Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1604 Harus Berlutut

Share

Bab 1604 Harus Berlutut

Penulis: Sarjana
"Haha, Hanko, aku tiba-tiba mendapati diriku telah jatuh hati pada Negara Nusantara!"

Sambil tertawa terbahak-bahak, Charles menepuk-nepuk pundak Hanko.

Setelah berhenti tertawa, Charles berkata, "Dengar-dengar, kali ini karena kasus Haron dibunuh, kamu datang untuk menangkap Ardika. Kalau begitu, kusarankan kamu tangani saja kasus pembunuhan karyawanku sekalian dengan kasus Haron."

"Nggak masalah, kedua kasus ini memang dalam cakupan wewenang Organisasi Snakei!"

Hanko langsung mengiakan tanpa ragu.

Lagi pula, Ardika memang akan mati.

Sebelum Ardika mati, dia masih bisa memanfaatkan kematian Ardika itu memuaskan orang-orang asing itu, tentu saja adalah hal yang bagus, tidak ada ruginya.

"Oke!"

Charles mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata sambil tersenyum kejam, "Ardika, sebelumnya kamu memerintahkan seluruh anggota Perusahaan Lane untuk meninggalkan Negara Nusantara dalam tiga hari."

"Menggunakan istilah negara kami, kamu adalah tipe orang dengan jiwa nasionalisme yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (13)
goodnovel comment avatar
LvL LvL
ceritanya gak Habis habis,mutar mutar terus
goodnovel comment avatar
Moentaha
membosankan dan lebay
goodnovel comment avatar
Moentaha
semakin kesini semakin jelek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1605 Bintang Komandan

    Mendengar ucapannya, Tisya, Sumalin, Charles dan yang lainnya tersenyum mempermainkan."Ide Pak Hanko ini cukup bagus. Memerintahkan Ardika untuk memakai borgol sendiri sambil berlutut, pemandangan itu pasti sangat indah."Sumalin berkomentar dengan memasang ekspresi jahat.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Hanko, apa kamu yakin? Berani-beraninya kamu memerintahkanku untuk memakai borgol sambil berlutut?""Kenapa? Memangnya kamu adalah seorang tokoh besar yang luar biasa hebat?"Hanko sudah melepas "topengnya", dia tertawa dingin dan berkata, "Ardika, terlepas dari seberapa hebat kamu di Kota Banyuli dan apa hubunganmu dengan orang-orang Kediaman Wali Kota ini.""Di mata Organisasi Snakei, kamu nggak lebih dari seekor cacing.""Aku benar-benar nggak ingin beromong kosong denganmu lagi! Cepat memakai borgol sambil berlutut, atau aku membantumu!"Selesai berbicara, Hanko langsung mengangkat senjata apinya dan membidik kening Ardika.Sorot mata Ardika berubah menjadi dingin, hendak me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1606 Thomas

    Komandan tim tempur Provinsi Denpapan.Thomas!Begitu mendengar ucapannya, semua orang melemparkan sorot mata terkejut ke arah pria dengan setelan militer itu.Di usianya yang baru tiga puluh tahun, dia sudah memimpin tim tempur satu provinsi.Walaupun kedudukannya tidak bisa dikatakan setara dengan kodam satu provinsi, tetapi paling tidak saat ada pertemuan, juga sudah bisa duduk sebaris.Orang seperti ini selalu menjadi pusat perhatian ke mana pun dia pergi.Orang-orang genius seperti Vita dan Hanko sama sekali bukan apa-apa saat berhadapan dengannya.Thomas memainkan senjata api dalam genggamannya dengan santai, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Membawa senjata api untuk memblokade Kediaman Wali Kota, hal seperti ini bahkan nggak berani orang-orang tim tempur lakukan. Sejak kapan Organisasi Snakei menjadi begitu arogan?"Hanko berkata dengan ekspresi muram, "Komandan Thomas, Organisasi Snakei sedang bertugas. Ardika bersembunyi di dalam Kediaman Wali Kota. Dalam situasi terpaksa,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1607 Keluarga Bangsawan Dienga Supham

    "Sebelum aku pergi, aku juga berharap Komandan Thomas mengerti satu hal."Hanko benar-benar enggan melepaskan Ardika begitu saja, dia enggan menerima kekalahannya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa dingin dan berkata, "Hari ini Komandan Thomas bisa melindungi Ardika, bagaimana dengan besok? Bagaimana dengan lusa?""Aku nggak percaya Komandan Thomas bisa melindunginya selamanya."Thomas mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu sedang mengancamku?""Nggak bermaksud mengancam."Hanko menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya berbicara sesuai fakta. Bagaimanapun juga, Komandan Thomas harus mengurus urusan militer satu provinsi, sangat sibuk, nggak mungkin bisa melindungi Ardika setiap saat, pasti ada saat-saat kamu nggak bisa melindunginya."Maksud tersirat dari ucapannya sangat jelas.Makin Thomas melindungi Ardika, dia akan makin gencar mencari kesempatan untuk menyerang Ardika.Thomas tiba-tiba tertawa. "Sungguh menarik. Seekor cacing yang hanya mengandalkan Organisasi Snakei

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1608 Tidak Bisa Diprovokasi

    "Thomas, apa kamu pikir musuh-musuhmu itu nggak akan membesar-besarkan hal yang kamu anggap nggak penting ini?""Hanya dengan adanya setitik noda, maka kariermu akan hancur.""Ayo, kalau kamu merasa kamu bisa menanggung konsekuensi seperti ini, bunuh saja aku sekarang juga. Hahaha ...."Sambil tertawa liar, Hanko menatap Thomas dengan ekspresi provokatif.Kilatan membunuh melintas di mata Thomas. "Apa kamu merasa aku nggak berani membunuhmu? Mungkin kamu nggak tahu, bagiku melindungiku kepercayaanku sendiri, lebih penting daripada melindungi karierku!"Thomas tidak mengungkapkannya dengan jelas.Kepercayaannya adalah Ardika.Selesai berbicara, Thomas mengerahkan sedikit kekuatan pada kakinya, berencana untuk menghabisi Hanko saat itu juga."Thomas!"Ardika tiba-tiba memanggilnya, lalu berkata dengan dingin, "Lepaskan dia."Dengan pengaruhnya, biarpun Thomas benar-benar membunuh Hanko, juga tidak akan sampai menyebabkan kariernya hancur.Namun, tetap saja akan membawa masalah bagi Thoma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1609 Apa Butuh Kamu Beromong Kosong di Sini?

    Tisya harus maju.Dia tidak bisa membiarkan Thomas membawa Ardika pergi, membiarkan bocah itu terus berlagak hebat.Terlepas dari kali ini Ardika mati atau tidak, paling tidak dia harus dibawa pergi oleh Organisasi Snakei, menghilang selama beberapa waktu.Dengan begitu, Ardika bukan hanya tidak bisa menjadi kendala baginya lagi, juga bisa memberikan peringatan pada Kodam Provinsi Denpapan, Helios. Dengan begitu, dia bisa mengeluarkan Elsen, putranya dari balik jeruji besi.Karena itulah, begitu maju Tisya langsung menuduh Thomas dengan tuduhan besar, menggunakan atasan Thomas untuk menggertak komandan muda itu.Namun, bagaimana mungkin orang seperti Thomas bisa digertak semudah itu?"Keluarga Basuki Kota Gamiga?"Thomas melirik Tisya. Tiba-tiba saja, dia melangkah maju, lalu melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu."Plak!"Sosok Nyonya Tisya, selir kelima Keluarga Basuki Kota Gamiga yang memiliki identitas terhormat, kini malah ditampar oleh Thomas hingga wajahnya membengkak.De

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1610 Apa Aku Sudah Mengizinkanmu Pergi

    Dewa Perang!Begitu Thomas menyebut Dewa Perang, ekspresi Charles yang tadinya marah langsung berubah drastis.Bagi tentara-tentara lama yang sudah berpengalaman di medan perang sepertinya, julukan legendaris ini adalah sesuatu yang bisa membuat jiwa mereka terguncang.Bahkan, sosok itu sudah seperti mimpi buruk bagi banyak tentara Aliansi Panca seumur hidup mereka.Sementara itu, ekspresi Hanko, Tisya dan yang lainnya juga berubah.Dengar-dengar, Thomas adalah tentara yang pernah dibimbing oleh Dewa Perang.Dewa Perang juga pernah datang ke Kota Banyuli secara pribadi untuk menghadiri acara peresmian jabatan Thomas.Kalau identitas sebagai Komandan tim tempur Provinsi Denpapan dan anggota Keluarga Bangsawan Dienga Supham, hanya membuat mereka takut pada Thomas.Maka, hubungan antara Thomas dan Dewa Perang, sudah cukup membuat mereka ragu untuk bertindak.Bagaimanapun juga, markas tim tempur Kota Banyuli berjarak kurang dari seratus kilometer dari sini, ditempati oleh seseorang yang ga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1611 Mungkin Tidak Bisa Keluar dari Kota Banyuli

    Langkah kaki Hanko terhenti. Kemudian, dia berbalik dan menatap Ardika sambil mengerutkan keningnya.Dia menatap Ardika dengan sorot mata seperti menatap seseorang yang tidak tahu diri."Ardika, dengan mempertimbangkan Komandan Thomas, hari ini aku melepaskanmu. Kamu jangan nggak tahu diri.""Hargailah menit dan detik berikutnya. Kamu telah merebut Pedang Ular Gelap, Organisasi Snakei nggak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja," kata Hanko dengan dingin.Apakah Ardika tidak sadar sebelum Thomas datang kemari, pria itu sepenuhnya di bawah kendalinya?Sekarang, dia sudah memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal ini sementara waktu, tetapi Ardika malah mencari perhitungan dengannya.Benar-benar tidak tahu diri.Ardika melangkah maju perlahan-lahan, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Sudah kubilang, kalau menginginkan Pedang Ular Gelap, suruh Ratu Ular kalian datang mengambilnya secara pribadi.""Tapi, sekarang masalahnya bukan Pedang Ular Gelap.""Hari ini kamu membawa angg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status