"Astaga, astaga, Ardika! Berani-beraninya orang yang hanya bisa mengandalkan istri sepertimu memukulku tepat di hadapan Tuan Muda Levin! Kamu benar-benar nggak menganggap serius Tuan Muda Levin!"Oscar merangkak bangkit dari lantai. Tanpa memedulikan bekas darah di sudut bibirnya, dia berteriak dengan kerasa saking kesalnya.Ya, dia benar-benar kesal setengah mati.Ditampar oleh Levin, dia masih bisa terima. Bagaimanapun juga, Levin merupakan Tuan Muda Kedua Keluarga Septio.Namun, sekarang dia malah ditampar oleh Ardika yang hanya merupakan seorang menantu benalu.Memangnya wajahnya bisa ditampar oleh siapa saja?Tanpa melirik Oscar sama sekali, Ardika berkata dengan dingin, "Sebelumnya sudah kubilang, sebaiknya kamu berdoa agar nggak melihat sisi pemberaniku.""Sekarang bagaimana rasanya?"Oscar benar-benar kesal setengah mati, dia berteriak marah dengan gigi terkatup, "Eh, Ardika, berlagak hebat saja kamu! Nanti Tuan Muda Levin pasti akan memberimu pelajaran!""Ardika, berani-berani
Mendengar ucapan Levin dengan niat membunuh yang kuat itu, ekspresi semua orang langsung berubah drastis.Tidak ada seorang pun yang menyangka masalah akan menjadi seperti ini.Malam ini, akan ada orang yang kehilangan nyawa!Saat ini, Oscar, Jelita dan yang lainnya memelototi Ardika dengan penuh kebencian.Sorot mata mereka seakan-akan ingin menelan Ardika hidup-hidup!Karena seorang pecundang yang hanya bisa mengandalkan istri itu memprovokasi Levin terus-menerus, situasi menjadi seperti ini, bahkan mereka sampai ikut terseret dalam masalah.Saking ketakutannya, raut wajah Luna juga berubah menjadi pucat pasi. Dia mencengkeram tangan Ardika dengan kuat."Sayang, jangan takut."Ardika menggandeng tangan istrinya dengan lembut, lalu menatap Levin dengan acuh tak acuh dan berkata, "Aku beri kamu satu kesempatan untuk menarik kembali kata-katamu tadi."Semua orang membelalak kaget, menatapnya dengan tatapan tidak percaya.Eh ... eh ... eh ... idiot ini!Dalam situasi seperti sekarang ini
Namun, dalam situasi seperti ini, selain meminta bantuan Liander, Luna juga tidak punya cara lain lagi.Walaupun Liander juga sama arogannya, tetapi paling tidak pria itu lebih dewasa dan tenang.Paling tidak, Liander bisa menghentikan Levin untuk membunuh orang, agar tidak perlu menghadapi kasus hukum pembunuhan, bukan?"Ardika, jaga dirimu baik-baik."Dengan diliputi perasaan cemas, Luna mengikuti Oscar dan yang lainnya keluar dari bar.Setelah melihat istrinya keluar, Ardika baru mengalihkan pandangannya ke arah Levin dan berkata dengan tenang, "Dengan mempertimbangkan kamu nggak mempersulit istriku, boleh dibilang masih punya sedikit batasan.""Aku sudah memutuskan untuk 'sedikit' memaafkan kelancanganmu, membiarkanmu tetap hidup."Levin tertegun sejenak, lalu tertawa dingin."Eh, Ardika, awalnya aku mengira kamu sengaja menyuruh istrimu untuk pergi karena berencana untuk berlutut memohon pengampunan padaku. Aku mengira kamu nggak ingin memperlihatkan sisi pecundangmu pada istrimu.
"Plak ...."Suara tamparan nyaring itu menggema di seluruh bar.Baik para anak buah Levin maupun para preman yang mengikuti tuan muda itu, semuanya ketakutan setengah mati.Kemudian, mereka semua langsung menundukkan kepala mereka dengan patuh.Saat seorang kakak sedang mendisiplinkan adiknya, mereka bahkan tidak berani melihat.Sambil menutupi wajahnya, Levin tercengang selama beberapa saat baru tersadar kembali. Kemudian, dia berteriak dengan marah, "Liander, sebenarnya apa maksudmu?!""Jelas-jelas adikmu sudah dipukul orang, kamu bukan hanya menghentikanku untuk membalas dendam, tapi malah memukulku!""Apakah kamu mau memaksaku untuk memutuskan hubungan denganmu?!"Mata Levin tampak memerah.Sejak kecil hingga dewasa, hubungannya dengan Liander sangat baik, mereka tidak terlibat dalam konflik persaudaraan seperti yang terjadi dalam keluarga-keluarga terkemuka lainnya.Saat dia masih kecil, dia berkelahi dengan orang lain, Liander pasti akan membelanya tanpa ragu.Hari ini, kakaknya
Bahkan.Semua orang merasa tadi Ardika sudah cukup bersabar menghadapi Levin.Kalau mereka adalah Ardika, melihat seorang pelayan berlagak hebat, pasti akan langsung melayangkan tamparan ke wajah pelayan itu sampai pelayan itu mati."Mengapa ... mengapa ...."Levin masih belum sepenuhnya tersadar, dia bergumam pada dirinya sendiri, ekspresinya tampak linglung.Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Ardika bisa tiba-tiba berubah menjadi majikan Keluarga Septio."Kamu nggak perlu bertanya mengapa, kamu hanya perlu tahu kamu juga merupakan pelayan Kak Ardika!"Liander melontarkan beberapa patah kata itu dengan dingin, lalu menoleh, membungkukkan badannya di hadapan Ardika dan berkata, "Kak Ardika, Levin si bajingan itu memang sudah terlalu dimanjakan oleh keluarga kami. Dia nggak tahu diri, sampai-sampai berani menyinggung Kak Ardika.""Setelah menerima panggilan telepon dari Nona Luna, aku bergegas kemari.""Sebagai seorang kakak, aku mewakilinya meminta maaf pada Kak Ardika. Aku berhara
Levin sudah tergeletak tak berdaya di lantai seperti seekor anjing mati.Saat ini, dia benar-benar sudah mengaku kalah sepenuhnya.Dia bukan hanya tidak merasa tidak terima, dia bahkan merasakan sensasi bahagia seperti baru saja menghindari ajalnya.Dia mengerti kalau Ardika ingin menghabisinya, bahkan lebih mudah daripada menghabisi seekor semut.Hari ini nyawanya bisa terselamatkan karena sebelumnya dia tidak mempersulit Luna.Dia berusaha keras merangkak dengan kedua lengan dan kakinya, mendekati dan berlutut di hadapan Ardika.Setelah menggoyang-goyangkan kepalanya yang terasa pusing, Levin berkata, "Kak Ardika, terima kasih karena telah mengampuni nyawaku! Mulai hari ini, aku juga merupakan pelayanmu!"Walaupun dia suka menjadi preman, tetapi dia tidak bodoh.Sebagai pewaris Keluarga Septio Provinsi Aste, kakaknya malah bersedia menjadi pelayan Ardika, pasti sudah mendapatkan persetujuan dari pengambil keputusan Keluarga Septio.Selain itu, keputusan tersebut dianggap bisa membawa
Ekspresi kesal tampak jelas di wajah Oscar, seolah-olah dia sangat membenci dirinya sendiri atas kecerobohannya sendiri, yang berujung pada memberikan bantuan untuk Ardika.Begitu mendengar ucapannya, orang-orang di dekatnya langsung mengerti.Jelita menyilangkan tangannya di depan dada, lalu melirik Ardika dan berkata dengan dingin, "Ardika, dasar pecundang! Kamu nggak hanya cari mati sendiri, tapi malah menyeret kami dalam masalah!""Apa kamu pikir kamu bisa menyinggung tokoh hebat seperti Tuan Muda Liander?""Untung saja, relasi Kak Oscar luas. Hanya dengan satu panggilan telepon darinya untuk petinggi Organisasi Redim, nyawamu dan istrimu terselamatkan.""Seharusnya kamu dan istrimu berterima kasih pada Kak Oscar!"Mendengar ucapannya, Zendaya dan yang lainnya juga ikut menegur Ardika.Oscar tidak berbicara, melainkan memasang ekspresi percaya diri seolah-olah sedang menunggu Ardika memberi hormat padanya.Kalau bukan berkat dia, hari ini semua orang di tempat ini tidak akan bisa t
"Ardika, kamu bahkan nggak mengerti situasi saat ini, tapi malah berani berlagak hebat di hadapanku!""Aku adalah pengurus Organisasi Redim, aku memiliki banyak cara untuk merusak reputasimu dan istrimu!"Ekspresi Oscar sangat tajam, nada bicara mengancam terdengar jelas dalam ucapannya.Kali ini, dia tidak sedang berlagak hebat.Dana amal sebesar 600 miliar dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli ada di tangannya, dia benar-benar bisa mengendalikan Luna sepenuhnya.Namun, Ardika bukanlah tipe orang yang akan terima dikendalikan oleh orang lain."Oscar, sebaiknya kamu jangan memanfaatkan dana amal untuk menyebarkan rumor yang nggak benar.""Kamu boleh terlibat dalam perselisihan kecil denganku, kamu juga boleh berlagak hebat di hadapanku.""Tapi, begitu batasan-batasan tertentu kamu lampaui, nyawamu pasti akan melayang."Ardika mengucapkan beberapa patah kata itu dengan tenang, tidak ada gejolak emosi apa pun dalam ucapannya.Semua orang tertegun sejenak, mereka tidak menyangka Ardika bisa m