Share

Bab 41

Penulis: Salad Kentang Lada Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Martin seolah-olah telah membongkar sebuah kebohongan saja. “Betul! Pasti seperti ini, tidak ada kemungkinan lain lagi. Kalau tidak, bagaimana mungkin kontrak ini kelihatan seperti asli saja? Tapi mereka bodoh juga, ya. Mereka pasti tidak menyangka masalah akan terbongkar secepat ini ….”

“Emm! Pasti seperti ini! Kakek, panggil dia kemari …. “

“Aku tidak nyangka si pecundang itu punya nyali untuk melakukan hal bodoh seperti ini. Semua pasti diperintah sama Hannah. Mereka berdua memang sudah mempermalukan nama Keluarga Limantara!”

Semua orang ikut mengutarakan asumsi mereka. Hannah sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya membohongi mereka telah mendapatkan modal investasi sebesar 600 miliar?! Kurang ajar!

Raut wajah Kakek Herman tampak tak berekspresi. Dia membaca ulang kontrak yang dibatalkan itu, lalu berkata dengan dingin, “Telepon Tansri, suruh dia bawa kedua orang itu kemari. Kalau hari ini mereka tidak beri aku penjelasan, aku akan usir mereka dari Keluarga Limantara.”

Semua orang di tem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Dewa   Bab 42

    Apa mungkin seorang cowok miskin sanggup membeli salah satu mobil dari pameran otomotif ini?“Tuan, dari wibawamu, menurutku hanya mobil ini yang cocok dengan Tuan.” Si penjual menatap Brandon dengan arogan, lalu menunjuk sebuah mobil Porsche Panamera di dekatnya. “Setelah Tuan bawa mobil ini keluar, pasti akan ada cewek yang minta tumpangan Tuan.”Brandon pun tersenyum ketika mendengarnya. Dia melirik sekilas, lalu berkata, “Bagus juga, tapi aku sudah lama tidak menyetir. Coba kamu atur jadwal test drive-nya. Kalau cocok, aku akan beli mobil ini.”“Test drive? Tuan mau test drive?”Si supervisor penjualan spontan tertawa. Dia tidak menyangka akan ada orang yang sok kaya hingga tahap seperti ini. Dia bahkan ingin mengetes mobil seharga 2-3 miliar ini?“Tuan, mohon tinggalkan tempat ini. Kami tidak menyambut kedatangan Anda. Kalau mau cari masalah, pergi sana ke tempat lain!”Brandon terbengong. Kenapa dia malah diusir? Dengan sikap seperti ini, malah ingin minta diinvestasi?Saat Brand

  • Menantu Dewa   Bab 43

    “Baik, Pak Anwar! Aku akan segera usir orang ini!” Si supervisor penjualan lekas mengangguk, lalu menoleh menatap Brandon dengan galak. “Tuan, silakan tinggalkan tempat ini. Kami tidak sambut kedatanganmu. Kalau kamu tidak tahu di mana jalan keluarnya, ada satpam yang bisa antar kamu keluar ….”Brandon malas meladeninya. Dia tetap melangkah maju, lalu menatap ke sisi Hannah.“Bran … Brandon? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Saat ini Hannah baru merespons. Dia merasa gembira dan juga canggung ketika bertemu dengan Brandon.Bahkan, Hannah sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Jelas-jelas dulu Hannah bisa bersikap arogan dan menekan Brandon. Hanya saja, entah kenapa sekarang Hannah tidak begitu membencinya lagi. Terkadang ketika tidak bisa melihat Brandon, hati Hannah malah terasa hampa.Brandon tidak berbicara, dia hanya menatap Anwar yang berada di sampingnya.Hannah berjalan maju, lalu menarik Brandon ke sebelah. Dia berbisik, “Brandon, kamu jangan salah paham, ya. Di

  • Menantu Dewa   Bab 44

    Hannah terlihat canggung tidak tahu bagaimana menjawabnya. Kemudian, Angel melirik Anwar sekilas dengan wajah bingung.Anwar berkata dengan tersenyum, “Angel, si menantu yang kerjaannya numpang hidup di rumah Hannah itu datang untuk beli mobil. Dia suka sama mobil Porsche Panamera, gimana kalau kamu bantu dia untuk pilih warna?”Angel menghela napas, lalu berkata, “Pilih warna? Buang-buang waktu aku saja.”Selesai berbicara, Angel menghampiri Brandon sekilas, lalu berkata, “Hei pecundang, apa kamu nggak nampak Kak Hannah lagi pacaran sama kakakku? Kalau kamu tahu diri, segera pergi dari sini! Apa kamu nggak sadar kalau kamu itu merusak pemandangan?”Mendengar caci makian Angel, Anwar langsung tertawa. Tatapannya juga tertuju pada diri Brandon. Si pecundang itu memang tidak punya harga diri. Dengar-dengar dia pernah membantu Angel untuk mencuci sepatunya? Sungguh memalukan!Raut wajah Brandon berubah muram. Dia tahu meski cara bicara Angel sangat kasar, sebenarnya dia bukan orang jahat.

  • Menantu Dewa   Bab 45

    “Sepertinya pameran otomotif ini hanya pantas dihargai 400-600 miliar saja! Lagi pula, mobil di sini sangat sedikit, pasti ada masalah dengan arus kasnya! Sebenarnya aku berencana untuk menyuntikkan modal, tapi pikiranku berubah setelah melihat sikapmu.”Suara Brandon tidaklah keras, tapi setiap kata terdengar sangat jelas di telinga semua orang.Semua orang di tempat langsung berbisik-bisik sambil melirik Brandon dengan bingung.Kali ini, suara tawa Anwar semakin keras lagi. “Hebat sekali! Mau suntikkan modal? Aku juga nggak butuh uangmu! Cepat keluar dari sini!”Brandon membalas dengan tersenyum, “Pak Anwar, kamu tidak usah usir aku. Tapi, aku khawatir setelah aku pergi nanti, kamu akan cari aku dan berlutut sama aku!”Brandon melirik Anwar dengan tatapan sinis. Sepertinya Anwar masih tidak sadar dirinya sedang berbicara dengan siapa!Sebelumnya Anwar memelasnya untuk mengunjungi pameran otomotifnya. Sekarang Anwar malah mengusirnya.“Brandon, aku kenal spesialis psikolog, gimana kal

  • Menantu Dewa   Bab 46

    Brandon berpikir beberapa saat, lalu berkata, “Seharusnya pulang ….”“Kamu ada urusan?” tanya Hannah dengan penasaran. Selama tiga tahun hidup bersama, sepertinya Brandon jarang keluar rumah.Setelah berpikir beberapa saat, Brandon menjawab, “Aku ada kerjaan. Apalagi yang bisa aku lakukan selain bekerja?”“Pekerjaan apa?” Hannah spontan merasa gembira. Sudah tiga tahun! Akhirnya Brandon ada sedikit kemajuan.Brandon mengangkat-angkat pundaknya, lalu berkata, “Jadi asisten dari teman yang meminjamkan uang. Belakangan ini dia sedang ekspansi bisnisnya di Kota Manthana. Aku bisa datang ke sini juga untuk membantunya membeli mobil.”Akhirnya Hannah mengerti. Dia pun bertanya dengan penasaran, “Temanmu itu berbisnis di bidang apa? Kalau di bidang konstruksi, mungkin kami bisa kerja sama.”Hannah sungguh berharap temannya Brandon menggeluti bidang konstruksi. Sebab, Hannah sadar kedudukannya di Keluarga Limantara sangatlah rendah, apalagi suaminya ini.“Dia buka perusahaan investasi kecil-ke

  • Menantu Dewa   Bab 47

    “Sepeda … sepeda elektrik?” Anwar spontan mengulangi ucapan Karen. Ujung matanya berkedut, dan dia mulai memiliki firasat buruk.“Iya, dia mengendarai sepeda elektriknya. Awalnya aku ingin antar dia ke pameran otomotif, tapi dia bilang nggak usah,” balas Karen.Kemudian, Karen mengingatkan, “Ketika bertemu Pak Presdir kami, kamu harus sopan ya sama dia. Aku sudah membantumu membujuknya untuk mempertimbangkan masalah investasi pameran otomotif kamu. Kalau kamu mengacaukannya, aku juga nggak bisa bantu kamu lagi!”Selesai berbicara, Karen langsung mengakhiri panggilan. Dia membereskan dokumen dan mulai menyibukkan diri.Saat ini pikiran Anwar menjadi kosong.Pak Presdir, rendah hati, sepeda elektrik ….Sialan! Jangan-jangan dia orangnya?!Ketika memikirkan hal ini, Anwar hampir saja mengompol di celananya. Beberapa saat kemudian, dia langsung berlari ke aula untuk menarik supervisor penjualan yang menjamu Brandon tadi. “Pergi! Panggil tuan yang tadi kemari! Aku nggak peduli kamu pakai ca

  • Menantu Dewa   Bab 48

    Brandon memandang Anwar yang sedang berlutut di lantai. Dia berkata sambil tersenyum, “Pak Anwar, kenapa kamu bersikap sesopan ini? Aku hanyalah seorang pecundang, tidak pantas menerima perlakuan seperti ini.”Anwar bahkan tidak berani menegakkan tubuhnya. Dia hanya membalas, “Pak Brandon pintar bercanda. Tadi Pak Brandon sudah bilang sendiri, kalau aku memohonmu untuk kembali, aku harus berlutut padamu ….”“Apa kamu pantas? Kamu bahkan tidak pantas berlutut di hadapanku,” balas Brandon dengan tenang.“Iya, iya, aku tidak pantas, aku memang tidak pantas. Aku terlalu tidak tahu diri. Aku harap Pak Brandon bisa memaafkanku.” Ekspresi Anwar terlihat sangat kaku.Saat ini, Brandon hanya membaca majalah di tangannya.Melihat ekspresi Brandon, Anwar langsung mengantukkan kepalanya ke atas lantai. “Semoga Pak Brandon bisa memaafkanku!”Hanya Anwar sendiri yang mengetahui seberapa kacaunya laporan keuangan pameran otomotif ini. Jika dia tidak mendapatkan suntikan modal dari luar, sepertinya pa

  • Menantu Dewa   Bab 49

    “Nggak usah! Nggak usah, ya!” Anwar berkata dengan wajah serba salah, “Kalau kamu lapor polisi, nanti masalah akan jadi heboh. Nanti aku sulit untuk menjelaskannya. Aku nggak ingin masalah ini merusak bisnisku …. Nanti aku akan beri dia 2 juta, lalu usir dia dari sini. Kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini ….”Sambil berbicara, Anwar bahkan merasa seluruh kemejanya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Angel sebagai teman baiknya Hannah malah tidak mengetahui identitas suaminya Hannah, dan bahkan menghasutnya untuk mengejar Hannah. Apa Angel ingin mencelakainya?“Kak Anwar, kenapa kamu keringatan? Memangnya panas?” Angel tidak menyadari keanehan di wajah Anwar, dia pun bertanya dengan penasaran.“Cuaca panas sekali. Iya, panas,” balas Anwar dengan canggung.“Oh ya, nanti kamu nggak usah kasih dia sebanyak itu, cukup kasih 400 ribu saja. Mengenai masalah Kak Hannah, kamu tenang saja. Selama ada aku, aku pasti akan bantuin kamu!” Angel memberi dukungan kepada Anwar, lalu berpamit

Bab terbaru

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status