Sebelumnya, saat perusahaan direbut oleh Keluarga Buana, anggota Keluarga Basagita sama sekali tidak berdaya.Kini, begitu melihat Luna sekeluarga sudah mengambil alih perusahaan dari Keluarga Buana, mereka sangat cemburu dan kesal.Luna membiarkan orang-orang tidak berkemampuan ini melampiaskan amarah mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Setelah selesai menandatangani kontrak, dia langsung membawa anggota keluarganya meninggalkan kediaman Keluarga Buana, bahkan tanpa menoleh ke belakang untuk melirik anggota Keluarga Basagita."Huh, berlagak hebat apa kamu di hadapan kami? Bukankah suami idiotmu itu hanya beruntung saja? Dia hanya secara kebetulan menyelamatkan Nona Keluarga Septio. Kalau aku punya kesempatan itu, aku juga bisa melakukannya!""Walau kali ini Keluarga Buana sudah mencelakai Luna, sejak awal wanita itu memang serakah dan merencanakan untuk merebut aset Grup Agung Makmur!"Setelah memaki Luna cukup lama, anggota Keluarga Basagita baru meninggalkan kediaman Keluarga
"Oke, kalau begitu kamu coba cari pekerjaan sendiri dulu."Luna mengira Ardika hanya mempertimbangkan harga dirinya sendiri. Karena itulah, Ardika tidak bersedia bekerja di perusahaannya.Dia bisa memahami pemikiran Ardika.Selama ini dipandang rendah oleh ibunya, Ardika pasti merasa sedih dan kesal.Di saat seperti ini, pria itu tidak mungkin bekerja di perusahaannya, memberi bahan tertawaan baru untuk Desi lagi.'Kalau dia benar-benar nggak bisa menemukan pekerjaan, aku baru cari cara untuk membantunya secara diam-diam.'Itulah pemikiran Luna sebagai seorang istri yang baik. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Sementara itu, saat ini dunia luar sudah digemparkan karena kabar Grup Perfe diambil alih oleh Luna.Kemarin, perusahaan properti Grup Agung Makmur tiba-tiba dibeli oleh Grup Perfe ibu kota provinsi.Hari ini, beredar kabar bahwa Grup Perfe didirikan secara diam-diam oleh Keluarga Buana di ibu kota provinsi. Dengan kata lain, Keluarga Buana yang telah merebut aset Grup
"Apa kamu punya kandidat untuk menempati posisi ini?" tanya Ardika.Jesika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada."Melihat Ardika memandang dirinya, dia buru-buru berkata, "Pak Ardika, jangan atur aku menjadi manajer umum Grup Bintang Darma. Tugasku adalah menjadi asisten Bapak. Menjadi asisten Bapak sekaligus menjadi presdir Bank Banyuli saja sudah membuatku sangat sibuk.""Oke, kalau begitu mengenai kandidat manajer umum, kita bicarakan lagi saja nanti."Mendengar ucapan wanita itu, Ardika tidak bisa menahan tawanya.Ini adalah pertama kalinya Jesika mengajukan permintaan padanya.Dia tidak mungkin memaksa wanita itu untuk menerima posisi manajer umum.Setelah meninggalkan Grup Kejora, Ardika pergi ke vila nomor sembilan Kompleks Vila Cempaka seorang diri.Tadi dia baru menerima laporan dari Soni.Pria itu melaporkan bahwa dia sudah menemukan sekelompok tentara Pasukan Khusus Serigala yang sudah pensiun untuk bertugas melindungi keluarga Delvin di vila nomor sembilan Komple
"Bukankah mereka baru pindah ke sini dari area kota tua? Suruh saja mereka pindah kembali ke sana!"Rina melontarkan kata-kata seperti itu di hadapan Robin dan Selvi.Dia jelas-jelas menganggap orang tua Delvin bukan apa-apa."Nggak bisa!"Elsy tidak setuju, dia berkata, "Lingkungan tempat tinggal di area kota lama terlalu buruk, juga nggak aman, nggak baik untuk pertumbuhan Livy."Sebelumnya orang tua Delvin dan putrinya tinggal di area kota tua karena tidak punya pilihan lain lagi.Sekarang, mereka sudah kembali ke vila lama mereka dan tinggal di lingkungan yang baik.Dia tidak ingin karena keinginannya untuk menempati tempat tinggal lebih baik, malah membiarkan putri kandungnya pindah kembali dan tinggal di area kota lama."Plak!"Rina langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Elsy.Rambut Elsy langsung berantakan, wajah kurus wanita itu juga langsung membengkak."Ibu! Dasar orang jahat! Jangan pukul ibuku!"Melihat ibunya dipukul, Livy yang berada dalam pelukan Ardika langsung m
Dengan wajah memerah dan berkeringat, Melia berjalan menuruni tangga.Tadi dia sedang bersih-bersih di lantai atas.Mendengar suara keributan di lantai bawah, dia tahu kesempatannya untuk menjilat Ardika sudah datang.Karena itulah, dia bergegas menuruni tangga."Berani-beraninya kalian membandingkan Keluarga Santosa dengan Tuan Ardika! Keluarga Santosa sama sekali bukan apa-apa!"Melia menunjukkan sikap layaknya Nona Keluarga Lukito. Dalam sekejap, ekspresinya tampak dingin dan ganas.Namun, aura kuatnya masih tidak bisa menakut-nakuti wanita jahat dan ganas seperti Rina.Melihat celemek yang melingkari pinggang Melia dan sapu pel dalam genggaman wanita itu seperti seorang pengasuh, ekspresi meremehkan langsung tampak jelas di wajah Rina."Dasar pengasuh nggak tahu diri! Berani-beraninya kamu memandang rendah Keluarga Santosa! Percaya atau nggak, begitu aku melaporkan hal ini pada Keluarga Santosa, kamu hanya bisa kembali ke pedesaan untuk menanam sawah!"Tiga keluarga besar adalah pe
"Apa kamu pikir aku nggak tahu kamu sedang mencoba untuk mengirimkan informasi kepada tiga keluarga besar? Berlagak pintar saja kamu!"Ardika sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat Melia yang sedang berlutut di hadapannya, nada bicaranya sangat dingin.Tadi, saat berada di hadapan Jiko dan Rina, Melia memanggilnya Tuan Ardika.Wanita itu terlihat sangat hormat padanya.Namun, sesungguhnya wanita itu ingin Jiko dan Rina memberi tahu tiga keluarga besar apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar.Tujuan Melia adalah untuk memberi tahu tiga keluarga besar bahwa dirinya menjadi pelayan di tempat ini karena Ardika.Kalau tiga keluarga besar cukup cerdas, seharusnya mereka bisa menebak bahwa identitas Ardika tidak biasa.Bagaimana mungkin trik rendahan seperti ini bisa mengelabui Ardika yang sudah berpengalaman di medan perang dalam menghadapi perangkap musuh?"Tuan Ardika, aku sudah bersalah. Aku hanya ingin memperingatkan keluargaku jangan memprovokasi Tuan, agar keluargaku ngga
"Ya, aku lebih memilih vila ini direbut oleh Keluarga Santosa. Dengan begitu, Elsy bisa menjalani hari-hari dengan lebih baik. Nggak masalah kalau kami menjalani kehidupan yang agak sulit."Selvi juga ikut berkomentar sambil menyeka air matanya.Rina adalah wanita jahat yang bertindak semena-mena. Wanita itu bahkan menampar Elsy di hadapan mereka.Sementara itu, Jiko adalah anak yang sangat penurut pada ibunya. Pria itu sama sekali tidak melindungi istrinya.Dia khawatir setelah kembali ke kediaman Keluarga Santosa, Rina akan menindas Elsy dengan lebih kejam lagi."Ayah, Ibu, masing-masing orang memiliki nasib sendiri. Elsy sudah menikah lagi, nggak ada gunanya lagi kalian mengkhawatirkannya."Ardika tidak bisa memahami pemikiran orang tua Delvin.Kalau Elsy tidak menikah lagi, dia tidak akan membiarkan orang lain menindas istri sahabatnya seperti itu.Namun, belum lama setelah Delvin meninggal, Elsy menikah lagi dengan Jiko.Ardika merasa kesan wanita itu biasa-biasa saja. Lagi pula,
Rina langsung memukul cangkir teh itu hingga terjatuh, teh yang masih panas muncrat di pergelangan tangan Elsy yang mulus."Ah ...."Elsy merintih kesakitan. Dia menutupi pergelangan tangannya sudah merah dan membengkak. Saking kesakitan, air matanya bahkan sudah hampir menetes."Dasar Elsy wanita jalang pengkhianat! Kamu sudah dua tahun menjadi anggota Keluarga Santosa, kami yang memberimu makan dan tempat tinggal. Tapi, pada akhirnya, kamu masih memikirkan mantan suamimu yang sudah mati itu!""Kalau bukan karena kami mengeluarkan uang, keluarga mantan suamimu sudah mati semua!"Setelah menggertakkan giginya sambil memarahi menantunya selama beberapa saat, pada akhirnya Rina mendorong Elsy dengan keras dan berkata, "Minggir kamu! Nanti kamu langsung bercerai saja dengan Jiko. Aku mau lihat setelah meninggalkan keluarga kami, tanpa adanya satu pun perusahaan yang bersedia menerimamu, kamu pasti akan mati kelaparan!"Karena didorong dengan keras, Elsy langsung terjatuh ke lantai.Dia me