Yomde juga menatap Ardika dengan lekat, ekspresinya tampak berubah-ubah.Sebagai murid langsung Tridon, tentu saja dia tahu lebih jelas kekuatan dua raja tentara besar itu dibandingkan orang lain.Walaupun mereka jauh lebih lemah dibandingkan Musa, sang raja tentara pertama, tetapi selain Musa, hanya segelintir orang di kemiliteran Galea yang bisa mengalahkan mereka berdua.Namun, sekarang, dua raja tentara besar itu sudah tewas.Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Yugo.Awalnya dia sangat percaya diri, dia mengira selama dua raja tentara besar turun tangan, Ardika pasti akan berlutut dengan patuh di hadapannya, bersikap merendah dan tunduk padanya seperti seekor anjing.Namun, dia tidak menyangka hasilnya seperti ini.Saat ini, pertahanan mental Yugo sudah hancur."Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Bagaimana mungkin raja tentara yang dibimbing secara pribadi oleh pamanku bisa mati dengan cara seperti ini?! Pasti mereka sudah menggunakan cara curang!"Yugo berteriak
Melihat Yomde berakhir dengan kematian mengenaskan, Yugo dan Zilwar sudah sepenuhnya ketakutan.Mereka tidak menyangka Ardika akan main bunuh begitu saja.Yomde adalah murid langsung yang paling diperhatikan oleh Tridon, tetapi Ardika malah memukul mati dia tanpa ragu sama sekali.Biarpun biasanya mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang kejam, juga tidak mungkin menyerang di saat seperti ini, bukan?Saat ini, akhirnya Yugo dan Zilwar merasa ketakutan."Brak!"Kaki mereka berdua langsung lemas, mereka terjatuh dalam posisi berlutut di lantai."Ardika, jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!""Aku akan menyetujui apa saja permintaanmu!"Kedua orang itu bersujud seperti orang gila di hadapan Ardika, seolah-olah takut kalau sedikit terlambat aja, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diampuni."Aku boleh saja mengampuni nyawa kalian, tapi kalian tetap nggak bisa lari dari hukuman."Bagaikan dewa penentu nasib semua makhluk, Ardika berkata dengan dingin, "Menindas wanita dan
Vila Harmon, ibu kota provinsi.Setelah mengusir anggota Keluarga Citora, Tridon langsung mengambil alih tempat ini, menjadikan dirinya sendiri sebagai tuan rumah baru.Seperti biasa, Tridon sedang meminum teh.Sementara itu, raja tentara pertama, Musa, berdiri diam di sampingnya tanpa bergerak sama sekali seperti udara yang tak terlihat.Kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, sulit untuk menyadari masih ada satu orang di dekat dinding itu.Setelah meminum seteguk tehnya, Tridon menoleh ke arah Musa, lalu mendesah dan berkata, "Sayang sekali, sepertinya dalam perjalanan ke Negara Nusantara kali ini, kamu juga nggak bisa beraksi."Yugo dan Yomde sudah pergi ke Kota Banyuli dengan membawa dua raja tentara besar.Dia tahu jelas setiap pergerakan kedua orang itu di sana.Dia sangat memercayai kemampuan Yomde, muridnya.Sementara itu, Yugo juga merupakan pemuda yang paling menonjol di antara generasi muda keluarganya.Jadi, Tridon beranggapan tidak akan ada masalah membiarkan dua orang pemud
Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej
"Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi
"Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,
Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu
Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli
Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli
Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu
"Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,
"Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi
Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej
Vila Harmon, ibu kota provinsi.Setelah mengusir anggota Keluarga Citora, Tridon langsung mengambil alih tempat ini, menjadikan dirinya sendiri sebagai tuan rumah baru.Seperti biasa, Tridon sedang meminum teh.Sementara itu, raja tentara pertama, Musa, berdiri diam di sampingnya tanpa bergerak sama sekali seperti udara yang tak terlihat.Kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, sulit untuk menyadari masih ada satu orang di dekat dinding itu.Setelah meminum seteguk tehnya, Tridon menoleh ke arah Musa, lalu mendesah dan berkata, "Sayang sekali, sepertinya dalam perjalanan ke Negara Nusantara kali ini, kamu juga nggak bisa beraksi."Yugo dan Yomde sudah pergi ke Kota Banyuli dengan membawa dua raja tentara besar.Dia tahu jelas setiap pergerakan kedua orang itu di sana.Dia sangat memercayai kemampuan Yomde, muridnya.Sementara itu, Yugo juga merupakan pemuda yang paling menonjol di antara generasi muda keluarganya.Jadi, Tridon beranggapan tidak akan ada masalah membiarkan dua orang pemud
Melihat Yomde berakhir dengan kematian mengenaskan, Yugo dan Zilwar sudah sepenuhnya ketakutan.Mereka tidak menyangka Ardika akan main bunuh begitu saja.Yomde adalah murid langsung yang paling diperhatikan oleh Tridon, tetapi Ardika malah memukul mati dia tanpa ragu sama sekali.Biarpun biasanya mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang kejam, juga tidak mungkin menyerang di saat seperti ini, bukan?Saat ini, akhirnya Yugo dan Zilwar merasa ketakutan."Brak!"Kaki mereka berdua langsung lemas, mereka terjatuh dalam posisi berlutut di lantai."Ardika, jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!""Aku akan menyetujui apa saja permintaanmu!"Kedua orang itu bersujud seperti orang gila di hadapan Ardika, seolah-olah takut kalau sedikit terlambat aja, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diampuni."Aku boleh saja mengampuni nyawa kalian, tapi kalian tetap nggak bisa lari dari hukuman."Bagaikan dewa penentu nasib semua makhluk, Ardika berkata dengan dingin, "Menindas wanita dan
Yomde juga menatap Ardika dengan lekat, ekspresinya tampak berubah-ubah.Sebagai murid langsung Tridon, tentu saja dia tahu lebih jelas kekuatan dua raja tentara besar itu dibandingkan orang lain.Walaupun mereka jauh lebih lemah dibandingkan Musa, sang raja tentara pertama, tetapi selain Musa, hanya segelintir orang di kemiliteran Galea yang bisa mengalahkan mereka berdua.Namun, sekarang, dua raja tentara besar itu sudah tewas.Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Yugo.Awalnya dia sangat percaya diri, dia mengira selama dua raja tentara besar turun tangan, Ardika pasti akan berlutut dengan patuh di hadapannya, bersikap merendah dan tunduk padanya seperti seekor anjing.Namun, dia tidak menyangka hasilnya seperti ini.Saat ini, pertahanan mental Yugo sudah hancur."Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Bagaimana mungkin raja tentara yang dibimbing secara pribadi oleh pamanku bisa mati dengan cara seperti ini?! Pasti mereka sudah menggunakan cara curang!"Yugo berteriak
Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag