Beranda / Urban / Menantu Kuadriliuner / Bab 63. Olahraga Malam

Share

Bab 63. Olahraga Malam

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 23:43:40
Ketika pesta hampir selesai, Raja menemui Farah di luar ruangan VVIP.

“Dimana Rizal? Aku tidak melihatnya sama sekali,” kata Raja.

Rizal adalah sahabat satu shiffnya sebelum dia masih bekerja sebagai pelayan di sini.

“Dia izin kerja karena mendadak penyakit asma istrinya kambuh dan dibawa ke rumah sakit umum, Pak.” jawab Farah.

Raja kasihan mendengarnya. Selama dia menjadi karyawan bagian pelayan restoran di hotel The King Star, hanya Rizal sahabat yang paling dekat dengannya. Sahabatnya itu beberapa waktu yang lalu berjasa dengan mengabarinya kalau keluarga Nugraha tengah mengadakan pertemuan dengan Marcel di ruangan VVIP.

“Kalau begitu pindahkan istrinya Rizal ke RS Prince Group agar mendapatkan perawatan terbaik. Biaya perawatannya ditanggung atas nama hotel,” titah Raja begitu serius. “Satu lagi, naikkan pangkat Rizal satu tingkat. Dia layak mendapatkannya.”

Raja bukan hanya sekedar membalas kebaikan Rizal. Sahabatnya itu memang memiliki kemampuan dan tanggung jawab dalam b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Al Islammm
mantap cuma cepat habis bacanya
goodnovel comment avatar
Kang Lautan Ilmu
beeeeh koin larang
goodnovel comment avatar
Jeman Kerni
Buka dulu maok baca. Tq
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 64. Mengajukan Cuti

    Raja memutar badan dan mendapati Alexander yang sudah berdiri di hadapannya.Kedua alis Raja bertaut, “Ada keperluan apa, Alex? Tidak bisakah kamu menghubungiku?” dia yakin ada hal yang sangat penting yang membuat pria itu menemuinya di larut malam. Wajah Alexander tampak muram, “Pak Banara.”“Ada apa dengannya?” Raja bertanya dengan ekspresi datar, walau sebenarnya dia mencemaskan keselamatan Banara.“Kesehatan Pak Banara semakin menurun,” jawab Alexander sembari menyodorkan sebuah tablet. “lihat ini, Pak.”Raja mengambil tablet itu, beberapa saat kemudian muncul sebuah video rekaman yang menunjukkan seorang pria tua yang terduduk di ranjang rumah sakit.Di layar terpampang Darmendhara berusaha tersenyum, walau wajahnya terlihat pucat menahan sakit, “Apa kabar, Anakku? Ayah harap kamu baik-baik saja dimanapun kamu berada. Bertahun-tahun Ayah mengutus Alex untuk mencarimu. Ayah ingin meminta maaf atas semua kebodohan yang pernah Ayah lakukan. Ayah tahu pasti kamu marah besar sama Aya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 65. Kalau Iya, Kenapa?

    Ayyara sekuat tenaga untuk tidak menumpahkan air mata, walau kalimat itu terdengar sangat menyakitkan. Sementara, Margareth juga menyayangkan, karena ucapan Radit bisa mengundang masalah.Radit baru menyadari kalau dia berbuat kesalahan ketika melihat ekspresi wajah Nugraha tampak benar-benar marah.Radit mendadak gelagapan, “Anu, Kek. Tadi–”Terduduk di ranjang pasing, Nugraha menatap tajam pada Radit, “Cukup, Radit! Ayyara adalah cucu Kakek. Dia bagian dari keluarga kita! Bukankah kamu sudah tahu itu?”“Iya, Kek. Tadi–” Radit tidak bisa membela diri karena Nugraha lagi-lagi memotongnya. “Semakin hari kelakuan kamu kayak binatang!” bentak Nugraha dengan penuh emosi. “sekarang cepat minta maaf!” tegasnya.Radit tak bisa membantah, begitu pun dengan Margareth yang memilih untuk berdiam diri. Dalam posisi membelakangi Kakeknya, Radit menatap Ayyara, “Tolong maafkan aku, Ayya. Aku sangat menyesal. Aku bodoh, seharusnya aku nggak mengucapkan begitu.”Ucapan Radit sekilas terdengar tulus

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 66. Dikira Maling

    “Kalau iya, Kenapa?” tanya Nugraha, membuat Margareth dan Radit sekilas membelalakkan mata. Namun, beberapa detik kemudian Margareth dan Radit tertawa karena menganggap Nugraha sedang bercanda.“Haha, akkhir-akhir ini selera humor Kakek lagi meningkat,” ucap Radit sembari menahan tawa. “orang seperti Raja mah bisanya cuma jadi ob.”“Ob sih mendingan, lah sekarang dia malah keluyuran nggak jelas … oh atau suamimu lagi ngerampok ya? Lumayan, bisa beli kalung seharga 1,1 triliun lagi,” sindir Margareth.Mendengar itu, Nugraha kembali teringat dengan cerita Raja dan Ayyara kemarin. Dia masih penasaran, lebih ke arah curiga pada menantunya itu.Karena ingin memastikan, Nugraha berujung bertanya, “Apa maksudmu? Jangan ngawor kamu, Raja tidak mungkin ngerampok.” dia membela menantunya, sekaligus memancing Margareth untuk bercerita lebih.“Gini loh, Pa. Raja punya kalung seharga 1,1 triliun. Katanya sih dapat dari klien-nya karena kerjanya bagus,” jelas Margaret sembari sesekali menatap sini

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 67. Dia Bukan Seorang Maling!

    Security itu terkesiap karena Urip justru menyambut ramah kedatangan seorang maling. Raja senang dengan sikap Urip, “Aku Ra …” dia tidak meneruskan ucapannya, karena tiba-tiba Urip menarik tangannya saat hendak dijabat. Bahkan sikap sopan yang barusan Urip tunjukkan, mendadak berganti dengan tatapan sinis, “Menantu keluarga Nugraha, 'kan? … Begitu nggak bergunanya kamu sampai-sampai mau maling di sini. Aku akan melaporkan kelakuanmu biar mereka tahu pekerjaan kamu di luar rumah.” Urip adalah teman Bahri, dan mengetahui banyak hal mengenai menantu keluarga Nugraha itu. Raja pikir Urip adalah orang baik, tetapi sikapnya sama saja dengan security itu yang menghina dan menuduhnya seorang maling. Security itu terkekeh mendengarnya, “Dia tadi memaksa saya untuk bertemu dengan Bapak,” ucapnya sembari menatap Raja dengan tatapan mengejek. “katanya sih mau beli satu rumah.” “Nggak tahu diri kamu! Tapi lumayan juga trik yang kamu pakai. Berapa lama kamu berlatih untuk menjadi seorang malin

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 68. Anda Mengenal Saya?

    Urip dan 3 security yang masih menahan sakit di bawah sana terkejut bukan main. Mulut mereka menganga. “Apa maksud, Bapak? Saya tahu betul Orang ini … dia hanyalah pria miskin. dia hanya numpang hidup di keluarga Nugraha.” Urip berusaha meyakinkan Jamal. Wajah Jamal justru semakin merah padam. Tanpa permisi, dia langsung menghadiahi pukulan keras ke wajah Urip. “Berani kamu menghina Pak Raja! Pak Raja bukanlah orang miskin, kamu harus tahu itu!” murka Urip. Di detik berikutnya dia mengatur napas untuk menghilang emosinya. Dia lalu menghampiri Raja dan membungkuk penuh hormat. “Apa Pak Raja baik-baik saja? Maaf saya datang terlambat. Maafkan kesalahan saya, kedatangan Bapak ke sini justru di sambut tidak baik oleh mereka.” Urip dan tiga security itu semakin dibuat terkejut mendapati Jamal memperlakukan Raja dengan begitu hormat. Bahkan kepanikan mulai tampak di raut wajah ketiga security itu, karena sepertinya mereka berurusan dengan orang yang salah. Sementara, Raja masih belum m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 69. Mengunjungi Kafe

    Raja mengingat-ingat siapa orang yang ada di hadapannya itu, tetapi wajah pria seumuran Banara itu masih tampak asing. Kalau dilihat-lihat lebih mendalam, pria itu bukan asli Nusantara.“Tidak. Siapa anda? Aku tidak mengingatnya.” akhirnya Raja bertanya kembali.“Wajar Pak Raja tidak mengingat saya. Kita terakhir kali bertemu saat Pak Raja masih berumur 10 tahun,” tanggap Jamal.Saat umur 10 tahun? Itu artinya Jamal juga berasal dari Negara Capitol.“Apakah anda mengenal Ayah saya?” tanya Raja memastikan.“Bukan hanya mengenal, saya dan Pak Banara adalah sahabat,” balas Jamal dengan senyuman lebar. “Kami masih saling berkomunikasi hingga saat ini. Tiga hari yang lalu Pak Banara memberi tahu saya kalau Pak Raja ada di Indonesia. Sungguh saya sangat senang bisa bertemu kembali dengan Pak Raja.”Setelah Jamal mengatakan itu, perlahan Senyumannya berubah menjadi kesedihan, “Saya turut prihatin dengan kesehatan Pak Banara yang semakin menurun … Pak Banara sangat menyesali perbuatannya di m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 70. Berapa Biaya Harga Diri Bapak?

    “Tapi kalau dilihat dari ekspresi wajah Bapak, sepertinya Bapak Takut. Benar, begitu?” Walau ucapannya begitu santai, pancingan Raja sudah cukup membuat Agung panas hati. “Baiklah kalau begitu, tantangan sepertinya dibatalkan.”Raja tahu ujung-ujungnya Agung pasti menerima tantangannya. Dia melakukan hal demikian karena ingin memberikan pelajaran pada mantan manajernya itu dan para pelayan kurang ajar yang suka menghina orang lain.“Berani juga nyalimu, Raja,” kata Agung tersenyum sinis. “Kamu nggak selevel denganku karena kamu ibaratnya seperti tumpukan sampah yang menjijikkan!”Raja kembali memanas-manasi Agung, “Itu artinya Bapak takut dengan tantanganku?”“Bajingan, kamu!” Agung menunjuk Raja dengan raut wajah tampak benar-benar murka.Namun, kemarahan Agung mendadak nerubah menjadi senyuman seringai. Dia baru sadar kalau Raja sedari tadi pasti berbicara melantur. Bukankah itu justru kabar bagus untuknya? Tantangan Raja sangatlah menarik, memiliki karyawan yang tidak perlu digaji

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Menantu Kuadriliuner   Bab 71. Bersiap-siaplah, Pak!

    Agung yang mendengarnya tampak menahan amarahnya. “Maafkan ketidaknyamanan ini, saya akan mengusir pria itu,” ucapnya sopan.Agung tak akan membiarkan Raja mengacaukan suasana yang mungkin saja bisa membuat Anton meninggalkan kafe miliknya. Lantas dia menghampiri suami Ayyara itu dengan wajah penuh amarah.“Pergi dari sini!” bentak Agung sembari sebelah tangannya menunjuk ke arah pintu keluar. “Dasar nggak tahu malu! Attitude-mu nol besar!”Raja justru menanggapinya dengan santai, “Bapak mengusir saya? Itu artinya Bapak mengakui kekalahan Bapak dan siap menerima hukuman yang telah disepakati? Benar begitu, Pak?”“Kamu!” Agung tampak benar-benar murka. Namun, otak Agung langsung berpikir cepat. Kalau dia mengusir Raja, itu sama saja dia menerima kekalahan dalam tantangan ini. Tentu dia akan malu membiarkan pria rendahan itu menang darinya, juga tak ingin melewatkan kesempatan untuk menjadikan Raja sebagai pelayannya seumur hidup tanpa digaji. Di sisi lain, Agung tidak ingin suami Ayya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23

Bab terbaru

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 244. Kebahagiaan Sempurna

    Usai berkata demikian, Raja pergi begitu saja. Dia memutuskan pulang ke rumah besar Nugraha. “Sudah cukup mereka bermain-main dengan keluargaku. Waktunya sudah tiba. Aku akan menghukum semua musuh-musuhku,” gumam Raja sembari melangkahkan kakinya. Dua puluh menit kemudian, Raja tiba di rumah besar Nugraha. Dia menghampiri sang Kakek dan Ayyara yang menunggunya di ruang tengah. “Mas?” Mengerti tatapan sang istri yang mencemaskannya, Raja pun menanggapi, “Aku baik-baik saja, tidak ada luka sedikitpun di tubuhku.” Sementara, Nugraha masih mematung di tempat. Dia masih belum menyangka bahwa menantunya itu adalah putra Banara Darmendhara. “Aku sudah menyuruh Anton untuk menghukum semua orang yang berani mengganggu kebahagiaan kita, termasuk Shinta dan Kakaknya,” ucap Raja. Lalu menoleh ke arah Nugraha. “juga Marcel dan Ferdi.” Nugraha yang tidak mengerti pun bertanya, “Maksudnya?” “Sepuluh menit yang lalu Prince Group telah memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan WNE Group.

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 243. Menghukum Bagas

    “Malam ini juga Bagas harus menghadapiku!” seru Raja. “Aku juga akan menghukumnya!” sahut Nugraha yang tak kalah murkanya. Ayyara yang bediri di tengah-tengah mereka pun berkata, “Kakek belum sembuh total. Biarkan Mas Raja yang menanganinya.” “Tidak. Kakek mau ikut. Aku–” “Ara benar. Sebaiknya Kakek tidak perlu ikut,” potong Raja. “serahkan semua urusan ini kepadaku.” “Baiklah.” Nugraha berujung mengalah. Raja menoleh ke arah Anton, “Apakah kamu sudah merekamnya?” Anton mengangguk cepat, “Sudah, Pak.” “Kirimkan rekamannya kepadaku,” pinta Raja. *** Bagas mengetahui kalau Jamal dan teman-temannya tertangkap dan diadili. Namun, saat ini dia sama sekali tidak panik. Dia sudah memiliki rencana untuk mengantisipasinya. Bahkan di saat ini dia bermain dengan wanita jalang di sebuah kamar. Tanpa Bagas sadari, di luar sana Raja dan orang-orangnya berhasil melumpuhkan semua anak buahnya yang ditugaskan untuk menjaganya. BRAK! Bagas dan wanita jalangnya spontan menoleh ke arah pintu

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 242. Mengintrogasi Jamal

    “Berlatih menembak,” ucap Anton. Tubuh Jamal semakin begetar hebat, “Saya mohon, Pak. Jangan jadikan saya kelinci percobaan.” Jamal tampak begitu panik melihat tangan Anton mulai terangkat dan mengarahkan pistol ke arah apel yang berada di atasnya, “Saya akan jujur. Saya akan mengatakan siapa yang telah menyuruh saya.” Sudut bibir Anton terangkat, memang ini adalah rencananya untuk memaksa Jamal mengakui segalanya. “Saya janji,” ulang Jamal mencoba meyakinkan Anton. Jamal tak punya pilihan lain. Dia tidak bisa terus-menerus mempertahankan pendiriannya jika tidak ingin nyawanya yang melayang. “Penawaran yang sangat menarik. Tapi jika sekali saja kamu berbohong, aku tidak segan-segan membunuhmu!” seru Anton sambil menempelkan moncong pistol tepat di dahi Jamal. “bukan apel lagi, tapi peluruku akan menembus kepalamu!” “Ba-ik, Pak. Saya akan jujur.” Suara Jamal nyaris tak terdengar karena diselimuti rasa takut yang membesar. “Cepat katakan, Jamal! Jangan bertele-tele!” geram Anton.

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 241. Terbongkarnya Identitas Raja

    “Halo, Pak Raja … Saya sudah berhasil menjalankan tugas dari Pak Raja,” ucap Anton di seberang telepon. Nugraha yang mendengarnya pun merasa terheran-heran. Raja yang sedari tadi mengintip di balik pintu, dia pun masuk kembali dan menghampiri Nugraha. “Lakukan sesuai rencana, Anton,” ucap Raja yang sudah berdiri di samping Nugraha. “Baik, Pak,” jawab Anton, dan setelahnya telepon terputus. Nugraha yang kebingungan pun menatap Raja dengan ekspresi yang begitu serius, “Siapa kamu?” “Aku suami Ayyara, menantu Kakek,” jawab Raja. “Jawab yang jujur. Siapa kamu sebenarnya?” tanya Nugraha. “Aku Raja Elvano Darmendhara. Putra Banara Darmendhara,” jawab Raja serius. “Kamu jangan bercanda.” Raut wajah Nugraha memerah. “Mas Raja nggak bohong, Kek,” sahut Ayyara yang muncul dari luar dan berjalan mendekat. “Mas Raja adalah putra Ayah Banara Darmendhara, pemilik Darmendhara Group.” Nugraha tercengang mendengarnya, tetapi dia masih menganggap Raja dan Ayyara telah berbohong. “Candaan ka

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 240. Menceritakan Motif Penculikan

    “Siapa kamu?” tanya Nugraha.Ayyara merasa heran dengan pertanyaan Nugraha, karena pria itu tak lain dan tak bukan adalah Raja. Dia takut sang Kakek lupa ingatan.“Apa Kakek saya baik-baik saja?” tanya Ayyara kepada si perawat yang sudah berdiri di sampingnya.Si perawat itu menatap Nugraha dengan senyuman ramah, “Maaf, Pak. Nama Bapak siapa?”“Nugraha.”“Dan mereka siapa?” Perawat itu menunjuk ke arah pasangan suami-istri.“Ayyara dan Raja, menantuku,” jawab Nugraha.Ayyara tersenyum, merasa tidak ada masalah dengan ingatan Nugraha. Sementara, perawat itu memeriksa keadaan sang Kakek secara keseluruhan.“Kepala Bapak terluka. Jadi jangan banyak bergerak dulu,” ucap perawat itu setelah selesai melakukan pemeriksaan.“Terima kasih,” balas Nugraha, dan perawat itu pergi dari ruangan setelah berpamitan.Usai kepergian si perawat, Nugraha menatap Raja yang berdiri di samping Ayyara.“Raja? Jujurlah kepada Kakek. Kenapa kamu bersama dengan Pak Anton waktu menyelamatkanku?” tanya Nugraha.“

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 239. Menghukum Jamal

    Raja dan Anton segera masuk ke mobil. Hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit, mereka sudah sampai di sebuah aprtemen, tempat Nugraha dibawa.Raja langsung turun dari mobil, diikuti Anton dan anak buahnya.Sementara, di dalam apartemen Jamal dan teman-temannya tampak terlihat panik bukan main. Pasalnya mereka tahu kalau orang-orangnya Nugraha sedang menuju ke tempatnya.Tak ingin celaka, mereka pun menggunakan Nugraha sebagai tameng untuk menyelamatkan diri.BRAK!Sontak semua mata menoleh ke arah pintu yang di dobrak. Jamal pun langsung menempelkan pistol ke pelipis Nugraha yang terikat tak sadarkan diri di kursi.Raja yang melihat wajah Nugraha yang dipenuhi darah, seketika aura mengerikan begitu kental menguar dari dirinya.“Jangan berani mendekat! Atau kalian akan melihat Nugraha mati di tanganku!” ancam Jamal penuh mengintimidasi, walau dia sendiri sebenarnya agak gentar menghadapi Raja dan anton beserta anak buahnya.“Kamu telah melakukan kesalahan besar, Jamal!” seru Anton

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 238. Menyelamatkan Nugraha

    “Kurang ajar!” pekik Jamal tanpa dia sadari belum memutus sambungan telepon. “Anda mau mati, hah?!” Tentu saja di seberang sana Ayyara yang mendengarnya seketika berteriak, “Kakek?! Siapa kalian?!” Jamal kaget dan baru menyadari kecerobohannya, tetapi karena terlanjur dia pun berterus terang, “Kakekmu akan mati di tanganku!” Usai mengatakan itu, Jamal seketika memutus sambungan telepon sepihak. Dia lalu menatap Nugraha dengan tatapan penuh amarah. “Aku tidak sekedar berbual! Malam ini anda harus mati!” Nugraha malah membalasnya dengan cengiran lebar. Dia sama sekali tidak terlihat takut. Dia tahu setelah ini Ayyara akan meminta bantuan Anton untuk melacak keberadaannya, entah itu dirinya dalam keadaan selamat ataupun mati. “Kamu ingin membunuhku? Silahkan. Tapi nyawa dibayar nyawa. Aku mati, kalian juga pasti akan mati! Cucuku punya hubungan dekat dengan Pak Anton,” ucap Nugraha. Situasinya kini berubah, justru sekarang Jamal dan teman-temannya yang terlihat panik-sepaniknya. “

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 237. Disuruh Oleh Satu Orang

    “Kali ini kamu menang. Tapi ilmu wing chungku akan mematahkan tulangmu!” seru pria itu sambil menggerak-gerakkan tangannya. Melihat Raja hanya terdiam, pria itu mulai maju menyerangnya. “Kamu tidak akan bisa menahan gempuran pukulanku!” Raja menangkis serangan demi serangan yang mengandalkan teknik kecepatan tangan. Awalnya dia kewalahan, tetapi akhirnya dia dapat mengimbanginya. Raja yang tak ingin bermain-main, ketika ada kesempatan dia langsung menyarangkan pukulan di dada lawannya hingga terpental ke belakang. Para penjahat lagi-lagi dibuat terkejut. Mereka berulang kali menggeleng-geleng tak percaya melihat Raja juga memiliki ilmu whing chung. Bahkan pergerakannya lebih cepat dan gesit. “Tidak masuk akal,” gumam pimpinan penjahat tanpa disadari. Sementara, Ayyara berhasil membuka pintu mobil dan mengambil ponselnya. Dia lalu cepat menjauh dan berdiri di tempat asalnya agar mereka tidak curiga. Secara diam-diam, dia pun mengirim pesan kepada Anton untuk meminta bantuan. “B

  • Menantu Kuadriliuner   Bab 236. Dari Berbagai Perguruan Silat

    Ancaman pria itu tampak tidak main-main, membuat Ayyara yang mendengarnya semakin mengkhawatirkan keselamatan Raja. Dia berulang kali menarik tangan sang suami untuk cepat-cepat berlari masuk ke dalam mobil. Namun, suamimya malah merespon dengan segurat senyuman sembari menggelengkan kepalanya. “Kalau lari, mereka justru akan menembak kita,” bisik Raja. Ayyara baru menyadari kebodohannya. Dia pun akhirnya menatap tajam kepada para penjahat. “Pergi! Jangan sakiti suamiku!” Teriaknya, walaupun keringat dingin mulai membasahi dahi. Teriakan Ayyara mulai menarik perhatian beberapa orang. Namun, pimpinan penajahat itu dengan mudah mengatasinya. Dia tersenyum kepada orang-orang yang berada di sekitar sana, “Maaf menganggu. Kami hanya berakting buat film pendek.” Benar saja, semua orang percaya dan hanya berlalu lalang tanpa curiga lagi. Selepas itu, pimpinan penjahat kembali menatap Ayyara, “Gampang sih. Kalau suamimu tidak ingin disakiti, ikutlah dengan kami,” ucapnya sambil sesekal

DMCA.com Protection Status