Antoine dan Gustav juga tahu. Kali ini Tridon jauh-jauh membawa mereka dari Galea ke Negara Nusantara, karena bocah Negara Nusantara di hadapan mereka ini.Karena itulah, mereka berdua menyunggingkan seulas senyum jahat, sorot mata haus akan darah tampak makin jelas di mata mereka.Seiring dengan aura membunuh yang terpancar dari tubuh mereka, suasana di dalam ruangan itu seakan-akan menegang, membuat anak buah Yugo dan yang lainnya merinding ketakutan, bahkan sampai tidak berani bernapas dengan keras.Yomde menunjuk Antoine dan berkata, "Antoine, julukannya Ular Piton Putih, genius seni bela diri, menguasai Jiu-Jitsu, Muay Thai dan Karate. Nggak ada seorang pun di Tentara Bayaran Lane yang bisa mengalahkannya dalam pertarungan tangan kosong.""Jadi, aku berbaik hati mengingatkanmu, saat bertarung melawannya, jangan sampai terjerat olehnya. Kalau nggak, dia akan seperti ular piton yang melilit orang hingga mati hidup-hidup.""Yang ini adalah Gustav, julukannya Beruang Suci!"Yomde menu
"Setelah menerima satu tamparan dari Beruang Suci, si gemuk ini masih belum mati, kulit wajahnya cukup tebal.""Serigala Suci, jangan berbelas kasihan padanya, langsung habisi saja dia dengan satu tamparan!"Yugo dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak, sampai-sampai hampir meneteskan air mata.Mereka tidak pernah melihat orang sebodoh Serigala Ganas yang langsung ketakutan setengah mati, bahkan tidak tahu melakukan perlawanan.Di bawah sorakan beberapa orang itu, Gustav juga mengayunkan lengannya dengan sedikit kesal dan langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Serigala Ganas."Plak!"Kali ini, kepala Serigala Ganas langsung miring ke satu arah, bahkan terlihat jauh lebih bengkak dari tamparan sebelumnya.Namun, di luar dugaan semua orang, Serigala Ganas tidak mati.Bukan hanya tidak mati, Serigala Ganas bahkan masih bisa berdiri dengan kokoh di tempat. Kedua kakinya seolah-olah sudah terpaku di lantai.Perlu diketahui, dengan kekuatan Gustav, satu tamparannya itu bahkan bisa mene
Sebelumnya, Ardika sudah meminta laboratorium tim tempur Kota Banyuli untuk memeriksa tubuh Serigala Ganas dan Tujuh Bilah. Tubuh fisik kedua orang ini berbeda dari orang biasa, bahkan pihak laboratorium pun tidak bisa memberikan penjelasan yang jelas.Kalau dibandingkan dengan Gustav yang memiliki postur tubuh tinggi dan kekar, Serigala Ganas yang kelihatan biasa-biasa saja, baru memiliki kekuatan supranatural.Kalau di zaman dahulu, sudah jelas dia adalah orang ganas yang luar biasa!"Huh!"Tepat pada saat ini, Antoine tiba-tiba mendengus dingin, lalu berjalan menghampiri Serigala Ganas tanpa ekspresi."Eh, bocah Negara Nusantara, hanya ada kekuatan besar saja nggak ada gunanya. Aku paling memandang rendah orang kasar yang nggak berotak seperti Gustav. Kamu sama saja dengannya.""Sekarang, sini bunuh aku!"Antoine melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat, sorot mata membunuhnya terpaku pada Serigala Ganas."Lawanmu adalah aku."Tepat pada saat ini, Tujuh Bilah yang da
Namun, alasan Antoine baru menggunakan Jiu-Jitsu terakhir, juga karena energi yang terkuras tidak terlalu besar, kebanyakan menggunakan gerakan-gerakan cerdas.Hal yang lebih membuat Antoine terkejut lagi adalah, Tujuh Bilah tampaknya sama sekali tidak mengetahui betapa menakutkannya Jiu-Jitsu dan membiarkannya mendekat begitu saja.Bagi Antoine, ini adalah peluang emas untuk membunuh Tujuh Bilah.Dia yakin selama terjerat olehnya, tidak ada seorang pun yang bisa lolos.Lawannya akan berakhir seperti orang yang dililit oleh ular piton, yaitu dililit hingga mati hidup-hidup.Namun, tak lama kemudian, Antoine harus menelan kekecewaan.Tubuh Tujuh Bilah seperti besi tembaga, biarpun Antoine sudah menggunakan berbagai macam cara, dia tetap tidak bisa menggerakkan Tujuh Bilah sama sekali."Ahhh! Sialan!"Antoine sudah hampir menggila saking kesalnya.Energinya sudah hampir terkuras habis. Dia tahu kalau situasi ini terus berlanjut, nyawanya akan terancam.Karena itulah, dia mundur tanpa rag
Yomde juga menatap Ardika dengan lekat, ekspresinya tampak berubah-ubah.Sebagai murid langsung Tridon, tentu saja dia tahu lebih jelas kekuatan dua raja tentara besar itu dibandingkan orang lain.Walaupun mereka jauh lebih lemah dibandingkan Musa, sang raja tentara pertama, tetapi selain Musa, hanya segelintir orang di kemiliteran Galea yang bisa mengalahkan mereka berdua.Namun, sekarang, dua raja tentara besar itu sudah tewas.Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Yugo.Awalnya dia sangat percaya diri, dia mengira selama dua raja tentara besar turun tangan, Ardika pasti akan berlutut dengan patuh di hadapannya, bersikap merendah dan tunduk padanya seperti seekor anjing.Namun, dia tidak menyangka hasilnya seperti ini.Saat ini, pertahanan mental Yugo sudah hancur."Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Bagaimana mungkin raja tentara yang dibimbing secara pribadi oleh pamanku bisa mati dengan cara seperti ini?! Pasti mereka sudah menggunakan cara curang!"Yugo berteriak
Melihat Yomde berakhir dengan kematian mengenaskan, Yugo dan Zilwar sudah sepenuhnya ketakutan.Mereka tidak menyangka Ardika akan main bunuh begitu saja.Yomde adalah murid langsung yang paling diperhatikan oleh Tridon, tetapi Ardika malah memukul mati dia tanpa ragu sama sekali.Biarpun biasanya mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang kejam, juga tidak mungkin menyerang di saat seperti ini, bukan?Saat ini, akhirnya Yugo dan Zilwar merasa ketakutan."Brak!"Kaki mereka berdua langsung lemas, mereka terjatuh dalam posisi berlutut di lantai."Ardika, jangan bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!""Aku akan menyetujui apa saja permintaanmu!"Kedua orang itu bersujud seperti orang gila di hadapan Ardika, seolah-olah takut kalau sedikit terlambat aja, mereka akan kehilangan kesempatan untuk diampuni."Aku boleh saja mengampuni nyawa kalian, tapi kalian tetap nggak bisa lari dari hukuman."Bagaikan dewa penentu nasib semua makhluk, Ardika berkata dengan dingin, "Menindas wanita dan
Vila Harmon, ibu kota provinsi.Setelah mengusir anggota Keluarga Citora, Tridon langsung mengambil alih tempat ini, menjadikan dirinya sendiri sebagai tuan rumah baru.Seperti biasa, Tridon sedang meminum teh.Sementara itu, raja tentara pertama, Musa, berdiri diam di sampingnya tanpa bergerak sama sekali seperti udara yang tak terlihat.Kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, sulit untuk menyadari masih ada satu orang di dekat dinding itu.Setelah meminum seteguk tehnya, Tridon menoleh ke arah Musa, lalu mendesah dan berkata, "Sayang sekali, sepertinya dalam perjalanan ke Negara Nusantara kali ini, kamu juga nggak bisa beraksi."Yugo dan Yomde sudah pergi ke Kota Banyuli dengan membawa dua raja tentara besar.Dia tahu jelas setiap pergerakan kedua orang itu di sana.Dia sangat memercayai kemampuan Yomde, muridnya.Sementara itu, Yugo juga merupakan pemuda yang paling menonjol di antara generasi muda keluarganya.Jadi, Tridon beranggapan tidak akan ada masalah membiarkan dua orang pemud
Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d