Brandon tersenyum tipis, lalu mencekik dan mengangkat Mike dengan tangan kirinya. Kemudian, Brandon berkata dengan dingin, “Apa kamu masih belum jelas soal situasinya? Kamu rasa nenek sihir ini bisa melindungimu?”Begitu selesai berbicara, Brandon langsung melayangkan tinju kanannya ke wajah Mike.Brak!Terdengar suara benturan yang kuat hingga dua buah gigi Mike langsung rontok. Teriakan sakit yang memekakkan telinga juga memenuhi seluruh lantai. Namun, ini adalah lantai khusus kantor presdir. Selain mereka, tidak ada orang lainnya lagi.Giselle langsung merasa sangat sakit hati setelah melihat keadaan Mike. Dia buru-buru menarik lengan Brandon dan memaki, “Lepaskan dia! Brandon, dia itu kekasihku. Kalau kamu berani melukainya, aku bakal membunuhmu!”Brandon langsung menendang Giselle hingga terpental ke lantai. Namun, Giselle tidak menyerah. Dia memeluk betis Brandon dan berkata dengan tidak berdaya, “Lepaskan dia! Lepaskan dia!”Brandon tersenyum tipis. Saat melepaskan tangan kiriny
Mike hanyalah seorang pria yang mengandalkan wanita untuk hidup. Dia sudah lemah karena disiksa oleh Giselle selama beberapa hari ini. Dia bahkan tidak berani meninggikan suaranya di hadapan Giselle, mana mungkin dia berani memukul Giselle? Namun, jika dia tidak bertindak, Robert yang akan turun tangan dan mungkin bisa membuat Giselle geger otak.“Kekuatannya harus memuaskan Karen. Kalau Karen nggak puas, tamparan itu nggak masuk hitungan. Mike, kamu harus perhatikan hal ini ya,” ujar Brandon untuk memperingati Mike.Mike berdiri dengan gemetar, lalu melirik Brandon dan Giselle. Dia mengangkat tangannya, tetapi tidak berani menampar Giselle. Saat ini, Giselle menutup matanya, lalu membentak Mike, “Mike, kalau aku dipukul lagi nanti gara-gara kamu, aku bakal lumpuhin kamu!”Setelah mendengar ucapan itu, Mike pun menggertakkan giginya. Selama ini, dia selalu hidup mengandalkan wanita. Dia sudah merendahkan dirinya di hadapan seorang wanita tua dan diinjak-injak. Dapat dikatakan bahwa har
Setelah diperiksa Enrica dengan saksama, luka di wajah Karen hanyalah luka luar. Dia akan pulih setelah beristirahat selama 10-15 hari. Luka Winnie juga tidak serius. Dia akan pulih setelah beristirahat sekitar 2-3 hari. Namun, mereka sudah dipukul sampai babak belur. Mereka tentu saja tidak bisa masuk kerja dan harus beristirahat baik-baik di rumah.Karen pun langsung mengusulkan untuk memulihkan diri bersama Winnie. Namun, masalah Perusahaan Investasi Sinjaya harus ditangani Brandon sendiri selama beberapa hari ini....Satu minggu kemudian, Winnie sudah kembali masuk kerja. Namun, Karen masih harus beristirahat beberapa hari lagi. Winnie sudah cukup mengerti tentang pekerjaan sekretaris presdir. Di bawah petunjuk Karen, Winnie mulai mengambil alih pekerjaan Karen untuk sementara.Saat ini, Brandon sedang membaca dokumen di dalam kantor. Winnie mengetuk pintunya dengan hati-hati, lalu masuk dan menyerahkan selembar undangan pada Brandon sambil berkata, “Pak Brandon, Keluarga Marlon d
Semua anggota Keluarga Limantara saling memandang. Mereka semua sudah mendengar soal ini dan tentang Keluarga Marlon yang sudah resmi mengundang presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya ke acara penilaian barang antik itu. Sekarang, semua keluarga kalangan atas Jembara sudah menerima undangan ke acara itu. Namun, Keluarga Limantara masih belum mendapatkannya. Hal ini berarti Keluarga Marlon sama sekali tidak menanggapi mereka.Keluarga Marlon adalah keluarga kalangan atas di provinsi. Di Jembara, mereka merupakan eksistensi yang sangat tinggi dan harus dihormati. Bisa mendapatkan surat undangan Keluarga Marlon untuk menghadiri acara penilaian barang antik adalah kehormatan besar. Meskipun sudah cukup berprestasi, Keluarga Limantara masih belum cukup hebat untuk dihargai Keluarga Marlon.Anggota Keluarga Limantara lainnya memang berpikir demikian, tetapi Herman tidak. Saat ini, dia mengetuk meja dan berkata dengan suara berat, “Semuanya, Keluarga Limantara sudah cukup berprestasi tahu
“Aku nggak punya maksud apa-apa. Tapi, kamu toh begitu hebat dan bisa menyelesaikan begitu banyak masalah. Mana mungkin masalah sepele ini bisa menyulitkanmu?” tanya Martin sambil tersenyum.“Yang dikatakan Martin benar! Sekarang, semua orang di luar pada bilang kalau Hannah barulah orang paling hebat di Keluarga Limantara. Gimanapun juga, cuma kamu yang berhasil dapatkan investasi Perusahaan Investasi Sinjaya di Manthana!”“Kalau Hannah yang bertindak, dia pasti bakal berhasil!”“Hannah, kami bukannya mau kasih kamu tekanan. Tapi, tekanan itu kadang-kadang bisa jadi motivasi. Dengan begitu, kamu baru bisa melakukan yang terbaik!”Setelah menyadari bahwa Martin sengaja mempersulit Hannah, ada banyak anggota Keluarga Limantara yang juga ikut bersuara untuk membantu Martin. Singkatnya, mereka hanya berharap pekerjaan yang begitu memalukan tidak jatuh ke tangan mereka. Selain itu, akhir-akhir ini Hannah juga memperhatikan keuangan di perusahaan dengan sangat ketat. Ada banyak anggota Kel
“Hahaha .... Lucu sekali! Anak ini benar-benar jago membual! Orang kayak dia bisa diundang secara langsung sama Nona Dessy?”“Brandon, kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis hebat atau pejabat besar? Dessy secara pribadi mengundangmu? Apa kamu nggak rasa kalau bualanmu itu sudah terlalu berlebihan?”“Brandon, langsung saja bilang kalau kamu itu presdir Grup Investasi Sinjaya dan undangan dari Keluarga Marlon sudah langsung diantar ke kantor presdirmu. Kami bakal percaya kok, hahaha ....”Terdengar ejekan dan tawa para anggota Keluarga Limantara. Mereka semua merasa menantu pecundang ini sudah terlalu tidak tahu malu karena berani melontarkan hal seperti itu. Namun, Brandon menanggapi semua ejekan ini dengan sangat tenang. Membual atau tidak, bercanda atau tidak, hanya dirinya sendiri yang paling jelas.Pada saat ini, hanya Hannah yang mengerutkan keningnya, lalu melirik Brandon tanpa sadar. Dia tidak merasa bahwa Brandon sedang membual. Sebab, Brandon tidak pernah mengucapkan hal yang tida
Sepertinya Hannah sudah berencana untuk mencampakkan menantu pecundang ini dan mencari seorang suami yang bisa membantunya. Pada saat ini, Martin pun langsung menjadi sangat waspada. “Kakek, apa kamu mau membiarkan Brandon terus membuat onar? Mungkin saja dia dapat perintah dari orang untuk merusak hal ini. Dengan begitu, dia baru bisa memastikan kalau wibawa seseorang di Keluarga Limantara nggak tercemar,” sindir Martin.Herman memelototi Martin dengan dingin. Martin yang masih menyerang Hannah pada saat-saat seperti ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa pikiran Martin sangat sempit. Namun, ucapan Martin mungkin benar juga. Mungkin saja Hannah yang memerintah Brandon untuk berbuat seperti itu.Pada saat ini, Herman makin mewaspadai Hannah. Dia tanpa sadar melirik Brandon, lalu berkata dengan dingin, “Brandon, ini adalah tempat untuk berdiskusi. Kalau kamu masih mau melawak, silakan keluar.”“Kakek, mungkin kamu mengira aku sedang bercanda. Tapi apa yang kubilang adalah kenyataan,”
Brandon mengangguk pelan, lalu langsung kembali duduk di kursinya tanpa mengatakan apa-apa lagi. Dia melirik Hannah, lalu berdesah dalam hati, ‘Kalau kamu membelaku, mungkin sikap mereka akan berbeda, ‘kan? Apa kamu nggak ngerti demi siapa aku melakukan ini?’Brandon tidak mengerti apa yang dipikirkan Hannah. Sebenarnya, Hannah juga tidak mengerti tentang perasaannya sendiri. Dalam dua hari terakhir, dia sudah diam-diam pergi melihat Enrica beberapa kali. Saat melihat wajah Enrica yang luar biasa cantik dan sikapnya yang lembut terhadap setiap pasien, Hannah merasa hatinya bagaikan disayat pisau.Dalam situasi seperti ini, Hannah sama sekali tidak bisa menghadapi Brandon, apalagi membelanya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa wanita yang sedang jatuh cinta sangat bodoh. Namun, begitu cemburu, wanita sudah langsung menjadi tidak rasional.Tentu saja, ada juga alasan lainnya. Selama tiga tahun ini, Hannah sudah terbiasa memperlakukan Brandon sebagai miliknya. Jadi, mana mungkin dia bisa m