Share

06. Kesunyian

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-24 15:27:56

Selama hampir seharian ini, Helenina lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bersantai. Bahkan berpikir bahwa dia sangat dimanjakan oleh pelayan pribadinya. Tidak sedikit pun kekurangan kudapan, dan tehnya dipastikan selalu dalam keadaan hangat.

Helenina bertanya-tanya apakah tidak ada pekerjaan apa pun untuknya sebagai seorang Nyonya? Dia melihat ibunya di rumah tampak sangat sibuk setiap saat, sesekali juga melakukan pekerjaan bisnis ke luar kota atau negara untuk membantu ayahnya. Apakah nanti Helenina juga akan melakukan hal-hal semacam itu?

Bukannya Helenina tidak mau, tapi dia ragu tubuhnya akan bisa mengemban tugas bepergian jauh. Bahkan saat dia tidak melakukan apa pun, tubuhnya sering jatuh sakit.

Selama tinggal di rumah keluarganya, tidak sekali pun Helenina diberikan tugas-tugas atau pekerjaan oleh ayahnya. Sementara jadwal Rosaline padat, seperti menghadiri pesta-pesta bergengsi atau melakukan perwakilan ke luar negeri.

Orang-orang mungkin akan berpikir bahwa Helenin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menaklukkan Suami Jahat   07. Masalah Penting

    Mata Helenina berkedip menatap wanita itu, yang tampaknya juga sama terkejutnya seperti Helenina. Mereka berdiri di sana tanpa mengatakan apa pun. Kemudian seolah tersadar, ekspresi terkejut di wajah wanita itu lenyap, dia menegakkan bahunya dan melangkah melewati Helenina— pergi dengan langkah tergesa. Helenina tanpa sadar memandang wanita itu sampai dia menghilang di belokan lorong yang akan membawanya ke tangga. Sebelum Helenina sempat mencerna kejadian tersebut, sebuah suara kembali mengejutkannya. “Helenina.” Helenina langsung berjengit dan kembali menoleh ke depan. Saat ini, tubuh yang lebar dan kokoh memenuhi ambang pintu dan menutupinya dalam bayangan gelap. Helenina mendongak, menatap sepasang mata kelam yang menatapnya dingin. “Apa yang kau lakukan di sini?” kata Arthur. Barulah saat itu Helenina teringat akan tujuan awalnya untuk datang. Dia mengalihkan pikirannya dari wanita tadi dan mengabaikan rasa segannya, kemudian menjawab, “Aku ingin bicara sebentar. Bolehkah?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   08. Tidur

    Tidur adalah hal terakhir yang bisa Helenina lakukan malam ini. Kantuk terasa begitu jauh dari matanya. Dan pikirannya terus tertuju pada kejadian beberapa saat lalu. “Lantas kalau kita masih sepasang suami istri, kenapa kau tidak tidur sekamar denganku?!” Argh! Rasanya Helenina ingin mengubur dirinya sendiri saat ini juga karena saking malunya dia pada kata-katanya tersebut. Bagaimana bisa dia mengatakan kalimat semacam itu? Arthur pasti akan berpikir bahwa dia adalah wanita yang aneh dan tidak bermartabat. Dan setelah ini, pria itu pasti akan tahu bahwa selama ini Helenina tidak pernah menerima pendidikan yang benar, bahwa dirinya hanyalah gadis bodoh yang terlalu tidak tahu malu. Berbaring dengan mata terbuka nyalang menatap langit-langit, Helenina meremas tangannya saat kecemasannya bertambah. “Ta-tapi ... Ibu dan Ayah tidur di kamar yang sama, setiap malam,” gumamnya tidak pada siapa pun selain mencoba untuk membela diri sendiri—yang tampaknya tidak berhasil. Helenina mengin

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   09. Pelukan

    Pintu kamar tersebut terbuka. Suara langkah kaki berderap masuk—langkah kaki berat yang mulai Helenina kenal, seolah pria itu memang berniat untuk mengumumkan kehadirannya pada penghuni kamar yang lain, yaitu Helenina sendiri. Dengan jantung berdebar Helenina menunggu saat-saat yang tepat untuk membuka matanya dan menghadapi suaminya yang sinis itu. Arthur terdengar sedang mandi, lalu keluar untuk berpakaian di ruang ganti, dan naik ke atas ranjang seperti biasa—berbaring di samping Helenina. Keheningan kemudian terjadi, keheningan yang sepi dan kosong. Yang bahkan setelah semua itu, Helenina tidak bisa menemukan ‘saat-saat yang tepat’ baginya untuk berbalik dan menghadap suaminya, apalagi untuk memulai pembicaraan dengan pria itu tentang topik yang telah mengganggu benaknya sejak tadi. Helenina kehilangan keberaniannya. *** Terbangun dengan perasaan damai yang aneh, yang sebelumnya belum pernah Helenina rasakan. Dia membuka mata dan merasakan beban yang cukup berat menimpa pingg

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   10. Perintah

    Helenina mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan dan sebagai gantinya dia pergi ke dapur dengan niat untuk membantu. Dia bertemu dengan Kepala Pelayan Emma dan Sarah di sana—salah satu gadis pelayannya. “Nyonya, Anda sudah bangun? Haruskah saya menyiapkan air mandinya sekarang?” Helenina segera menggeleng. Semburat merah samar muncul di pipinya. Entah sampai kapan, Helenina tidak pernah bisa terbiasa dengan semua pelayanan di rumah ini yang begitu memanjakannya, bahkan mandi saja harus disiapkan. Dan kalau Helenina tidak bersikeras, gadis-gadis pelayan itu mungkin juga akan membantunya mandi untuk menggosok punggungnya. Kenapa mereka memperlakukan Helenina sampai sedemikian rupa? Bahkan Arthur saja tidak diberi pelayanan sampai seperti itu. “Aku akan mandi nanti setelah sarapan,” kata Helenina, yang diberi anggukan singkat oleh Sarah. Helenina pergi mendekati sang juru masak yang menyambutnya hangat. Aroma roti dan selai memenuhi indera penciuman Nina. “Nyonya, Anda tidak harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   11. Kecupan

    Helenina membuka tutup mulutnya, hendak membantah tapi tidak berani. Jadi pada akhirnya, dia mengambil benda yang pria itu minta. Wajah Helenina merona seperti tomat merah yang matang, dan dia memejamkan matanya erat-erat saat mengambil benda itu dan memberikannya pada Arthur. Dalam perjalanannya, kaki Helenina tersandung ujung sofa sehingga dia menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan sebuah ringisan. “I-ini!” kata Helenina, mengulurkan tangannya jauh-jauh. Arthur mengambilnya dan langsung memakainya di hadapan Helenina yang masih memejamkan mata, dia melakukannya tanpa rasa malu sedikit pun. Dan tatapannya tidak lepas dari wajah wanita itu, memperhatikan istrinya tersebut dengan sebuah senyum tipis yang muncul di bibirnya. Setelah mengenakan celana dan tengah mengancingkan kemejanya, Arthur menghela napas berat. “Kau benar-benar tidak tertolong, Helenina,” ucap pria itu. Helenina membuka matanya perlahan, mengintip dari balik bulu matanya yang lebat ke sosok pria di hadapanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   12. Pelajaran

    “K-Kau ... bohong!” cerca Helenina setelah terdiam selama beberapa saat. Dia menatap Arthur dengan tatapan menuduh. “Aku ... apa?” Pria itu tampak bingung dan seolah kehilangan kata-kata, yang membuat Helenina semakin yakin bahwa dugaannya benar. Helenina menggerak-gerakkan tangannya ke udara, hendak menjelaskan; mencari-cari kata yang tepat untuk diucapkan tapi tidak dia temukan juga. “Ciuman.” Helenina menelan salivanya susah payah setelah kata itu berhasil dia ucapkan. Wajahnya memerah karena dia tahu bahwa momen ini terasa begitu intim—dia bahkan duduk di pangkuan seorang pria saat mengatakannya. “....” “Kau berbohong tentang ciuman itu. Bu-bukan begitu caranya!” cerca Helenina saat Arthur justru hanya terdiam. Ekspresi di wajah Arthur kembali datar, tetap terkendali seolah dia sudah tidak lagi terpengaruh oleh tuduhan yang Helenina berikan. “Benarkah begitu?” sahutnya. Bibirnya lalu menyunggingkan senyum tipis yang terlalu singkat untuk ditangkap mata. “Ya, benar.” Heleni

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   13. Kedamaian

    Arthur menarik tubuh Helenina mendekat, mengubah posisi wanita itu sehingga mengangkangi pahanya, lalu menarik pinggul Helenina merapat diikuti suara geramannya yang tertahan jauh di tenggorokan. Helenina berontak lagi karena desakan tersebut dan membuka mata lebar-lebar pada sesuatu yang terasa mengganjal di pahanya. “Kau merasakannya?” kata Arthur dengan kekehan serak. Dia membuka mata dan menatap Helenina dengan mata hitam kelamnya yang tampak semakin gelap nyaris tidak bercahaya. “...?” Helenina menatapnya bertanya. Apa yang pria ini maksud? “Hm, itu tanda untuk berhenti,” kata Arthur, mengangguk kepada dirinya sendiri. “Untuk sekarang, pelajaran kita sampai di sini saja.” Pelajaran? Helenina berkedip, kemudian detik selanjutnya dia tersadar dan wajahnya jadi semakin memerah. Tentu saja, ini hanya sekadar pelajaran, seperti yang Arthur tadi katakan. Dan justru itulah yang terburuk. “Kau telah menjadi murid yang baik, Nina,” kata Arthur lagi, memberinya pujian dengan ekspr

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menaklukkan Suami Jahat   14. Matahari Terbenam

    Ruangan tempat Arthur berada saat ini memiliki pencahayaan yang sangat baik, jendelanya menghadap ke arah barat sehingga dia bisa melihat matahari terbenam di ujung sana—begitu pun juga dengan gedung-gedung tinggi di sekitarnya. Pandangan Arthur pada banyak hal selalu terkesan monoton. Dia melihat tempat-tempat indah di dunia, wanita-wanita cantik, berbagai jenis permata yang berkilauan, lukisan-lukisan yang kata orang lain sangat penuh makna dari seniman-seniman terkenal, tapi tidak pernah merasakan apa pun saat melihat atau memiliki semua itu. Kecuali matahari terbenam. Fenomena yang satu ini selalu berhasil menyita perhatiannya lebih dari yang dia inginkan, selalu membuatnya merasakan sesuatu yang tidak pernah bisa dia definisikan. Sehingga Arthur pun berdiri di hadapan jendelanya yang luas sampai yang tersisa di langit hanya seberkas cahaya oranye redup yang perlahan-lahan menghilang sepenuhnya. Setelah kematian Alastair Rutherford, jabatan Presiden Direktur diturunkan pada Arth

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24

Bab terbaru

  • Menaklukkan Suami Jahat   81. Familiar Aroma

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 81 – Familiar AromaYang semalam terasa seperti mimpi.Mimpi yang bahkan saat terbangun pun tidak berani Helenina andai-andaikan. Setiap detik dari momennya, mungkin akan selalu melekat dalam benak Helenina. Dia tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi. Dia tidak akan lupa bagaimana dansa mereka yang kacau dan dipenuhi kecerobohan, ditambah hujan dan petir di luar, yang kemudian diakhiri oleh pengakuan cinta. Dan saat semua itu digabung, Helenina merasa bahwa itu sempurna.Hari ini, Helenina bangun lebih pagi. Namun dia tidak menemukan Arthur di sampingnya. Tidak peduli sepagi apa pun Helenina bangun, Arthur selalu saja bangun lebih dulu. Menepis rasa kecewanya, Helenina segera bersiap dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.Seperti dugaannya, Arthur ada di ruang makan, tengah menyesap kopi sembari menatap ke arah layar tabletnya. Dia mendongak ketika Helenina masuk.“Kau seharusnya menunggu di kamar. Aku baru saja hendak mengantar makananmu ke

  • Menaklukkan Suami Jahat   80. His Love

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 80 – His LoveDulu, cinta terdengar seperti sebuah kutukan di telinga Arthur.Cintalah yang membawanya ke jalanan. Karena cinta, ibunya menjadi pelacur. Karena cinta, Arthur dipukuli sampai hampir mati oleh ayahnya sendiri. Karena cinta, Arthur dijual kepada pria-pria bangsat yang menyukai anak lelaki. Karena cinta, Arthur menjadi sebatang kara.Namun setelah semua itu, dia tetap mengatakannya juga, kepada satu wanita ini—yang terselip melewati kewaspadaannya dan meruntuhkan dinding-dinding kokoh yang dia bangun di dalam dirinya.“Aku mencintaimu, Helenina.”Binar yang langsung tampak di mata sejernih langit milik wanita itu langsung membuat rasa penyesalan menyergap Arthur seperti rantai.Pantaskah dia mengatakannya?“Oh, Arthur.”Air mata Helenina menetes, tapi Arthur tahu itu bukanlah tangisan sedih. Arthur tersenyum tipis, ekspresinya menjadi tertutup. Dan sebelum Helenina menyadarinya, Arthur segera menariknya ke pelukan. Helenina menangis ters

  • Menaklukkan Suami Jahat   79. The Paintings

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 79 – The PaintingsHelenina tercenung, tubuhnya membeku dalam dekapan yang hangat. Ciuman Arthur yang tiba-tiba terasa panas dan kemudian melelehkannya. Helenina memejamkan mata, mengalungkan tangannya ke leher Arthur, merintih pelan sebelum membalas ciuman tersebut. Arthur mendekapnya semakin erat, telapak tangannya yang lebar terbuka di punggung Helenina, menariknya mendekat, sementara tangannya yang lain ada di leher Helenina—membelainya dan sekaligus memberikan tekanan yang membuat Helenina gemetar.Ciuman Arthur terasa memabukkan, seperti wine yang Helenina minum pada pesta-pesta besar. Sekujur tubuhnya dialiri sengatan gairah yang menyenangkan, rasanya menggelitik dan penuh damba.Arthur menciumnya, Helenina mencium Arthur.Hujan di luar semakin lebat, petir menyambar setelah kilat yang menyilaukan mata. Saat Arthur menjauh, napas Helenina tercekat dan berubah memburu dengan cepat. Dia membuka matanya yang terpejam dengan perlahan, menatap sep

  • Menaklukkan Suami Jahat   78. Something Change

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 78 – Something Change“Kau sudah menemukan siapa orangnya?”Francis menggeleng. “Emma tengah menginterogasi semua pelayan dan pekerja di rumah, menggeledah kamar-kamar mereka, tapi sejauh ini hanya tiga orang yang dicurigai.”“Siapa?” tanya Arthur.“Para gadis pelayan Nyonya,” Francis menjawab tanpa ragu.Arthur mengernyitkan dahi, mengingat setiap momen Helenina dan para gadis pelayannya bersama. Mereka memiliki banyak kesempatan, mereka orang-orang terdekat yang berinteraksi dengan Helenina setiap hari dan tahu segala hal yang Helenina lakukan. Sangat mungkin kalau salah satu dari para gadis itu adalah mata-mata yang Asher kirim ke rumahnya.“Aku yang akan melakukan interogasi kepada mereka,” kata Arthur kemudian.“Tidakkah lebih baik kalau Tuan bertanya langsung kepada Nyonya? Dia mungkin tahu sesuatu.”Arthur menolak usulan tersebut sesaat setelah Francis melontarkannya. “Ini pekerjaan mudah, Francis, kau tidak harus melibatkan istriku ke dalamn

  • Menaklukkan Suami Jahat   77. Beyond Belief

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 77 – Beyond BeliefDi mobil yang melaju kencang di jalan raya, Francis memberi tahu Arthur bahwa dia sudah mendapatkan kabar dari Emma mengenai kondisi Helenina di rumah.Helenina ditemukan tidak sadarkan diri di lantai kamar mandinya. Francis sengaja tidak memberi tahu secara detail bahwa sang nyonya juga mengalami pendarahan, dia tidak ingin membuat Arthur kehilangan kendalinya lebih buruk dari ini.Mereka tengah menuju rumah sakit tempat Helenina dibawa. Letaknya cukup jauh, mengikis setiap kesabaran yang Arthur punya. Mobil yang dikendarainya melesat semakin kencang dan bergerak lincah di jalan raya yang cukup ramai oleh kendaraan lain. Francis bahkan sampai harus berpegangan di kursinya untuk menahan guncangan.Sesampainya di rumah sakit, Arthur tidak membuang banyak waktu, dia langsung pergi ke ruangan tempat Helenina berada dengan langkah tergesa. Francis tidak sempat menyusul karena dia harus memarkir mobil yang Arthur tinggalkan begitu saja

  • Menaklukkan Suami Jahat   76. Poison

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 76 – Poison“Jadi, selama ini dia ada di sana.”“Ya, saya menduga sepupu Anda ikut andil dalam hal ini.”Arthur terkekeh, duduk di sofa berwarna merah mencolok di dalam sebuah ruangan dengan pencahayaan yang temaram. “Tentu saja Asher terlibat. Dan rumah tempat John Delmon saat ini berada adalah rumah warisan milik Madeline Pansley.”Sebuah cerutu yang Arthur apit di kedua jari tangan kanannya dia tekan ke asbak sehingga ujungnya yang menyala pun mati dan menjadi abu, meninggalkan noda menghitam di permukaan asbak yang putih. Arthur bukanlah seorang pecandu rokok, namun terkadang dia merasa membutuhkan nikotin itu dalam dirinya. Dia lalu bersandar di sofa seraya menghela napas panjang. Tatapannya yang dingin sesaat tampak kosong.“Sudah saatnya aku menemui sepupuku kalau begitu. Dia selalu menjadi duri, tapi kali ini lebih tajam.”Francis Bronwen, yang berdiri di hadapannya dengan gestur tegak pun tidak mengatakan apa pun.Arthur bangkit, seraya ber

  • Menaklukkan Suami Jahat   75. Pumpkin or Tea

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 75 – Pumpkin or TeaSaat siang menjelang sore tiba, Arthur kembali ke rumah, menemukan istrinya masih tertidur nyenyak di atas ranjang setelah kegiatan panas yang mereka lakukan beberapa jam lalu. Helenina pastinya sangat kelelahan, dan Arthur memiliki dorongan yang begitu kuat untuk bergabung dengannya di sana dan merasakan tubuhnya yang lembut di dalam pelukan. Tapi Arthur tahu lebih baik bahwa dia tidak hanya akan berhenti di sana, dan dia juga memiliki urusan mendadak yang harus dia selesaikan sesegera mungkin.Namun Arthur sengaja pulang lebih dulu, hanya untuk sekadar melihat wajah istrinya.Dia duduk di pinggir ranjang, mengusap rambut Helenina yang tersebar di atas bantal dan seprai berwarna putih, bagai jilatan api yang tampak begitu cantik. Tangan Arthur kemudian teralih pada wajah yang terlihat pulas dan damai itu.Dahi Arthur mengernyit saat kembali memikirkan ucapan Helenina di mobil tadi. Bibirnya lalu menyunggingkan senyum.“Kamu meng

  • Menaklukkan Suami Jahat   74. Crimson

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 74 – CrimsonSesaat setelah mobil berhenti di depan teras mansion Rutherford yang sudah tua tapi masih tampak megah dan kokoh itu, Arthur keluar dari mobil dan menarik Helenina bersamanya. Dia mengabaikan Emma dan juga beberapa pelayan yang tidak sengaja berpapasan dan menunduk pada mereka.“A-Arthur, pelan-pelan!” lirih Helenina dengan wajah memerah padam. Tapi Arthur seolah tidak mendengarkan. Saat sampai di dekat tangga, tubuh Helenina tiba-tiba saja diangkat dan sudah berada di dalam gendongan pria itu.Helenina memekik, menoleh dengan panik ke arah seorang pelayan—Aria—yang baru saja berpapasan dengannya. Namun gadis pelayan Helenina itu tengah menunduk dan begitu pun juga dengan yang lain.Tapi bukan berarti mereka tidak tahu!“Arthur! Aku bisa jalan sendiri,” pinta Helenina lagi dengan suara panik sekaligus menahan malu.Arthur menaiki dua gundakan anak tangga sekaligus. Tidak memberikan respon apa pun pada rontaan yang Helenina berikan. Dan

  • Menaklukkan Suami Jahat   73. What If

    TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 73 – What If“Arthur, terima kasih sudah membicarakan hal ini dengan Henry,” kata Helenina. Dia dan Arthur sekarang tengah berada di dalam mobil yang melaju menuju rumah. Helenina duduk di samping Arthur. Lengan pria itu melingkari pinggangnya sementara tatapan Arthur tertuju ke arah ponsel.“Hm,” jawab Arthur singkat.Helenina mendongak menatap wajah serius suaminya itu. Apa pun yang sedang Arthur lihat di ponselnya, pasti tidak jauh-jauh dari hal-hal yang menyangkut pekerjaannya. Alis Arthur tampak sedikit mengerut, tulang pipinya lebih menonjol karena rahangnya yang tegang. Helenina menduga bahwa Arthur pasti habis bercukur, kulit wajahnya tampak mulus. Dan hal tersebut membuat Helenina ingin menyapukan tangannya ke sana dan mengecupnya.Tapi tentu saja Helenina tidak melakukannya karena perasaan malu lebih dulu membuatnya mengalihkan pandang. Dia menatap ke luar, melihat berbagai objek seperti bangunan tinggi, toko-toko, kendaraan lain, lampu ja

DMCA.com Protection Status