Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 380 Area Larangan Terbang Pesawat Nirawak

Share

Bab 380 Area Larangan Terbang Pesawat Nirawak

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Para murid ingin merebut pekerjaan para tentara yang sudah pensiun, tentu saja para tentara nggak ingin mengalah begitu saja. Mengingat para murid masih berusia remaja, para tentara baru memberi mereka pelajaran yang boleh terbilang masih ringan."

Setelah mendengar laporan dari kepala pelayan Keluarga Lukito sepulang dari kantor polisi, Oliver langsung memecahkan teko teh saking kesalnya.

Biasanya, hal-hal yang menyangkut tim tempur sangat sensitif, instansi terkait Kota Banyuli pasti tidak bersedia ikut campur.

Boleh dibilang, murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda itu harus terima dihajar begitu saja.

Kepala keluarga tiga keluarga besar juga tidak berdaya.

"Apa si Raka ini bisa menebak masa depan? Bagaimana dia bisa tahu kita akan mengirim murid-murid sekolah bela diri ke sana? Dia nggak hanya sudah melakukan persiapan terlebih dahulu, dia bahkan membuat kita nggak berdaya."

Mereka sangat kesal.

"Bagaimana kalau kita menerbangkan pesawat nirawak ke sana untuk mengambil foto Raka? Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 381 Identitas Terekspos

    Acara penggantian nama perusahaan berakhir dengan sempurna.Pada saat bersamaan, informasi tentang pendeklarasian perang Grup Bintang Darma terhadap tiga keluarga besar juga sudah tersebar luas.Sebelumnya, dirumorkan bahwa Aliansi Maju Bersama yang dibentuk oleh Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota dan Grup Lautan Berlian juga sudah mulai menyerang tiga keluarga besar.Orang-orang menyadari satu hal yang sangat mengejutkan, yaitu tiga keluarga besar sudah menjadi target penyerangan banyak pihak!Sepertinya penguasa Kota Banyuli benar-benar akan berubah.Setelah memperoleh informasi itu, tiga keluarga besar hanya diam tanpa melakukan pergerakan apa pun.Bagi kepala keluarga tiga keluarga besar, hal seperti ini sudah mereka prediksi akan terjadi.Tentu saja mereka merasakan tekanan yang besar. Namun, selain menaruh harapan pada acara peresmian jabatan Kapten Thomas tim tempur Provinsi Denpapan, mereka tidak punya cara lain yang lebih baik lagi.Di depan pintu gedung Grup Bintang Darma.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 382 Luna Memukul Orang

    "Luna, coba kamu pikirkan, kalau Ardika adalah Raka, kenapa dua hari sebelumnya, Filbert dan yang lainnya berani melemparinya kue?"Tina menatap Ardika dengan tatapan meremehkan.Dia sama sekali tidak percaya Ardika dan Raka adalah orang yang sama.Raka sangat mendominasi dan mampu mengambil keputusan dengan tepat.Merebut perusahaan milik tiga keluarga besar, lalu membiarkan Wakanda berlutut menghadiri acara penggantian nama perusahaan dan mempermalukan tiga keluarga besar di depan umum.Menyaksikan pemandangan itu membuat darahnya seolah bergejolak, bahkan diam-diam dia sangat takjub pada pria misterius itu.Bagaimana dengan Ardika?Saat dilempari kue oleh Filbert dan yang lainnya saja, pria itu tidak berani melakukan pembalasan.Saat menonton rekaman video yang dikirim oleh Filbert padanya, dia benar-benar kesal setengah mati dan mewakil Luna memaki suami sahabatnya itu sebagai pengecut.Perbedaan antara kedua pria ini, bagaikan langit dan bumi."Tina, Filbert dan yang lainnya sama

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 383 Bersedia Menjadi Musuh Semua Orang Demi Dia

    Hari ini Grup Bintang Darma bahkan berani mempermalukan tiga keluarga besar dengan terang-terangan.Sebagai suami Elsy yang merupakan manajer umum perusahaan ini, sekarang Jiko sangat percaya diri, dia sama sekali tidak menganggap serius siapa pun.Tanpa melirik Jiko sama sekali, Luna menatap Rina yang tampak galak itu dengan tatapan dingin dan berkata, "Ardika adalah suamiku. Kamu memaki suamiku pecundang sesuka hatimu, kamu memang pantas dipukul. Karena dia adalah seorang pria, dia nggak bisa memukulmu. Sebagai seorang istri, aku bisa membantunya untuk memberimu pelajaran!"Selesai berbicara, Luna langsung berbalik dan pergi."Sayang ...."Ardika yang sangat terharu segera mengejar langkah Luna dan meraih tangan istrinya."Jangan sentuh aku. Ardika, lain kali kamu jangan membohongiku lagi. Aku nggak pernah memandang rendah kamu. Kamu nggak perlu menggunakan cara seperti ini untuk menyenangkan hatiku!"Setelah melontarkan beberapa patah kata itu dengan marah, Luna langsung pergi bersa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 384 Kepercayaan Handoko

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Pukul, ya pukul saja. Apa lagi yang bisa kukatakan? Lagi pula, hari itu saat berada di vila nomor sembilan Kompleks Vila Cempaka, kamu juga sudah pernah dipukul.""Ah! Dasar sialan! Aku benar-benar ingin membunuhmu!"Begitu mendengar ucapan Ardika, Rina benar-benar kesal setengah mati.Jiko berkata dengan marah, "Ardika, berani-beraninya kamu bersikap arogan di hadapan kami! Apa kamu benar-benar berpikir kamu sudah sangat hebat?! Hari itu, begitu keluar dari Kompleks Vila Cempaka, kami langsung pergi menemui tiga keluarga besar. Kepala keluarga tiga keluarga besar sendiri mengatakan kamu adalah pecundang!"Ternyata itu adalah alasan ibu dan anak itu berani bersikap arogan di hadapan Ardika."Plak!"Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajah Jiko dan berkata, "Tadi istriku sudah mengatakan jangan memanggilku pecundang lagi! Apa kalian nggak mengerti ucapan manusia?!""Jiko, minta Elsy untuk memanggil petugas keamanan ke sini! Ardika, hari ini kam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 385 Aku Tidak Bisa Menandatangani Kontrak Ini

    Awalnya, Grup Perfe didirikan di ibu kota provinsi.Setelah mengambil alih perusahaan itu, Luna berencana untuk menyewa gedung perkantoran, lalu mulai menjalankan bisnis-bisnisnya.'Penyewaan gedung perkantoran bukanlah sesuatu yang sulit, bisa ada masalah apa?'Ardika berencana untuk keluar dan melihat apa yang terjadi.Sambil berjalan ke luar, Ardika menelepon Jesika dan memintanya untuk menyelidiki sebenarnya apa yang telah terjadi.Gedung Ansa adalah sebuah gedung perkantoran yang belakangan ini baru selesai dibangun di Kota Banyuli. Hingga saat ini, belum ada perusahaan yang menempati gedung tersebut.Setelah mengadakan rapat dengan para petinggi perusahaan, Luna bersiap untuk menyewa keseluruhan gedung perkantoran ini, termasuk tempat parkirnya sebagai lokasi bekerja Grup Perfe.Dalam waktu dua hari, Grup Perfe sudah mencapai kesepakatan dengan perusahaan properti yang bertanggung jawab atas Gedung Ansa mengenai penyewaan gedung.Biaya sewa gedung per tahun sebesar 40 miliar, Gru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 386 Empat Puluh Miliar Menjadi Empat Ratus Miliar

    "Bu Luna, apa maksudmu?"Charlie menyipitkan matanya dan berkata, "Kontrak ini disusun oleh tim hukum dari perusahaan kedua belah pihak, sama sekali nggak ada masalah. Sekarang kamu malah memberitahuku kamu nggak bisa menandatanganinya, bukankah sama saja dengan membuang-buang waktuku saja?"Nada bicara pria itu terdengar agak tajam.Ekspresi arogan yang terpampang jelas di wajahnya membuatnya sama sekali tidak terlihat seperti manajer umum sebuah perusahaan, lebih mirip dengan preman."Brak!"Luna langsung melemparkan kontrak itu di atas meja dan berkata dengan dingin, "Aku bukan ingin membuang-buang waktu Pak Charlie, tapi Pak Charlie sama sekali nggak menunjukkan ketulusan untuk bekerja sama. Jelas-jelas kita sudah sepakat biaya sewa per tahunnya adalah 40 miliar, kenapa di kontrak malah tertera 400 miliar per tahun?!"Empat ratus miliar!Dalam sekejap, biaya sewa langsung naik sepuluh kali lipat!Dengan harga pasar Kota Banyuli, hanya dengan 400 miliar lagi saja, sudah bisa mengamb

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 387 Meminjam Gedung Perkantoran Grup Agung Makmur Untukmu

    Semena-mena.Pria itu benar-benar bertindak semena-mena!Luna tidak menyangka di bawah tatapan banyak orang, Charlie langsung merobek bukti transfer yang telah dicap dengan cap perusahaan itu begitu saja!"Charlie, jangan bilang kamu pikir hanya dengan merobek bukti transfer saja kamu sudah bisa menghancurkan bukti!"Saking kesalnya, dada Luna sampai terlihat naik turun dan bibir merahnya terkatup rapat."Klak!"Charlie mengeluarkan mancis, lalu membakar bukti transfer tersebut sambil berkata, "Bu Luna, jangan marah. Hanya dengan melihat sekilas saja, aku mendapati cap perusahaan di atas bukti transfer itu palsu. Mungkin ada orang yang berpura-pura mengaku dia adalah karyawan perusahaan kami, lalu menipu 4 miliar kalian.""Kalau kalian mau menagih 4 miliar kalian, silakan saja cari orang itu, nggak ada hubungannya dengan perusahaan kami.Begitu dia selesai berbicara, bukti transfer itu juga sudah berubah menjadi butiran debu.Dari ucapan Charlie, dia bahkan tidak berniat untuk mengemba

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 388 Ardika Cepat Selamatkan Aku

    'Apa mungkin Kakek sebaik ini?'Sambil menggenggam ponselnya, mulut Luna tampak sedikit terbuka, dia merasa agak terkejut.Dia benar-benar tidak berani memercayai bahwa ada saatnya kakeknya memikirkannya."Kakek, kalau Kakek meminjamkan gedung perkantoran Grup Agung Makmur untukku, bagaimana dengan Grup Agung Makmur?" tanyanya dengan sedikit curiga."Nggak lama lagi Grup Agung Makmur hanya sisa kerangka saja, apa gunanya gedung perkantoran sebesar itu, lebih baik kamu gunakan untuk mengembangkan bisnismu.""Sekarang kamu cepat pulang ke kediaman Keluarga Basagita, aku akan meminta pamanmu dan yang lainnya untuk mendiskusikan hal ini denganmu."Setelah tertegun sejenak dengan menggenggam ponselnya, Luna memutuskan untuk pergi ke kediaman lama Keluarga Basagita.Dia bisa merasakan ketulusan dari ucapan Tuan Besar Basagita."Aku harus pulang sebentar, kalian kembali dulu ke perusahaan, nanti baru kita bicarakan lagi."Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu kepada para karyawannya, Lu

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1624 Lila Stile, Organisasi Dragone

    Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

DMCA.com Protection Status