Saat ini Brian hanyalah bawahan Robert. Sekarang dia sudah mempertahankan nyawanya dengan tidak mudahnya. Jadi, dia tentu tahu apa yang seharusnya dia lakukan dan apa yang tidak seharusnya dia lakukan.Berhubung Brandon tidak bersedia membongkar identitasnya, tentu saja Brian tidak berani membocorkannya. Hanya saja, Brian tahu bagaimana caranya memberi pelajaran terhadap anggota Keluarga Sentana. Pokoknya apa pun yang terjadi, Brian harus berusaha memuaskan Brandon. Jika tidak, sepertinya nasibnya Brian juga akan berada di ujung tanduk ….“Apa … apa yang terjadi? Brian nggak mau sokong Keluarga Sentana lagi?”“Nggak mungkin! Brian sudah melindungi Keluarga Sentana selama bertahun-tahun. Hubungan mereka juga cukup baik. Mana mungkin Brian melepaskan mereka begitu saja?”“Jangan-jangan Brandon itu orang hebat?”“Omong kosong! Dia hanyalah seorang pecundang! Mana mungkin dia punya kemampuan sehebat itu? Aku merasa seharusnya Brian nggak berani singgung Keluarga Limantara ….”“Sekarang Gr
Hannah juga merasa aneh ketika melihat sikap hormat Brian. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa Brian bisa bersikap begitu hormat terhadapnya? Jangan-jangan karena Brandon?Permasalahannya, Brian juga tidak memperlakukan Brandon dengan istimewa? Sepertinya Hannah sudah berpikir kebanyakan.Brian bisa bersikap seperti ini … seharusnya karena Keluarga Limantara?Saat Hannah masih sedang berpikir, Brandon pun sudah bersuara dengan dingin, “Tadi ada orang yang memukul istriku dan juga ingin menodai istri beserta teman-temannya. Bahkan, ada yang ingin aku keluar dari ruangan dengan merangkak ….”“Pftz ….”Brandon memang berbicara dengan nada datar, tapi Brian malah hampir berlutut. Hanya saja, Brian bisa merasakan peringatan dari tatapan Brandon, dia pun tidak berani untuk berlutut. Brian teringat dengan pesan Robert sebelumnya. Brandon adalah orang yang sangat amat rendah hati. Jika Brian berani membongkar identitasnya, dia pun akan kehilangan nyawanya.Setelah menarik napas dalam-dalam
“Dia?” Hannah melihat Enrica, lalu spontan bertanya dengan suara kecil.“Oh iya, sepertinya kalian belum saling kenal.” Brandon menepuk keningnya, lalu memperkenalkan, “Dia Dokter Enrica, dokter di UGD Rumah Sakit Manthana. Kami pernah bertemu sebelumnya.”“Dok, ini istriku, tolong segera obati dia.”Raut wajah kedua wanita terlihat agak aneh, tapi saat ini Brandon lebih peduli dengan cedera Hannah. Jadi, dia pun tidak berpikir kebanyakan.Ketika Enrica mendengar kata “istriku”, dia terbengong sejenak. Namun beberapa saat kemudian, Enrica kembali menyadarkan diri, lalu berkata dengan tersenyum, “Istrinya Tuan Brandon cantik sekali. Kamu tenang saja, aku jamin cederanya nggak bakal meninggalkan bekas.”“Emm, aku percaya sama kamu.” Akhirnya Brandon bisa menghela napas lega. Dia tentu tidak khawatir dengan teknik medis Enrica. Jika Enrica sudah berbicara dengan begitu yakin, Brandon pun merasa tenang.Tak lama kemudian, Hannah, Jocey, dan Angel dibawa ke ruang UGD untuk diobati.Tiba-tib
Angel yang berada di samping terlihat memucat. Ketika dia melihat gambaran di depan mata, dan menyadari ekspresi Hannah, dia pun berusaha untuk meredakan kecanggungan. “Jocey, kamu jangan bicara lagi. Masalah seharusnya nggak seperti yang kamu katakan. Tadi Enrica sudah membantu kita mengobati luka kita dengan sangat serius. Dia itu seharusnya adalah gadis baik-baik.”“Angel, kenapa kamu malah bela orang lain?” Jocey tersenyum sinus. “Gara-gara diolesi sedikit obat, kamu malah lupa kalau kita hampir dilecehkan gara-gara si pecundang itu? Brandon, jangan kira setelah kamu antar kami ke rumah sakit, kami bisa lupakan masalah ini?”“Kalau kamu bisa seperti laki-laki normal dan lebih berkompeten, apa mungkin kami akan dipukuli sama si wanita jalang itu? Aku saranin kamu untuk segera cerai sama Hannah!”Saat ini suasana di ruangan berubah menjadi sangat canggung. Raut wajah Brandon juga menjadi sangat muram.Brandon sungguh tidak menyangka akan terjadi masalah seperti ini. Kenapa Jocey mal
Begitu ucapan dilontarkan, semua orang di ruangan UGD langsung terdiam membisu.Hannah juga sedikit terbengong. Dulu ketika Brandon direndahkan oleh Jocey dan Angel, dia juga tidak pernah berteriak sekeras ini. Namun sekarang, kenapa Brandon bersikap seperti ini? Apa karena dia merasa bersalah?Kepikiran hal ini, Hannah pun menggigit bibir bawahnya, dan hatinya terasa kalut. Dia sendiri juga tidak mengerti apakah dirinya sedang cemburu atau sedang bersedih.Akal sehat Hannah memberitahunya, selama tiga tahun menikah, dia sama sekali tidak pernah berhubungan ranjang dengan Brandon. Jadi, wajar kalau Brandon punya simpanan di luar sana.Namun, saat masalah benar-benar terjadi, entah kenapa perasaan Hannah terasa sangat kacau.“Jocey, jangan bicara lagi!” Hannah menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Aku antar kalian pulang.”Selesai berbicara, Hannah mengulurkan tangan untuk meminta kunci mobil Brandon, lalu membawa Jocey dan Angel meninggalkan rumah sakit.Hannah sendiri juga tidak m
“Apa? Jangan-jangan aku lagi mimpi? Apa cewek yang pakai pakaian santai itu adalah Dokter Enrica?”“Kamu juga sudah lihat, ‘kan? Aku kira aku salah lihat?”“Apa otak Dokter Enrica sudah korslet? Dia malah lebih memilih naik sepeda elektrik daripada naik mobil mewah ….”“Kalau aku tahu Dokter Enrica suka yang miskin, ngapain aku beli mobil ….”Mulai hari ini, semua lelaki di rumah sakit akan mengganti mobil mereka dengan sepeda elektrik.…Tadi Enrica mengatakan dirinya ingin makan di restoran western yang paling terkenal di sebuah hotel Kota Manthana. Brandon juga tidak berpikir panjang, dan langsung menelepon Karen untuk melakukan reservasi.Sudah dua hari Brandon tidak pergi ke perusahaan. Hanya saja, Brandon juga tidak khawatir lantaran ada Karen yang bisa menangani masalah perusahaan.Enrica yang dibonceng Brandon itu menyadari dirinya sedang ditatap banyak orang. Saat ini, dia pun merasa agak tidak enak hati, lalu berkata, “Tuan Brandon, gimana kalau lain hari saja ….”“Kenapa?” B
Siapa pun tidak menyangka sebuah kecelakaan kecil akan membuat semua orang ketiban rezeki. Kedua cewek cantik itu memiliki kecantikan masing-masing. Jika bisa bermalam sedang salah satu dari mereka, mereka bahkan rela untuk hidup beberapa tahun lebih pendek.Di satu sisi adalah cewek lugu. Ketika melihatnya, mereka bahkan kepikiran dengan cinta pertama mereka. Sementara yang satunya lagi adalah cewek tipe rumahan.Saat semuanya sedang mimpi di siang bolong, Brandon pun tersadar dari bengongnya dan spontan berkata, “Cherry?”Brandon kenal dengan cewek cantik yang turun dari mobil mewah itu. Dia adalah teman semeja Brandon ketika kuliah dulu, Cherry. Sebelumnya Brandon pernah membelanya di saat acara reuni. Tak disangka, mereka akan bertemu lagi dalam kondisi seperti ini.“Brandon?” Dapat terlihat ekspresi kaget dari wajah Cherry.Saat acara reuni waktu itu, para teman kuliahnya mengatakan bahwa Brandon adalah seorang pecundang. Dia hidup dengan dibiayai oleh istrinya, semuanya dapat dib
Brandon tersenyum. “Cherry, sekarang kamu masih sama seperti semasa kuliah dulu. Suka sekali ceramahin aku?”“Kamu jangan cengengesan! Sewaktu acara reuni waktu itu, teman-teman pada komentarin kamu melulu. Bagusan kamu cari kerjaan yang bagus. Jangan nganggur saja!” Cherry mencoba untuk menasihati Brandon, “Apa kamu merasa kamu gembira dengan kondisi sekarang? Daripada kamu menipu orang-orang untuk membeli alkohol, bagusan kamu lamar jadi satpam atau pekerjaan lain yang lebih stabil.”Bahkan sampai sekarang, Cherry masih begitu memikirkan Brandon.Brandon juga masih sama seperti dulu. Dia mencubit pipi Cherry, lalu berkata, “Jujur saja, sebenarnya aku agak menyesal gara-gara nggak dengar nasihatmu untuk belajar dengan bagus. Tapi sekarang aku baik-baik saja.”Brandon sudah menjadi menantu pecundang selama 3 tahun, dan sampai sekarang dia bahkan masih belum membongkar identitasnya. Hanya saja, Brandon sudah menduduki posisi presdir Perusahaan Investasi Sinjaya. Jadi, dia tidak merasa h