Di balik meja, di seberang Sky, kepala klinik terdiam memandang ekspresi yang terukir di wajah Sky. Meskipun sebetulnya dia sendiri juga merasa takut, ada pertimbangan yang lebih berat yang harus dia pikirkan. Oleh sebab itu, dia memilih untuk menahan rasa takutnya dan tetap menjalankan prosedur yang ada.Meskipun harus menentang Sky, dia tetap punya kesempatan untuk hidup. Lagi pula, dia juga sudah mendapatkan perintah dari Robert. Dibandingkan mengusir adik Sky, entah konsekuensi mengerikan seperti apa yang akan diterimanya jika dia menentang perintah ini.“Kamu tentu lebih paham tentang kondisi adikmu. Adikmu nggak akan mendapat perawatan maksimal jika terus dirawat di klinik yang nggak mumpuni ini. Kalau adikmu terus berada di sini, mustahil adikmu bisa mendapat kesembuhan.”“Adikmu sudah lama menempati ruang rawat kelas satu, padahal kamu juga sering menunggak biaya perawatan. Jika boleh jujur, pihak klinik juga nggak bisa berbuat banyak. Bahkan akhir-akhir ini, banyak keluarga pa
“Sky, kalau kamu mau bergabung denganku, aku akan carikan orang yang bisa menyembuhkan adikmu.” Brandon kini ikut buka suara. Dia langsung bangkit dan menghentikan Robert yang sudah mau hilang kendali.Sky memandang ke arah Brandon dengan tatapan curiga. Kemudian, dia berkata, “Apa menurutmu aku akan percaya begitu saja dengan perkataanmu?”Brandon mengeluarkan kartu nama dokter Enrica yang sudah disiapkannya, lalu berkata, “Ini adalah kartu nama dokter Enrica. Kamu boleh telepon dia, dia yang akan mengatur rencana pengobatan untuk adikmu. Nggak usah khawatir soal biaya, semua aku yang tanggung.”“Bagaimana mungkin? Kamu nggak membohongiku, ‘kan?” Wajah Sky memancarkan ekspresi tidak percaya. Wakil Kepala Rumah Sakit Umum adalah sosok yang agung. Jika bukan operasi yang biayanya sampai ratusan juta, tidak mungkin dia sendiri yang akan turun tangan.Hanya saja, pemuda di depannya ini, bisa seenaknya saja memerintah Sky untuk menelepon dokter Enrica? Bagaimana mungkin Sky bisa percaya?D
Begitu terpikirkan hal ini, ekspresi muram langsung terpampang di wajah Martin“Nggak, nggak boleh! Aku nggak boleh membiarkan jalan Hannah menuju puncak lancar. Jika dia sampai bercerai, nanti dia akan punya kesempatan untuk bisa menyingkirkanku. Nggak boleh! Aku harus cari cara!” kata Martin sambil mengerutkan dahi.“Ah, itu gampang. Kamu tinggal bilang kakek. Bilang saja saat ini sedang waktu-waktu kritis perihal kerja sama dengan Perusahaan Investasi Sinjaya, dan Grup Limantara sedang ada tanda-tanda penurunan. Dengan begitu, bukannya kakek nggak akan menyetujui perceraian mereka? Kalau mereka cerai, nanti akan membawa dampak buruk buat reputasi keluarga, bukan?” Gabriel berkata dengan penuh kesombongan, seolah merasa ide yang dimilikinya paling benar.“Boleh juga!” Martin menyetujui ide itu. Namun, tatapan Martin seakan membawa rasa waspada kepada Gabriel. Perempuan ini sepertinya cukup berbahaya, dia merasa harus lebih memperhatikannya.....Brandon pulang ke kediaman Keluarga L
Sebuah foto dengan resolusi rendah langsung muncul di layar ponsel itu. Foto itu adalah foto yang diambil secara diam-diam saat Brandon dan Enrica sedang makan bersama malam itu.Brandon dibuat terdiam sejenak. Jika dihubungkan dengan bagaimana sikap Martin saat bertemu dengannya tadi, pasti ini adalah foto yang dikirim oleh Martin. Dia memang sengaja mengirim foto ini kepada Hannah.“Apa lagi yang ingin kamu jelaskan padaku? Bukti sudah terpampang jelas di depan mata, apa kamu masih mau mengelak?”Mendapati Brandon yang masih terdiam, bahkan tanpa berusaha untuk menjelaskan apa-apa, sungguh membuat Hannah hanya bisa pasrah.Maksud Hannah menyuruh Brandon melihat gambar yang ada di ponselnya adalah agar Brandon bisa memberikan penjelasan kepadanya. Namun, Brandon sama sekali tidak berusaha memberikan penjelasan apa pun kepada Hannah.“Hannah, ini sungguh nggak seperti apa yang ada di bayanganmu ….” Brandon akhirnya mencoba membuat pembelaan.“Kalau begitu, coba jelaskan padaku! Bagaima
“Lelaki macam dia itu nggak pantas buatmu. Anakku, kalau kamu nanti berpisah dengannya, Ibu akan mencarikan calon suami yang beribu-ribu kali lipat lebih baik dari dia!”“Selain itu, bisa saja dia sudah tertular penyakit yang mengerikan. Kalau sampai menulari kamu, bagaimana? Menyeramkan, ‘kan?”Tansri mengelus dadanya sambil memasang wajah jijik. Jika Brandon benar-benar sampai berhubungan badan dengan perempuan tidak jelas di luar sana, kesempatannya untuk bisa mengusir Brandon akan jauh lebih mudah lagi.“Coba kamu pikir-pikir. Martin selama ini nggak bisa menyentuhmu. Kalau sampai dia tahu masalah ini, dia bisa dengan mudah menggulingkan posisimu, bukan?”“Posisi yang sudah kamu peroleh saat ini nggak mudah, sangat nggak masuk akal kalau kamu sampai kehilangan posisimu ini cuma karena laki-laki sampah seperti Brandon.”“Bu, nggak usah bicara apa-apa lagi!”Hannah juga sedang bergelut dengan perasaannya. Di dalam benaknya masih tergambar jelas bagaimana Enrica dan Brandon yang sedan
Di dalam ruang kerja, Brandon menggelar kasur lipat sambil menahan perasaan tak berdaya di dalam hatinya.Dia bisa mengerti perasaan Hannah. Jika hal itu dialami dirinya, dirinya juga mungkin tidak akan bisa merasa tenang.Belum lagi Tansri yang malah menambah rumit masalah yang sudah ada. Masalah ini pasti akan tambah merepotkan.....Keesokan paginya, Brandon sengaja menyiapkan sarapan, dengan maksud menunjukkan kepada Hannah betapa sayangnya dia.Namun, Hannah malah tidak makan. Dia muncul di hadapan Brandon dan merobek surat perjanjian cerai yang dia buat.Brandon terdiam tidak mengerti. Dia paham, semua masalah ini tidak akan semudah ini selesai.Hannah pun menjelaskan, “Perceraian di antara kita bisa ditunda, tapi kamu harus berjanji padaku satu hal.”“Aku pasti akan memenuhinya.” Brandon dengan cepat membalas.“Kamu bahkan nggak bertanya padaku aku mau apa, kamu langsung setuju begitu saja? Apa kamu nggak takut aku akan memintamu melakukan hal-hal aneh atau berbahaya?” Hannah me
Tepat ketika Tansri sedang membayangkan bagaimana dia akan menghabiskan uang dari Brandon, sebuah kejadian besar terjadi di bandara Kota Manthana.Penerbangan di Kota Manthana tidak tergolong banyak. Paling-paling hanya penerbangan dari provinsi saja.Pada saat ini, seorang pria dengan setelan jas rapi dan rambut klimis, dengan tangannya yang sambil menyilang di belakang tubuhnya, sedang berdiri di pintu penjemputan bandara.Dia tidak memainkan ponselnya seperti orang kebanyakan. Tangan di belakang punggungnya sedang menyembunyikan seikat bunga.Banyak perempuan begitu terkesima begitu melihat pria ini.Di zaman sekarang ini, kebanyakan laki-laki pasti akan sibuk dengan ponselnya, bahkan saat berkencan sekali pun. Namun, pria ini masih tahu bagaimana cara memperlakukan perempuannya dengan baik.Tidak lama kemudian, akhirnya seseorang keluar dari dalam bandara.Diawali dengan beberapa pengawal serba hitam yang membuka jalan, sebelum akhirnya terlihat perempuan di tengah-tengah kepungan
Di Kediaman Limantara.Brandon baru saja pulang dari bank untuk menarik uang.Dia kemudian melemparkan tas berisi uang tunai 10 miliar ke atas meja. Mata Tansri langsung berubah hijau begitu melihat uang yang ada di hadapannya.Pada saat ini, dia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Brandon. Dia mengecek uang yang ada di depan matanya. Setelah memastikan bahwa semua uang itu asli, senyum lebar merekah di wajahnya.“Mana surat pernyataanmu? Bukannya kamu kusuruh membuat surat pernyataan?” Tansri mendongak, dia berkata dengan nada penuh penekanan.Brandon mengeluarkan sebuah map yang sudah disiapkannya. Di dalamnya tidak hanya berisi surat pernyataan yang sudah ditandatangani oleh dirinya, juga ada tanda tangan dari pengacaranya. Ini resmi membuktikan bahwa 20 miliar adalah utang pribadi Brandon, tidak ada kaitannya dengan Hannah.Tansri membaca surat pernyataan dengan teliti. Setelah itu, dia menelepon ke beberapa kenalannya yang mengerti tentang hal-hal berbau perjanjian resmi. S
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita