Beranda / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 353. Pemikiran Yang Sangat Dewasa

Share

Bab 353. Pemikiran Yang Sangat Dewasa

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 12:28:02

"Iya Gita. Cuma bekas kok. Kapan-kapan kalau ada pak seninan kemari, ambil aja beberapa stel untuk ganti kamu. Nanti mbak Nita yang bayar."

Gita tertegun. Pak Senin itu tukang kredit baju keliling yang akan datang dan masuk ke kampung ini setiap hari Senin. Gita sungguh ingin ikut-ikutan mereka yang mengambil baju atau lainnya untuk adiknya, tapi dia tidak berani. Takut tidak bisa mencicil.

Dia mengangguk, kembali mengucapkan terima kasih pada Nita.

Selesai mandi, Gita mengenakan baju itu. Dia menatap diri di cermin yang ada di kamar mandi itu. Memandangi baju bekas Nita yang melekat ditubuhnya. Tubuhnya memang sedikit besar sedangkan Nita bertubuh langsing. Jadi baju itu terlihat pas ditubuhnya.

Ini hanya setelah baju tidur, berlengan pendek dan bercelana panjang. Warna merah marun dengan bunga-bunga putih. Tapi selama ayahnya telah tiada, meskipun hanya setelan baju tidur harga 50 ribuan saja Gita belum pernah terbeli lagi. Dia hanya punya baju zaman dia dulu dan keseringan memakai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zainul bahri Bahri
lanjut thor cerita mantab
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
Thor hari ni tak ke
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   BB 354. Dia Itu Pelakor.

    Nita merona, mencubit perut suaminya. Kelancaran dan kesuksesan ini adalah berkat kegigihan perjuangan mereka yang tanpa lelah dan putus asa.Sementara Gita melangkah ke rumahnya dengan perasaan begitu senang. Sesering mungkin menatap beras yang ia indit di pinggangnya dan belanjaan di tangan kanannya. Seingat dia, selama ini baru ini dia bisa membawa pulang beras 10 kilo dan telur sampai 10 biji. Biasanya cuma beras sekilo dua kilo dan satu butir telor saja.Belum juga dia memasuki teras, masih sampai di pelataran, Anisa sudah berlari menyongsong."Mbak Gita bawa belanjaan?" Dia langsung mengambil kantong plastik dari tangan Nita dan berlari masuk duluan."Alhamdulillah.. tadi aku minta beras dulu di toko mbak Nita, malah dibawain segini Nek." Gita langsung menceritakan kebaikan mereka."Ya Allah. Alhamdulillah.." mata Bu Mila sampai berkaca-kaca saking terharunya."Mereka sangat baik, kamu harus semakin hati-hati jaga kepercayaan mereka ya nak." Ujar Bu Mila, segera membongkar bawaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 355. Semoga Tak Terjadi apa-apa

    "Oh, ya gak papa. Kalau masih perlu, pakai aja dulu." "Eh, enggak kok. Aku masih ada stok belanjaan untuk seminggu." "Alhamdulillah.. artinya lancar kan dagangan kamu?" "Alhamdulillah.. Berkat mas Edo juga. Dia ngajak semua temannya makan di warungku. Ya meskipun ngutang bayarnya Mingguan. Tapi mereka lancar kok. Dan ternyata dagang makanan Mateng itu untungnya dua kali lipat ya?" Ujar Rani mulai senang dengan kegiatan barunya. "Ya iya. Sudah pasti itu. Dibanding jual sembako ya jauh kemana-mana." Jawab Nita, membenarkan perkataan Rani. "Ini Laras sama siapa?" "Tidur. Badannya panas udah dua hari ini. Makanya warung tutup. Udah berobat tapi belum turun juga. Rencananya besok mau ku bawa ke puskesmas." "Ya Allah! Jadi sakit?" "Iya. Tapi anehnya gak turun turun. Aku jadi takut." "Andi tidak pernah menengok Laras?" "Enggak pernah. Meskipun dikasih kabar anaknya sakit, dia gak mau lagi peduli. Apalagi sekarang dia udah pernah pindah. Sibuk dengan keluarga barunya mungki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 356. Sebuah Resiko

    Pak Lehan mendekat dengan raut wajah yang tidak dapat dijabarkan, “Siti, kamu yang sabar ya?” Ujarnya sembari mengusap wajahnya. Melihat raut wajah murung pak Lehan, firasat Siti tiba-tiba menjadi tidak enak. “Ada apa, Pak?” “Ini, ini, Didi, Siti. Suami kamu,” “Mas Didi? Kenapa dengan mas Didi?” Siti langsung berseru dan berlari tanpa menunggu jawaban dari Pak lehan. Dia mendekati sesuatu yang diturunkan orang-orang tadi, seperti benda kaku yang ditutupi kain. Ketika Siti membukanya, dia langsung berteriak histeris . “Mas Didi! Ya Allah! Apa yang terjadi Mas! Astaghfirullah.. Mas Didi!” Siti menangis meraung mengguncang-guncang jasad suaminya yang telah kaku dan membiru itu. Wanita ini tidak bisa menahan diri lagi, kemudian dia jatuh Pingsan di tanah. Orang-orang berlarian datang, berkerumun di pelataran rumah ini. Ibu-ibu membantu Siti untuk bangun dan membawanya masuk. Menepuk-nepuk pipi situ, dan memberi minyak angin agar Siti tersadar. Tanpa perintah, beberapa warga l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 357. Diminta menikah lagi.

    Edo ngebut di jalanan, meskipun begitu dia tetap bisa menjaga jarak demi keamanan. Hingga sampai ke puskesmas terdekat. Edo segera turun dan mengambil Laras dari gendongan Rani. Tanpa memperdulikan Rani dia berlari masuk untuk meminta pertolongan. Laras segera ditangani. Anak itu hampir saja kejang karena terkena stip. "Mas, aku gak punya uang. Bagaimana?" Rani merogoh kantong celana. "Kan anak-anak baru bayar? Kemana?" Tanya Edo. "Aku kasih Nita. Nyicil utang." "Astagfirullah.." "Aku bisa pinjem lagi uang itu." Rani mendadak berpikir demikian lalu mengulik ponselnya. "Udah jangan. Nggak enak. Baru aja dibalikin. Takutnya dikira mempermainkan mereka. Paling ini dulu." Edo merogoh uang yang ada di dalam amplop putih. "Tapi Mas, bukannya ini untuk kirim mbak Ningrum?" "Mau bagaimana lagi. Nyawa Laras lebih penting. Dia kena stip. Kalau dia sampai kejang bagaimana? Kamu ini terlalu sibuk, lengah jaga anak!" "Maaf." Rani hanya menunduk. Meskipun kena marah oleh Edo ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 358. Dikira Mau Menabrak

    "Memangnya kenapa? Demi kebaikanmu, kebaikan kita semua. Kamu kira, aku senang seperti ini? Rani pun ku rasa tidak senang. Kamu sudah mempermainkan perasaan kami kalau terus begini. Tapi kalau kamu menikahinya, sudah lain cerita!" "Yang benar saja Ningrum! Aku ngurus kamu saja uang bulanan masih telat-telat. Bagaimana bisa, urus dua orang istri! Memang kamu pikir suami kamu ini pegawai kantoran?" "Itu urusan nanti. Sini hpmu, aku ingin telpon Rani." Ningrum merebut ponsel Edo. "Ningrum, jangan gila!" "Aku hanya ingin menyelamatkan kamu mas, seperti kamu dulu pernah menyelamatkan aku. Sudah cukup kamu berkorban untuk kami. Sudah waktunya aku yang harus berkorban untuk kamu." Keputusan Ningrum sudah bulat. Dia menekan nomor Rani. Entah apa yang dipikiran Ningrum, Dia juga sudah menyusun rencana untuk datang kesana menemui Rani secara langsung untuk berbicara dari hati ke hati. Ponsel milik Rani bergetar. Begitu dia melihat jika kontak Edo yang memanggil, dia langsung sumringa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 359. Memberi Restu

    Rani meletakkan teh hangat dan cemilan. "Warungnya tutup ya?" Tanya Ningrum. "Iya Mbak. Laras sakit sudah beberapa hari." "Sejak ditinggal Mas Edo pulang?" Rani mengangguk kecil sambil menunduk. Dua wanita itu sekarang duduk dengan menarik senyum simpul. Hanya Rani yang terlihat canggung, sedangkan Ningrum terlihat begitu tenang. "Diminum tehnya mbak." "Iya." Ningrum menyeruput sedikit dan meletakkan kembali cangkir teh. Suasana kembali hening, hingga terdengar Ningrum berdehem. "Rani, aku kesini karena ingin membicarakan suatu hal padamu." Rani mendongak, "Iya Mbak." Kemudian segera menunduk kembali. "Ran, aku ingin tanya. Sudah sejauh mana hubunganmu dengan Mas Edo?" Rani kembali mendongak, tapi dia tidak sanggup untuk menjawab apa. Diakuinya jika dia sangat gugup. "Maafkan aku Mbak. Sungguh aku tidak bermaksud untuk mengganggu rumah tangga mbak Ningrum sama Mas Edo. Sungguh maafkan aku." Tiba-tiba Rani berlutut dan menangis di hadapan Ningrum. "Maafkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 360. Poligami terbaik

    Edo juga adil dalam waktu, satu bulan dia disini, dia akan pulang. Meskipun kadang disana hanya satu Minggu karena pekerjaannya memang ada disini. Saat pekerjaan Edo sepi, Rani sangat pengertian. Dia dengan inisiatif sendiri mengambil tabungan hasil warung makannya yang mulai rame untuk mengirim uang bulanan untuk Ningrum. "Lho, Kata anak-anak disana kerjaan lagi macet. Ini kok punya uang, mas Edo ngirim?" Ningrum disana menyelidik. "Sepi memang Mbak. Udah ada dua Minggu ini TI tutup. Tapi jangan khawatir, ada kok simpanan kalau cuma untuk kita makan." Jawab Rani. "Uang kamu ya? Bukan uang Mas edo." "Hehe, iya. Kok tau sih?" "Mas Edo bilang gak punya uang. Tapi kok ngirim? Ya uang siapa lagi kalau bukan uang kamu." "Alhamdulillah mbak. Warung lancar, jadi uang juga lancar. Gak usah khawatir. Yang penting kita bisa makan saja." "Alhamdulillah.. Iya Rani. Mudah mudahan lancar terus. Kalau butuh bantuan, aku siap meluncur kesana. Itung itung ikut buruh. Mumpung Lia libur s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 361. Sepasang suami istri berhati mulia

    "Mas Heru, aku takut." "Ya Allah!" Heru tertegun melihat Anisa menutupi seluruh tubuhnya dengan sarung. Sementara lantai rumah Mereka sudah mulai basah karena bocor. "Sini Nak, ke rumah mas Heru saja. Tadi mbak Gita mau jemput kamu, tapi takut. Makanya Mas Heru saja yang jemput kamu. Ayo." Heru memasang punggungnya. Tapi Anisa malah mundur dan tampak segan. Heru menoleh, melihat keraguan di mata anak itu. "Ayo, nggak papa. Takut petirnya tambah banyak." Heru mendesak. Meskipun dengan ragu-ragu, Anisa pada akhirnya pasrah. Meraih dua pundak Heru. "Pegang payung kuat-kuat. kita harus lari! Hehe.." Heru berkata demikian tapi dengan sangat lembut. Heru berlari-lari di bawah hujan yang mulai deras. Orang-orang yang belum menutup pintu melihatnya. "Ya ampun, gak istrinya dan suaminya berhati mulia. Sangat baik. Tau kakaknya kerja di rumah mereka, adiknya juga dijemput karena ujan gede." "Iya. Mereka itu baik banget. Tau kalau Bu Mila nggak di rumah." Heru sudah mencapai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status