Melihat Brandon berjalan memasuki rumah, raut wajah Tansri langsung berubah muram. “Hei, beli minuman saja selama itu! Aku kira kamu pergi melahirkan! Apa kamu nggak tahu Kakek Herman mengutus anak buahnya untuk bawa kamu dan Hannah pulang ke kediaman.”Dari ucapan Tansri, sepertinya Brandon mengerti kenapa dirinya disuruh pulang ke Kediaman Limantara. Seharusnya gara-gara masalah pembatalan kontrak investasi itu. Bisa jadi si Martin memfitnah Hannah lagi. Kalau tidak, mana mungkin raut wajah Tansri semuram ini.Saat ini Hannah juga merasa gelisah. Dia bahkan tidak tertarik untuk meminum teh susu yang dibeli Brandon, langsung pergi memasuki mobil Porsche Brandon.Brandon juga tidak berkata lain lagi, lekas mengendarai mobilnya.Tak lama kemudian, Brandon, Hannah, dan Tansri sudah tiba di Kediaman Limantara.Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara yang lain juga sudah berkumpul di dalam sana.Mereka semua terlihat sangat marah dan kesal. Mereka marah bukan hanya karena rekaman video
Kakek Herman menatap Tansri, dia bahkan malas untuk menjelaskan. Kakek Herman bisa begitu tidak menyukai keluarganya Tansri karena semua anak yang dilahirkannya adalah anak perempuan. Ditambah lagi dengan masalah yang dilakukan Hannah, alhasil Kakek Herman pun membulatkan tekad untuk mengusir mereka.Hannah dan Tansri terlihat tidak berdaya. Saat perasaan mereka terasa sangat kacau, Brandon yang dari tadi hanya menyaksikan itu tiba-tiba berdiri. Dia tersenyum sambil berkata, “Kakek, aku merasa perbuatanmu sangat tidak adil.”Apa?Adil?Hahaha!Seketika muncul suara tawa beberapa orang memecahkan suasana tegang di dalam ruangan.Brandon sungguh lucu. Apa dia tahu dia sedang di mana? Apa seorang menantu pecundang berhak untuk berbicara? Apa? Tidak adil? Apa dia dungu? Semua orang menatap Brandon bagai menatap orang gila saja.“Apa katamu?” Kakek Herman mengerutkan keningnya. Dia menatap Brandon dengan emosi.Brandon lalu menjawab, “Padahal masalah kontrak itu masih belum diselidiki samp
Martin sungguh emosi. “Brandon, kalau kamu berani fitnah aku, percaya nggak kalau aku bakal habisi kamu!”Brandon pun tersenyum. “Martin, jangan kira orang lain tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan ….”“Sialan! Apa yang kamu tahu?! Kamu hanyalah seorang office boy!” maki Martin. “Kakek, si pecundang ini cari gara-gara terus! Cepat suruh orang usir dia keluar!”Saat ini, Kakek Herman juga berkata dengan sinis, “Brandon, aku harap kamu bisa segera berlutut dan minta maaf sama Martin. Kalau tidak, jangan salahkan aku bersikap kasar.”Ketika mengucapkan kata-kata ini, Kakek Herman bahkan tidak melirik Brandon sekilas pun.Mendengar ucapan Kakek Herman, semua anggota Keluarga Limantara pun tersenyum.“Berlutut! Hei pecundang! Berlutut dan minta maaf sama Martin!”“Martin, cepat suruh dia berlutut. Kalau dia tidak berlutut, jangan biarkan dia keluar dari rumah ini!”“Benar! Dasar pecundang! Berani-beraninya berlagak hebat di depan Kakek! Kamu kira kamu itu siapa? Detektif?”“Dasar bodoh!”
Kakek Herman tersenyum sinis, lalu berkata, “Suruh satpam kemari! Pokoknya dia harus berlutut! Meski dia tidak bersedia, dia juga harus berlutut!”Ada yang mengeluarkan ponsel untuk memanggil satpam ke dalam rumah. Satpam yang bertugas pun sudah hampir turun tangan.“Kenapa buru-buru? Bahkan aku tidak diberi waktu untuk bicara. Apa kalian takut sama aku?” Brandon tersenyum. Dia mengambil ponsel Hannah lekas membuka suatu aplikasi. Kemudian, dia memutar video di dalam ponsel ke televisi ruang tamu.“Berita terkini! Hari ini saya akan menyiarkan kabar terkini mengenai insiden pengusiran dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Anggota internal perusahaan mengekspos alasan di balik pengusiran lelaki itu.”“Semua itu bisa terjadi karena lelaki tersebut melakukan tindak pelecehan terhadap karyawan perusahaan! Demi melindungi karyawan perusahaan, pihak Perusahaan Investasi Sinjaya tidak langsung membuat pernyataan saat video beredar di internet. Hanya saja, pihak perusahaan mengatakan mereka akan
“Benar, semua orang tahu Martin itu anak orang kaya. Bisa jadi cewek itu yang menggoda Martin.”“Brandon, jangan-jangan kamu sengaja mengunggah video ini demi membela istrimu?”“Kalau memang seperti ini, sepertinya kami sudah meremehkanmu!”Anggota Keluarga Limantara masih tidak percaya dengan omongan Brandon. Jadi, ketika melihat Kakek Herman masih berpihak terhadap Martin, mereka semua juga ikut membelanya.“Sepertinya kamu masih belum jera ….” Brandon tersenyum sinis. Dia melirik Hannah yang sedang terbengong, lalu berkata, “Istriku, apa kamu punya nomor telepon sekretaris presdir?”“Hah? Ada! Sebelumnya dia kasih aku kartu namanya,” balas Hannah dengan spontan.“Kalau begitu, kamu telepon dia di hadapan semua orang. Tanya langsung kenapa perusahaan mereka tidak bersedia bekerja sama dengan kami!” usul Brandon.“Baik!” Kedua mata Hannah langsung berkilauan. Kenapa dia tidak kepikiran hal ini?Raut wajah Martin langsung berubah pucat. Dia memaki, “Hannah! Kamu sudah mempermalukan nam
Suara desas-desus mulai terdengar di sekitar. Hanya saja, tendangan yang dilayangkan Brandon mengejutkan semua orang. Bahkan satpam juga tidak berani untuk maju.Brandon malas meladeni mereka. Dia menatap Hannah, lalu berkata dengan lembut, “Telepon saja dan buka speaker. Percaya sama aku!”Awalnya Hannah merasa agak ragu. Hanya saja, setelah menyadari dirinya ditatap oleh orang banyak, dia langsung menghubungi Karen.“Tut, tut, tut ….”Seiring dengan suara panggilan itu, semua orang saling bertukar pandang dan mengecilkan suara mereka.Bahkan Kakek Herman yang biasanya sangat memanjakan Martin juga menantikan jawaban dari mulut sekretaris presdir. Sebab, investasi 600 miliar itu sangat penting baginya. Tanpa investasi itu, Keluarga Limantara akan menghadapi kebangkrutan.“Halo, saya Karen, sekretaris presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya, dengan siapa saya bicara ….” Beberapa saat kemudian, terdengar suara nyaring dari ujung telepon.Terlihat kekhawatiran dan kecanggungan dari waj
Kediaman Limantara.Semua anggota Keluarga Limantara saling bertukar pandang. Beberapa saat kemudian, tatapan semua orang tertuju pada diri Martin. Akhirnya fakta sudah terungkap!Brandon tersenyum, langsung melangkah mundur ke ujung ruangan. Masalah selanjutnya tidak ada hubungannya dengan Brandon lagi. Selama Keluarga Limantara tidak bodoh, mereka seharusnya tahu apa langkah selanjutnya.“Plak ….”Kakek Herman melangkah maju berjalan ke hadapan Martin, lalu langsung menamparnya. Saking kerasnya tamparan itu, Martin pun langsung jatuh ke lantai. Hanya saja, kali ini Martin hanya memegang pipinya dan tidak berani berbicara lagi.“Dasar tidak berguna! Kamu sudah mengecewakanku! Sia-sia aku mendidikmu untuk menjadi penerusku. Sekarang, kamu … kamu … kamu ….” Kakek Herman emosi hingga terbata-bata.“Kakek, aku juga tidak melakukan apa-apa. Aku hanya berbincang-bincang dengan resepsionis saja. Siapa sangka dia itu pacarnya Pak Presdir!” Martin sungguh menyesali perbuatannya.“Tidak, masala
Mendengar ucapan Brandon, semua anggota Keluarga Limantara spontan tersenyum.“Brandon, apa kamu nggak punya harga diri? Kamu sudah hidup gratis selama tiga tahun ini, sekarang kamu malah bersikap seolah-olah kamu itu tulang punggung keluarga saja. Kamu kira kamu diperbolehkan untuk bicara di sini?” Renald berjalan maju, lalu menatap Brandon dengan sinis.Gara-gara Brandon, putra kesayangannya dipermalukan di hadapan banyak orang. Dia sungguh membenci Brandon.“Memangnya Hannah setuju sama usulanmu?” Martin menatap Brandon dengan ekspresi meremehkan.“Kak, benar apa kata Brandon. Kali ini Hannah tidak akan pergi!” Tiba-tiba Tansri bersuara.“Kamu … apa yang sedang kamu katakan?” Renald menunjuk Tansri dengan emosi tinggi. Saking emosinya, tangannya bahkan gemetar.“Kamu apaan? Kalian sudah memfitnah Hannah, dan tidak beri penjelasan apa-apa. Tadi kalian juga ingin mengusir kami dari Keluarga Limantara. Kenapa? Sekarang kalian berubah pikiran? Setelah kalian sadar hanya Hannah yang bisa
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita