Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

Share

Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

Author: Sarjana
Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.

Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.

Satu tamparan.

Hanya satu tamparan saja.

Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.

Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.

Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.

Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.

Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.

Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.

Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1986 Didaftarkan

    "Bawa satu keluarga ini pergi dan kurung mereka, jangan sampai mereka berhubungan dengan dunia luar!"Klito melambaikan tangannya, memberi instruksi.Dengan dikawal oleh beberapa orang pria kekar, Hadiman sekeluarga dibawa pergi begitu saja tanpa bisa memberikan perlawanan sama sekali.Kemudian, Klito mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Rewind, lalu mencibir dan berkata, "Lusa, kita semua pergi ke Grup Susanto Raya, bukan untuk tujuan lain, melainkan untuk menyaksikan Ardika sebagai tontonan!""Kita harus melihat dengan jelas bagaimana dia mati!"Sekelompok anggota Keluarga Rewind itu tertawa dingin, seolah-olah sudah bisa melihat adegan Ardika diinjak-injak hingga mati....Pemandangan di Kediaman Keluarga Rewind juga terlihat di tempat lain.Tanggapan pihak luar terhadap Grup Susanto Raya dan Ardika, ada yang senang, ada yang menyindir, ada pula yang menyayangkan situasi ini. Intinya, semuanya ada.Namun, di mata kebanyakan orang, kali ini menantu benalu Keluarga Basagi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1985 Luar Biasa Serakah

    "Ya, benar. Kami yang berhak mengambil keputusan di Keluarga Rewind selamanya! Orang lain nggak berhak untuk bicara!""Hadiman, kalian kira kalian sudah menjalin hubungan dengan Ardika, maka sudah bisa berlagak hebat di hadapan Keluarga Rewind? Kalian benar-benar naif!"Satu per satu dari orang-orang Keluarga Rewind lainnya juga buka suara, melontarkan kata-kata sindiran.Sepanjang proses itu, Revina menerima dua tamparan lagi. Wajahnya yang lembut dan mulus itu, ditampar hingga sedikit membengkak."Klito, kalian jangan keterlaluan!"Melihat putrinya ditindas, mata Hadiman sudah memerah. Sambil menutupi lututnya yang terasa sakit luar biasa, dia berusaha untuk bangkit dan memelototi Klito dan yang lainnya dengan marah."Sebelumnya, kalau bukan karena Tuan Ardika berbesar hati, nggak mempermasalahkan tindakan kalian, atas tindakan-tindakan kejahatan yang telah kalian lakukan itu, Keluarga Rewind sudah lama musnah!""Kalian bukan hanya nggak berterima kasih, malah makin menjadi-jadi!""S

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1984 Sikap Keluarga Rewind Kota Gamiga

    Dia memang tidak tahu jelas bagaimana kekuatan orang bernama Kakoi ini sebenarnya.Namun, melihat Wirhan mengatakannya dengan begitu percaya diri, Mikues juga mulai yakin dan tenang."Kalau begitu, kali ini Ardika benar-benar sudah pasti akan mati." Sambil tersenyum, Mikues berkata, "Selamat Tuan Muda Wirhan, kamu sudah bisa mendapatkan kembali kehormatanmu."Kilatan melintas di mata Wirhan.Tentu saja dia bisa menangkap sindiran dalam ucapan Mikues. Berawal dengan menghasut Mikues untuk menekan Ardika, sekarang ada seorang ninja luar biasa Negara Jepara yang datang ke Kota Banyuli.Dia sendiri tidak melakukan apa-apa, bagaimana bisa disebut dengan mendapat kembali kehormatan?Wirhan tertawa santai dan berkata, "Pak Mikues, agak memalukan, ya? Tapi, karena kalian sudah mengambil tindakan, bagaimana aku bisa diam saja?""Bagaimana kalau membuat kematian Ardika sedikit lebih menghebohkan?""Nanti aku akan mengeluarkan pernyataan mendukung Pak Mikues atas nama Keluarga Rewind Kota Gamiga,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1983 Kakoi

    "Maaf, Tuan Muda Wirhan, agak memalukan, ya. Hanya menghadapi seorang Ardika saja, perlu menggunakan trik-trik gelap seperti ini.""Sebelum datang ke Kota Banyuli, aku benar-benar nggak menyangka Ardika begitu sulit dihadapi."Mikues melontarkan kata-kata itu tanpa adanya gejolak emosi di wajahnya. Dia tidak merasa bangga karena disanjung oleh Wirhan.Wirhan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Pak Mikues terlalu merendah. Terlepas dari apakah itu trik gelap atau bukan, yang terpenting adalah efektif.""Setelah kejadian kali ini, Ardika nggak akan bisa bertahan lagi di Kota Banyuli.""Pak Mikues belum menjabat saja, sudah menyingkirkan 'hama besar' di Kota Banyuli!"Menghadapi sanjungan dari Wirhan, Mikues hanya tersenyum.Ada bocah keras kepala seperti Ardika di Kota Banyuli, Keluarga Rewind ingin campur tangan dalam kota baru Sungai Banyuli, memang sangat sulit.Terlebih lagi, mengenai situasi ke depannya, Mikues juga tidak berpandangan positif tanpa sebab."Dalam kunjunganku k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1982 Menjadi Target Makian Semua Orang

    "Ardika, lihatlah apa yang telah kamu lakukan!""Kini, Keluarga Bangsawan Basagita Suraba sudah memblokade kita dari segala aspek, apa yang harus kita sekeluarga lakukan?!"Saking emosinya, Desi menunjuk Ardika dengan jari bergetar. Dia benar-benar sudah panik setengah mati menghadapi situasi ini.Ardika berkata dengan tenang, "Ibu, kalian nggak perlu memedulikan hal ini, aku akan menanganinya dengan baik.""Sudah kubilang, tempat ini adalah Kota Banyuli, nggak ada pengaruhnya ucapan Keluarga Bangsawan Basagita Suraba di sini.""Omong kosong!""Sebenarnya kamu tahu nggak seberapa besar pengaruh Keluarga Bangsawan Basagita?!"...Sore hari itu juga.Situasi di Kota Banyuli mulai terbentuk.Beberapa informasi sudah tersebar luas ke seluruh pelosok Kota Banyuli.Ardika adalah presdir Grup Susanto Raya!Tentu saja semua orang Kota Banyuli mengenal Ardika.Menantu benalu Keluarga Basagita, juga disebut sebagai orang yang paling bisa mengandalkan wanita.Namun, beberapa waktu yang lalu, peni

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1981 Memblokade dari Segala Aspek

    Namun, hal ini juga membuat Mikues meneguhkan ketetapan hatinya.Kalau dia ingin memperluas pengaruhnya di Kota Banyuli dan meraih pencapaian, dia harus menekan aura mengintimidasi Ardika yang berapi-api itu. Kalau tidak, dia hanya akan menghadapi hambatan dan tidak bisa melakukan apa pun.Ini sudah tidak ada hubungannya lagi dengan dendam pribadi, melainkan berkaitan dengan kariernya dan masa depannya!Setelah berpikir demikian, Mikues sudah sepenuhnya tenang kembali. Dia melirik seluruh tempat itu dengan sorot pada dingin, lalu pada akhirnya pandangannya tertuju pada Ardika."Ardika, dua hari lagi, Hongkem di bawah naungan Grup Susanto Raya akan didaftarkan, bukan?""Sekarang, dengar baik-baik.""Keluarga Bangsawan Basagita Suraba memblokade Grup Susanto Raya dari segala aspek, juga memblokade kamu, Ardika!""Hari di mana Hongkem didaftarkan, siapa yang berani mendukungmu, itu artinya melawan Keluarga Bangsawan Basagita Suraba! Keluarga Bangsawan Basagita Suraba akan menekan orang te

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1980 Terserah Kamu Saja

    Sorot mata cemas juga terlihat di mata Luna. Namun, karena situasi sudah seperti ini, dia juga hanya bisa tetap teguh berdiri di pihak Ardika.Sementara itu, Ardika sama sekali tidak memedulikan perbincangan semua orang. Dia hanya menatap Mikues sambil tersenyum tipis, seolah-olah sedang menikmati ledakan amarah yang sedang ditunjukkan oleh pria itu."Memangnya kenapa kalau aku menyentuh putramu?""Mikues, apa hanya kamu yang diizinkan untuk menginjak-injak aku dengan menggunakan nama Keluarga Bangsawan Basagita Suraba?""Aku hanya memberi sedikit serangan balik, kamu sudah nggak tahan?"Mendengar ucapannya, Mikues hampir muntah darah saking kesalnya. Ardika sudah mematahkan lengan putranya, tetapi malah mengatakan itu hanya sedikit serangan balik.Dengan mata memerah, dia memelototi Ardika dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Ardika, kamu ini sedang cari mati. Apa kamu kira dengan kamu memprovokasi Keluarga Bangsawan Basagita seperti ini, Keluarga Bangsawan Basagita bisa menerim

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1979 Apa Hukuman Keluarga Seperti Ini

    Rehan juga sudah mengerti ayahnya bermaksud untuk membalaskan dendamnya. Dalam sekejap, sekujur tubuhnya sampai gemetaran saking senangnya."Hehe ... hukuman keluarga?"Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tawa dingin seseorang.Ardika tiba-tiba tertawa.Detik berikutnya, dia tiba-tiba muncul di hadapan Rehan, mengulurkan satu lengannya dan meraih leher Rehan. Seperti anak ayam yang tak berdaya, bocah itu dicekiknya."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Lepaskan putraku!"Mikues terkejut bukan main, ekspresi marah tampak jelas di wajahnya."Krak ...."Tanpa menunjukkan gejolak emosi apa pun, telapak tangan Ardika dari leher Rehan menuju ke satu lengan Rehan yang masih utuh itu. Hanya dengan mengerahkan sedikit tenaganya, lengan targetnya sudah patah."Ahh ...."Saking kesakitannya, Rehan mengeluarkan suara teriakan histeris, sekujur tubuhnya tampak berkedut.Kedua lengannya sudah patah!Setelah mematahkan lengan Rehan, Ardika langsung melempar Rehan ke lantai seperti anjing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1978 Jatuhi Hukuman Keluarga

    Hanya saja, semua ini berkembang di luar dugaan Mikues.Dia sudah menduga Ardika akan menolak. Hanya saja, dia tidak menyangka cara penolakan Ardika akan membuatnya malu seperti ini.Saat ini, Mikues benar-benar sangat kesal.Seperti dua orang yang sedang bertengkar, yang satunya melontarkan kata-kata sindiran tanpa mengucapkan kata-kata kasar, mengira akan membuat lawannya kesal setengah mati.Alhasil, lawannya sama sekali tidak mengikuti cara mainnya. Terlepas dari sindiran apa yang ditujukan pada lawannya, lawannya langsung menyerang balik dengan kata "sialan".Saat ini, Mikues merasa dirinya adalah "orang cerdas" yang melontarkan kata-kata sindiran itu, sedangkan Ardika adalah orang yang langsung melontarkan kata-kata kasar.Itulah sebabnya, dia sampai ingin muntah darah saking kesalnya."Eh, Ardika, dasar lancang!"Saat ini, Rehan juga kesal setengah mati.Kalau ayahnya menjadi putra angkat Ardika, bagaimana dengannya?Dia menjadi cucu angkat, begitu?Jadi, dia langsung maju, lalu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status