“Nggak usah! Nggak usah, ya!” Anwar berkata dengan wajah serba salah, “Kalau kamu lapor polisi, nanti masalah akan jadi heboh. Nanti aku sulit untuk menjelaskannya. Aku nggak ingin masalah ini merusak bisnisku …. Nanti aku akan beri dia 2 juta, lalu usir dia dari sini. Kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini ….”Sambil berbicara, Anwar bahkan merasa seluruh kemejanya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Angel sebagai teman baiknya Hannah malah tidak mengetahui identitas suaminya Hannah, dan bahkan menghasutnya untuk mengejar Hannah. Apa Angel ingin mencelakainya?“Kak Anwar, kenapa kamu keringatan? Memangnya panas?” Angel tidak menyadari keanehan di wajah Anwar, dia pun bertanya dengan penasaran.“Cuaca panas sekali. Iya, panas,” balas Anwar dengan canggung.“Oh ya, nanti kamu nggak usah kasih dia sebanyak itu, cukup kasih 400 ribu saja. Mengenai masalah Kak Hannah, kamu tenang saja. Selama ada aku, aku pasti akan bantuin kamu!” Angel memberi dukungan kepada Anwar, lalu berpamit
“Baik, baik, baik!” Anwar segera mengangguk. Tidak ada yang lebih penting dibandingkan dengan masalah kerja sama.Beberapa saat kemudian, Anwar mengantar Brandon keluar pameran otomotif. Setelah melihat mobil Porsche Panamera yang dikendarai Brandon sudah melaju pergi. Anwar baru menyadari bahwa semua pakaiannya sudah basah kuyup.“Pak Anwar, aku tidak mengerti. Kenapa kamu ….” Si supervisor berkata dengan kebingungan.“Plak!” Anwar langsung menamparnya. “Sejak kapan aku harus menjelaskan sama kamu? Ingat! Kalau sampai masalah hari ini tersebar, aku pasti akan habisi kamu!”…Saat Brandon meninggalkan pameran otomotif, hari pun sudah gelap. Dia tidak kembali ke perusahaan lagi. Brandon mengirim pesan kepada Hannah, lalu pergi belanja di swalayan sebelum pulang ke rumah.Di sisi lain, Hannah pun merasa malu ketika mengetahui Brandon akan pulang malam ini. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya, dan pulang ke rumah.Saat ini Tansri sedang mengutak-atik ponselnya di ruang tamu. Ekspresinya
Meski lelaki itu sudah diabukan, Tansri juga akan mengenalinya. Sebab, dia adalah menantu pecundang keluarganya! Si pecundang yang bernama Brandon Sinjaya!Tansri bukan tidak pernah melihat mobil Porsche. Sebab, Hannah juga mengendarai mobil Porsche. Hanya saja, mobil Hannah adalah mobil tipe terendah, dan harga di pasaran hanya sekitar 1,5 miliar saja. Semantara, mobil Porsche Panamera yang dikendarai Brandon harganya mencapai 4 miliar.Bisnis Keluarga Limantara memang besar. Hanya saja, mereka hanyalah keluarga kalangan menengah. Jadi, jarang ada anggota keluarga mereka yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli sebuah mobil.Mobil yang sedang parkir di halaman rumah itu adalah impian Tansri. Jadi, meskipun mobil itu dikendarai oleh menantu pecundang yang dibencinya, Tansri juga masih belum bisa merespons.Brandon menenteng barang di tangannya, langsung berjalan memasuki rumah. Kemudian, dia pun menyapa Hannah, “Aku sudah kembali.”Hannah juga terbengong di tempat. Dia me
Pada saat ini, Brandon yang sedang antre membeli teh susu. Tiba-tiba ponsel Brandon berdering. “Pak Brandon, video Martin diusir dari perusahaan sudah tersebar luas di internet. Sekarang ada netizen yang menanyakan kenapa kita bersikap kasar. Menurut Pak Brandon, apa kita perlu mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan masalah ini?” Terdengar suara Karen dari ujung telepon.Brandon berpikir sejenak, lalu berkata, “Apa ada rekaman CCTV di ruang tunggu? Kamu samarkan wajah wanita itu, lalu cari orang untuk mengunggahnya ke sosial media.”“Baik!” Kedua mata Karen langsung berkilauan. Bos memang hebat! Masalah sebesar ini bahkan bisa diselesaikan dengan sepatah dua kata.Selesai bertelepon, Brandon pun membawa teh susu dan berencana kembali ke rumah.Baru saja Brandon hendak menyeberang jalan, sebuah mobil Audi seri A4 berhenti mendadak di belakang Brandon. Seketika Brandon pun dapat mendengar suara sorakan dari dalam mobil.Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan riasan tebal dan
“Untung saja Kak Joseph hebat. Bisa dapat pekerjaan baru dengan gaji tahunan 1 miliar. Pecundang seperti ini nggak bakal ngerti!” ucap si wanita dengan riasan tebal.Brandon melirik Joseph dengan terkejut. Sepertinya dia hebat juga.Ketika menyadari tatapan Brandon, Joseph mengira Brandon sedang cemburu dengannya. Dia pun berkata dengan merendah, “Kamu jangan ungkit-ungkit masalah ini di depan teman lamaku. Aku hanya sedang beruntung saja.”“Kebetulan kakak sepupuku, Kak Nelson, itu petinggi di Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku kasih surat lamaran sama dia, perusahaan merasa aku sangat unggul, makanya aku bisa direkrut. Hal ini nggak pantas untuk dibanggakan!”Setelah mendengar nama Perusahaan Investasi Sinjaya, Joseph langsung tersenyum bangga. Bagaimanapun juga, siapa juga yang tidak pernah mendengar nama perusahaan yang terkenal di Negara Jembara itu. Barang siapa yang bisa bekerja di sana, masa depannya pun akan cemerlang.Kali ini Brandon kembali tertegun. Sepertinya Joseph masih
“Ternyata menantu pecundang, ya! Malu-maluin saja!”“Eh, maksud cowok ganteng itu, dia pernah bohongin teman-temannya? Dia bahkan sok kaya bilang sudah menggratiskan tagihan?”“Kenapa bisa ada orang seperti ini? Malu-maluin saja!”“Kenapa orang berengsek ini tidak ditabrak sampai mati saja?”Suara desas-desus terdengar di sekitar. Seketika amarah Brandon langsung meluap.Padahal hari ini suasana hati Brandon sedang bagus, dia bahkan bersedia antre panjang demi membeli teh susu untuk istri dan adik iparnya. Kenapa malah ketemu masalah seperti ini? Joseph ini memang minta diberi pelajaran.Saat Joseph hendak melanjutkan omongannya, Brandon pun meletakkan teh susu di atas lantai, lalu berkata dengan dingin, “Joseph, aku peringati jangan keterlaluan!”“Kenapa? Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanyalah seorang pecundang. Bukannya kamu berani melakukannya? Sekarang kenapa kamu nggak berani mengakuinya?” Melihat ekspresi marah Brandon, Joseph pun berkata dengan ketus.“Plak ….”Begi
Ketika mendengar ucapan dari ujung telepon, Joseph langsung tersenyum lebar dan semakin arogan saja. Dia bahkan sengaja membuka speaker telepon, berdeham, lalu bertanya, “Pak Manajer, maksud Bapak, Presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya sudah menerimaku?”Mendengar ucapan ini, pengguna jalan langsung menunjukkan ekspresi kagum.“Tadi cowok itu bilang Perusahaan Investasi Sinjaya? Gaji tahunannya 1 miliar?!”“Dia pasti sudah level petinggi. Masa depannya cemerlang banget!”“Ini yang dinamakan sukses di usia muda. Dengar-dengar persyaratan untuk menjadi satpam di sana saja sangat tinggi. Jadi, semua yang bisa bekerja di sana adalah orang-orang unggul!”Semua orang memandang Joseph dengan tatapan iri. Mereka ingin sekali memiliki nasib seberuntung Joseph.Sekarang si wanita dengan riasan tebal itu juga menatap Joseph dengan tatapan kagum. Memang tidak salah dia menggaet Joseph!Beberapa saat kemudian, terdengar suara lagi dari ujung telepon. “Benar, tadi Sekretaris Pak Presdir sudah be
Melihat Brandon berjalan memasuki rumah, raut wajah Tansri langsung berubah muram. “Hei, beli minuman saja selama itu! Aku kira kamu pergi melahirkan! Apa kamu nggak tahu Kakek Herman mengutus anak buahnya untuk bawa kamu dan Hannah pulang ke kediaman.”Dari ucapan Tansri, sepertinya Brandon mengerti kenapa dirinya disuruh pulang ke Kediaman Limantara. Seharusnya gara-gara masalah pembatalan kontrak investasi itu. Bisa jadi si Martin memfitnah Hannah lagi. Kalau tidak, mana mungkin raut wajah Tansri semuram ini.Saat ini Hannah juga merasa gelisah. Dia bahkan tidak tertarik untuk meminum teh susu yang dibeli Brandon, langsung pergi memasuki mobil Porsche Brandon.Brandon juga tidak berkata lain lagi, lekas mengendarai mobilnya.Tak lama kemudian, Brandon, Hannah, dan Tansri sudah tiba di Kediaman Limantara.Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara yang lain juga sudah berkumpul di dalam sana.Mereka semua terlihat sangat marah dan kesal. Mereka marah bukan hanya karena rekaman video