Melihat senyum dingin yang mengembang di wajah David, jantung anggota Keluarga Basagita langsung berdebar kencang."Wah, yang berulang tahun sudah datang!"Tepat pada saat anggota Keluarga Basagita saling melempar pandangan dan tidak memahami apa yang dimaksud oleh David, tiba-tiba terdengar suara sorakan yang menggema di seluruh aula.Kemudian, dengan ditemani oleh banyak orang, Brian, Kepala Keluarga Buana berjalan memasuki aula dengan ekspresi bahagia."Semuanya, aku tahu aku usiaku sudah menginjak kepala tujuh, tapi dengan meminjam kemegahan Hotel Blazar ini, dengan segala hormat aku menyelenggarakan pesta ulang tahunku. Terima kasih atas kehadiran semua tamu undangan ...."Apa?!Acara ulang tahun Brian, Kepala Keluarga Buana?!Semua anggota Keluarga Basagita tercengang.Wisnu langsung menarik kerah baju David, lalu berteriak dengan marah, "David, katakan dengan jelas! Jelas-jelas ini adalah acara pertunanganmu dengan adikku, kenapa malah berubah menjadi acara ulang tahun?!"Keribu
Melihat Tuan Besar Basagita jatuh pingsan di pinggir jalan saking emosinya, anggota Keluarga Basagita langsung panik.Mereka segera memapahnya, lalu memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit.Setelah dalam kondisi pingsan cukup lama, akhirnya Tuan Besar Basagita sadar kembali.Namun, dia terlihat seperti orang yang sudah kehilangan jiwanya.Dia hanya berbaring di ranjang bangsal dan menatap langit-langit bangsal dengan tatapan kosong tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Jelas-jelas matahari masih bersinar dengan terang, tetapi anggota Keluarga Basagita yang berjaga di rumah sakit merasakan mereka hidup dalam kegelapan.Begitu Tuan Besar Basagita berubah menjadi seperti ini, dunia seolah sudah hancur.Kali ini, Keluarga Basagita benar-benar sudah hancur!Terutama Yanto sekeluarga, mereka yang paling bersedih.Wulan yang biasanya selalu bersikap arogan, saat ini sedang duduk mematung di tempat seolah-olah sudah kehilangan jiwanya.Saat Luna sekeluarga tiba di bangsal, mereka meli
Begitu mendengar ucapan Ardika, anggota Keluarga Basagita langsung mencibirnya.Jangankan anggota Keluarga Basagita ini, bahkan Desi dan Jacky juga tidak memercayai hal itu.Menghadapi perebutan aset yang dilakukan oleh Keluarga Buana dengan perencanaan matang, jangankan pecundang yang tidak bisa apa-apa seperti Ardika, bahkan seluruh Keluarga Basagita juga tidak berdaya."Kalau pecundang sepertimu bisa merebut proyek Kompleks Prime Melati kembali, aku akan memanjat ke atap bangunan lalu melompat ke bawah!""Kulihat kamu sengaja mengolok-olok kami setelah melihat kami tertimpa masalah. Terlepas dari apa yang sudah menimpa Keluarga Basagita, kamu juga nggak akan membiarkan menantu idiot sepertimu bersikap lancang di hadapan kami!""Pecundang ini pasti berniat buruk. Dia pasti ingin meniru cara David si bajingan itu dan menipu 200 miliar milik Keluarga Basagita!"Anggota Keluarga Basagita mencibir Ardika tanpa henti.Mereka beranggapan bahwa Ardika ingin meniru cara David menipu uang. Be
"Tutup mulutmu!"Sebelum Handoko sempat menyelesaikan kalimatnya, Desi sudah menyelanya dan memelototinya."Aku peringatkan kamu, Ardika! Jangan bertindak sesuka hatimu lagi dan membawa masalah untuk keluarga kami!"Melihat tatapan tajam Desi, Ardika juga tidak bisa membantah ibu mertuanya. Dia hanya menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, Bu. Aku mengerti."Desi mendengus, lalu masuk ke dalam mobil.Luna tidak semudah itu dikelabui. "Ardika, kamu harus mendengar ucapan Ibu, jangan mencari Keluarga Buana. Aku akan memikirkan cara lagi dan menanyakan pada pengacara apakah bisa menemukan celah melalui hukum. Kalau perusahaan itu benar-benar nggak bisa direbut kembali lagi, aku akan membuat rencana lain lagi."Sebenarnya dia tidak menaruh harapan terlalu besar.Keluarga Buana adalah keluarga kaya kelas satu. Mereka juga memiliki pengacara, jadi mereka pasti sudah menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah.Selain itu, prosedur hukum sangatlah panjang.Paling tidak membutuhka
"Dasar Desta tua bangka! Sejak kapan Keluarga Buana berutang pada Keluarga Unima? Acara ulang tahunku sudah berakhir, kenapa kamu membuat keributan lagi di sini?!"Sambil memelototi Desta yang datang meminta uang, Brian langsung marah besar.Selama ini, dia dan Desta memang tidak cocok dan saling tidak menyukai satu sama lain.Jadi, dia mengira Desta sengaja datang untuk membuat keributan.Selain itu, Desta membuat keributan tepat pada hari penyelenggaraan acara ulang tahunnya, jelas-jelas hanya untuk membuatnya kesal."Dasar tua bangka nggak tahu malu! Brian, kalau hari ini Keluarga Buana nggak mengembalikan uangku, aku akan menyelenggarakan acara kematian untukmu!"Desta memelototi lawan bicaranya dan berkata, "Sebelumnya Keluarga Unima meminjamkan uang sebesar 170 miliar untuk perusahaan properti Grup Agung Makmur membayar utang mereka. Semuanya tertulis dengan jelas di kontrak, nggak mungkin bisa dipalsukan.""Kini, Grup Perfe Keluarga Buana sudah membeli perusahaan properti Grup A
Awalnya, Brian hanya ingin mengeluarkan sedikit uang untuk menyelesaikan masalah dengan Keluarga Unima. Namun, dia sama sekali tidak menyangka semua tokoh hebat yang datang menemuinya ini juga memintanya mengembalikan uang.Hanya dalam sekejap mata, ada begitu banyak orang yang datang menagih utang padanya. Kalau semuanya dijumlahkan, maka mencapai lebih dari 4 triliun!Keluarga Buana baru saja memperoleh lebih dari 4 triliun milik Grup Agung Makmur.Kalau diminta untuk mengembalikan uang, tentu saja mereka mampu untuk mengembalikan uang sebesar itu.Namun, memintanya untuk mengeluarkan uang bernilai fantastis itu, tentu saja Brian enggan melakukannya."Apa kalian sudah nggak punya logika? Grup Agung Makmur yang berutang pada kalian, seharusnya kalian menagih utang kepada Grup Agung Makmur."Brian berkata dengan marah, "Perusahaan properti Grup Agung Makmur dijual kepada Grup Perfe adalah salah mereka, sama sekali nggak ada hubungannya dengan Keluarga Buana!"Walaupun dia sudah membuat
Tidak ada satu pun dari bank-bank besar itu yang bersedia meminjamkan uang kepada Keluarga Buana.Bahkan, para kepala bank tidak memberi mereka kesempatan untuk bernegosiasi."Sebenarnya apa yang terjadi? Keluarga Buana nggak pernah menyinggung pihak bank, kenapa mereka semua nggak bersedia memberi kita pinjaman seolah-olah sudah janjian?"Dalam sekejap, sebuah kekuatan besar tak terlihat seakan-akan menyelimuti diri setiap anggota Keluarga Buana. Mereka mulai merasa ketakutan."Apa mungkin ada hubungannya dengan orang yang kita singgung itu?!"Brian menggertakkan giginya, kedua tangannya sudah bergetar dengan kencang.Begitu lebih dari dua puluh tokoh hebat yang datang menagih utang pergi, bank-bank di Kota Banyuli langsung memutus pinjaman untuk Keluarga Buana.Sebelumnya, saat Grup Agung Makmur mengalami krisis pemutusan pinjaman, mereka masih mentertawakan Grup Agung Makmur.Namun, setelah merasakannya sendiri, mereka baru menyadari betapa menyakitkannya fakta itu!Tak lama kemudia
Liander datang untuk membalas budi.Sebelumnya, Ardika mengajukan permintaan yang mengharuskan Keluarga Septio mengeluarkan uang sebesar puluhan triliun untuk membeli Showroom Mobil Neptus, lalu menghadiahkan showroom tersebut kepadanya.Setelah Liander menyampaikan permintaan Ardika pada keluarganya, seluruh anggota Keluarga Septio menentang hal tersebut.Walaupun Keluarga Septio tidak kekurangan uang, tetapi uang yang mereka miliki juga bukan jatuh dari langit.Mereka tidak bisa memenuhi permintaan Ardika sebesar puluhan triliun itu.Setelah mendengar permintaan Ardika itu, Keluarga Septio mendapati Ardika adalah orang yang sangat serakah.Mereka tidak ingin dijerat dan berhubungan dengan orang seperti itu.Karena itulah, Keluarga Septio menginstruksikan Liander untuk tetap berada di Kota Banyuli dan memikirkan cara untuk membalas budi Ardika, agar mereka tidak perlu berhubungan dengan pria serakah itu lagi.Mendengar Keluarga Basagita tertimpa masalah besar, Liander menyadari kesemp
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b