“Sepeda … sepeda elektrik?” Anwar spontan mengulangi ucapan Karen. Ujung matanya berkedut, dan dia mulai memiliki firasat buruk.“Iya, dia mengendarai sepeda elektriknya. Awalnya aku ingin antar dia ke pameran otomotif, tapi dia bilang nggak usah,” balas Karen.Kemudian, Karen mengingatkan, “Ketika bertemu Pak Presdir kami, kamu harus sopan ya sama dia. Aku sudah membantumu membujuknya untuk mempertimbangkan masalah investasi pameran otomotif kamu. Kalau kamu mengacaukannya, aku juga nggak bisa bantu kamu lagi!”Selesai berbicara, Karen langsung mengakhiri panggilan. Dia membereskan dokumen dan mulai menyibukkan diri.Saat ini pikiran Anwar menjadi kosong.Pak Presdir, rendah hati, sepeda elektrik ….Sialan! Jangan-jangan dia orangnya?!Ketika memikirkan hal ini, Anwar hampir saja mengompol di celananya. Beberapa saat kemudian, dia langsung berlari ke aula untuk menarik supervisor penjualan yang menjamu Brandon tadi. “Pergi! Panggil tuan yang tadi kemari! Aku nggak peduli kamu pakai ca
Brandon memandang Anwar yang sedang berlutut di lantai. Dia berkata sambil tersenyum, “Pak Anwar, kenapa kamu bersikap sesopan ini? Aku hanyalah seorang pecundang, tidak pantas menerima perlakuan seperti ini.”Anwar bahkan tidak berani menegakkan tubuhnya. Dia hanya membalas, “Pak Brandon pintar bercanda. Tadi Pak Brandon sudah bilang sendiri, kalau aku memohonmu untuk kembali, aku harus berlutut padamu ….”“Apa kamu pantas? Kamu bahkan tidak pantas berlutut di hadapanku,” balas Brandon dengan tenang.“Iya, iya, aku tidak pantas, aku memang tidak pantas. Aku terlalu tidak tahu diri. Aku harap Pak Brandon bisa memaafkanku.” Ekspresi Anwar terlihat sangat kaku.Saat ini, Brandon hanya membaca majalah di tangannya.Melihat ekspresi Brandon, Anwar langsung mengantukkan kepalanya ke atas lantai. “Semoga Pak Brandon bisa memaafkanku!”Hanya Anwar sendiri yang mengetahui seberapa kacaunya laporan keuangan pameran otomotif ini. Jika dia tidak mendapatkan suntikan modal dari luar, sepertinya pa
“Nggak usah! Nggak usah, ya!” Anwar berkata dengan wajah serba salah, “Kalau kamu lapor polisi, nanti masalah akan jadi heboh. Nanti aku sulit untuk menjelaskannya. Aku nggak ingin masalah ini merusak bisnisku …. Nanti aku akan beri dia 2 juta, lalu usir dia dari sini. Kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini ….”Sambil berbicara, Anwar bahkan merasa seluruh kemejanya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Angel sebagai teman baiknya Hannah malah tidak mengetahui identitas suaminya Hannah, dan bahkan menghasutnya untuk mengejar Hannah. Apa Angel ingin mencelakainya?“Kak Anwar, kenapa kamu keringatan? Memangnya panas?” Angel tidak menyadari keanehan di wajah Anwar, dia pun bertanya dengan penasaran.“Cuaca panas sekali. Iya, panas,” balas Anwar dengan canggung.“Oh ya, nanti kamu nggak usah kasih dia sebanyak itu, cukup kasih 400 ribu saja. Mengenai masalah Kak Hannah, kamu tenang saja. Selama ada aku, aku pasti akan bantuin kamu!” Angel memberi dukungan kepada Anwar, lalu berpamit
“Baik, baik, baik!” Anwar segera mengangguk. Tidak ada yang lebih penting dibandingkan dengan masalah kerja sama.Beberapa saat kemudian, Anwar mengantar Brandon keluar pameran otomotif. Setelah melihat mobil Porsche Panamera yang dikendarai Brandon sudah melaju pergi. Anwar baru menyadari bahwa semua pakaiannya sudah basah kuyup.“Pak Anwar, aku tidak mengerti. Kenapa kamu ….” Si supervisor berkata dengan kebingungan.“Plak!” Anwar langsung menamparnya. “Sejak kapan aku harus menjelaskan sama kamu? Ingat! Kalau sampai masalah hari ini tersebar, aku pasti akan habisi kamu!”…Saat Brandon meninggalkan pameran otomotif, hari pun sudah gelap. Dia tidak kembali ke perusahaan lagi. Brandon mengirim pesan kepada Hannah, lalu pergi belanja di swalayan sebelum pulang ke rumah.Di sisi lain, Hannah pun merasa malu ketika mengetahui Brandon akan pulang malam ini. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya, dan pulang ke rumah.Saat ini Tansri sedang mengutak-atik ponselnya di ruang tamu. Ekspresinya
Meski lelaki itu sudah diabukan, Tansri juga akan mengenalinya. Sebab, dia adalah menantu pecundang keluarganya! Si pecundang yang bernama Brandon Sinjaya!Tansri bukan tidak pernah melihat mobil Porsche. Sebab, Hannah juga mengendarai mobil Porsche. Hanya saja, mobil Hannah adalah mobil tipe terendah, dan harga di pasaran hanya sekitar 1,5 miliar saja. Semantara, mobil Porsche Panamera yang dikendarai Brandon harganya mencapai 4 miliar.Bisnis Keluarga Limantara memang besar. Hanya saja, mereka hanyalah keluarga kalangan menengah. Jadi, jarang ada anggota keluarga mereka yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli sebuah mobil.Mobil yang sedang parkir di halaman rumah itu adalah impian Tansri. Jadi, meskipun mobil itu dikendarai oleh menantu pecundang yang dibencinya, Tansri juga masih belum bisa merespons.Brandon menenteng barang di tangannya, langsung berjalan memasuki rumah. Kemudian, dia pun menyapa Hannah, “Aku sudah kembali.”Hannah juga terbengong di tempat. Dia me
Pada saat ini, Brandon yang sedang antre membeli teh susu. Tiba-tiba ponsel Brandon berdering. “Pak Brandon, video Martin diusir dari perusahaan sudah tersebar luas di internet. Sekarang ada netizen yang menanyakan kenapa kita bersikap kasar. Menurut Pak Brandon, apa kita perlu mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan masalah ini?” Terdengar suara Karen dari ujung telepon.Brandon berpikir sejenak, lalu berkata, “Apa ada rekaman CCTV di ruang tunggu? Kamu samarkan wajah wanita itu, lalu cari orang untuk mengunggahnya ke sosial media.”“Baik!” Kedua mata Karen langsung berkilauan. Bos memang hebat! Masalah sebesar ini bahkan bisa diselesaikan dengan sepatah dua kata.Selesai bertelepon, Brandon pun membawa teh susu dan berencana kembali ke rumah.Baru saja Brandon hendak menyeberang jalan, sebuah mobil Audi seri A4 berhenti mendadak di belakang Brandon. Seketika Brandon pun dapat mendengar suara sorakan dari dalam mobil.Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan riasan tebal dan
“Untung saja Kak Joseph hebat. Bisa dapat pekerjaan baru dengan gaji tahunan 1 miliar. Pecundang seperti ini nggak bakal ngerti!” ucap si wanita dengan riasan tebal.Brandon melirik Joseph dengan terkejut. Sepertinya dia hebat juga.Ketika menyadari tatapan Brandon, Joseph mengira Brandon sedang cemburu dengannya. Dia pun berkata dengan merendah, “Kamu jangan ungkit-ungkit masalah ini di depan teman lamaku. Aku hanya sedang beruntung saja.”“Kebetulan kakak sepupuku, Kak Nelson, itu petinggi di Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku kasih surat lamaran sama dia, perusahaan merasa aku sangat unggul, makanya aku bisa direkrut. Hal ini nggak pantas untuk dibanggakan!”Setelah mendengar nama Perusahaan Investasi Sinjaya, Joseph langsung tersenyum bangga. Bagaimanapun juga, siapa juga yang tidak pernah mendengar nama perusahaan yang terkenal di Negara Jembara itu. Barang siapa yang bisa bekerja di sana, masa depannya pun akan cemerlang.Kali ini Brandon kembali tertegun. Sepertinya Joseph masih
“Ternyata menantu pecundang, ya! Malu-maluin saja!”“Eh, maksud cowok ganteng itu, dia pernah bohongin teman-temannya? Dia bahkan sok kaya bilang sudah menggratiskan tagihan?”“Kenapa bisa ada orang seperti ini? Malu-maluin saja!”“Kenapa orang berengsek ini tidak ditabrak sampai mati saja?”Suara desas-desus terdengar di sekitar. Seketika amarah Brandon langsung meluap.Padahal hari ini suasana hati Brandon sedang bagus, dia bahkan bersedia antre panjang demi membeli teh susu untuk istri dan adik iparnya. Kenapa malah ketemu masalah seperti ini? Joseph ini memang minta diberi pelajaran.Saat Joseph hendak melanjutkan omongannya, Brandon pun meletakkan teh susu di atas lantai, lalu berkata dengan dingin, “Joseph, aku peringati jangan keterlaluan!”“Kenapa? Memangnya apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanyalah seorang pecundang. Bukannya kamu berani melakukannya? Sekarang kenapa kamu nggak berani mengakuinya?” Melihat ekspresi marah Brandon, Joseph pun berkata dengan ketus.“Plak ….”Begi
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita