjalani bisnis layaknya seorang pebisnis, tetapi dia tetap merupakan seorang tokoh hebat di Kota Banyuli.Bahkan kalau Ridwan, Wali Kota Banyuli yang sekarang bertemu dengannya juga harus menghormatinya dan memanggilnya Tuan Alden dengan sopan.Kalau Ardika bisa diperlakukan dengan begitu sopan oleh Alden, itu artinya Ardika juga bukan orang biasa!Ardika berkata, "Tuan Alden, aku datang bukan untuk bertamu, tapi bekerja di perusahaanmu.""Tuan Ardika benar-benar pandai bercanda."Secara naluriah, tentu saja Alden
Luna adalah presdir Grup Perfe.Posisi wakil presdir Grup Lautan Berlian boleh dibilang setara dengan identitas Luna sekarang.Alden merasa karena dia sudah setuju untuk membantu Ardika, maka sekalian saja dia berbesar hati pada Ardika dengan memberikan bantuan sederhana yang bisa menguntungkan dirinya sendiri.Ardika menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Lupakan saja. Aku cukup menyukai posisi sebagai manajer departemen keamanan. Aku sangat suka berinteraksi dengan rekan-rekan di departemen keamanan. Saat nggak ada pekerjaan, aku bisa mengobrol dan membual bersama mereka. Jadi, pekerjaan itu cukup rileks bagiku."Ardika menolak penawaran Alden.Kalau di hari pertama bekerja saja dia sudah menjadi wakil presdir Grup Lautan Berlian, penjelasan seperti apa yang harus diberikannya pada Luna?Luna pasti tidak percaya dia bisa menempati posisi itu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri.Sebaliknya, istrinya akan beranggapan Tina yang membantunya.Seperti ibarat kata pepatah, setelah m
Saat ini, Alden, sang raja preman yang menggemparkan Kota Banyuli berbicara dengan sangat rendah hati dan sungkan pada lawan bicaranya.Mengapa demikian? Karena orang yang di ujung telepon adalah Vrenzent Andalas yang memiliki gelar dokter genius di ibu kota provinsi.Jangankan raja preman Kota Banyuli, bahkan keluarga-keluarga kaya dan terkemuka di ibu kota provinsi saja sangat menghormati pria tua ini.Pada zaman sekarang ini, orang yang makin kaya, makin menghargai nyawa sendiri.Mereka semua ingin panjang umur, kalau bisa sampai umur lima ratus tahun.Karena itulah, dokter terkenal yang bisa menyelamatkan nyawa seseorang di saat krisis seperti Vrenzent dihormati, bahkan dijilat oleh mereka yang memiliki status dan kedudukan tinggi.Karena dulu memiliki hubungan yang cukup dalam dengan Vrenzent, Alden baru berani mengundang sang dokter genius untuk datang ke Kota Banyuli.Kalau tidak, tidak peduli seberapa tinggi status seseorang, orang tersebut tetap harus menemui sang dokter geniu
"Kak Ardika, sepulang kerja nanti kami akan berlari!"Seolah-olah merasa diremehkan oleh sikap acuh tak acuh Ardika, Zakheus dan para petugas keamanan lainnya berteriak di belakang Ardika seakan-akan sedang menyemangati diri mereka sendiri.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung meninggalkan Grup Lautan Berlian tanpa menoleh ke belakang.Karena bosan, dia memutuskan untuk pergi menemui Luna di Grup Perfe.Setibanya di Gedung Ansa, dia melihat ada banyak truk yang berlalu-lalang di depan gedung untuk mengantar berbagai perlengkapan dan peralatan kantor."Tuan Ardika, Tuan sudah datang!"Begitu melihat kedatangan Ardika, Vania yang sedang mengatur dan mengawasi pengantaran perlengkapan dan peralatan kantor itu segera menyapanya dan melemparkan sorot mata kagum sekaligus penuh terima kasih padanya.Melihat suasana sibuk itu, Ardika berkata, "Hari ini kamu baru saja mengalami kejadian yang mengejutkan seperti itu, kenapa kamu nggak beristirahat sehari atau dua hari baru da
"Hmm, aku sudah pergi, juga sudah direkrut," kata Ardika sambil tersenyum.Setelah mendengar ucapan suaminya, Luna baru menghela napas lega. Kemudian, dia mulai memarahi Ardika lagi. "Karena kamu sudah direkrut, kenapa kamu nggak berkerja dengan baik? Kenapa kamu malah berkeliaran sesuka hatimu? Itu adalah sebuah perusahaan, bukan rumah!"Mengingat istrinya memilih untuk menyembunyikan kebenaran demi menjaga harga dirinya, Ardika menatap istrinya dengan tatapan penuh kasih sayang."Karena aku sudah naik jabatan menjadi manajer departemen keamanan. Sebagai seorang atasan, waktu bekerjaku lebih bebas.""Benarkah? Di hari pertama kamu bekerja, kamu sudah naik jabatan menjadi manajer departemen keamanan."Pertanyaan demi pertanyaan berputar-putar dalam benak Luna. Memanfaatkan kesempatan saat Ardika pergi ke kamar kecil, diam-diam dia menelepon Tina untuk menanyakan kondisi Ardika di perusahaan kepada sahabatnya itu.Dia mengira Tina begitu menjaga Ardika karena mempertimbangkan dirinya.H
Velove berteriak dengan marah, "Tina, kamu sedang mengatai siapa?!""Plak!"Setelah melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu, Tina berkata, "Dasar nggak tahu sopan santun! Apa kamu pikir kamu boleh memanggil namaku secara langsung seperti itu?"Velove menutupi wajahnya. Saking kesalnya, sekujur tubuhnya sampai gemetaran.Edrik berkata dengan ekspresi muram, "Tina, bagaimanapun juga Velove adalah petinggi perusahaan. Kenapa kamu memukul dia begitu saja ....""Plak!"Sebelum Edrik sempat menyelesaikan kalimatnya, Tina sudah melayangkan sebuah tamparan ke wajah pria itu. "Memangnya kenapa kalau dia adalah petinggi perusahaan? Jangan lupa bagaimana proses pendirian Grup Lautan Berlian. Peraturan perusahaan lain nggak ada hubungannya dengan Grup Lautan Berlian. Di perusahaan ini, selama seorang bawahan nggak sopan pada atasannya, maka pantas dipukul."Melihat bekas tamparan yang sangat jelas di wajah Edrik, tiba-tiba Velove merasa tamparan yang diterimanya bukan apa-apa."Tina, kamu be
"Hehehe ...."Rohan tertawa sinis dan berkata, "Tuan Muda Edrik nggak perlu bereaksi berlebihan seperti ini. Tuan Billy nggak tertarik pada Grup Lautan Berlian. Ibarat satu hutan nggak bisa menampung dua penguasa, Tuan Billy hanya ingin menjadi satu-satunya raja hutan di Kota Banyuli.""Adapun mengenai setelah ayahmu meninggal, Grup Lautan Berlian tetaplah Grup Lautan Berlian, sedangkan kamu, Tuan Muda Edrik akan menjadi presdir Grup Lautan Berlian.""Saat itu tiba, siapa lagi yang berani menampar wajahmu ...."Tanpa sadar, Edrik mengusap-usap wajahnya.Kata-kata yang keluar dari mulut Velove tadi bagaikan seekor ular berbisa yang menyelimuti hatinya.Kilatan kekejaman melintas di matanya, lalu dia bertanya dengan gigi terkatup, "Kapan kita mulai beraksi?""Besok, kami pasti akan membantu Tuan Muda Edrik."Seolah-olah sudah bisa menebak Edrik tidak akan menolak penawarannya, Rohan langsung menyampaikan waktu kapan mereka beraksi tanpa berpikir dua kali lagi."Kalian membantu aku? Hah,
"Apa luka korban separah itu?"Begitu mendengar pihak keluarga korban menginginkan kompensasi sebesar satu miliar baru bisa menyelesaikan masalah ini secara baik-baik, ekspresi Desi langsung berubah menjadi pucat pasi.Gibran menganggukkan kepalanya, lalu berkata dengan nada mendesak, "Jadi, kalian harus segera mengambil uang untuk menebus putramu. Kompensasi sebesar satu miliar ini pun disepakati oleh pihak keluarga korban setelah kami berupaya keras membujuk mereka secara baik-baik. Kalau nggak, mereka berencana meminta kompensasi sebesar dua miliar dari kalian. Siapa suruh putramu memukuli orang lain? Kalau nggak memberi kompensasi, putramu hanya bisa masuk penjara!"Luna tidak begitu mudah dikelabui oleh Gibran seperti Desi.Walaupun Gibran terlihat seolah-olah sedang membantu meringankan beban mereka dan agar adiknya tidak perlu masuk penjara, tetapi dia bisa mendengar nada mengancam dari ucapan pria itu. Tentu saja hal ini membuatnya merasa ada yang tidak beres.Dia mengerutkan k
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny
Leane tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada bicara iri, "Tokoh besar mana yang makan di Restoran Siam? Bisa-bisanya mobilnya adalah Rolls-Royce! Bahkan Tuan Muda Kalris juga nggak memenuhi kualifikasi untuk mengendarai mobil mewah selevel itu, bukan?""Kalau dilihat dari punggung orang yang masuk ke dalam mobil itu, sepertinya dia masih cukup muda. Andai saja Jeslin bisa mengenalnya."Mendengar ucapan istrinya, Sutandi mendengus dingin.'Ckck, wanita ini benar-benar serakah. Bahkan Kalris saja belum bisa dia taklukkan, sekarang dia menginginkan menantu dengan level yang lebih tinggi lagi.'Jeslin juga menatap Rolls-Royce yang sudah menjauh itu dengan sorot mata iri. Namun, dia segera mengerutkan keningnya.Ayah dan ibunya sudah lanjut usia, penglihatan mereka sudah menurun, jadi tidak melihat dengan jelas.Namun, dia malah merasa punggung sosok tadi sangat mirip dengan Ardika."Nggak mungkin!""Ardika adalah seorang pecundang, nggak mungkin dia!"Jeslin menggelengkan kepalanya den
Mendengar ucapan pelayan, Sutandi sekeluarga tercengang."Sudah dibayar?"Leane mengalihkan pandangannya ke arah putrinya dan berkata, "Jeslin, telepon Tuan Muda Kalris, pasti dia yang membayarnya.""Tuan Muda Kalris benar-benar orang yang sangat baik. Setelah dibuat kesal setengah mati oleh Ardika si sialan itu, hanya datang tanpa makan, dia bahkan membantu membayar, membuat kita nggak enak hati saja."Jeslin buru-buru menghubungi Kalris."Tuan Muda Kalris, terima kasih sudah membayar tagihan makan. Ibuku memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu. Mengenai kejadian hari ini, kami benar-benar minta maaf.""Ah ... bayar tagihan makan? Oh, oh, itu sudah seharusnya."Kalris sendiri juga kebingungan. Dia pergi meninggalkan restoran begitu saja, bagaimana mungkin dia tahu siapa yang membayar tagihan makan?Namun, berhubung Jeslin sekeluarga merasa dirinya yang membayar, dia juga malas memberi penjelasan lagi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jeslin, tolong beri tahu Bibi, Restoran
Mengingat Sutandi, ayahnya ingin dirinya untuk menikah dengan Ardika, Jeslin langsung merasa mual.Selain itu, biasanya hubungan ayah dan ibunya selalu harmonis. Akan tetapi, hari ini mereka bertengkar bahkan sampai mencapai tahapan akan bercerai karena Ardika.Jadi, sorot mata kebencian yang ditujukan oleh Jeslin terhadap Ardika kian mendalam."Silakan pergi dari sini, keluarga kami nggak menerimamu!"Jeslin mengulurkan lengannya yang putih mulus, lalu menunjuk ke arah pintu ruang pribadi.Sutandi mendengus dingin, lalu menegur putrinya, "Jeslin, jaga sikapmu! Cepat minta maaf pada Ardika!""Pak Sutandi, jangan salahkan Jeslin."Ardika berkata, "Semua ini salahku, seharusnya hari ini aku nggak muncul di sini.""Pak Sutandi, terima kasih sudah menjagaku, tapi aku merasa aku nggak membutuhkannya lagi.""Sebenarnya, tujuan kedatanganku ke ibu kota provinsi kali ini adalah untuk menangani beberapa hal. Tempat tinggalku sudah diatur sejak awal, nggak perlu merepotkan kalian lagi.""Lain ka
Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga
"Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok
Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi
Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal
"Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p