Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1173 Menjadi Sukarelawan

Share

Bab 1173 Menjadi Sukarelawan

Author: Sarjana
Selesai berbicara, Ardika langsung menghubungi Draco tepat di hadapan dua orang itu, meminta tim tempur Kota Banyuli mengirimkan anggota untuk membantu.

Sepanjang malam, Ardika berada di Kediaman Wali Kota dan memberi arahan secara langsung.

Seluruh instansi pemerintahan Kota Banyuli segera bergerak, mengambil tindakan untuk menghadapi bahaya banjir yang mengancam.

"Tuan Wali Kota, Tuan sudah terjaga semalaman, sebaiknya Tuan beristirahat sejenak."

Dengan mata memerah, Hamdi berjalan menghampiri Ardika dan mengucapkan beberapa patah kata itu. Sebenarnya, dia sendiri juga sudah terjaga semalaman.

"Oke, kamu dan Lukmi juga gantian beristirahat sejenak."

Ardika bangkit, lalu menepuk-nepuk pundak Hamdi.

Semalam, performa kedua orang itu cukup bagus. Walaupun mereka berdua adalah "serigala" licik, tetapi saat bertindak, kemampuan mereka cukup bagus, tergantung bagaimana cara mereka menggunakan kemampuan mereka.

Setelah meninggalkan Kediaman Wali Kota, Ardika bersiap pulang ke rumah untuk sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adi Revolta
paling paling muncul tokoh baru tapi alur ceritanya tetap sama
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1174 Pertunjukan

    "Karena nggak masalah, kalau begitu kamu berangkat saja sekarang!"Jane langsung melemparkan setelan pakaian sukarelawan kepada Ardika.Wanita itu sudah melakukan persiapan, seolah-olah sama sekali tidak pernah memikirkan apakah dia setuju atau tidak.Ardika langsung berangkat dengan membawa belasan sukarelawan perusahaan mereka."Kalian pergi ke area kota tua, di sana padat penduduk. Bencana alam kali ini cukup parah, ada sangat banyak penduduk kota yang terjebak di sana.""Yah, padahal dengar-dengar rumor yang beredar, wali kota baru akan segera memperbaiki area kota tua, tapi juga nggak tahu kapan perbaikan akan dimulai ...."Ardika dan yang lainnya dikomando dan dikoordinasi oleh sebuah organisasi sosial yang dibentuk oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli.Setelah mereka datang melapor, mereka langsung ditugaskan ke area kota tua."Area kota tua, ya? Di sana kotor dan berantakan. Begitu teredam air, air yang sudah terkontaminasi pasti memenuhi seluruh tempat itu. Mengapa kita ditugaska

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1175 Menyelamatkan Orang Lebih Penting

    "Oke, oke, oke, jangan ribut lagi. Mengapa kamu begitu banyak beromong kosong? Lagi pula, kami memberimu uang!""Cepat, cepat! Ambil video dan fotonya!"Staf itu juga sudah tidak tahan lagi dengan teriknya matahari. Terlebih lagi, dia harus berendam di dalam air yang kotor dan bau. Wajar saja suasana hatinya tidak baik.Dia menyela lansia itu menggunakan kata-kata kasar dengan tidak sabar.Lansia itu adalah penduduk di area pemukiman padat penduduk ini. Dia memiliki status sosial yang rendah, tidak mampu menyinggung orang-orang itu. Jadi, dia hanya bisa tetap tersenyum.Hanya Teodor yang lebih menikmati hidup. Di sekelilingnya, ada banyak staf yang bertugas melayaninya.Dari waktu ke waktu, ada yang memberinya minum, ada yang memperbaiki riasan wajahnya, serta ada pula yang memastikan dirinya tetap segar.Selain membuat keributan, tim syuting itu menghalangi akses keluar utama, sampai-sampai menyebabkan kapal-kapal selam yang datang dan pergi melaju menjadi jauh lebih lambat. Tentu saj

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1176 Teodor Kamu Tidak Memetik Pembelajaran

    Pria paruh baya yang tiba-tiba muncul itu, dilihat dari wajahnya saja, dia kelihatan seperti orang yang baik hati dan menjunjung tinggi keadilan.Saat ini, dia melontarkan kata-kata itu dengan marah pada tim Teodor."Cih! Ternyata kapal selam yang digunakan untuk 'pertunjukan' pun dipinjam dari orang lain! Apa mereka sama sekali nggak tahu malu bersikeras mempertahankan kapal selam untuk kepentingan pribadi mereka dan mengganggu proses evakuasi?!"Begitu mendengar ucapan pria paruh baya itu, para sukarelawan dan prajurit yang berada di sekeliling tempat itu melontarkan kata-kata meremehkan.Mereka sempat mengira kapal selam itu dibawa sendiri oleh tim Teodor, siapa sangka kapal selam itu memang ditujukan untuk upaya penyelamatan.Saat itu juga, api amarah semua orang makin menggebu-gebu. Satu per satu dari mereka mulai meneriaki Teodor dan yang lainnya untuk segera menghentikan syuting dan menyerahkan kapal selam itu!Menghadapi situasi seperti itu, tim Teodor sangat malu.Ekspresi sta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1177 Tidak Pernah Mendengar Perusahaan Tirnadi

    Begitu mendengar ucapan Ardika, semua orang di sekeliling tempat itu kembali tercengang.Apa latar belakang sukarelawan muda itu?Dia tidak hanya berbicara pada seorang selebriti internet sekelas Teodor dengan nada menegur.Selain itu, kalau didengar dari kata-katanya, dia bahkan pernah memberi pelajaran pada Teodor!"Ardika, ternyata kamu!"Teodor terkejut sejenak, lalu menatap Ardika dengan tatapan lekat. Sorot matanya dipenuhi kebencian yang mendalam.Sebelumnya, dia tidak hanya dihajar oleh Ardika hingga babak belur dan gagal menantikan Ardika berlutut meminta maaf di hadapannya.Sebaliknya, demi memperoleh keuntungan dari popularitas Farlin, dia yang terpaksa berlutut di hadapan Ardika.Alhasil, Ardika si bajingan itu malah melanggar janji dan langsung memutuskan kontrak dengannya, menjadikannya bahan tertawaan di kalangannya.Bagi Teodor yang sangat mementingkan harga diri itu, hal tersebut merupakan penghinaan terbesar seumur hidupnya.Bahkan dalam mimpi pun, dia ingin mencabik-

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1178 Wawancara Wartawan

    "Eh ... kamu ...."Teodor menatap Ardika dengan tatapan terkejut, raut wajahnya berubah menjadi sangat masam.Dia sama sekali tidak menyangka pengawal yang dia pekerjakan dengan harga selangit dari Perusahaan Tirnadi, begitu lemah di hadapan Ardika!"Plak!"Tiba-tiba saja, Ardika menoleh dan melayangkan satu tamparan ke wajahnya."Apaan kamu-kamu lagi? Cepat enyah sana!"Saat berbicara, dia langsung menarik pria itu dan melemparnya dengan sembarang ke dalam air di arah belakangnya. Riasan yang telah menghabiskan waktu berjam-jam itu langsung rusak begitu saja.Kemudian, Ardika mulai menyingkirkan semua staf Teodor satu per satu, lalu menggendong lansia dan anak kecil yang duduk terbengong di dalam kapal selam keluar."Kemarilah, bantu aku! Kita harus segera menyelamatkan penduduk itu!"Begitu mendengar ucapan Ardika, beberapa orang sukarelawan dan prajurit segera datang membantu."Plok ... plok ...."Sementara itu, orang-orang yang tidak sempat membantu bertepuk tangan dengan meriah. M

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1179 Wartawan yang Memiliki Etika dan Hati Nurani

    "Kak Ardika yang nggak tahan melihat tindakan semena-mena mereka pun maju dan mengambil tindakan. Lalu, Teodor menginstruksikan para pengawalnya untuk menyerang Kak Ardika. Setelah mengalahkan mereka semua, kapal selam baru bisa digunakan untuk menyelamatkan nyawa penduduk yang dalam bahaya itu ...."Sambil menjalankan tugas mereka, para sukarelawan menerima wawancara."Wartawan-wartawan yang terhormat, kami tahu berita ini menyangkut tentang Teodor, pasti akan menjadi berita yang sangat panas.""Tapi, kalian harus melaporkan berita sesuai dengan kebenaran yang ada. Kami tahu Teodor sangat kaya, tapi kami berharap kalian tetap bisa mempertahankan keadilan dan hati nurani kalian.""Ya, benar. Kami semua nggak buta, kami bisa membedakan siapa yang benar dan siapa yang salah dengan jelas!"Takut para wartawan itu sudah disogok oleh Teodor, para sukarelawan sampai mengucapkan beberapa patah kata itu kepada para wartawan.Di antara para wartawan, ada seorang wartawan cantik dari Surat Kabar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1180 Makin Memanas Makin Bagus

    "Ckckck, para wartawan zaman sekarang benar-benar lihai dalam permainan kata-kata.""Ibarat melakukan pembunuhan hanya dengan kata-kata! Sungguh mengesalkan!"Di Perusahaan Investasi Mahasura.Amir juga sedang menelusuri pemberitaan dari berbagai perusahaan media.Judul-judul berita yang seakan-akan bisa menghipnotis orang itu, bahkan bisa menarik perhatiannya untuk membaca berita-berita tersebut. Apalagi, para netizen yang kualitas keseluruhan mereka yang memang sudah rendah itu.Asisten Amir membungkukkan badan sambil melayani atasannya. Dia berkata, "Pak Amir, apa Bapak nggak merasa pemberitaan mereka sudah berlebihan?""Fokus utama pemberitaan hanya ditujukan pada Ardika saja sudah cukup, tapi sekarang mengapa malah melibatkan kantor polisi pusat Kota Banyuli?""Dengan begitu, citra Kota Banyuli akan tercoreng. Kemungkinan besar wali kota baru itu akan marah besar.""Bagaimana kalau aku memberi tahu perusahaan-perusahaan media itu untuk sedikit 'menahan diri' ...."Setelah diusir o

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1181 Netizen yang Dibayar oleh Ardika

    Namun, panggilan-panggilan telepon pengaduan ini berakhir sia-sia karena tidak ada seorang pun yang menjawabnya.Pihak Surat Kabar Ibu Kota Provinsi memang menjawab panggilan telepon, tetapi sikap stafnya sangat arogan."Apa kalian bisa membuktikan kalian adalah anggota tim penyelamat? Apakah kalian ada foto-foto di lokasi? Biarpun ada, juga belum tentu benar. Hehe, zaman sekarang ini, bukankah sudah ada banyak orang yang hanya membuat pertunjukan saja?""Intinya, jangan menghubungi kami untuk mengadu lagi. Lyodra adalah wartawan elite Surat Kabar Ibu Kota Provinsi, dia sudah pernah menerima penghargaan dari luar negeri sebagai Sepuluh Wartawan yang Paling Memiliki Hati Nurani.""Kalau kalian terus menuduhnya dengan sembarangan, kami akan menempuh jalur hukum ...."Harus diakui Surat Kabar Ibu Kota Provinsi bukanlah surat kabar biasa. Bisa-bisanya staf mereka langsung melontarkan ancaman di telepon seperti itu."Sangat jelas bahwa media-media ini sedang berpura-pura buta! Mereka sudah

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status