Harus diakui, Gijran adalah tipe orang yang lumayan keras kepala.Biarpun sudah dihajar oleh Cahdani hingga seperti ini, dia tetap tidak bersedia untuk tunduk.Dalam lubuk hatinya, dia memang sudah memandang rendah Ardika. Dia merasa Ardika sudah tidak bisa bertahan hidup di Kota Banyuli. Itulah sebabnya, pria itu hanya bisa datang ke ibu kota provinsi untuk mencari peluang, penipu yang mencoba untuk menjilat pamannya.Memintanya untuk berlutut di hadapan rakyat jelata seperti Ardika, tentu saja membuatnya merasa lebih menderita daripada mati."Gijran, kamu mau cari mati, aku nggak akan menghentikanmu!"Amarah Cahdani langsung meledak-ledak.Walaupun Ardika membiarkannya tetap hidup, pria itu memintanya untuk menjadi anjingnya.Namun, menjadi seekor anjing juga harus menunjukkan nilai sebagai anjing.Kalau dia bahkan tidak bisa menundukkan orang seperti Gijran, apa gunanya Ardika mempertahankan seekor anjing sepertinya?Detik berikutnya, di bawah tatapan terkejut semua orang, Cahdani m
"Ardika, kamu nggak sedang sibuk, 'kan?""Kalau besok kamu bisa bangun pagi, datanglah ke rumah untuk sarapan!"Secara naluriah, Ardika menolak dengan halus. "Pak Sutandi, bukankah kurang pantas kalau aku mengganggu kalian pagi-pagi buta begitu?""Astaga, anak ini, jangan bicara begitu. Begitu sampai di ibu kota provinsi, kamu langsung datang menemuiku, bahkan memberi kami herba-herba senilai puluhan miliar. Alhasil malah kami sia-siakan begitu saja. Aku benar-benar merasa bersalah.""Istriku juga bilang dia akan menjamu kamu dengan baik, sekalian meminta maaf padamu.""Sudah, sudah, jangan banyak omong kosong lagi, ya. Besok pagi datang ke rumah kami. Kami masih tinggal di tempat tinggal yang lama."Ardika meletakkan ponselnya, menggelengkan kepalanya dengan sedikit tidak berdaya.Walaupun herba-herba senilai 20 miliar itu telah disia-siakan seperti itu, tetapi sepertinya "layak" juga....Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Ardika sudah bangun.Kali ini, dia tidak membawa Levin bersam
"Bisa menghadiahkan begitu banyak herba begitu saja, siapa yang percaya kalau dibilang sudah nggak ada begitu saja?"Leane memutar matanya pada Sutandi. Sambil tersenyum, dia menatap Ardika dan berkata, "Benar, 'kan, Ardika? Kamu pasti masih punya herba-herba seperti itu, 'kan?""Bisakah kamu memberi kami sedikit lagi? Kamu sendiri juga tahu kondisi kesehatan gurumu kurang baik selama ini."Tadi malam, saking kesalnya, Leane tidak bisa terjaga. Mungkin dia terjaga hingga subuh.Pada akhirnya, dia dan Jeslin beranggapan bahwa Ardika bisa menghadiahkan begitu banyak herba-herba senilai puluhan miliar pada keluarga mereka, itu artinya Ardika pasti punya herba yang lebih banyak lagi.Adapun mengenai Ardika telah menghadiahkan semua herba yang dimilikinya untuk Sutandi, dia tidak percaya.Jadi, tadi malam Leane dan Jeslin sudah mendiskusikan hal ini dan mencapai kesepakatan bersama. Hari ini, mereka mengundang Ardika makan di rumah mereka, berbicara baik-baik pada Ardika. Tentu saja lebih b
Sutandi tidak bisa mengungkapkan pemikiran Leane secara terang-terangan.Karena kalau dia benar-benar melakukan hal seperti itu, Leane akan langsung menjemput ayah dan ibu mertuanya untuk tinggal di sini.Selain itu, ayah dan ibu mertuanya adalah pensiunan dari instansi pemerintahan. Boleh dibilang pasangan tua itu adalah petinggi level menengah di ibu kota provinsi. Jadi, mereka cukup temperamen dan arogan.Saat itu tiba, kalau mereka tahu dia ingin menikahkan cucu perempuan kesayangan mereka pada Ardika, pasti akan menimbulkan keributan besar di rumah."Ardika, ini ...."Sutandi mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, sedikit kesulitan untuk bicara.Kemarin Ardika baru menghadiahkan herba senilai puluhan miliar untuk dirinya, hari ini dia baru saja meminta Ardika untuk tinggal di rumahnya, sekarang dia malah harus mengusir Ardika, bagaimana mungkin kata-kata itu bisa terucap olehnya?Ardika berkata sambil tersenyum, "Pak Sutandi, kamu nggak perlu repot-repot membantuku mengatur semu
Namun, tak lama kemudian, Jeslin berkata dengan agak putus asa, "Tapi, aku mau juga nggak ada gunanya. Aku sudah mulai siaran langsungku selama dua bulan. Biasanya tetap saja kurang bisa menarik perhatian penonton.""Sekarang ini, penyiar seperti kami yang hanya mengandalkan paras tanpa memiliki keterampilan unggul apa pun, hanya bisa mengandalkan hadiah besar yang diperoleh untuk meningkatkan popularitas.""Tapi, uang siapa pun juga bukannya jatuh dari langit. Hanya dengan menjadi teman tidur, baru ada orang yang bersedia mengeluarkan uang untuk membantumu meningkatkan popularitas.""Tapi aku nggak bisa melakukan hal seperti itu, memperoleh uang hanya dengan berbaring."Walaupun Jeslin adalah seorang wanita yang matre, tetapi dia tetap punya batasan sendiri.Dia tidak akan melakukan hal-hal yang menginjak-injak harga dirinya hanya demi memperoleh popularitas.Kalris berkata, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Jangan lupa, platform siaran langsungmu itu dibuka oleh Grup Goldis.
Melalui hal ini saja, sudah terlihat gaya platform siaran langsung Grup Goldis ini.Memanfaatkan penyiar wanita cantik untuk menarik pengikut, menghasilkan banyak uang.Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan bersifat setengah dunia pemerintahan, setengah dunia preman. Jadi, wajar saja mereka menggunakan cara seperti mengeluarkan platform siaran langsung ini untuk menghasilkan uang.Paling tidak, Grup Goldis memang punya cara untuk merekrut wanita-wanita cantik dengan berbagai gaya.Setelah berpikir sejenak, Ardika mengirimkan sebuah pesan untuk Vita.Saat ini, Vita mewakili Chamir untuk memegang saham Grup Goldis, adalah pemegang saham terbesar.Tanpa butuh waktu lama, dia langsung menginstruksikan orang untuk menaikkan level akun Ardika menjadi Akun VIP Raja internal.Akun VIP Raja adalah akun level tertinggi di Platform Meijiki, yang dikendalikan oleh pihak manajemen platform. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan hadiah-hadiah kepada penyiar-penyiar yang ingin dibantu oleh pih
Sementara itu, selesai berkomentar, tanpa menunggu ada orang di siaran langsung yang menyangkalnya, dia langsung menghadiahkan sepuluh mobil balap untuk Jeslin. Dalam sekejap, layar siaran langsung pun dipenuhi dengan efek mobil balap yang menarik.Satu mobil balap nilainya sekitar 2 juta.Begitu memberi hadiah, Kalris langsung mengeluarkan 20 juta.Ardika tahu identitas Kalris. Uang 20 juta bukanlah apa-apa bagi pria itu.Namun, Jeslin hanyalah seorang penyiar biasa yang tidak terlalu terkenal. Biasanya, mendapatkan hadiah sebesar puluhan ribu saja, dia sudah sangat berterima kasih.Sekarang, begitu Kalris memberi hadiah sebesar 20 juta sekaligus, suasana di dalam siaran langsung tersebut pun gempar.[Orang kaya, luar biasa ....][Luar biasa ....][Orang kaya, beri lagi sedikit hadiah ....]Para penonton yang awalnya tidak senang melihat sikap arogan Kalris, saat ini juga mendukungnya.Selain itu, pemberian hadiah sebesar ini juga langsung diumumkan di seluruh platform. Dalam sekejap,
[Menganggap remeh hadiah 20 juta yang kuberikan?][Paling nggak aku benar-benar sudah menghabiskan uang untuk memberi hadiah, nggak seperti kamu, seorang pecundang yang hanya bisa mengetik. Berlagak hebat dengan bicara saja, tapi sama sekali nggak menunjukkan tindakan nyata!]Kalris mengirimkan sebuah emoji mengorek hidung, meningkatkan kemampuan mengejeknya.Ardika menanggapi dengan santai. [Yah, kamu juga hanya bisa pamer di dunia maya. Hanya 20 juta saja, sudah berani berlagak hebat?]Emosi Kalris sudah sepenuhnya tersulut. Dia mengetik dengan sangat cepat. [Eh, pecundang, sini kamu! Kalau kamu berkemampuan, ayo kita beri hadiah untuk Jesjes! Bagi yang sudah nggak sanggup lagi, orang itu yang menjadi cucu! Setelah memanggil Kakek, baru boleh meninggalkan siaran langsung ini!][Oh? Kalau begitu, sebaiknya kamu panggil Kakek terlebih dulu, karena sebelum mulai saja, kamu sudah kalah.]Ardika "berbaik hati" mengingatkan lawannya.Namun, faktanya memang demikian.Akunnya adalah Akun VIP
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d