Apalagi baik Luna maupun Felda, fokus dua orang wanita ini hanya tertuju pada Ardika. Mereka bahkan sangat jarang meliriknya.Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh Andrew, yang selalu mencari kesenangan dengan menaklukkan wanita."Tuan Andrew!"Tepat pada saat suasana di tempat ini menegang, tiba-tiba seseorang berlari masuk dengan langkah terhuyung-huyung menuju ke arah Andrew.Andrew menoleh, dia langsung berkata dengan terkejut, "Givon, ada apa denganmu?"Orang yang tiba-tiba muncul ini adalah Givon yang telah pergi tadi.Lubang hidungnya disumbat dengan tisu, keningnya diperban, serta aroma obat menusuk dari sekujur tubuhnya, membuat Andrew mengerutkan kening dengan jijik dan melangkah mundur satu langkah secara naluriah."Tuan Andrew, tolong tegakkan keadilan untukku!"Givon menoleh, menunjuk Ardika, lalu berteriak dengan sedih, "Sebelum Tuan datang, aku hanya mengucapkan beberapa patah kata bercanda dengannya, tapi suami benalu Luna itu langsung menghajarku di hadapan
Mendengar ucapan Andrew, mata semua orang di dalam ruangan tersebut langsung membelalak, perasaan gugup menyelimuti hati mereka.Bagaimanapun juga, mereka adalah anggota kalangan kelas atas, tentu saja mereka pernah mendengar tentang tim militer asing Negara Enggrim.Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan tim militer asing Galea, tetapi tim militer asing Negara Enggrim juga terkenal sangat kuat.Dengan kata lain, belasan orang pengawal yang dibawa oleh Andrew kemari, semuanya sudah berpengalaman di medan perang, sudah pernah membunuh banyak orang.Nyawa Ardika sudah pasti akan melayang!Kalimat inilah yang tebersit dalam pikiran banyak orang saat ini.Menghadapi kaum elite tim militer asing, biarpun hari ini Ardika tidak mati, dia juga akan mengalami penderitaan yang luar biasa!Tidak menyadari sosok Ardika yang berada di sampingnya tetap tenang, saat ini hawa dingin sudah menyelimuti hati Luna.Walaupun dia tidak tahu bagaimana kekuatan para pengawal ini sebenarnya, tetapi hanya mend
Menghadapi kontrak pengalihan saham di hadapannya, api amarah mulai membara di mata Luna.Namun, dia tidak menyalahkan Ardika telah bertindak gegabah memukuli orang hingga menyebabkan situasi menjadi seperti sekarang ini.Sebelumnya, Zilwar membawa orang-orang bersenjata api untuk memaksanya menyerahkan Grup Hatari.Sekarang, Andrew menggunakan alasan mengadakan perjamuan malam, memasang jebakan dan menunggu mereka masuk dalam jebakan.Ada banyak pihak yang menargetkan Grup Hatari.Situasi seperti ini sangat sulit untuk dihindari.Biarpun Ardika tidak menghajar Givon, apa mungkin Andrew tidak bisa menggunakan cara lain lagi?Tentu saja tidak.Luna tahu sejak dia menyetujui ajakan Piom untuk menghadiri perjamuan malam ini, hal-hal seperti ini sudah tidak bisa dia hindari.Selalu ada alasan yang cocok untuk mereka.Namun, marah juga tidak ada gunanya.Grup Kamel yang luar biasa kuat dan berpengaruh, membuat Luna merasa sangat tidak berdaya.Melihat keraguan Luna, Andrew tertawa dingin da
Jangankan Beryl yang hanya seorang Miss Gamiga, bahkan kalaupun dia dewi yang turun dari kayangan pun, Ardika tidak akan berpikiran untuk berbelas kasihan pada wanita seperti itu."Hehe, memangnya rakyat jelata sepertimu bisa apa?"Beryl tertawa dingin meremehkan, dia menatap Ardika dengan sorot mata penuh kebencian.Walaupun dia tidak sepenuhnya khawatir Ardika bisa melakukan apa yang dikatakannya, tetapi ucapan pria itu telah mengekspos isi hatinya yang paling dalam.Dia tidak peduli apakah dia dipermainkan oleh Andrew atau tidak.Karena sebelum dia menggoda pria itu, dia sudah mempersiapkan mentalnya.Bagi orang yang bermimpi pun bahkan ingin meningkatkan status sosial sendiri, selama Andrew membawanya ke acara formal, selama dia mendampingi pria itu, nilai dirinya sudah meningkat secara signifikan.Karena itulah, Andrew bahkan tidak perlu membayarnya.Masing-masing dari mereka mendapatkan kebutuhan masing-masing.Hanya saja, dia tidak bisa terima orang lain yang mengungkapkan pemik
"Luna, sekarang hanya dengan satu kalimat dariku, para pengawalku akan menghajar suamimu sampai mati!""Oh ya, aku lupa memberitahumu, mereka memiliki status utusan luar negeri Negara Enggrim.""Dengan kata lain, biarpun mereka menghajar orang hingga mati di sini, mereka juga memiliki hak kekebalan diplomatik.""Apa kamu mengerti apa itu hak kekebalan diplomatik?!"Menghadapi pertanyaan mendesak dari Andrew, ekspresi Luna berubah menjadi pucat pasi, ketakutan tampak jelas di matanya.Tentu saja dia tahu apa artinya hak kekebalan diplomatik.Itu artinya biarpun orang-orang Andrew menghajar Ardika hingga mati di sini, juga tidak akan menghadapi tuntutan hukum.Saat ini, Andrew mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, kamu sudah berhasil menyulut amarahku. Bagus, luar biasa bagus.""Sekarang biarpun kamu berlutut meminta maaf padaku, aku juga nggak akan melepaskanmu!"Semua orang menatap Ardika dengan tatapan ajal akan segera m
"Sayang, bantu aku pegang sebentar, ya."Dengan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, Ardika menyerahkan cangkir tehnya kepada Luna."Ajal sudah hampir menjemputnya, tapi bocah ini masih sempat berlagak hebat?"Ada banyak orang yang mencibir.Ketua pengawal itu menerjang di paling depan. Saat ini, ekspresi marah juga sudah mulai terlihat di wajahnya."Cari mati!"Dia mengayunkan lengannya, lalu mengarahkan tinjunya ke arah bahu Ardika dengan keras.Kalau bukan karena Andrew memberi perintah untuk mematahkan lengan dan kaki Ardika terlebih dahulu, dia akan langsung melayangkan tinjunya ke arah tengkuk Ardika, Ardika pasti akan mati saat itu juga."Sayang, hati-hati!"Luna berseru dengan kaget."Nggak apa-apa," kata Ardika dengan tenang. Saat ini, dia masih menghadap Luna, belum sempat menoleh.Tepat pada saat tinju lawan hampir mengenai pundaknya, akhirnya dia mulai bergerak.Bagaikan ada sepasang mata di belakang kepalanya, Ardika kelihatan seperti melayangkan tamparan ke arah belaka
Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak
"Sayang, bantu aku pegang sebentar, ya."Dengan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, Ardika menyerahkan cangkir tehnya kepada Luna."Ajal sudah hampir menjemputnya, tapi bocah ini masih sempat berlagak hebat?"Ada banyak orang yang mencibir.Ketua pengawal itu menerjang di paling depan. Saat ini, ekspresi marah juga sudah mulai terlihat di wajahnya."Cari mati!"Dia mengayunkan lengannya, lalu mengarahkan tinjunya ke arah bahu Ardika dengan keras.Kalau bukan karena Andrew memberi perintah untuk mematahkan lengan dan kaki Ardika terlebih dahulu, dia akan langsung melayangkan tinjunya ke arah tengkuk Ardika, Ardika pasti akan mati saat itu juga."Sayang, hati-hati!"Luna berseru dengan kaget."Nggak apa-apa," kata Ardika dengan tenang. Saat ini, dia masih menghadap Luna, belum sempat menoleh.Tepat pada saat tinju lawan hampir mengenai pundaknya, akhirnya dia mulai bergerak.Bagaikan ada sepasang mata di belakang kepalanya, Ardika kelihatan seperti melayangkan tamparan ke arah belaka
"Luna, sekarang hanya dengan satu kalimat dariku, para pengawalku akan menghajar suamimu sampai mati!""Oh ya, aku lupa memberitahumu, mereka memiliki status utusan luar negeri Negara Enggrim.""Dengan kata lain, biarpun mereka menghajar orang hingga mati di sini, mereka juga memiliki hak kekebalan diplomatik.""Apa kamu mengerti apa itu hak kekebalan diplomatik?!"Menghadapi pertanyaan mendesak dari Andrew, ekspresi Luna berubah menjadi pucat pasi, ketakutan tampak jelas di matanya.Tentu saja dia tahu apa artinya hak kekebalan diplomatik.Itu artinya biarpun orang-orang Andrew menghajar Ardika hingga mati di sini, juga tidak akan menghadapi tuntutan hukum.Saat ini, Andrew mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, kamu sudah berhasil menyulut amarahku. Bagus, luar biasa bagus.""Sekarang biarpun kamu berlutut meminta maaf padaku, aku juga nggak akan melepaskanmu!"Semua orang menatap Ardika dengan tatapan ajal akan segera m
Jangankan Beryl yang hanya seorang Miss Gamiga, bahkan kalaupun dia dewi yang turun dari kayangan pun, Ardika tidak akan berpikiran untuk berbelas kasihan pada wanita seperti itu."Hehe, memangnya rakyat jelata sepertimu bisa apa?"Beryl tertawa dingin meremehkan, dia menatap Ardika dengan sorot mata penuh kebencian.Walaupun dia tidak sepenuhnya khawatir Ardika bisa melakukan apa yang dikatakannya, tetapi ucapan pria itu telah mengekspos isi hatinya yang paling dalam.Dia tidak peduli apakah dia dipermainkan oleh Andrew atau tidak.Karena sebelum dia menggoda pria itu, dia sudah mempersiapkan mentalnya.Bagi orang yang bermimpi pun bahkan ingin meningkatkan status sosial sendiri, selama Andrew membawanya ke acara formal, selama dia mendampingi pria itu, nilai dirinya sudah meningkat secara signifikan.Karena itulah, Andrew bahkan tidak perlu membayarnya.Masing-masing dari mereka mendapatkan kebutuhan masing-masing.Hanya saja, dia tidak bisa terima orang lain yang mengungkapkan pemik
Menghadapi kontrak pengalihan saham di hadapannya, api amarah mulai membara di mata Luna.Namun, dia tidak menyalahkan Ardika telah bertindak gegabah memukuli orang hingga menyebabkan situasi menjadi seperti sekarang ini.Sebelumnya, Zilwar membawa orang-orang bersenjata api untuk memaksanya menyerahkan Grup Hatari.Sekarang, Andrew menggunakan alasan mengadakan perjamuan malam, memasang jebakan dan menunggu mereka masuk dalam jebakan.Ada banyak pihak yang menargetkan Grup Hatari.Situasi seperti ini sangat sulit untuk dihindari.Biarpun Ardika tidak menghajar Givon, apa mungkin Andrew tidak bisa menggunakan cara lain lagi?Tentu saja tidak.Luna tahu sejak dia menyetujui ajakan Piom untuk menghadiri perjamuan malam ini, hal-hal seperti ini sudah tidak bisa dia hindari.Selalu ada alasan yang cocok untuk mereka.Namun, marah juga tidak ada gunanya.Grup Kamel yang luar biasa kuat dan berpengaruh, membuat Luna merasa sangat tidak berdaya.Melihat keraguan Luna, Andrew tertawa dingin da
Mendengar ucapan Andrew, mata semua orang di dalam ruangan tersebut langsung membelalak, perasaan gugup menyelimuti hati mereka.Bagaimanapun juga, mereka adalah anggota kalangan kelas atas, tentu saja mereka pernah mendengar tentang tim militer asing Negara Enggrim.Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan tim militer asing Galea, tetapi tim militer asing Negara Enggrim juga terkenal sangat kuat.Dengan kata lain, belasan orang pengawal yang dibawa oleh Andrew kemari, semuanya sudah berpengalaman di medan perang, sudah pernah membunuh banyak orang.Nyawa Ardika sudah pasti akan melayang!Kalimat inilah yang tebersit dalam pikiran banyak orang saat ini.Menghadapi kaum elite tim militer asing, biarpun hari ini Ardika tidak mati, dia juga akan mengalami penderitaan yang luar biasa!Tidak menyadari sosok Ardika yang berada di sampingnya tetap tenang, saat ini hawa dingin sudah menyelimuti hati Luna.Walaupun dia tidak tahu bagaimana kekuatan para pengawal ini sebenarnya, tetapi hanya mend
Apalagi baik Luna maupun Felda, fokus dua orang wanita ini hanya tertuju pada Ardika. Mereka bahkan sangat jarang meliriknya.Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh Andrew, yang selalu mencari kesenangan dengan menaklukkan wanita."Tuan Andrew!"Tepat pada saat suasana di tempat ini menegang, tiba-tiba seseorang berlari masuk dengan langkah terhuyung-huyung menuju ke arah Andrew.Andrew menoleh, dia langsung berkata dengan terkejut, "Givon, ada apa denganmu?"Orang yang tiba-tiba muncul ini adalah Givon yang telah pergi tadi.Lubang hidungnya disumbat dengan tisu, keningnya diperban, serta aroma obat menusuk dari sekujur tubuhnya, membuat Andrew mengerutkan kening dengan jijik dan melangkah mundur satu langkah secara naluriah."Tuan Andrew, tolong tegakkan keadilan untukku!"Givon menoleh, menunjuk Ardika, lalu berteriak dengan sedih, "Sebelum Tuan datang, aku hanya mengucapkan beberapa patah kata bercanda dengannya, tapi suami benalu Luna itu langsung menghajarku di hadapan
Sementara itu, pemikiran orang-orang lainnya juga hampir sama dengan Piom.Menurut mereka, tak lama lagi Ardika pasti akan berlutut.Hanya ada dua orang yang tidak berpikiran demikian.Orang pertama adalah Felda. Wanita ini duduk di tempat duduk semula sambil menatap orang-orang itu dengan tersenyum tipis.Sejak awal, dia hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya seorang penonton, sama sekali tidak berniat untuk membela siapa pun.Orang yang kedua adalah Luna.Mendengar Andrew meminta Ardika untuk berlutut dan meminta maaf, amarah Luna benar-benar tersulut. Api amarah tampak jelas di matanya."Sayang, jangan marah, duduklah."Saat ini, Ardika menarik lengan Luna, mengisyaratkan istrinya untuk duduk dengan tenang.Luna mengerutkan keningnya, tetapi dia tetap duduk kembali ke tempat duduk semula.Dia tidak tahu mengapa Ardika masih bisa begitu tenang di saat seperti ini. Namun, karena Ardika sudah berkata demikian, seharusnya suaminya sudah punya cara untuk menangani situasi ini.Meliha
Grup Kamel sudah lama menargetkan Hongkem.Bermula dari Yaori hingga Weigus, mereka semua diinstruksikan untuk membeli Hongkem.Sebelumnya, saat Hongkem menjalankan proses investasi melalui lelang saham, Grup Kamel juga sudah menyusun banyak rencana.Bukan hanya menginvestasikan modal besar, juga menggerakkan relasi seperti Keluarga Rewind Kota Gamiga, meminta Wirhan, salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga mendatangi Kota Banyuli secara pribadi untuk menguasai Hongkem.Dengan pengaruh Grup Kamel di dunia investasi dan perencanaan mereka yang matang, hampir tidak mungkin terjadi kejadian tak terduga.Boleh dibilang mereka sudah pasti bisa membeli Hongkem.Namun, di saat-saat genting terakhir, Ardika malah memanfaatkan Yayasan Investasi Staris untuk "memanen buah".Grup Kamel sudah berdiri selama ratusan tahun, belum pernah mengalami kegagalan dan kerugian seperti itu.Hal ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa diterima, baik bagi para petinggi Grup Kamel lainnya maupun Andrew sendi