Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1715 Mengabaikan Organisasi Snakei

Share

Bab 1715 Mengabaikan Organisasi Snakei

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 18:00:00
Apa yang disebut dengan mengintimidasi?

Apa yang disebut dengan arogan?

Saat ini, Tridon sudah menunjukkannya dengan sempurna!

Di hadapan anggota Organisasi Snakei, dia langsung menghabisi Charles dengan satu tamparan, tetapi dia malah masih bisa melontarkan satu kalimat itu dengan tenang.

Api amarah tampak jelas di mata Vita.

Walaupun Tridon mengatakan dia sedang melakukan pembersihan.

Namun, semua orang juga tahu dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan Vita.

Dia tidak menganggap serius cabang Organisasi Snakei Gotawa!

Berusaha menahan gejolak amarahnya, Vita menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan sabar, "Nggak hanya memasuki wilayah Negara Nusantara secara ilegal, Charles juga menetap di dalam wilayah Negara Nusantara. Organisasi Snakei memang berencana untuk menangkapnya dan memulangkannya."

"Tindakan Tuan Tridon ini, nggak masalah."

Saat ini, hati Vita diliputi perasaan getir dan tidak berdaya.

Sejak Chamir selaku ketua mereka mati di Kota Banyuli, sekarang cabang Orga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alex Andonis
sangat baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1716 Tuan Andrew

    "Ayo, kembali ke Kota Banyuli!"Makin memikirkannya, Zilwar makin bersemangat. Dia sudah tidak sabar ingin bergegas kembali ke Kota Banyuli dan melancarkan aksinya."Maaf, mengganggu sebentar, apakah kamu adalah Tuan Muda Zilwar dari Keluarga Mahasura?"Tepat pada saat ini, terdengar seseorang berbicara dengan bahasa Negara Nusantara dengan kaku dari arah belakangnya.Sekelompok orang asing bersetelan jas berjalan menghampirinya.Orang yang memimpin sekelompok orang itu adalah seorang pria berkulit putih berusia tiga puluhan tahun, berambut pirang dan berparas tampan.Melihat aura tidak biasa orang ini, serta banyaknya orang yang mengawal pria tersebut dari depan dan belakang, Zilwar tahu latar belakang orang ini pasti tidak biasa. Dia bertanya dengan sopan, "Tuan siapa, ya?"Pria itu berkata dengan nada bicara elegan, "Namaku Andrew, berasal dari Negara Enggrim."Seorang anak buah yang berdiri di belakang Andrew berkata, "Tuan Andrew pernah diundang oleh Ratu dan mendapatkan gelar ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1717 Hanya yang Kuat yang Berhak Berbicara

    "Tapi, kalau proyek ini nggak lulus peninjauan, investasi Grup Hatari sebelumnya akan berakhir sia-sia saja. Dana yang telah diinvestasikan, nggak bisa ditarik kembali. Hanya dengan hal ini saja, sudah bisa membuat rantai dana Grup Hatari terguncang ...."Andrew tersenyum dengan penuh arti.Zilwar sudah mengerti maksudnya, yaitu memberi hambatan pada Grup Hatari dalam hal peninjauan ini.Zilwar bertanya balik, "Tapi, Keluarga Septio Provinsi Aste juga memegang saham Grup Hatari. Mereka nggak akan membiarkan hal seperti ini terjadi.""Itulah sebabnya kita perlu bekerja sama."Andrew berkata dengan terus terang, "Lagi pula, tempat ini adalah Provinsi Denpapan, Keluarga Septio Provinsi Aste adalah penduduk luar. Apa Tuan Muda Zilwar perlu mengkhawatirkan hal ini?"Zilwar menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tapi Keluarga Mahasura juga ada bisnis di Provinsi Aste. Keluarga Septio Provinsi Aste bisa berbalik menyerang kami. Ini adalah permainan yang merugikan lawan, juga merugikan diri sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1718 Piom

    Sebelumnya, Grup Hatari berusaha keras mengembangkan objek wisata Gunung Amona, menjadikannya sebagai objek wisata yang indah.Proyek tahap awal sudah selesai, mereka berencana untuk membukanya untuk wisatawan.Peninjauan proyek tidak di bawah naungan Kota Banyuli, tetapi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.Sebelumnya, Grup Hatari sudah menyerahkan laporan kepada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, meminta mereka untuk datang melakukan peninjauan.Dua hari yang lalu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi sudah mengirim tim inspeksi ke sana.Luna sangat serius memperhatikan hal ini. Awalnya dia berencana untuk menemani sepanjang proses peninjauan berlangsung. Namun, karena Zilwar membuat masalah, dia tidak bisa pergi. Karena itulah, dia tidak pergi ke Gunung Amona.Namun, Luna sudah berpesan pada anggota tim proyek di sana untuk kooperatif sepanjang proses peninjauan. Kalau ada masalah, harus segera diperbaiki.Siapa sangka, tetap saja bermasalah.Luna baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1719 Perasaan Menginginkan

    Memanfaatkan kekuasaannya untuk memaksa wanita tunduk padanya, Piom sudah terlatih menggunakan cara seperti ini.Dulu, dia pernah tertarik pada seorang wanita. Dia bahkan memaksa suami wanita itu untuk berinisiatif menyerahkan sang istri padanya.Saat itu, hanya proyek peninjauan yang bernilai miliaran saja.Namun, kali ini berbeda. Nilai proyek Grup Hatari sudah mencapai triliunan.Selain itu, proyek wisata Gunung Amona bisa lulus peninjauan atau tidak, semuanya tergantung padanya.Selama dia tidak meluluskan proyek itu, pada akhirnya rantai dana Grup Hatari akan terguncang, bahkan mengalami kebangkrutan!Dengan kata lain, sekarang hidup dan mati Luna ada di tangannya.Dia bisa mengendalikan nasib wanita itu sesuka hatinya!"Kamu siapa?"Piom berpura-pura tidak mengenal Luna, mengajukan satu pertanyaan itu.Dia mengamati Luna dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan sorot mata agresif, seakan-akan ingin melihat ke dalam pakaian wanita itu.Luna mengerutkan keningnya. Berusaha men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1720 Percaya Diri

    "Bu Luna, apa maksudmu?!"Dengan memasang ekspresi masam, Piom melontarkan satu kalimat teguran itu dengan api amarah menyala-nyala di matanya.Semua orang tercengang. Mereka tidak mengerti Piom yang detik sebelumnya masih menunjukkan sikap ramah itu, tiba-tiba berubah seratus enam puluh derajat seperti ini."Pak Piom, kamu ...."Luna juga tidak menyangka pria itu akan bereaksi seperti ini.Piom mengulurkan jarinya dan menunjuk daun-daun teh yang berserakan di lantai itu, lalu berkata dengan memasang ekspresi muram, "Apa, hah? Bu Luna, aku tanya padamu, mengapa kamu menggunakan barang seperti ini untuk menghinaku?""Apa kamu kira aku sama seperti orang-orang serakah itu, yang akan menerima suap dalam hal apa saja?""Kamu menganggapku orang seperti apa?""Aku benar-benar nggak menyangka. Bu Luna, kamu terlihat cantik dan baik hati, tapi diam-diam kamu malah melakukan hal seperti ini, mencoba menggunakan cara tercela seperti ini untuk memengaruhiku!""Oke, sekarang aku akan mewujudkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1721 Menekan Selangkah Demi Selangkah

    "Terlebih lagi, sekarang aku masih ada urusan yang perlu dilaporkan pada atasan. Untuk sementara waktu ini, aku juga nggak ada waktu.""Bagaimana kalau begini saja? Apakah nanti Bu Luna ada waktu?""Kita makan santai berdua saja. Saat itu tiba, aku akan membicarakannya dengan detail padamu."Piom menatap wajah Luna, secara naluriah dia menjilat bibirnya.Kalau bukan karena masih ada tugas, dia benar-benar ingin mendapatkan wanita ini siang hari ini juga.Luna bisa menangkap keserakahan di mata Piom.Dia sudah sangat familier dengan sorot mata seperti itu. Dalam sekejap, dia mulai waspada.Setelah mengalami banyak hal, secara naluriah dia mewaspadai permintaan yang diajukan oleh Piom ini."Kenapa? Bu Luna bahkan nggak bersedia untuk makan bersamaku?"Melihat keraguan Luna, Piom langsung mendengus dingin, ekspresinya juga berubah menjadi muram."Karena Bu Luna memandang rendah aku, kalau begitu lupakan saja.""Adapun mengenai masalah proyek Gunung Amona, perbaiki saja dulu. Setelah kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1722 Perjamuan Malam

    "Apakah itu perjamuan malam pribadi? Bukankah nggak terlalu pantas kalau aku pergi ke sana?"Luna sedikit ragu.Dia tetap ingin berusaha untuk mengatur lokasi makan.Piom berkata, "Nggak termasuk perjamuan malam pribadi. Grup Kamel adalah salah satu dari sepuluh konsorsium besar di Negara Enggrim. Kali ini, mereka berniat untuk mengembangkan bisnis di Kota Banyuli. Jadi, mereka telah mengundang banyak asosiasi terkait dan perusahaan-perusahaan penting."Mendengar Piom berbicara demikian, Luna malah menghilangkan keraguan dalam hatinya.Karena bukan perjamuan malam bersifat pribadi, Piom pasti tidak berani macam-macam padanya, bukan?"Baiklah, Pak Piom. Aku pasti akan hadir tepat waktu."Luna mengangguk, menyetujui ajakan pria itu."Oke, kalau begitu sampai jumpa nanti malam."Piom mengalihkan pandangannya dari Luna dengan enggan, meninggalkan alamat dan waktu pada Luna, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.Setelah kembali ke kamar mewahnya di lantai atas, Piom mengeluarkan ponselnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1723 Kaum Elite

    Dalam berbisnis, sangatlah wajar menghadapi masalah seperti ini.Karena Luna punya rencana sendiri untuk menangani masalah itu, jadi Ardika tidak langsung turun tangan untuk membantunya menangani masalah tersebut."Oke, kamu istirahat dulu sejenak, nanti malam aku akan menemanimu ke sana."Ardika mendorong istrinya ke kamar tidur perlahan-lahan."Bergantilah pakaian yang formal, perjamuan malam kali ini cukup formal," kata Luna sebelum masuk ke dalam kamar tidur."Oke."...Menjelang malam harinya.Hotel Sherton.Perjamuan malam Grup Kamel diatur di tempat ini.Sebagai sebuah konsorsium global berskala besar, Grup Kamel juga memiliki hubungan dengan pemodal di balik Hotel Sherton.Skala perjamuan malam ini tidak besar, juga tidak kecil. Orang yang berpartisipasi juga tidak terlalu banyak.Bahkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, yang kini memiliki pengaruh cukup besar di kalangan kelas atas Kota Banyuli, juga tidak menerima undangan.Orang-orang yang bisa diundang dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1730 Aku Terima

    Kalau berbicara sedikit tidak enak didengar, bagaimanapun juga Luna adalah seorang wanita kaya yang memiliki kekayaan bernilai triliunan.Biarpun Ardika benar-benar bercerai dengan Luna, dia juga bisa mendapatkan setengah dari aset itu.Hanya orang yang benar-benar bodoh, yang memercayai bisa membuat Ardika berinisiatif untuk bercerai dengan Luna tanpa membawa apa-apa hanya dengan uang sebesar dua puluh miliar.Apakah Givon bodoh?Tentu saja tidak.Orang-orang yang bisa menghadiri acara malam ini, tidak ada seorang pun yang bodoh.Tidak bodoh, berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu jahat.Jadi, sangat jelas Givon sengaja datang mencari masalah.Namun, Ardika tidak pernah bertemu dengan pria yang satu ini, tidak ada dendam di antara mereka.Kalau begitu, sangat mudah ditebak, ada yang menginstruksikan Givon untuk melakukan hal ini.Ardika menginjak dada Givon, sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap pria itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak peduli siapa yang memberim

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1729 Sengaja Mencari Masalah

    Akibat tamparan itu, kepala Givon langsung miring ke satu arah, tubuhnya juga menabrak meja panjang yang tertata rapi dengan makanan dan minuman.Dengan kedua lengannya menopang pada meja panjang itu, dia baru tidak terjatuh ke lantai.Hening!Suasana di dalam aula itu hening seketika.Semua orang memelotot, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Mereka tidak menyangka di acara kelas atas seperti ini, Ardika berani memukul orang.Tamparan ini sangat keras dan kejam, sama sekali tidak ada tanda-tanda berbelas kasihan.Apakah ini masih adalah menantu benalu yang senantiasa mengalah dan bersabar seperti sebelumnya?Apakah seorang yang pecundang yang diperintahkan untuk bercerai dengan istrinya dan menerima uang sebesar dua puluh miliar dengan patuh itu, bisa melakukan tindakan seperti ini?Semua orang sedikit tercengang.Mereka tidak mengerti mengapa perubahan Ardika sebesar ini."Sayang ...."Luna juga tertegun sejenak, dia tidak menyangka Ardika langsung main tangan tanpa mengucapkan s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1728 Bagaimana Kalau Tambah Sedikit Bumbu Lagi

    Heboh!Menyaksikan tindakan Givon, semua orang di tempat tersebut langsung heboh.Memberi Ardika dua miliar, memintanya untuk bercerai dengan Luna.Tindakan Givon ini, daripada dikatakan sebagai permintaan agar pasangan itu bercerai, ini lebih cocok dikatakan sebagai tindakan mempermalukan orang lain secara terang-terangan!Orang-orang yang bisa menghadiri perjamuan malam ini adalah orang-orang kaya dan berkuasa, atau kaum elite dunia bisnis.Bagi yang kekayaannya di bawah dua ratus miliar, juga malu untuk menghadiri acara seperti ini.Jadi, tentu saja uang sebesar dua puluh miliar bukanlah apa-apa bagi orang-orang ini.Hanya orang yang tidak berkemampuan, seorang menantu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika, baru kekurangan dua miliar ini, bukan?Untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Semua orang menatap kedua orang itu dengan tatapan penuh minat.Tentu saja, juga ada banyak orang yang ingin melihat Ardika sebagai bahan tertawaan.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1727 Pergi Tanpa Membawa Apa-Apa

    Sayangnya, baik Luna maupun Ardika, hanya menganggap ucapan mereka sebagai angin lalu.Apalagi Ardika, bagaimana mungkin dia menganggap serius ucapan sekelompok orang itu?Kalau bukan karena dia menemani Luna menghadiri perjamuan ini, lalat-lalat itu bahkan tidak berhak untuk muncul di hadapannya.Tak lama kemudian, mereka semua sudah tiba di aula di mana perjamuan malam diselenggarakan.Aula tersebut telah didekorasi bergaya barat.Sudah ada banyak orang yang berada di sana.Kebanyakan dari orang-orang ini adalah perwakilan-perwakilan dari pihak luar, orang lokal Kota Banyuli sangatlah sedikit, paling tidak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Ardika dan Luna hanya ada beberapa orang saja.Namun, kedatangan Luna langsung menarik perhatian semua orang di tempat itu.Karena baik paras maupun postur tubuh wanita ini, sangat luar biasa.Terlebih lagi, dia juga memiliki identitas sebagai presdir Grup Hatari.Biarpun orang-orang ini berasal dari kota-kota besar dan secara alami meras

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1726 Menyebut Ingin Bertemu Denganmu

    "Ardika!"Sebelum Ardika menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Luna menyelanya dengan suara dalam.Dia menarik lengan Ardika, mengisyaratkan suaminya untuk tidak berbicara lagi.Kemudian, Luna menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh dan berkata, "Pak Piom, mungkin aku salah paham.""Kukira ini adalah perjamuan malam Grup Kamel, bersifat sangat resmi. Karena itulah, aku membawa suamiku kemari sebagai bentuk kehormatanku pada tuan rumah.""Kulihat bukankah orang-orang lainnya juga membawa pasangan masing-masing?""Kalau aku memang salah paham, aku minta maaf padamu. Karena ini adalah kelalaianku, jadi untuk saat ini aku nggak akan menghadiri perjamuan malam ini."Membiarkan Ardika pulang sendirian seperti ini, Luna tidak mungkin setuju.Dibandingkan dengan bisnisnya, dia lebih memedulikan perasaan Ardika.Namun, dia juga tidak ingin membuat hubungannya dengan Piom menegang.Karena itulah, walaupun dia tidak bermaksud untuk bermusuhan dengan Piom, tetapi kata-kata yang keluar dari mulu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1725 Bagaimana Kalau Dibandingkan dengan Wali Kota

    "Ya, benar. Aku benar-benar nggak tahu dari mana keberanian menantu benalu ini. Berani-beraninya dia melawan Pak Piom, benar-benar cari mati!""Nggak hanya mengandalkan istri, dia bahkan sama sekali nggak bisa membaca situasi, hanya memaksakan diri saja. Bu Luna, aku benar-benar nggak mengerti bagaimana kamu bisa tertarik padanya. Menyuruh orang sepertinya untuk menuangkan air cuci kaki saja, aku merasa dia hanya merusak pemandanganku saja!"Satu per satu orang dari sekelompok orang pria dan wanita itu buka suara, melontarkan ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran terhadap Ardika.Di satu sisi, seorang Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, memiliki status dan kedudukan yang tinggi.Di sisi lain, seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri, status dan kedudukannya sangatlah rendah.Dihadapkan dengan dua pilihan seperti ini, orang bodoh pun tahu harus memihak pada siapa, membantu siapa berbicara sekarang.Terlebih lagi, mereka dikirim oleh perusahaan dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1724 Konflik

    Semua orang mengalihkan pandangan ke sumber suara. Saat itulah, mereka melihat seorang pria paruh baya berambut botak yang memasang ekspresi muram, melenggang ke arah mereka.Pria itu tidak lain adalah Piom, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.Dia mendengar Luna sudah sampai, dia pun segera turun ke lantai bawah untuk menemui wanita cantik ini.Perjamuan malam ini seperti pesta minum-minum. Di tengah-tengah acara, ada sesi dansa.Piom merasa berdansa dengan memeluk Luna, bisa membuat dirinya sendiri merasa sangat bangga.Luna membawa suami benalunya ke sini, hanya akan membuat rencananya lebih sulit dijalankan."Bu Luna, kamu membawa suami benalumu menghadiri perjamuan malam ini, apakah kamu merasa nggak puas padaku?" tanya Piom dengan dingin.Sementara itu, begitu mendengar Ardika adalah seorang menantu benalu, ekspresi sekelompok orang pria dan wanita muda di tempat itu langsung berubah menjadi aneh.Beberapa orang pria tersebut menunjukkan ekspresi merendahka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1723 Kaum Elite

    Dalam berbisnis, sangatlah wajar menghadapi masalah seperti ini.Karena Luna punya rencana sendiri untuk menangani masalah itu, jadi Ardika tidak langsung turun tangan untuk membantunya menangani masalah tersebut."Oke, kamu istirahat dulu sejenak, nanti malam aku akan menemanimu ke sana."Ardika mendorong istrinya ke kamar tidur perlahan-lahan."Bergantilah pakaian yang formal, perjamuan malam kali ini cukup formal," kata Luna sebelum masuk ke dalam kamar tidur."Oke."...Menjelang malam harinya.Hotel Sherton.Perjamuan malam Grup Kamel diatur di tempat ini.Sebagai sebuah konsorsium global berskala besar, Grup Kamel juga memiliki hubungan dengan pemodal di balik Hotel Sherton.Skala perjamuan malam ini tidak besar, juga tidak kecil. Orang yang berpartisipasi juga tidak terlalu banyak.Bahkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, yang kini memiliki pengaruh cukup besar di kalangan kelas atas Kota Banyuli, juga tidak menerima undangan.Orang-orang yang bisa diundang dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1722 Perjamuan Malam

    "Apakah itu perjamuan malam pribadi? Bukankah nggak terlalu pantas kalau aku pergi ke sana?"Luna sedikit ragu.Dia tetap ingin berusaha untuk mengatur lokasi makan.Piom berkata, "Nggak termasuk perjamuan malam pribadi. Grup Kamel adalah salah satu dari sepuluh konsorsium besar di Negara Enggrim. Kali ini, mereka berniat untuk mengembangkan bisnis di Kota Banyuli. Jadi, mereka telah mengundang banyak asosiasi terkait dan perusahaan-perusahaan penting."Mendengar Piom berbicara demikian, Luna malah menghilangkan keraguan dalam hatinya.Karena bukan perjamuan malam bersifat pribadi, Piom pasti tidak berani macam-macam padanya, bukan?"Baiklah, Pak Piom. Aku pasti akan hadir tepat waktu."Luna mengangguk, menyetujui ajakan pria itu."Oke, kalau begitu sampai jumpa nanti malam."Piom mengalihkan pandangannya dari Luna dengan enggan, meninggalkan alamat dan waktu pada Luna, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.Setelah kembali ke kamar mewahnya di lantai atas, Piom mengeluarkan ponselnya

DMCA.com Protection Status