Share

BAB 59

Author: Nuraselina
last update Last Updated: 2023-04-14 08:16:17

"Sudahlah tak usah dibahas, apakah kau akan bermalam di sini? Aku masih merindukan masa pertemanan kita," tanya Tuan Arthur tanpa menjawab pertanyaan Tuan Thomson.

"Tidak, aku harus pulang. Kasihan istriku di rumah, lagi pula masih ada pekerjaan di kantor. Kenny juga ingin mendirikan cabang di Madripoor City, aku harap kau berkenan untuk membatuku," balas Tuan Thomson.

Austin terekejut saat tahu Kenny juga akan mengembangkan Thomson Company di Madripoor city. Selama ini Austin dan Kenny tak pernah terlibat pembicaraan mendalam seperti membahas keseharian mereka, apalagi soal perusahaan.

"Kenapa kau terkejut seperti itu? Apakah kau tak tahu jika Thomson Company akan melebarkan sayap ke Madripoor city?" tanya Tuan Arthur penasaran.

"Tidak Tuan, selama ini Kenny tak menceritakan prihal perusahaan kepadaku. Mungkin ia merasa aku tak perlu tahu karena aku tak mungkin bisa membantunya," balas Austin.

Sedikit kesedihan terbesit di dalam hati saat ia tak mengetahui apapun tentang istriny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 60

    "Proyek pembangunan hotel di kota Sanla mengalami kekacauan Kek. Material bangunan yang harusnya sudah tiba hilang di jalan. Pembangunan tertunda, bahkan yang membuat parah, para pekerja di sana mengundurkan diri tanpa alasan. Sedangkan klien kita mengharuskan pembangunan itu selesai tiga bulan lagi. Jika seperti ini bagaimana aku harus menghadapi klien dan mencari pekerja baru dalam waktu dekat?" balas Kenny berusaha tegar. Austin melihat kesedihan itu, ia ingin menenangkan Kenny tapi tak ada keberanian dalam diri. Tangan sudah menggantung di udara untuk mengelus rambut sanag istri, tapi tangan itu terkepal, lalu luruh ke bawah. "Apakah kau sudah tau siapa dalangnya?" tanya Tuan Thomson. Kenny menggelengkan kepala. "Aku tak tahu Kek. Rombongan pembawa material semua hilang, tak ada yang bisa dihubungi." Kebingungan hinggap di hati Tuan Thomson, hotel yang sedang dibangun adalah hotel kelas atas. Klien yang bekerja sama dengannya pun adalah orang yang memiliki kekuasaan sama seper

    Last Updated : 2023-04-15
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 61

    "Nanti akan aku jelaskan, apakah kau bisa membantuku Tuan? Aku membutuhkan setidaknya 500 pekerja konstruksi," balas Austin. "Kau datang di waktu yang tepat. Hari ini adalah hari terakhir pekerjaanku di sini. Besok aku dan tim tak akan bekerja di sini lagi, hanya pekerja resmi saja yang tinggal menyelesaikan pekerjaan di sini. Baiklah, aku akan membantumu, tapi pekerja di timku tidak sebanyak itu, paling hanya 200 pekerja," balas Tuan Jack. "Tak apa Tuan, nanti kita cari lagi kurangnya. Aku pun akan membantumu di sana," ucap Austin. Austin sudah bertekad untuk membantu Kenny dengan kemampuan yang ia miliki. Peter yang sedang berjalan ke arahnya merasa bingung dengan pembicaraan Austin dan Tuan Jack, terlihat serius sekali. "Hai bro, apa kabar?" sapa Peter. "Kabarku baik," balas Austin. "Oh iya, apakah Peter akan ikut bersama dengan kita?" sambung Austin. "Ya, dia akan bersama dengan tim kita," balas Tuan Jack. "Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Peter bingung. Austin dan T

    Last Updated : 2023-04-16
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 62

    "Kenapa kau bisa sakit seperti ini? Apakah masalah itu yang membuat kau seperti ini?" gumam Austin sambil membawa Kenny ke kamarnya.Kenny terus bergerak di dalam gendongan itu, hingga Austin mempercepat langkahnya menuju kamar. Suhu tubuh Kenny pun sangat terasa di kulit Austin. "Kau tunggu di sini, aku carikan obat demammu dulu," gumam Austin sambil membaringkan Kenny secara perlahan.***Pagi hari."Mau ke mana kau sudah rapi seperti itu?" tanya Kenny begitu ia bangun."Aku mau ke Sanla bersama Kakek, aku akan mengurus semua masalahmu," balas Austin percaya diri sambil mengenakan Jaketnya.Kenny mengerenyitkan kening menatap suaminya, ia tak percaya begitu saja jika Austin mampu mencari banyak pekerja dalam waktu yang sangat singkat. "Apakah kau sudah mendapatkan pekerjanya?" tanya Kenny penasaran.Austin mengangguk sambil tersenyum, kepercayaan diri hari dalam jiwa. Ia sangat semangat sekali ingin membantu kesulitan yang sedang dialami oleh istrinya. "Yasudah, kalau begitu aku

    Last Updated : 2023-04-17
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 63

    "Barang yang kita kirim hilang lagi di jalan, ini sudah yang kedua kalinya," ucap Peter."Ya, aku rasa memang ada yang sengaja mempersulit pembangunan ini. Jika seperti ini sebaiknya kita sendiri yang mengirim barang, aku juga penasaran siapa yang sudah berani merampas bahan material?" balas Austin.Sudah dua kali material pembangunan hilang di pertengahan jalan, bahkan mobil dan supir tak bisa ditemukan. Austin ingin memeriksa sendiri siapa dalang di balik hilangnya material. Kerugian akan Thomson Company alami jika keadaan terus seperti ini. Bukan hanya satu atau dua mobil besar yang mengirim material pembangunan, melainkan ada sepuluh dan itu hilang semua tanpa jejak."Aku rasa juga begitu, aku yakin pasti ada yang sengaja membuat proyek ini batal dan Thomson Compay yang akan menjadi kambing hitamnya," timpal Jack."Baiklah, Tuan. Sepertinya aku sendiri saja yang mengirim material dari pabrik, akan aku tangkap siapa dalang di balik ini semua. Kau rincikan saja muatan material untuk

    Last Updated : 2023-04-18
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 64

    "Keluar!" bentak Kenny sambil menenggelamkan tubuh di dalam air dan juga busa.Wajahnya memerah saat melihat kehadiran Austin di kamar mandi. Sedangkan Austin langsung keluar begitu menerima bentakan itu. Jantungnya pun berdetak tak menentu saat melihat punggung polos sang istri, ia terus menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran-pikiran kotor yang terus saja terlintas di kepalanya."Mengapa juga ia tak mengunci pintunya? Aku pikir ia di ruang kerja," gumam Austin sambil memegangi dadanya.Austin memilih duduk di balkon kamar sambil menunggu Kenny keluar dari kamar mandi. Kepalanya terus menoleh, berbalik menatap pintu kamar mandi. "Kenapa aku jadi membayangkan tubuhnya. Kau tak boleh lancang Austin," gumamnya memperingati diri sendiri.Tak berselang lama Kenny keluar, sudah lengkap dengan pakaian di tubuhnya. Kenny tak menoleh sedikit pun, ia terus memandang ke arah depan sambil terus berjalan, keluar dari kamarnya. Langkah gugup Kenny terlihat oleh Austin, hingga Austin menyunggi

    Last Updated : 2023-04-19
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 65

    "Tangkap mereka! Jangan sampai mereka melarikan diri!" teriak Peter sambil terus menembaki musuh yang ada di sekitarnya.Robert rupanya meremehkan pihak lawan dan hanya mengirim beberapa orang pasukan saja. Hampir semua pasukan tertembak oleh Austin, Peter dan teman-temannya. Austin mengulas senyum saat ia berhasil menangkap salah satu pihak musuh, ia menahan tangan pria bertubuh besar. Tak banyak perlawanan yang diberikan pihak lawan. Pria bertubuh besar itupun tak bisa memberontak karena sudah mendapatkan luka di bagian belikatnya. Austin sengaja menembak di bagian itu agar musuh tak mendapatkan cidera parah, dan dia bisa mengintrogasinya."Biarkan saja mereka pergi! Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, aku akan menyerahkan pria ini pada Tuan Austin," ucap Austin pada Peter dan teman-temannya."baiklah, kalau begitu kita lanjutkan perjalanan," balas Peter.Mereka mengabaikan mayat yang tergeletak akibat baku tembak tadi, tak ada rasa kasihan dalam diri saat melihat begitu banya

    Last Updated : 2023-04-20
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 66

    "Tidak, Tuan. Pria itu tak mengeluarkan api, hanya saja kemampuan menembaknya sangat luar biasa," balas salah satu anggota Lois.Lois tersenyum saat mendengar jawaban dari bawahannya, tubuh yang sedari tadi bergetar kembali normal. Ketakutannya sirna sudah karena ia pikir pria itu bukanlah pria yang selama ini ia kenal. "Syukurlah kalau begitu, mungkin tanda api itu adalah tato biasa," gumam Lois.Robert melihat kegelisahan di wajah Lois, hingga ia mengerutkan kening merasa heran dengan apa yang ditakutkan oleh Lois. Pasalnya Lois yang ia kenal adalah pria yang tak memiliki rasa takut dalam menghadapi lawannya. Berbeda dengan saat ini, Robert melihat tubuh bergetar itu."Kenapa kau terlihat cemas saat mengetahui ada pria dengan tato api di lehernya?" tanya Robert penasaran."Tak apa, aku pikir ia kenalanku," balas Lois tanpa menjelaskan kebenarannya.Sementara di Sanla, rombongan Austin dan juga Peter sudah tiba. Austin yang masih menyamar langsung mengambil alih musuh yang ada di ge

    Last Updated : 2023-04-21
  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 67

    "Maav, Kek. Aku tak bisa menerima saham ini," ucap Austin sambil mengembalikan berkas pengalihan saham yang ada di tangannya."Bagaimana aku harus mengatakan pada Clark jika kau menolaknya? Dia sangat bersikeras memintaku memberikan saham ini untukmu," balas Tuan Thomson."Katakan saja, aku yang menolaknya Kek. Jika Tuan Arthur masih bersikeras juga maka aku yang akan menemuinya."Tuan Thomson menghela napas kekecewaan saat mendengar penolakan Austin. Ia menyimpan kembali berkas itu di dalam brangkas. Sedangkan Austin pamit keluar untuk membantu Tuan Jack dan Peter di Sanla.Mobil membelah jalan raya dengan kecepatan penuh, pikirannya penuh akan pertanyaan tentang apa yang Tuan Arthur berikan padanya. "Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang dengan mudahnya memberikan saham pada orang tak dikenal, atau mungkin hartanya sudah banyak jadi tak menginginkan saham itu?" gumam Austin.Tak berselang lama ia tiba di Sanla dan langsung membantu rekannya

    Last Updated : 2023-04-22

Latest chapter

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 58 (Tamat)

    "Semoga dia sudah tiada, aku ingin hidup dengan damai bersamamu dan juga putra kita," ucap Kenny penuh harap. Kenny membiarkan suaminya untuk beristirahat, sedangkan ia menunggu dengan tenang di dalam ruangan itu. Edward mulai membantu para pengawal untuk merapikan kota. Begitu juga dengan Tuan Arthur dan Peter. Meski kerusakan terlalu parah di Madripoor city, tapi mereka bisa mengendalikannya. Belum lagi kekayaan Nick yang sudah terendus oleh Tuan Arthur dan juga Peter. Keduanya mengambil alih semua perusahaan juga aset, lalu menjualnya atas persetujuan pemerintah setempat. Selama ini Nick dan juga putranya bersembunyi di perbatasan kota dengan penyamaran. Bahkan perusahaan besar atas nama Palmer bisa berdiri dengan megah tanpa terendus oleh Tuan Arthur dan pengawalnya. Keduanya menjadikan kekayaan Nick untuk memperbaiki kota, memberikan santunan pada para keluarga yang terluka juga berduka. Membangun kembali tata kota yang telah dihancurkan oleh Nick Perneco. "Pantas saja dia bi

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 57

    "Tenanglah sayang, suamimu pasti akan selamat. Tuhan pasti akan membantunya," ucap Julie. Julie meraih tubuh anaknya dan menuntunnya ke bangku panjang di depan ruang tindakan. Kenny masih saja menangis dan terisak di dalam dekapan sang Ibu. Membuat Tuan Edward pun merasakan kesedihannya. Hingga tak berselang waktu lama Nyonya Aldrik keluar dengan tersenyum. Ia menghampiri Kenny dan memeluknya. "Tenanglah sayang, suamimu baik-baik saja. Dia hanya pingsan karena energinya terkuras habis. Lebih baik kita bawa suamimu ke ruang rawat sekarang," ucap Nyonya Aldrik menenangkan Kenny. "Benarkah Nyonya?" tanya Kenny sambil menghapus air matanya. "Untuk apa aku berbohong, sekarang para perawat sedang bersiap untuk membawa suamimu ke ruang rawat. Mintalah para pengawalmu untuk mengambil pakaian ganti," balas Nyonya Aldrik yang membuat hati Kenny, Julie juga Tuan Edward merasa lega. "Syukurlah, tidak ada yang harus kita cemaskan. Aku sudah panik saat melihatnya mengeluarkan banyak darah. Ak

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 56

    "Sudah saatnya kau menyusul putramu," ucap Austin. "Kau membunuh putraku?! Berengsek!" maki Nick dengan tatapan penuh amarah. "Mungkin sekarang dia sudah merengang nyawa karena kekejaman pasukanku," ucap Austin sambil menyeringai. "Berengsek! Kau yang harus mati lebih dulu!" Nick langsung berdiri, memusatkan perhatiannya pada Austin lalu mengeluarkan tembakan api yang sangat luar biasa. Austin yang sudah memokuskan kekuatan juga pikirannya melompat tinggi ke udara untuk menghindari serangan Nick. Tanpa menunggu lama Austin langsung menggerakkan tongkat naga di tangannya. Serangannya tepat sasaran, kekuatan yang ia keluarkan membuat Nick tak berkutik. Belenggu darah yang ia keluarkan sama deperti Palmer saat ia menangkapnya. "Berengsek! Kekuatan apa ini?" tanya Nick terkejut dan terus berusaha melepas belenggu benang darah yang melilit tubuhnya. "Bergeraklah terus dan kau akan menyusul kematian putramu," balas Austin terkekeh. "Tapi tenang saja, aku tak akan memberimu kematian y

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 55

    "Bersiaga!" perintah Austin saat melihat rombongan Perneco mulai memasuki hutan. Tuan Edwar memberikan keamanan CCTV di dekat markasnya. Semua itu untuk berjaga jika ada penyusup datang, bahkan alarm pendeteksi pun telah ia pasang untuk memberikan peringatan pada pasaukannya untuk bersiap. "Terima kasih karena kau telah mengantar nyawamu sendiri ke sini," gumam Austin sambil melihat layar yang ada di hadapannya. Pria tampan nan gagah itu turun dan menunggu Nick di gerbang markas. Ia tak akan membiarkan Nick dan pasukannya memasuki markas, apalagi menghancurkannya. Niatnya hanya menggiring Nick ke padang gersang dan membunuhnya tanpa menumbulkan kekacauan lebih. "Dad, lebih baik siagakan pasukan di depan markas. Sisakan untuk berjaga di dalam. Aku akan memastikan untuk menggiring Nick ke padang gersang," pinta Austin. "Kau tenang saja, pasukanku akan menahan mereka di sini. Kau fokus saja dengan misimu, habisi pria berengsek itu agar tak menjadi racun di kehidupan Max nanti," bala

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 54

    "Apa maksudmu?" tanya Palmer takut.Ia menatap ngeri pada Austin yang kini sudah ada di hadapannya. Austin menyeringai puas melihat ketakutan Palmer, ia menjulurkan tangannya hendak meraih wajah Palmer. Tapi pria itu lebih dulu meludahi wajah Austin, hingga tanpa sadar Austin mencekik dan membuat kekuatannya keluar begitu saja."Aaa!...." erangan kesakitan terdengar di pendengaran yang lain. Hingga Austin melepaskan tangannya, karena kekesalannya itu leher Palmer terbakar. Pria itu tak kuasa menahan rasa sakitnya, bahkan tangan tak sanggup bergerak untuk menyentuh area leher."Berengsek!" maki Palmer di tengah erangannya.Austin menatap Palmer dengan penuh kebencian, ia keluar dan membasuh wajahnya yang terkena air liur pria di dalam sana. "Siksa dia semau kalian! Bersenang-senanglah dengan tubuhnya," perintah Austin pada anak buah Tuan Edward. "Baik Tuan," balas mereka."Ingat, jangan berikan kematian yang mudah padanya. Buat dia memohon kehidupannya," ucap Austin lagi memperingati

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 53

    "Cepat masuk! Jangan banyak bicara!" bentak penjaga penjara. Pria bertubuh kekar itu mendorong tubuh Plamer dengan senjata laras panjang di tangannya. Austin menyeringai saat tubuh Palmer dipenjarakan di penjara khusus. "Sejak kapan Daddy memiliki penjara khusus seperti itu?" tanya Austin melihat oenjara yang hampir sama seperti penjara buatan Robert dulu. "Sudah lama, biasanya penjara itu dipakai untuk penjahat kelas tinggi. Semua itu untuk menghalaunya mencapatkan signal dan meminta bantuan dari kerabatnya," balas Tuan Edward. "Apakah penjara itu juga tahan api?" tanya Austin lagi. "Sepertinya begitu, aku membuatnya khusus menggunakan besi tebal. Agar mereka tak bisa menghancurkannya. Bahkan lantainya pun terbuat dari besi yang sama agar mereka tak bisa mengelabui kami," balas Tuan Edward. "Kau sungguh luar biasa Dad," puji Austin."Ayo kita ke lantai atas. Lebih baik kita bersantai di sana sejenak sebelum kembali ke kota," ajak Tuan Edward. Austin dan Tuan Arthur menganggukk

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 52

    "Dad, kau punya markas?" tanya Kenny terkejut. Tuan Edward menganggukkan kepalanya pada Kenny. Ia tak ingin menutupi apa pun dari sang putri. "Benar, Daddy punya pasukan sendiri di sini yang dikhususkan untuk menjaga kekuarga kita. Semua itu Daddy buat untuk melindungi kalian. Tak bisa dipungkiri jika perusahaan Thomson mengundang banyak orang untuk melakukan kejahatan. Bahkan dulu ada banyak orang yang mengincarmu," balas Tuan Edward. Julie yang berada di sana pun tercengang, ia tak menyangka jika suami yang selama ini ia hinakan juga memiliki kekuatan di belakangnya. Rasa bersalah itu menyelimuti hatinya, Julie tertunduk malu dengan sikap yang ia berikan dulu pada suaminya. "Aku masih tak menyangka, kalian para pria terlalu banyak rahasia," gumam Kenny sambil menggelengkan kepalanya. "Semua itu untuk melindungi keluarga yang dikasihi. Sekarang kalian masuklah ke dalam, kami ingin ke markas daddymu," perintah Tuan Arthur pada Kenny dan Julie. Keduanya mengangagguk, Kenny membaw

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 51

    "Tunggulah kehancuranmu," gumam Austin saat mengendarai mobilnya. Ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri, melesat dengan para mengawalnya di belakang. Bahkan tak ada satu kendaraan pun yang bisa menghalau perjalanannya menuju kediaman Dora. Perumahan mewah dengan pengaman ketat bahkan tak mampu menghentikan rombongan Austin. Mereka tunduk saat tahu siapa yang memasuki kawasannya. "Bodoh sekali, bersembunyi di tempat seperti ini," maki Austin begitu melihat banyak penjagaan di depan rumah Dora. "Lumpuhkan mereka semua dalam diam," perintah Austin karena tak ingin membuat kegaduhan di lingukungan itu. Tapi sayang, kedatangan rombongannya sudah terendus oleh pengawal Palmer. Mereka sudah bersiaga di depan rumah dengan senjata di tangannya. Berbeda dengan Palmer yang saat ini sedang bermain gila dengan Dora. Mereka masih memacu kenikmatan sampai suara tembakan mengalihkan kegiatan mereka. "Berengsek! Apa yang terjadi?" maki Plamer tanpa menghentikan kenikmatannya. Gerakanny

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 50

    "Benarkah mereka mengikuti kita sampai ke sini?" tanya Kenny cemas ambil membekap Max yang masih menatap ke arah jendela. Austin mengangguk, tak menutupi apa yang baru saja ia lihat. Pria itu langsung keluar melompati jendela dan melihat penyusup yang baru saja meregang nyawa. Austin melihat pergelangan tangan mereka, dan benar saja, inisial P ada di sana. "Perneco tidak main-main dengan dendamnya," gumam Austin. "Pengawal!" teriak Austin memanggil pengawalnya yang berjaga. Paraengawal berlarian ke arahnya, lalu tercengang melihat dua musuh yang sudah tak memiliki nyawa. Mereka menunduk, meminta maaf pada sang Tuan karena kelalaian yang mereka lakukan. "Maafkan kami Tuan, kami sangat ceroboh," ucapnya memohon ampunan. Mereka masih menundukkan wajah sebelum Austin memberikan pengampunanya. "Berjagalah, Perneco pasti akan datang lagi, bereskan mayat ini. Beruntung anakku menyadari kedatangannya," balas Austin lalu pergi dari hadapan mereka. "Baik, Tuan," balas mereka bersamaan.

DMCA.com Protection Status