Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 135. Rindu sama Mamanya.

Share

Bab 135. Rindu sama Mamanya.

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-06-23 19:05:09

Riko nampak menarik nafas berat, sementara Dinda, dadanya berdebar menunggu Riko berbicara.

"Dinda. Jujur saja, selama ini aku menyimpan rasa bersalah padamu dan Putrimu. Aku penyebab kamu harus berpisah dari suamimu. Penyebab Calia tidak merasakan kasih sayang ayahnya. Maafkan aku. Dulu, aku yang sudah membongkar kesalahan Almarhum suamimu bahkan memenjarakannya. Maafkan aku Dinda, aku tidak tahu kalau suamimu sakit seperti itu. Aku sungguh merasa bersalah hingga detik ini. Aku hanya bekerja dan menjalankan kewajibanku."

Mendengar ucapan Riko, Dinda menunduk. Dia kembali teringat tentang suaminya. Matanya berkaca-kaca.

"Kamu tidak salah, Mas Riko. Jadi tidak perlu meminta maaf. Andai saja waktu itu kamu membebaskan Mas Alex, pada akhirnya kami juga akan terpisah. Yang aku sesalkan hanyalah, aku tidak pernah tahu jika dia menderita penyakit itu sejak dulu. Dan yang lebih sedih lagi, dia melakukan semua itu hanya demi aku." Air mata Dinda terjatuh kembali.

Riko terdiam sesaat, kemudian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
dhs
Terungkap pastinya
goodnovel comment avatar
Rahman
Sejau ini si masi asik tapi lama-lama makin jenuh, karena sakin penasaran dengan lanjutan ceritanya terus abgrade bab beikunya juga hanya sedikit-sedikit membuat pembaca taklagi menikmati isi alur cerita.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 136. Jatuh cinta pada mamanya juga.

    Riko sampai tidak tahan dan ingin cepat-cepat pulang untuk berjumpa dengan mamanya Calia.Argh… Riko berteriak dalam hati.Mobil Riko mulai melaju, namun belum separuh perjalanan, tiba-tiba turun hujan begitu lebat dan petir saling menyambar.Dinda terlihat ketakutan."Mas Riko. Mending cari tempat berhenti dulu. Jangan diteruskan, takut ada kecelakaan, Mas."Riko setuju dengan pendapat Dinda."Ke rumahku saja. Tidak jauh dari sini."Dinda mengangguk, meskipun belum tahu itu dimana.Benar saja, tak lama kemudian Riko membelokkan mobilnya ke sebuah rumah yang lumayan besar dan terlihat sepi.Riko membuka pintu mobil."Ayo turun. Cepat!"Dinda turun dengan cepat. Riko meraih tangan Dinda dan membawa lari ke teras rumahnya.Riko segera membuka pintu rumahnya."Ayo masuk.""Ini rumah, Mas Riko?" Tanya Dinda setelah berada di dalam."Iya. Sepi ya? Rumah ini memang tidak ada yang menghuni. Aku hanya sesekali kesini karena lebih banyak tinggal di rumah Tuan Gara. Hanya ada asisten rumah saja

    Last Updated : 2024-06-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 137. Semoga saja, mereka berjodoh.

    "Papa.. Papa.." Calia tertawa-tawa senang saat Riko menyambutnya dengan kedua tangannya dan menggendongnya."Putri papa Riko pinter banget, sih? Papa kangen." Riko menciumi kening Calia. Calia juga membalasnya, mencium dan menabrak-nabrakkan keningnya ke kening Riko."Papa.. Papa.." sambil terus melonjak-lonjak di gendongan Riko. Terlihat sekali Calia begitu senang bertemu dengan Riko.Mereka kini duduk di ruang tamu. Ibu menyisih untuk membuat kopi. Sementara Silvia ikut nimbrung disana."Riko, gimana kabarnya? Udah selesai pekerjaan di luar kotanya?" Tanya Silvia."Baik, Mbak. Kerjaan sudah selesai. Tapi dua hari lagi harus balik kesana karena akan ada proyek lagi. Aku pulang dulu karena kangen sama ini nih, si kecil ini." Riko menunduk, kembali mencium kepala Calia."Wah.. Calia beruntung banget sih, dikangenin papa Riko." Ledek Silvia."Ayah dan Mas Farhan kemana, Mbak?" Tanya Riko."Ayah pergi ke tetangga. Nggak tau ada acara apa gitu. Kalau Mas Farhan belum pulang. Tadi aku pula

    Last Updated : 2024-06-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 138. Apakah jantungnya masih bisa aman?

    Tidak lama kemudian Dinda turun, kemudian meminta Calia dari pangkuan Riko."Ikut mama dulu sebentar. Mama juga kangen Lho.. Seharian nggak ketemu. Papa biar minum kopi dulu."Calia menoleh dulu pada Riko, seperti berat lepas dari pangkuan papanya. Tapi kemudian mengerti dan mau berpindah pangkuan.Hingga beberapa saat lamanya mereka mengobrol santai, Riko mengintip Wajah Calia. Saat memastikan Calia tertidur, Riko baru berpamitan.Malam semakin larut, baik Dinda dan Riko malam ini sama-sama gelisah dan tidak bisa tidur dengan baik.Sesekali Riko melirik Hpnya. Ingin sekali menelpon Dinda, tapi takut Calia terbangun. Kemudian Riko mengetik pesan.Dinda yang disana juga terlihat gelisah. Dia masih teringat ciuman Riko sore tadi. Ada rasa bahagia yang menyelinap di hatinya.Apa memang seharusnya aku menerima Mas Riko saja? Mas Riko terlihat sangat tulus pada Calia. Calia juga sangat menyukainya.Dinda lagi-lagi mendesah berat. Ada rasa takut membayangkan menjadi istri Riko, tetapi tidak

    Last Updated : 2024-06-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 139. Tidur satu kamar?

    Riko menunduk dan mencium kening Dinda.Hingga beberapa saat lamanya, mobil mereka berhenti di sebuah hotel.Dengan lembut Riko membangunkan Dinda.Merasa ada belaian di pipinya, Dinda membuka matanya. Dia terkejut Ketika menyadari posisinya. Dia langsung bangun dengan wajah merah menahan malu."Maaf. Aku ketiduran. Maaf ya." Dinda egera memeriksa, apakah ada air liur yang menetes dari bibirnya.Siapa tahu saja tadi dia ngiler, terus jatuh ke celana Riko?Riko tertawa kecil. "Aman kok. Kamu nggak ngiler."Dinda benar-benar tersipu malu. "Kok nggak di bangunin sih, Mas? Kamu kan jadi capek.""Nggak papa. Lagian kamu nyenyak banget. Nggak tega aku banguninnya. Eh, ayo turun!""Udah sampai ya?" Dinda langsung mengintip keluar.Kemudian mereka turun dan menuju sebuah kamar yang telah dipesan oleh perusahaan mereka."Satu kamar?" Dinda berdiri mematung di depan pintu kamar hotel."Aku tidak akan memerkosamu. Tenang saja." Riko berkata sambil membuka pintu dan masuk.Dengan ragu-ragu Dinda

    Last Updated : 2024-06-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 140. Aku bersedia.

    Riko kemudian melirik Dinda. Sepertinya Dinda sudah tidur atau hanya pura-pura tidur, tidak tahu juga. Riko bergerak pelan untuk keluar dari kamar itu. Dinda tidak menyadari itu. Perlahan dia mulai memejamkan matanya dan kemudian terlelap.Sementara di kamar sebelah, Riko sama Sekali tidak dapat memejamkan matanya. Bayangan tubuh Dinda yang ambruk ke tubuhnya tadi menyita habis pikiran Riko."Ya Tuhan.. Ternyata jatuh cinta itu berat juga ya?" Dia mengeluh dan berbolak balik. Sampai mungkin hampir pagi baru Riko bisa tertidur.Pagi hari Dinda bangun. Dia tidak melihat keberadaan Riko."Mas Riko tidur dimana? Apa sedang mandi?" Dinda melihat pintu kamar mandi. Tidak ada suara dari dalam. Artinya tidak ada orang.Apa mungkin keluar?Dinda tidak ingin memusingkan hal itu dan kemudian pergi mandi.Setelah selesai berganti dan berkemas kemas, Dinda kembali heran kenapa Riko tidak datang juga."Mas Riko kemana ya?" Kemudian berinisiatif untuk menelpon saja. Ketika memanggil nomor Riko, rupa

    Last Updated : 2024-06-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 141. Lamaran.

    Perasaan lega dan bahagia bercampur menjadi satu dihati Riko ketika mendengar jawaban dari Dinda. Bu Rita dan Pak Wibowo seketika tersenyum juga."Alhamdulillah.. Akhirnya kalian akan bersatu." Ucap Bu Rita."Tapi, Nak Riko. Apa Nak Riko benar-benar sudah bulat akan menikahi Dinda? Sekali lagi ayah ingatkan, Dinda bukan perawan. Dia bahkan sudah memiliki anak. Mungkin, kalau Nak Riko sendiri sudah yakin, tetapi bagaimana dengan orang tua dan keluarga Nak Riko? Itu juga harus dipikirkan." Ucap pak Wibowo hanya ingin meyakinkan keputusan Riko.Dinda yang tadi sudah yakin akan jawabannya seketika menjadi ragu kembali. Dia menoleh pada Riko yang mengembangkan senyum."Tidak, Ayah. Aku yakin keluargaku akan menerima Dinda dan Calia dengan baik. Karena sebelum ini aku juga sudah pernah bercerita mengenai Dinda dan juga Calia kepada mereka. Mereka malah menyarankan aku untuk segera melamar mamanya Calia."Ibu dan ayah saling menatap dan kemudian mengangguk."Oh.. Syukurlah kalau begitu, Nak

    Last Updated : 2024-06-26
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 142. Berubah menjadi kepanikan.

    "Ke dokter saja, Sil. Bagaimana?" Tanya Farhan sambil masih setia mengerok punggung istrinya."Ini untuk sementara aja, Mas. Siapa tau mendingan. Tar kalau belum, selesai Dinda ijab kabul kita ke Dokter." Jawabnya.Pada akhirnya kerokan selesai. Mereka sekarang bersiap untuk turun.Semua orang telah berkumpul, Gara dan Mia susah datang. Keluarga Riko juga telah datang sejak tadi mengantar Riko.Dan acara pun di mulai.Ijab kabul berjalan tanpa hambatan apapun. Setelah penghulu mengucapkan kata SAH, Mereka sekarang telah sah menjadi pasangan suami-istri.Dinda tampak meneteskan air mata ketika Riko menyelipkan cincin ke jari manisnya. Sementara Riko mengusap air mata Dinda kemudian mencium keningnya, setelah Dinda mencium telapak tangannya."Aku mencintaimu, Dinda. Terimakasih sudah menerimaku menjadi suami sekaligus ayah dari Calia."Dinda tidak bisa berkata selain mengangguk dan sesenggukan. Di dalam hati dia teringat Alex.Mas Alex, maafkan aku. Bukan aku tidak setia. Tapi aku mema

    Last Updated : 2024-06-27
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 143. Hamil ternyata.

    "Benar. Mbaknya beneran hamil kok. Ini hasilnya garis dua." Dokter memperlihatkan Testpack yang langsung disambar oleh Farhan.Farhan melotot dengan senyuman yang lebar."Hahai.. Kamu hamil, Sil! Bener ini! Kamu hamil!""Ya Allah.. Kamu hamil, Silvia!" Farhan langsung memeluk Fitri dengan dada yang dipenuhi kebahagiaan.Mia dan Gara tersenyum juga., Ikut bahagia atas kehamilan Silvia.Silvia juga tersenyum lebar. "Ya Allah Mas.. Akhirnya aku hamil juga. Seneng banget aku Mas… kita akan punya anak menyusul mereka.""Iya, Sil. Iya..""Gara, Mia! Istriku hamil. Bapak, Ibuk..Yes.. yes..yes..!" Farhan seperti orang gila, tertawa-tiwi sambil melonjak,-lonjak.Semua orang tertawa, sampai Silvia lupa kalau sedang meriang."Kandungannya dijaga ya.. Karena usia kandungan baru masuk enam mingguan." Ucap Dokter, sambil menulis resep."Iya Dok, iya. Kami akan menjaganya dengan sebaik-baiknya." Farhan menjawab penuh semangat."Bulan depan, datang kemari untuk USG trimester awal ya? Itu Bagus untuk

    Last Updated : 2024-06-27

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status